Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Jumat, 18 Agustus 2023

IZINKAN SAYA BERCERITA SOAL ANGGAPAN MONOTON, TAK ADA PERUBAHAN HINGGA TAK ADA INOVASI DAN KREATIVITAS.

 



Seseorang dalam sebuah rapat menyampaikan pendapat bahwa penyelenggaraan ajang Pemilihan Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung terkesan monoton, butuh pembaharuan, kreativitas dan inovasi.

Tentu tak ada sedikitpun niat saya membantah pedapat tersebut. Bukan berarti membenarkan tetapi apa gunanya berdebat dengan pihak yang pemikiran dalam pemaparan yang tergolong dangkal. Diam bukan berarti kalah kan?.

 

Izinkan saya menyampaikan beberapa hal yang berkenaan dengan pelaksanaan ajang pemilihan Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung. Sebuah ajang pencarian sosok remaja terbaik di kota Bandar Lampung yang kelak akan menjadi Duta Wisata dan membantu pemerintah daerah dan segenap sektor kepariwisataan dalam promosi dan pelestarian Seni Budaya serta potensi pariwisata di Bandar Lampung khususnya dan provinsi Lampung pada umumnya.

Jika dinilai ajang pemilihan Muli Mekhanai Bandar Lampung terkesan monoton, butuh pembaharuan dan tak ada kreativitas serta inovasi didalamnya, coba simak apakah dalam ajang pemilihan Muli Mekhanai Bandar Lampung tidak ada proses seleksi awal?, gelaran audisi yang telah berlangsung sejak tahun 2010 adalah bukti bahwa ajang pemilihan diniatkan mendapatkan calon peserta yang berkualitas sedari awal hingga melakukan sistem ‘jemput bola’ ke kampus-kampus dan beberapa gelaran audisi umum. Lalu ajang Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung memiliki sistem penilaian yang lebih spesifik pada format MPT ; Mentality, Personality dan Talent. Sesuatu yang lebih spesifik dari konsep besar 3B. Jika dinilai monoton dan tak ada perubahan, mungkin karena sosok yang bertutur tak tahan dengan rangkaian pemilihan Muli Mekhanai Bandar Lampung yang tergolong lama. Tahap demi tahap penyisihan terkesan terlalu serius. Padahal itulah bukti keseriusan ajang pemilihan. Bukan sekedar pemilihan 1 sampai 3 hari lalu didapat juaranya atau ajang pemilihan duta wisata yang memang juaranya sudah dipersiapkan sehingga ajang pemilihan hanya sekedar menggugurkan kewajiban pelaksanaan anggaran kegiatan.

 

Masih menanggapi pelaksanaan Muli Mekhanai Bandar Lampung yang dinilai tidak ada kreativitas dan inovasi. Mungkin bisa di simak bahwa dalam ajang pemilihan Muli Mekhanai Bandar Lampung menerapkan konsep mini musikal untuk sajian unjuk bakat atau talent show peserta Muli Mekhanai. Jika ini dianggap bukan bagian dari kreativitas dan inovasi, bisa jadi yang dianggap kreatif dan inovatif adalah sajian untuk bakat yang dipanggil satu persatu. Termasuk pula konsep-konsep sajian panggung dengan produksi media visual sejak awal pemilihan berlangsung hingga sajian-sajian LED yang semuanya menyesuaikan konsep tampilan peserta di panggung. Jika ini juga dianggap bukan bagian dari Kreatifitas dan Inovasi, bisa jadi selera sosok handal yang bilang ajang pemilihan Muli Mekhanai Bandar Lampun monoton  tersebut lebih senang ketika sajian acara bernuansa jogged dugem hura-hura. Karena bagi mereka modernitas itu adalah segalanya. Ajang gemerlap Pageant lebih memukau mereka hingga melupakan esensi dari pelaksanaan Duta Wisata yang baiknya tentu lebih mengedepankan Seni dan Budaya Daerah. Kemudian jika rangkaian pengambilan photoshoot dan video profile yang berlangsung dalam ajang pemilihan Muli Mekhanai Bandar Lampung juga dianggap bukan sebuah upaya kreatif dan inovatif, bisa jadi si sosok handal tersebut menganggap bahwa kegiatan photo dan video tak ada gunanya. Lebih praktis jika peserta mengumpulkan photo masing-masing meski yang terkumpul adalah photo peserta menggunakan masker pun tetap dipajang di sosial media. Lalu terdapatlah gelar juara Best Photogenic dan Favorite meski tanpa ada proses Vote dan proses photo apapun.

 

Selanjutnya, dalam ajang Muli Mekhanai Bandar Lampung juga berlangsung proses Focus Group Discussion sebagai pengganti dari sesi interview Face to Face dengan jajaran dewan juri supaya lebih mendapatkan sosok yang handal sebagai spokesperson hingga sosok yang mampu membaur dalam group atau team. Hal ini tentu bukan bagian dari Kreativitas dan Inovasi karena sistem penjurian yang menitikberatkan pada kemampuan spokesperson peserta dirasa memakan waktu sedangkan pemenang lebih baik langsung terpusat pada sosok yang telah dipersiapkan yang berasal dari anak-anak didik, atau agency atau management model rekanan yang telah tertata sejak semula.

