Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Minggu, 04 Oktober 2015

PARIS, IMPIAN ANAK YANG DULU TERJADI PADA SAYA.


Berawal dari Lukisan Bujang Pertama - InsaAllah kelak terwujud keinginannya ke Paris.


Cuaca cerah menyenangkan sepanjang perjalanan berubah menjadi warna jingga. Sunset menyapa kehadiran saya dan rombongan memasuki kota bagian utara Perancis. Sekuat tenaga saya menahan kantuk sejak perjalanan dari kota Belgia 2,5 jam sebelumnya. Setelah 3 hari di Denhaag - Amsterdam dan 2 hari di Belgia. Tiada lelah terasa meski sebenarnya badan meronta. Terlebih ketika melihat beberapa tempat yang menyenangkan. Sama halnya ketika sore itu saya dan rombongan yang baru saja menyelesaikan misi menghadirkan pertunjukkan seni di Festival Tong Tong - Denhaag - Amsterdam dan Cultural & Flokfore Festival di Denhaag. Selama 5 hari di dua negara itu saya dan team fokus menyelesaikan segala tugas yang telah kami persiapkan sejak jauh hari dari Lampung. Terbayar rasanya perjuangan latihan tari, menyanyi lagu daerah dan persiapan detail lainnya ketika melihat sambutan warga asing di Denhaag - Amsterdam dan Belgia.
Dan sisa dua hari sebelum kembali ke tanah air saya dan rombongan habiskan waktu untuk melancong ke Paris - Perancis, sebelum kembali ke Indonesia melalui bandara International Paris. 

Bis yang membawa perjalanan kami sejak dari Belgia terus melaju diantara keramaian kota. Paris di depan mata.! Sepanjang memasuki pusat kota Paris saya berdecak kagum dan takjub dengan keindahan kota yang nampak dari balik kaca bis berfasilitas lengkap tersebut. Gedung gedung unik tertata apik dengan desain eksterior bak masa raja Louis berkuasa. 
"Kita masuk di bagian Paris Lama" ucap tour guide kami dalam bis menyadarkan lamunan saya kala menatap gedung gedung tua yang berjajar rapih sepanjang jalan.
Seiring perkembangan zaman terjadi pembangunan gedung gedung modern di distrik bisnis kota Paris tanpa merusak dan menghilangkan gedung gedung tua yang merupakan bagian dari sejarah. Justru gedung gedung tua yang ada semakin di jaga dengan menjadikannya sebagai area kunjungan wisata. Itulah sebabnya ada sebutan 'Old Paris' dan 'New Paris' bagi masyarakat di Paris. Sebagai pendatang, saya dan teman teman rombongan sungguh takjub dengan penataan kota Paris yang begitu apik.
"Eifeel!!!!." Teriak teman seberang bangku di bagian kiri Bis. Saya tersentak dan segera mendekatkan diri ke jendela kiri bis.
Beberapa menit kami dibuat terpukau dan bangga melihat wujud gagah dan menjulangnya menara Eiffel dari kejauhan. Terlebih ketika Bis semakin mendekat ketika melalui Champ dan melalui depan gedung  opera Garnier dan opera Bastille - yang saya tau kerap menampilkan pertunjukan opera terbaik dunia.  Semakin jelaslah wujud Eiffel Tower ketika berdekatan dengan sungai Seine senja itu. Menakjubkan!!!. Membuat saya semakin terkagum kagum. Meski mengunjunginya langsung adalah jadwal saya dan rombongan keesokan hari.

