Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Jumat, 26 Desember 2014

LEBIH DEKAT DENGAN MONYET DI PULAU KEMBANG.



Beberapa Monyet di Pulau Kembang


Pulau Kembang.
 Jangan terburu menafsirkan kata Pulau Kembang dengan sebuah hamparan bunga aneka warna dan aroma di sebuah pulau.  Pulau Kembang ; Pulau dengan aneka Kembang ?, Anda salah. Justru Pulau Kembang mayoritas isinya adalah monyet dan bekantan.

Plang Pulau Kembang di depan Pintu Masuk

Pulau Kembang atau juga kerap di sebut warga setempat sebagai Pulau Kaget – karena suara monyet yang kerap membuat kaget warga, merupakan sebuah gugusan delta yang terletak di tengah Sungai Barito yang termasuk dalam wilayah administratif kecamatan Alalak, kabupaten Barito Kuala provinsi Kalimantan Selatan.  Pulau Kembang yang terletak di sebelah Barat kota Banjarmasin ini telah di tetapkan sebagai hutan wisata oleh Menteri Pertanian sejak tahun 1976 yang merupakan habitat bagi kera ekor panjang (monyet) dan beberapa jenis burung. Selain itu juga ada jenus Bekantan yang jika beruntung bisa di jumpai di Pulau Kembang.

Kondisi bagain dalam Pulau Kembang dengan bertebaran Monyet

Monyet di bagian depan menyambut kehadiran pengunjung


Siang itu, Saya – untuk bertama kali bersama mba Evi, mba Donna dan Halim mengunjungi Pulau Kembang. Setelah menaiki Klotok bermesin dari Dermaga Kuin dan mengarungi sungai Barito selama 25 menit, kami tiba di Pulau Kembang yang sudah sejak lama buat saya penasaran.

Menjajakkan kaki di Pulau Kembang akan bertemu loket masuk pada bagian dermaga depan. Rp.5.000 per orang jika Weekday dan Rp. 10.000 per orang jika Weekend. Setelah melalui pintu masuk utama dan plang Pulau Kembang, pengunjung akan melihat sebuah Altar.  Altar tersebut di peruntukkan sebagai tempat meletakkan sesaji bagi ‘penjaga’ Pulau Kembang yang dilambangkan dengan dua buah arca berwujud kera berwarna putih (hanoman). Karena kami datang siang, Bekantan yang buat saya penasaran tidak muncul.  “munculnya pas sore mas..” ucap ibu di loket tiket. Tapi yang menarik sejak masuk kebagian dalam dari Pulau Kembang yang di tumbuhi banyak jenis pohon rambai itu, pengunjung langsung di datangi oleh sekawanan monyet. Mulai dari yang berukuran kecil hingga ukuran besar. Monyet monyet kemudian bergerak lincah mendekati kami ketika kami sodori kacang kulit yang telah kami beli dari seberang pulau. Sayang selama penelusuran kebagian dalam Pulau Kembang  dengan jalan setapak yang di tata rapih tak satupun jenis Bekantan dapat kami lihat. Padahal yang buat saya penasaran untuk datang ke Pulau Kembang adalah wujud Bekantan yang kerap saya lihat sebagai mascot ketika datang ke Ancol – Dufan Jakarta. Saking terkenalnya Pulau Kembang dengan Bekantan, pemerintah Kota Banjarmasin menjadikannya Bekantan sebagai icon pada taman maskot di pusat kota Banjarmasin.

pengunjung bisa lebih dekat dengan monyet di Pulau Kembang


Meski tidak bertemu dengan jenis Bekantan, setidaknya di kelilingi puluhan monyet yang menghampiri dari ratusan habitat monyet di Pulau Kembang jadi hiburan tersendiri dan mengobati rasa penarasan saya yang telah sejak dua bulan sebelumnya mendengar kabar akan keindahan Pulau Kembang. Sayang serunya kunjungan saya dan teman teman siang itu cukup terganggu oleh sekumpulan ibu ibu dan bapak bapak yang secara berkelompok mengikuti kami yang kami fikir adalah pengunjung atau karyawan setempat ternyata meminta upah menemani kami. Padahal kami tidak meminta mereka secara keseluruhan untuk ikut serta menemani kami masuk ke areal dalam Pulau Kembang. Sangat mengganggu. Jika saja mereka lebih kreatif seperti menjual pernak pernik souvenir atau jajanan pasar di area depan pintu kedatangan Pulau Kembang tentulah akan jadi daya tarik pengunjung dan pemasukan buat mereka, tidak dengan mengintil pengunjung dan berakhir dengan meminta upah. Sesuatu yang mengangetkan pengunjung di akhir kunjungan sekaligus buat efek jera.