 

Selanjutnya, saya juga perlu menyampaikan posisi IMKOBAL yang telah bersinergi dengan Dinas Pariwisata sejak pertama terbentuk pada tahun 2008 dan dilakukan pelantikan kepengurusan pertama di tahun 2009. Jika ada pihak yang menyatakan bahwa tak tahu jika IMKOBAL adalah sebuah bentuk organisasi Duta Wisata yang mengantungi Surat Keputusan dari Walikota Bandar Lampung bisa jadi mereka adalah pihak-pihak yang memang malas mencari informasi meski setiap saat memegang erat Smartphone ditangan mereka. The Phone is Smart.

Jika kemudian IMKOBAL dinilai terlalu dominan dalam proses pemilihan Muli Mekhanai Bandar Lampung, bisa jadi yang punya statement tersebut tidak memahami bahwa IMKOBAL memastikan pemilihan berpegangteguh pada komitmen untuk mencari SDM muda yang layak menang. Sebagai pembanding dapat dilihat pada apa yang terjadi di ajang pemilihan serupa yang cenderung banyak di handle oleh agency atau management model ketimbang organisasi alumni. Ajang pemilihan Muli Mekhanai tidaklah sama dengan ajang Lomba Solo Song, atau lomba sekali pelaksanaan lainnya. Pada lomba Solo Song, fokus utama tentu pada peserta yang memiliki kemampuan olah vocal yang tepat dengan kepiawaian melakukan intepretasi lagu.  Dalam Lomba Solo Song tak peduli si peserta punya kemampuan lain diluar kemampuan bernyanyi. Sedang memilih Muli Mekhanai memiliki cakupan tak hanya sekedar cantik atau ganteng saja, juga tak hanya sekedar pintar saja. Tapi butuh sosok yang memiliki kemampuan yang memadai dengan visual yang baik dan pribadi serta beragam hal potensial untuk menjadi pribadi lebih baik lagi di kemudian hari. Disinilah peran IMKOBAL. Sebagai organisasi yang berisikan jajaran alumni Pemilihan Muli Mekhanai Bandar Lampung, IMKOBAL menjadi wadah bagi Muli Mekhanai untuk belajar bersama. Mengembangkan kemampuan sesuai dengan minat dan bakat yang mereka miliki. Pasca acara berlangsung IMKOBAL memberikan banyak kesempatan pada para pemenang Muli Mekhanai untuk berkolaborasi pada beragam pihak. IMKOBAL membuat jajaran Muli Mekhanai memiliki progress, belajar tekun untuk dapat tampil dalam presentasi ilmiah pada Internasional Conference di India, Vietnam dan Thailand (2018 & 2019), IMKOBAL juga menghadirkan Muli Mekhanai pada ajang ASEAN Tourism SUMMIT hingga menghantarkan jajaran Muli Mekhanai Bandar Lampung menjadi Juara 1 pada ajang Proposal Bisnis. Selain itu, IMKOBAL menempa kemampuan Muli Mekhanai dalam ajang ajang besutan organisasi dalam setiap angkatan. Mulai dari pogram ; IROC, IGOS, IMKOBALSDG’s, Ramadhanation, IMKOBAL BERAMAL, MANJAU, IMKOBAL Explore dan Pesona Kota. Sederet program yang belum tentu terfikir oleh si sosok handal dan komplotannya yang lebih cenderung sumringah duduk manis bermahkota ketika hadir di beragam acara.

 

Teruntuk sosok handal dan kawan-kawannya, jika ingin meninggalkan kesan yang baik dan warisan untuk generasi mendatang baiknya bangun sebuah pondasi atau organisasi dengan kekuatan kalian sendiri. Tak perlu mencampuri rumah tangga organisasi orang lain. Jangan sampai hanya karena merasa sudah hebat dan handal lalu merasa dapat menjadi bagian dari isi rumah organisasi orang lain yang tidak ada kaitannya dengan kalian. Usia kalian masih muda. Bentuk Organisasi sendiri. Besarkan. Hidupkan dengan nilai-nilai yang kuat dalam tempaan. Tapi memang membangun organisasi besutan sendiri tidak semudah berlenggak-lenggok atau bergaya hura-hura. Perlu ketekunan, integritas dan legacy yang ditanam dan diwariskan untuk generasi mendatang. Jika dalam tubuh organisasi IMKOBAL terdapat sosok-sosok solid dan kuat dalam tempaan semua karena pola didik dan arah yang diterapkan dalam IMKOBAL tidak sama dengan Agency atau Managemen Model.

Lalu, ketika saya pribadi dikata ikutcampur terlalu dalam pemilihan Muli Mekhanai Bandar Lampung dan dinilai terlalu dominan dalam IMKOBAL. Bisa jadi yang melontarkan pernyataan tersebut belum tahu jika sayalah yang mengawal lahirnya organisasi bernama IMKOBAL di tahun 2008 dan disempurnakan pembentukannya bersama jajaran rekan yang tergabung dalam Tim 6 sehingga dapat dilakukan pelantikan kepengurusan organisasi IMKOBAL pada 2009. Lalu dimanakah sosok-sosok handal itu saat saya dan tim berjuang membentuk IMKOBAL? Hingga dengan mudahnya ingin jadi bagian dari IMKOBAL sampai perlu mengajukan protes ketika instastory tak di repost pada instagram IMKOBAL. Hal sepele yang tak perlu ditanggapi. Sama halnya saya yang juga tak terlalu tertarik menanggapi beragam hal yang mereka sulut. Karena saya tak mau masuk dalam skenario pihak yang tak seirama dengan saya. Hidup saya jauh lebih menarik ketimbang mengurusi mereka yang merasa handal dan jelas-jelas berbeda ‘panggung’ dengan saya. Sesama profesi MC saja saya tidak berkompetisi, apalagi dengan mereka yang profesinya berbeda total dengan saya.

