Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Jumat, 12 September 2014

MENCUMBUI KESENDIRIAN


menikmati kesendirian - Photo by Rasdam


Meski kerap berada di tengah keramaian, hiruk pikuk dan glamour nya event akbar. Saya tetaplah sosok yang  masih menerapkan ritual ‘Menyendiri’. 

Saat sendiri ada banyak hal yang terjadi. Imajinasi melang-lang-buana. Berpendar kesegala penjuru. Ide ide brilliant terkadang mudah di catat, dan yang terpenting saat dimana saya memahami kekuatan diri sendiri jauh lebih kuat ketika saya bersama dengan banyak orang di situasi yang gegap gempita. Tanpa sorot lampu, tampa tepuk tangan yang membahana, tanpa sanjung puji yang melenakan dan cenderung palsu, tanpa ada arahan dari siappun, saya bisa memahami diri. Memahami apa yang kelak akan saya lakukan dengan segala kekuatan dan keterbatasan saya sebagai manusia. Ketika ber-interaksi dengan banyak pihak, saya cenderung melakukan hal hal yang tidak bisa sepenuhnya saya control. Tak ada alat pengukur akurat apa yang sedang atau telah saya lakukan. Dan semuanya berbanding terbalik dalam kesendirian.

Ketika sendiri, saya hanya membuka diri pada hati kecil saya. Bertanya pada diri ini akan segala hal yang telah dan pernah saya lakukan bahkan menanyakan kesungguhan diri akan segala hal yang terencanan pada masa mendatang.  Entahlah, saya seperti memiliki sosok lain di luar diri ini. Sosok yang tak terlihat kasat mata tetapi ia selalu memberikan wajangan yang juga tak bersuara layaknya siapapun yang bebas berbicara akan banyak hal tentang saya. Layaknya kebebasan yang saya berikan seluas luasnya pada siappun yang mau mengemukakan opini tentang diri ini ; di kata sombong, pembuat masalah (trouble maker), sosok yang menjengkelkan, sosok yang tak layak di dekati, apapun itu, silahkan ber-opini. Saya juga sudah lelah dengan wajah wajah manis penuh kepalsuan yang terlihat setiap saat bertegur sapa. Saya memilih untuk menyendiri, menikmati diri dengan segala yang saya punya. Bertemu dengan sosok sosok yang objectif dalam melihat, menilai dan menyatakan pendapat. Bukan sosok sosok yang mengaku eksklusif tetapi hanyalah wujud tanpa raga yang terlanjur tertutup hawa hasil tercela dan tindakan korupsi semata.

Inilah hidup.
Saya cukup kenyang akan banyak hal. Terlebih cemoohan. Tapi uniknya mereka yang mencomooh sebenarnya tak bisa berbuat lebih dari apa yang pernah saya lakukan atau dari apa yang mereka bisa lakukan ?. Semakin banyak pribadi yang terlihat cantik dan tampan hanyalah luarnya saja. Tak semua yang mereka pertunjukkan melalui keindahan fisik adalah sebuah pernyataan benar dari personal mereka sebagai manusia. Bisa jadi iri hati akan dengki yang tak bisa mencapai apa yang orang lain capai. Bisa jadi apa yang telah dan akan saya perbuat menjadikan hambatan bagi mereka yang memang tidak bisa apa apa.

Setidaknya, saya bisa menganalisa diri ketika sendiri.
Memahami bahwa saya mahluk lemah tanpa daya apa apa selain berdoa dan berupaya bersama orang orang hebat yang menopang saya sejauh ini hingga nanti. Menganalisa bahwa apa yang menjadi opini orang lain adalah tak sepenuhnya benar. Terlebih dari sosok sosok yang juga tak penting untuk di dengar. Bagaimana bisa menyimpulkan saya sombong sedang ia saja tak pernah bicara barang semenit pun pada saya ?, Bagaimana mungkin orang  bisa bicara lantang tentang betapa ‘trouble maker’ nya saya padahal saya tak mengenal ia sehari pun ?. sungguh sebuah arogansi yang terjadi ketika amarah yang berlebihan memuncak hingga menunjukkan betapa tak berkelasnya mereka dan tak sesuai dengan apa yang mereka agung agung kan akan ‘kelas’ mereka dalam keseharian.
Saya menikmati kesendirian dalam sebuah kenyataan. Merespon diri untuk tidak terlalu banyak bicara. Lebih mendengarkan. Lebih memilih menepi di antara kerumunan hura hara yang tak berkesudahan. Bisa jadi saya terlalu puas melihat wajah wajah palsu. Wajah wajah yang seolah bahagia padahal tidak. Terlihat cantik hanya karena make up. Terlihat cantik hanya di fisik tapi di hati busuknya bagai bangkai mati. Lebih baik saya sendiri saja. Mencumbui diri dengan segala keterbatasan dan berdamai dengan segala ketidaknyamanan.

0 comments :

Posting Komentar

Scroll To Top