Meski telah di tetapkan sebagai Hutam Wisata oleh Kementerian Pertanian. Pemda kabupaten Barito Kuala dan Pemda Kalimantan Selatan tetap perlu memelihara Pulau Kembang sebagai objek wisata menarik untuk di kunjungi wisatawan, mengingat populasi monyet dan keunikan pulau Kembang, Pemda perlu meningkatkan kebersihan Pulau Kembang dari sampah sampah yang berserakan di sekitar Pulau Kembang. Bahkan sejak masuk ke dalam Pulau Kembang sampah sampah telah terlihat menumpuk di plang pintu masuk. Selain itu pemberdayaan masyarakat sekitar termasuk warga seberang dari Pulau Kembang harus juga di tingkatkan. Keterlibatan masyarakat dalam upaya usaha penunjang dari sektor pariwisata dengan berdagang lebih bermanfaat dan meninggalkan kesan yang baik bagi pengunjung daripada hanya sekedar meminta tips.


Bagian depan dengan hiasan sampah



Beberapa hal yang  Pengunjung harus ketahui jika ingin ke Pulau Kembang :

  • Harga Klotok (perahu) dari dermaga Kuin ke Pulau Kembang 150.000 – 175.000 sesuai weekday or weekend. Lakukan penawaran jika pemilik Klotok menaikkan harga. Terkadang para pemilik Klotok mematok harga sampai 250.000 hingga 300.000.

  • Bawa Kacang kulit untuk diberikan pada monyet monyet sejak dari dermaga Kuin. Di Pulau Kembang ada penjaja Kacang kulit tapi dengan harga 3 kali lipat dari harga sebenarnya.

  • Harga tiket masuk di Pulau Kembang,  Weekday : Rp.5.000/orang (WNI) dan Rp.100.000/orang (WNA) dan Weekend : Rp. 10.000/orang (WNI) dan Rp. 150.000/orang (WNA).  Perbedaan harga yang fantastis antara WNI dan WNA.

  • Jika butuh pemandu selama menyusuri bagian dalam Pulau Kembang. Pastikan dengan tegas Pemandu yang kamu butuhkan hanya satu atau dua. Karena biasanya seluruh ibu ibu dan bapak bapak yang memang berprofesi sebagai pemandu (tak resmi dan tak informatif) akan ikut serta dan berakhir dengan meminta tips atau uang bayaran. Berapa yang harus di bayar pengunjung jika harus memberi uang bayaran pada pengintil lebih dari 15 orang ?. Tekor!.

  • Jangan memakai perhiasan selama berkunjung ke Pulau Kembang. Termasuk jaga dengan baik barang bawaan seperti Ransel, Topi, Kacamata, tas jinjing, dsb… karena monyet monyet di Pulau Kembang sangat agresif terutama yang berukuran besar.

  • Jangan panik jika monyet monyet menghampiri kamu. Cobalah tetap tenang. Karena pada dasarnya monyet monyet Pulau Kembang bertingkah atraktif pada pengunjung.

  • Tetap jaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Sudah terlalu banyak sampah plastik menumpuk di sekitar dan bagian dalam Pulau Kembang. Cintai lingkungan dan cintai diri kita sebagai manusia yang menjaga lingkungan. 

2 komentar :

  1. Mnatap sekali,mudah-mudahan suatu saat saya sampai kesana " Traveling bersama Aswir dan warsito)

    BalasHapus
  2. Wah kayaknya monyet monyetnya udah pada jinak ya gan..
    Tapi harus hati hati tetepan..
    ,,
    ditunggu kunjungan baliknya ke Blog ane mas :D

    BalasHapus

Scroll To Top