 

SATWA ELEPHANT ECOLODGE TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS LAMPUNG TIMUR




bagian depan Satwa Elephant Ecolodge kawasan Taman Nasional Way Kambas



Saya yakin betul bahwa tak banyak yang tahu soal Satwa Elephant Ecolodge,  meski letaknya hanya 500 meter dari pintu masuk Taman Nasional Way Kambas di Lampung Timur.  Apa sih Ecolodge itu?, Lalu apa pula Satwa Elephant Ecolodge?

 

Ecolodge adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan akomodasi wisata yang bergantung pada lingkungan dan sesuai dengan filosofi dan prinsip ekowisata (Hawkins et al., 1998).

Jadi secara umum, sarana bermalam model Ecolodge ini selalu ada di dekat Taman Nasional di beragam belahan negara. Begitu pula di Indonesia. Nyaris semua Taman Nasional di beberapa provinsi di Indonesia terdapat bangunan Ecolodge. Ciri dari bangunan Ecolodge umumnya berwujud sederhana, pengunaan kayu sebagai ciri bangunan begitu dominan. Hal tersebut karena keberadaan Ecolodge menjadi satu-kesatuan dari sebuah Taman Nasional.


kawasan asri dengan dedaunan hijau dan pepohonan yang rindang.

 

Sebenarnya, Saya pribadi tak begitu tahu soal keberadaan Satwa Elephant Ecolodge dalam kawasan Taman Nasional Way Kambas.  Meski kali pertama tandang ke Way Kambas saat masa Putih Abu Abu dulu sudah melihat wujud bangunan saat perjalanan memasuki bagian depan Taman Nasional Way Kambas. Saya kira dahulu adalah hunian warga atau pengurus dari Taman Nasional Way Kambas. Setelah puluhan tahun berlalu, Saya pun mengetahui kondisi dari Satwa Elephant Ecolodge yang berada di desa Labuhan Ratu 9, kecamatan Labuhan Ratu kabupaten Lampung Timur tersebut.

 

 Satwa Elephant Ecolodge adalah bangunan yang menjadi akomodasi penunjang dari kawasan Taman Nasional Way Kambas. Dengan luas terdiri dari 1.300 kilometer persegi, Taman Nasional Way Kambas terdiri dari hutan rawa dan hutan hujan dataran rendah. Taman Nasional Way Kambas menjadi cagar alam pada tahun 1972 dan dikenal dengan populasi Gajah Sumatera yang tergolong signifikan. Selain itu dalam Taman Nasional Way Kambas terdapat pula konservasi Badak Sumatera di tahun 1990-an, Harimau Sumatera dan terdapat pula mutual sekawanan Kera, Owa Siamang, Tapir Melayu termasuk 300-an lebih spesies burung dan juga Bebek Sayap Putih endemik.

 


Saya tandang ke Satwa Elephant Ecolodge dalam rangka menjadi narasumber pelatihan peningkatan kapasitas PKK  24 kecamatan se-kabupaten Lampung Timur. Pelatihan yang  berlangsung di kecamatan Labuhan Ratu kala itu adalah kecamatan terakhir dari seluruh rangkaian acara pelatihan dan berlokasi di Satwa Elephant Ecolodge.

 

suasana pelatihan di pekarangan Ecolodge

“Kenapa namanya Satwa Elephant Ecolodge?” Tanya saya  penasaran pada pak Defri selaku Camat Labuhan Ratu yang kala itu turut hadir dalam pembukaan pelatihan yang juga dihadiri oleh Ketua Tim Penggerak PKK Lampung Timur.  “Satwa bermakna banyaknya jenis hewan, sedangkan Elephant adalah hewan yang jumlahnya banyak dan menjadi ciri dari Taman Nasional Way Kambas.  Makanya kawasan ini diberi nama Satwa Elephant Ecolodge” terang pak Defri.

 

Satwa Elephant Ecolodge didirikan sebagai akomodasi penunjang bagi pengunjung yang ingin bermalam dan dekat dengan kawasan Pusat Latihan Gajah (PLG) Taman Nasional Way Kambas. Sebagai sebuah sarana bermalam, Satwa Elephant Ecolodge terdiri dari 4 pondok yang ditata sederhana tapi mengutamakan kenyamanan. Empat bangunan yang berada terpisah satu sama lain dalam satu kawasan rindang tersebut dapat menampung 4 orang dalam 1 bangunan bermalam. Ukuran ranjang yang tergolong luas dengan sarana bermalam yang memadai. Hamparan rumput bersanding dengan taman nan hijau mencipta suasana sejuk dan nyaman selama berada di sekitar bangunan. Terdapat pula gazebo yang dapat di manfaatkan sebagai ruang berkumpul selain restaurant yang berada dekat dengan area resepsionis pada bagian muka dari Satwa Elephant Ecolodge.


Kondisi kamar tidur dengan ukuran ranjang yang besar dan ruangan yang bersih.