Bermalam di pusat modern kota Paris – distrik bisnis La Defense adalah pengalaman langsung yang tak dapat di lupa. Menikmati sajian menu khas Paris yang serba lezat dengan cita rasa istimewa meski terkadang asing di lidah indonesia saya.
Aktivitas saya dan team selama di Paris antara lain mengunjungi beberapa objek menarik di kota Paris termasuk menikmati Eiffel Tower dari dekat  meski tidak dapat naik ke bagian atas karena harus masuk dalam waiting list pengunjung (beli tiket hari itu naik ke bagian atas Eiffel bulan depan!!). Tapi yang tidak terlewakan adalah  membeli souvenir murah berupa gantungan kunci di pinggiran Menara Eiffel yang konon paling murah se Paris raya! Hahahah.
 Selanjutnya kami menghabiskan waktu di jalan yang super cantik dengan bangunan Arc de triomphe de I’Etoile atau yang akrab di kenal sebagai Arc de Triomphe merupakan sebuah gapura kemenangan sebagai bentuk monumen kemenangan berbentuk melengkung dengan tiang penyangga kokoh berdiri di tengah area Place de I’Etoile di ujung barat wilayah Champs Elysees – sebuah bangunan yang di bangun atas perintah Napoleon Bonaparte dengan tujuan untuk menghormati jasa tentara kebesarannya. Berfoto di beberapa tempat menarik sekitaran jalan raya dengan aktivitas warga adalah hal yang terjadi. Sayang kala itu kamera ponsel belumlah begitu canggih seperti saat ini. Tapi setidaknya saya dapat mengabadikan beberapa moment menarik selama di Paris.

Bangunan Arc de Triomphe
berfoto dengan Menara Eiffel dari Trocadero


...berfoto dengan Menara Eiffel dari Trocadero

Mengunjungi Mmuseum di sebuah wailayah yang di datangi adalah keharusan (bagi saya)

Saya dan team juga  mengunjungi Palais de Chaillot – berupa bangunan museum yang terletak di bukit Trocadero di paris. Meski ada beberapa museum yang menarik untuk di kunjungi, saya dan team hanya sempat mendatangi Musee de I’Homme – yaitu museum yang memuat banyak pengetahuan etnologi atau ilmu bangsa bangsa di dunia dan Musee national De La Marine – sebuah museum tentang kemaritiman dan kelautan.
Aktivitas menyenangkan adalah duduk duduk di teras diantara dua sayap Trocadero karena dapat melihat Menara Eiffel dengan jelas dan berfoto dengan latar belakang Menara  Eiffel  sepuasnya full body dari segala penjuru.


Itulah untaian kisah yang pernah saya alami  tahun 2009, ketika dulu pertama kali menginjakkan kaki di kota Paris - Perancis dan melihat langsung menara Eiffel. Sesuatu yang dahulu hanya dapat saya lihat dari buku Sejarah sebagai salah satu keajaiban dunia.
Siapa yang pernah mengira bahwa mengunjungi Paris dapat jadi kenyataan dalam hidup saya.


“Abang pingin ke sini, Yah..” ujar bujang pertama menyerahkan pada saya  lukisan menara Paris lengkap dengan detail taman, aktivitas pengunjung  dan beragam sarana pendukung menuju Paris.
Harapan anak bujang saya yang dengan gamblang ia sampaikan -  impiannya untuk berkunjung ke Paris dan mendatangi menara Eiffel – Paris – Peranci, melalui lukisannya. Sebagai Ayahnya tentu saya menyemangati  ia untuk belajar segiat mungkin dan menekuni impiannya dengan maksimal. Karena bukan tidak mungkin impian itu terwujud bahkan dengan cara yang tak diduga.

Sama seperti yang saya alami dulu. Ketika keinginan ke Paris saya sampaikan pada almarhumah Mama. Mama menyemangati saya dan berujar agar saya giat belajar kelak impian akan tercapai.  Dan pada akhirnya sebuah ketidakmungkinan bagi anak desa dengan latarbelakang keluarga sederhana  seperti saya bisa mengunjungi Paris dan beberapa kota di bagian negara Eropa hanya karena kemampuan menyanyi dan public speaking seadanya ini.  Menjadi representative provinsi Lampung di ajang pertunjukan international yang di gelar di 3 negara Eropa. Hidup memang penuh misteri. Masa depan memang tidak pernah diduga. Termasuk impian yang bisa saja terwujud. Yakini, Berupaya Semaksimal mungkin, kelak Tuhan menuntun perlahan menuju impian tersebut.
Bismillah ya Nak.!


Suatu Saat Impian Anak Bujang yang ia lukis ini akan terwujud karema ia melukisnya lengkap dengan pesawat yang ia tumpangi menuju Paris. hahahaha. bismillah. Orang Tua mu mendukungmu Nak.

0 comments :

Posting Komentar

Scroll To Top