 

Bagi wisatawan yang menjunjung tinggi kemewahan, bermalam di Ecolodge pastilah kurang sesuai. Tak ada kemewahan dari bangunan Ecolodge. Mengingat bangunan jenis Ecolodge tergolong sederhana. Bahkan secara tampilan luar akan terkesan seadanya. Tapi memang itulah konsep dari Ecolodge. Sebagai penyedia fasilitas akomodasi pariwisata yang wajib memenuhi kriteria antara lain ; Melindungi lingkungan sekitar, baik alam dan budayanya; memiliki dampak minimal pada alam di sekelilingnya selama pembangunannya; sesuai dengan konteks fisik dan budaya melalui perhatian pada bentuk, lansekap dan warna, serta pembangunan arsitektur lokal; menggunakan sarana yang berkelanjutan untuk perolehan air dan mengurangi konsumsi air; menangani dengan hati-hati pembuangan limbah padat dan limbah lainnya; mendapatkan kebutuhan energy dengan desain pasif dan mengkombinasikannya dengan beberapa hal terkait untuk berkelanjutan yang lebih besar; mengupayakan untuk bekerja bersama dengan komunitas lokal; menawarkan program interpretative untuk mendidik, baik pegawai dan wisatawan, seputar lingkungan alam dan budaya sekeliling; berkontribusi pada pengembangan lokal berkelanjutan melalui program penelitian.


salah satu penginapan dalam Ecolodge yang terhubung dengan gazebo.


Selaku Camat, pak Defri menjelaskan bahwa Satwa Elephant Ecolodge didedikasikan untuk mendidik dan memberdayakan masyarakat lokal dalam konservasi jangka panjang dan pembangunan berkelanjutan. Kawasan Satwa Elephant Ecolodge dijalankan sepenuhnya oleh penduduk desa setempat dan staf  yang berfokus pada pelestari lingkungan secara terus menerus.  

 

Buat yang ingin reservasi dan info lebih lanjut soal Satwa Elephant Ecolodge dapat mengakses laman berikut ; https://ecolodgesindonesia.com/sumatra-ecolodge/

Alamat Satwa Elephant Ecolodge ; berada di Labuhan Ratu 9.

Kecamatan Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur. Provinsi Lampung.

Kamis, 09 Februari 2023

BERUGO COTTAGE, PENGINAPAN UNIK NAN NYAMAN DI TULANG BAWANG BARAT

 

Wujud Penginapan BERUGO COTTAGE - Bangunan Kayu Lumbung Padi. 
(foto ; Berugo Cottage. Traveloka)


Kali pertama tandang ke Berugo Cottage di Tulang Bawang Barat (TUBABA) adalah ketika saya menjadi bagian dari kegiatan  MANJAU IMKOBAL ke TUBABA pada akhir Desember 2020. Kala itu rekan-rekan Muli Mekhanai Bandar Lampung sempat bincang santai bersama Bupati TUBABA – Umar Ahmad di bagian resto Berugo Cottage. Sebuah penginapan dengan desain yang tak lazim. Kata Berugo berasal dari penyebutan leluhur masyarakat Tulang Bawang Barat (TUBABA).

 

Bagian Depan dari Bangunan Berugo Cottage.
(foto ; Berugo Cottage. Traveloka)


Berugo adalah ayam hutan dengan karakter unik. Mereka hidup seperti masyarakat yang mengenal keteraturan. Di alam liar, kita tidak akan menjumpai sejumlah berugo berkokok, diantara mereka hanya aka nada satu yang berkokok.  Dari karakter alami berugo tersebut, para leluhur TUBABA mengajarkan kepada kita tentang rasa hormat dan kepatuhan. Masyarakat menaruh hormat kepada siapa yang telah ditunjuk sebagai pemimpin dan pemimpin menaruh hormat kepada masyarakat dengan menjalankan fungsi kepemimpinan sebaik-baiknya.

Kemudian, ada pula pepatah di masyarakat Lampung ;  Mati Berugo Hidup Berugo, yang lahir dari pemahaman leluhur mengenai alam dari watak Berugo. Pepatah ini menyatakan pentingnya menertibkan kehidupan bersama, memiliki rasa hormat dan kepatuhan dan bahwa hidup merupakan sebuah kesinambungan dari satu kebaikan ke kebaikan berikutnya.

 


Saya pribadi menyebut Berugo Cottage sebagai sarana bermalam yang unik, ‘nyeni’,  tapi menyenangkan.  Hal tersebut karena tampilan Berugo yang berbeda dari penginapan pada umumnya.  Bentuk bangunan bergaya khas Vernakular Kontemporer ini telah terlihat dari bagian depan bangunan kala pengunjung tiba di halaman parkir.

 

Mulanya, kawasan Berugo Cottage yang memiliki luas tanah 12.000 meter persegi ini  merupakan area kebun karet. Karena terdapat pembangunan Islamic Center maka dibangunlah Berugo Cottage sebagai sebuah satu kesatuan. Pembangunan Berugo Cottage digagas oleh bapak Umar Ahmad dan di desain oleh arsitek ternama Andra Matin.


Hamparan taman bergaya Jepang. (foto ; Berugo Cottage. Traveloka)

Area Resto  bernama 'Racik' (foto ; Berugo Cottage. Traveloka)

view dari Resto (foto ; Berugo Cottage. Traveloka)

Saat  tiba di bagian muka dari Berugo Cottage, pengunjung akan menemukan bagian entrence yang berhubungkan pada letak Reception, lalu terdapat lorong koridor yang membelah dua sisi penting dari Cottage yakni, sisi penginapan pada bagian kiri dan sisi back office pada bagian kanan. Lorong koridor yang dilalui oleh pengunjung mulanya menyempit dan meluas pada akhir koridor yang menghubungkan pengunjung pada area ruang makan yang luas pada sisi kanan dengan nama ‘Racik’  yang dapat  dialihfungsikan sebagai tempat beragam acara. Pada sisi kiri tersaji hamparan taman dengan penataan bergaya Jepang. Tersaji unsur air bersanding bebatuan dan pepohonan rindang nan asri.

 


PENGINAPAN KAYU BERGAYA LUMBUNG PADI

 

Berugo Cottage terdiri dari 14 bangunan cottage yang terbagi dalam 7 room Salai dan 7 room Ubung dengan letak sebelah-menyebelah.  Salai dalam bahasa Lampung bermakna  sarang burung yang alami dibuat tanpa campur tangan manusia. Sementara Ubung dalam bahasa Lampung bermakna sarang burung yang dibuat oleh manusia untuk keperluan beternak.

Setiap cottage di buat dengan bangunan yang terpisah antara kamar tidur dan kamar mandi. Bangunan utama cottage berupa rumah panggung dari kayu bekas lumbung.  Bangunan kayu tersebut berfungsi untuk kamar tidur. Menyajikan elemen pola tradisional yang kental seperti engsel dari besi lama dan handle  jendela  yang tidak memakai kunci tapi memakai palang kayu.  Pendekatan berbeda akan didapatkan pengunjung saat memasuki bangunan cottage. Bila penginapan pada umumnya langsung mendapati pintu ke bathroom, maka Berugo Cottage akan langsung bertemu ranjang tidur berukuran Queen Size yang empuk.  Hal unik lainya juga terasa ketika beranjak ke kamar mandi. Bangunan kamar mandi  berwujud modern. Berupa  bangunan beton setengah terbuka.  Beton ekspos  celah pada dinding dan terbuka pada atap. Jadi secara visual, bangunan Berugo Cottage seperti dua bangunan yang terpisah antara ruang tidur dan bathroom.


kamar tidur yang nyaman, tidak lembab karena sirkulasi udara yang baik. Penuh perencanaan dari sang Arsitek. (foto dari Berugo Cottage. Traveloka)

kamar tidur yang nyaman 








Saat berada di dalam Cottage, pengunjung akan mendapati perabotan yang kental nuansa tradisonal. Dilengkapi televisi dan pendingin ruangan yang membuat sejuk suasana bermalam. Pada bagian bathroom terdapat fasilitas yang lebih modern. Terdapat hair dryer, perlengkapan mandi seperti hotel hotel berbintang lainnya. Terdapat cermin berukuran sedang dan toiletries dengan sentuhan aksara Lampung bermakna Berugo.  Toilet duduk dan area shower yang berdekatan dengan jarak tergolong lega. Perabotan kayu bersanding dengan dinding beton unfinished.  Suguhan sarana bermalam yang sarat akan filosofi dan instalasi seni yang memukau. Pengunjung akan merasa nyaman di ruang tidur tanpa merasa lembab atau pengap karena sirkulasi udara yang memadai. Yang juga menjadi pembeda adalah cahaya lampu yang redup di ranjang tidur dan pencahaya benderang di bagian kamar mandi.  Seolah menjelaskan bahwa pengunjung dibuat nyaman dengan lampu temaram di ranjang tidur dan diberi celah untuk berbenah diri dengan cahaya terang di area bathroom.

Secara keseluruhan, bangunan Berugo Cottage terasa asri dengan warna asli dari material bangunan itu sendiri.

 

Taman gaya Jepang.


TAMAN ASRI BERGAYA JEPANG DENGAN POHON PUTAT DAN POHON BODHI

 

Yang tak kalah menarik dari Berugo Cottage adalah hamparan taman yang luas. Tak seperti penginapan di perkotaan pada umumnya yang mengutamakan jumlah kamar ketimbang luas halaman. Berugo Cottage menyisakan area hijau yang terbilang luas. Penataan pepohonan rindang, kolam ikan dan bebatuan semakin menguatkan identitas taman ala Jepang nan khas.

 

Yang menarik dari kawasan taman di Berugo Cottage terdapat pohon Putat dan pohon Bodhi. Pohon Putat atau dalam bahasa latin ‘Planchonia Valida’ merupakan tumbuhan pepohonan yang kerap ditemui di hutan tropis dengan tinggi pohon mencapai 25 hingga 50 meter dengan diameter 200 centimeter. Pohon Putat memiliki bunga berwarna fuschia.

 

Bentuk bunga dari pohon Putat bergagang panjang, daun kelopak bebas satu sama lain sejak bunga masih kuncup, tangkai benangsari dan putik berwarna merah fuschia. Yang menarik, bunga dari pohon Putat akan bermekaran di sore hari hingga sepanjang malam dan akan berguguran di pagi hari. Sehingga suasana pagi seolah musim semi di luar negeri. Seperti bunga Sakura yang berjatuhan di Jepang. Bunga darpi pohon Putat bermekaran pun hanya terjadi sekali dalam setahun. Beruntung saat awal Februari 2023 lalu Saya dan rekan-rekan menjumpai bunga pohon Putat saat bermalam di Berugo Cottage.

 

 


Selain pohon Putat menghias taman Berugo Cottage,  pengunjung juga dapat menjumpai pohon Bodhi yang juga berukuran besar yang dikenal dalam agama Budha sebagai tempat Sang Budha Gautama bersemedi mencapai pencerahan. Menariknya, letak pohon Bodhi dalam kawasan taman di Berugo Cottage ini seolah menjadi peneduh dalam beberapa titik kawasan taman. Berada pada sisi kiri dan kanan dari 4 titik sudut taman. Salah satu pohon Bodhi menambah teduh area kolam yang ditempati ratusan ikan Koi. Seolah rindangnya pohon Bodhi menjaga kenyamanan ratusan ikan Koi. Memberi makan dan menyimak gerak-gerik ikan Koi juga jadi aktivitas menyenangkan selama berada di Berugo Cottage.

Saya dan Istri yang merasakan sensasi nyaman dan berkesan bermalam di Berugo Cottage.

suasana di depan kamar, macam musim semi di luar negeri.

 

“Less is more.” Begitulah saya bergumam ketika menikmati setiap bagian dari Berugo Cottage. Terkadang hal-hal sederhana,  bangunan minimalis tanpa ornament  dan cat warna warni justru membuat diri  lebih terpukau.  Semakin terpukau karena Berugo Cottage berada di kabupaten TUBABA.

Noted ; untuk informasi dan reservasi Berugo Cottage dapat menghubungi ; 0276 7575562. Selain bermalam, Berugo Cottage sangat cocok untuk Prewed ataupun shooting Video Clip atau Film. 

Rabu, 01 Februari 2023

SERUNYA WISATA HUTAN DAN MELIHAT GIAT PETANI HUTAN PUJO MAKMUR, PESAWARAN LAMPUNG.



Ada yang suka wisata hutan?,  atau kalian termasuk  golongan yang bilang …”Ngapain sih wisata ke hutan?”,  atau “Apa lah yang dilihat dalam hutan?”, atau malah gak tahu sama sekali apa itu wisata hutan?.   Well, apapun golongan kalian, kali ini saya tetap  akan ajak kalian menjelajahi hutan. So, Let’s go.!!

 

 

Sewaktu Oom Yopie menyampaikan ajakan untuk ngetrip masuk hutan dan pedesaan tentu saya tak menolak. Terlebih jadwal saya sebagai Biduan Panggung sedang libur,  hehehe.

Maka jadilah Minggu pagi bergerak ke tempat tujuan. Dusun Pujo Raharjo, desa Banjaran kecamatan Padang Cermin kabupaten Pesawaran, Lampung adalah tujuan saya dan rekan-rekan. Seperti biasa, tak perlu saya bertanya detail soal tempat tujuan.  Karena setiap trip ke hutan dan pedesaan pastilah menyenangkan.  Terlebih Oom Yopie menyampaikan akan banyak mengenal kehidupan warga lokal. Yes, di masa kini, jangan membayangkan wisata hutan sama dengan penggambaran hutan pada film-film kolosal atau horor yaa.  Kondisi hutan saat ini memiliki daya tarik yang unik sekaligus menjadi sarana edukasi. Gak percaya?, ikuti terus cerita ini ya …

 

 

tiba di bagian depan desa Banjaran sebelum menuju bagian dusun Pujo Raharjo.


Setelah menempuh perjalanan lebih kurang 1,5 jam dari pusat kota Bandar Lampung. Tibalah saya dan rekan-rekan pada sebuah desa yang lengang. Desa Banjaran. Sebuah nama desa yang tak pernah saya tahu sebelumnya. Saat kendaraan terparki,  saya dan rekan-rekan mendapati bahwa Oom Yopie membawa serta bang Iskandar – Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) kabupaten Pesawaran dan rekan-rekan lainnya. Membuka perjumpaan, Oom Yopie memberikan beberapa arahan sebelum perjalanan saya dan rekan-rekan dimulai.  Bang Iskandar pun sempat melakukan perkenalan dan menyampaikan pengantar dari aktivitas yang akan kami lakukan.  Jujur saja, tiap ngetrip  saya tak pernah menaruh ekspektasi apapun. Jalani saja. Nikmati. Hoobah!!.


Usai doa bersama, perjalanan menuju dusun  Pujo Raharjo dimulai dengan mengendarai ojek motor yang merupakan bagian dari  Gabungan Kelompok  Tani Hutan (GapoktanHut) Pujo Makmur.


Akses menuju dusun Pujo Raharjo yang hijau nan asri.



AGROFORESTRI DAN GAPOKTANHUT PUJO MAKMUR.

 

Sepanjang perjalanan berkendara menuju titik temu saya melihat kawasan hutan nan asri dengan ragam tumbuhan yang bersanding dengan aliran sungai. Kontur jalan menanjak perbukitan samakin menarik dengan pepohonan rindang dan suara hewan khas hutan tropis. Bentangan tumbuhan agroferestri yang teduh dengan mudahnya menghipnotis pandangan mata saya.  Konsep Wisata Hutan atau berwisata ke hutan merupakan bagian yang tak terpisah dari konsep wisata Agroforestri (Agro Forestry concept) yakni suatu konsep yang bertujuan mempertahankan fungsi hutan dengan memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar hutan.  Wisata Hutan juga termasuk dalam salah satu jenis wisata minat khusus. Dalam aktivitas Wisata Hutan, para wisatawan akan mendapatkan pengalaman yang bersinggungan langsung dengan aneka tumbuhan di dalam hutan hingga melihat ragam aktivitas masyarakat hutan.

Selama berkendara,  kehidupan warga lekat terasa.  Sambutan hangat dengan wajah sumringah menyapa saya dan rekan-rekan kala berpapasan selama dalam perjalanan berkendara.

Gapoktanhut Pujo Makmur, dusun Pujo Raharjo.

 

Kendaraan roda dua yang kami tumpangi tiba pada sebuah titik kumpul dimana beberapa warga turut hadir menyambut. Bapak-bapak Gabungan Kelompok  Tani Hutan (GapoktanHut) Pujo Makmur membawa kami dengan selamat meski rute jalan yang kami lalui adalah kondisi jalan pengendara piawai. 

Beberapa kursi ditata pada hadapan muka rumah panggung dari kayu. Wajah sumringah bersahabat menyambut kehadiran kami. “Monggo dicicipi mas…” ajak seorang Ibu yang berada  didekat meja yang tersaji beberapa kudapan khas. Selain mendekat untuk segelas air tentu tak mungkin saya acuhkan hidangan kue yang tampilannya saja sudah menggoda. Rasanya juga nikmat. Sangat menghibur selepas lelah berkendara.

 

foto by GAPOKTANHUT Raharjo Makmur

Usai tegur sapa dengan beberapa warga sekitar, Kepala Dusun membuka pertemuan dengan memperkenalkan diri. Pak Maryadi namanya. Ia memulai perkenalan Dusun Pujo Raharjo dengan kisah perjuangan sang Kakek. “Kakek saya memulai rintisan lahan di kawasan ini” ucapnya. Sebagai perantau dari pulau Jawa, sang kakek mulai menanam tumbuhan palawija kala itu sebelum kemudian Ayah dari pak Maryadi meneruskan upaya bercocoktanam ragam tumbuhan pendamping tanaman hutan yang masuk dalam kawasan hutan register 20 dalam wilayah desa Banjaran. “Sejak 2015 saya bersama Ayah saya mulai bercocoktanam pohon durian dan beragam bibit tumbuhan bantuan dari Pemerintah.” jelas pak Maryadi – Kepala Dusun Pujo Raharjo.

oom Yopie membuka perkenalan kami dengan rekan-rekan warga dusun Pujo Raharjo

Pak Maryadi - Kepala Dusun Pujo Raharjo


Dalam penuturan selanjutnya, pak Maryadi juga menjelaskan konsep tanaman MPTS atau Multipurpose Tree Species. MPTS merupakan tanaman kekayuan yang bersifat multiguna karena bermanfaat dari segi ekologi maupun dari segi ekonomi. Serta menghasilkan komuditas kayu dan non kayu. Sehingga petani penggarap mendapat memanfaatkan komuditas non-kayu dari tanaman MPTS yang ditanam tanpa melakukan penebangan pohon. Contoh dari tanaman MPTS antara lain ; cengkeh, jengkol, kayu manis, pete, nangka, rambutan, sukun, pala dan beberapa tumbuhan yang manfaatnya dapat diambil oleh masyarakat yang tinggal dekat hutan. Selain itu terdapat juga jenis MPTS yang berfungsi sebagai penghijau jalan seperti Cemara, Dadap, Damar, Flamboyan, Palem juga menjadi contoh tanaman MPTS yang turut menguatkan kondisi hutan.

 

Dalam kawasan Dusun Pujo Raharjo sendiri, pak Maryadi menjelaskan mengenai tumbuhan Kapulaga dan Sereh yang menjadi kategori MPTS tanaman bawah. Jenis pohon Kakau dan Cengkeh untuk kategori MPTS tanaman tengah dan pohon Duren, Pala dan Kemiri untuk jenis tanaman tinggi.  Dalam penjelasannya, pak Maryadi juga menuturkan soal harga jual dari setiap hasil tanaman MPTS yang juga menjadi nilai tambah ekonomi bagi keluarganya dan juga warga sekitar hutan.

 

 


Usai bincang akrab dan sejenak melepas lelah,  saya dan kawan-kawan diajak pak Maryadi dan rekan-rekan Gapoktanhut  menyisir area hutan dengan memperlihatkan secara langsung jenis tumbuhan MPTS dalam kategori tinggi, tengah dan bawah.

Pada suatu lahan, kami diperlihatkan hamparan tumbuhan Kapulaga yang rindang. Menyaksikan lebih dekat dan menyentuh biji Kapulaga penuh manfaat tersebut menjadi kebahagiaan tersendiri bagi sami.  (Secara, remaja-remaja Kota juga punya jiwa kampungan kalo liat sesuatu yang gak pernah mereka lihat sebelumnya. Semakin terpukau ketika tahu bentuk pohon dari buah-buahan yang kerap mereka cecap).


masuk ke rimbunnya tumbuhan Kapulaga saja sumringah sekali...

tumbuhan Kapulaga yang menjadi tumbuhan MPTS


Sepanjang berkendara bersama pak Maryadi, saya juga menyimak penuturan kisah mengenai ketekunan petani hutan dalam dusun Pujo Raharjo. “Bersyukur warga guyup dan mau menjaga kelestarian hutan mas…” tutur pak Maryadi yang seketika membuat saya terkesima.

Dalam upaya mendukung pengelolaan hutan, dusun Pujo Raharjo kini memiliki Gabungan Kelompok Tani Hutan (GaPokTanHut) diberinama Gapoktanhut Pujo Makmur yang telah mendapat izin perhutanan sosial melalui skema Hutan Kemasyarakatan pada 2021. “Gapoktanhut Pujo Makmur membina 5 Kelompok Tani Hutan” jelas pak Maryadi. “Lalu sejumlah 247 keluarga menjadikan tumbuhan MPTS sebagai sumber perekonomian” terang pak Maryadi.



Proses pembuatan Silase pada ternak Kambing warga dusun Pujo Raharjo.


Perjalanan saya dan rekan-rekan kemudian dibawa berkendara menanjaki dataran tinggi dari kawasan desa Banjaran.  Melihat area perkebunan dan  beragam tumbuhan yang secara serempak ditanam warga sekitar.  Kemudian kami tandang ke hunian warga yang merupakan salah satu peternak kambing dengan pemberian pakan ternak  teknik Silase yakni merupakan teknik pakan ternak berkadar air tinggi hasil fermentasi dari jenis Gamal, Gemailina, Rumput Odot, Kaliandra dan tumbuhan hijau lainnya. Pakan ternak dengan teknik Silase ini dapat disimpan berbulan-bulan sehingga petani tak harus mencari bahan pakan setiap hari. Selain menghemat waktu dan tenaga, tehnik Silase ini juga bermanfaat bagi ternak. Meski saya mengendus aroma tak sedap dari proses fermentasi tapi rasa penasaran  membuat saya ingin melihat lebih dekat akan bentuk Silase. Disela bincang dengan peternak yang mengolah bahan pakan Silase, kami disuguhi kudapan lezat khas masyarakat Dusun Pujo Raharjo. Singkong goring nan empuk dengan teh dan kopi hangat. Nikmat!.


PRODUK OLAHAN DAN POTENSI MASA DEPAN

 

Selain menyaksikan hamparan tanaman MPTS, menyimak teknik Silase dalan beternak, hingga bertukar informasi dengan para anggota Gapoktanhut, saya dan rekan-rekan juga melihat hasil olahan kreatif warga di dusun Pujo Raharjo. Selain bercocoktanam dan beternak, warga dusun Pujo Raharjo juga mengemas hasil perkebunan menjadi produk yang berkhasiat dan bernilai jual tinggi. Beberapa produk olahan tersebut diantaranya minyak kemiri, madu, pala, dan hasil perkebunan lainnya yang mendatangkan manfaat ekonomi.

Produk Produk hasil olahan warga dusun Pujo Raharjo dapat menghubungi nomor Kepala Dusun pak Maryadi ; 082281932146


Mengenai pengelolaan kawasan hutan register 20 di desa Banjaran secara optimal tak terlepas dari peran aktif  Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) kabupaten Pesawaran yang sebelumnya telah memberikan izin perhutanan sosial Gabungan Kelompok Tani Hutan (Gapktanhut) Pujo Makmur. Hal tersebut merupakan izin resmi dalam upaya merawat dan mengelola hutan secara legal. Tidak lagi melakukan perambahan liar seperti zaman dahulu.

Hadirnya Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yang menjadi bagian pelaksana dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memiliki kewenangan dalam pengelolaan hutan produksi dan hutan lindung sehingga dapat mencapai pengelolaan hutan lestari yang menyejahterakan masyarakat.  “Itulah sebabnya KPH mendorong optimalisasi terhadap aktivitas Petani Hutan dalam pengelolaan hutan. Sehingga didapat pula manfaat ekonomi dan juga ekologi.” jelas bang Iskandar selaku Kepala KPH Pesawaran yang turutserta dalam aktivitas kami sepanjang hari. Bahkan dalam beberapa kegiatan sebelumnya, bang Iskandar juga berkenan turun langsung untuk mendapatkan banyak masukan dari masyarakat hutan setempat dan juga Gapoktanhut. “Itulah sebabnya, sebisa mungkin nemuin warga jangan pakai seragam dinas, supaya tak berjarak dengan masyarakat.” urai bang Iskandar.

 

Foto bersama dengan GAPOKTANHUT Pujo Makmur.
Foto by Facebook GAPOKTANHUT Pujo Makmur


Dimasa mendatang, dusun Pujo Raharjo dengan Gapoktanhut bernama Pujo Makmur dapat menjadi penggerak ekonomi masyarakat hutan sekitar dengan beragam upaya yang telah dilakukan dan terus ditingkatkan dimasa mendatang. Bukan tidak mungkin penataan area perkebunan dan kawasan hutan yang indah dan asri dapat menjadi daya tarik wisata yang mampu mendatangkan keuntungan bagi perekonomian masyarakat. Terlebih daya tarik buah durian yang  dapat dikemas menjadi paket kunjungan wisata dikala musim durian tiba. Hingga daya tarik air terjun dan aliran sungai nan asri dalam kawasan hutan dan perkebunan yang dapat menjadi pesona kunjungan wisata.

Masih enggan Wisata Hutan?. Untuk dapat sesuatu yang berbeda kamu wajib coba. Terkhusus suasana hutan dalam dusun Pujo Raharjo  yang telah tertata dengan apik sekaligus memiliki banyak hal menarik dengan pesona yang dijamin membuat pengunjung terkesan. Gak percaya?, coba aja

Scroll To Top