Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Senin, 23 November 2015

SENSASI MENDATANGI AIR TERJUN LEMBAH PELANGI


Air Terjun Lembah Pelangi dengan ketinggian 50 meter.



Sejenak saya dibuat terperangah ketika melihat hempasan air jatuh dari ketinggian 50 meter dengan debit air yang sungguh deras. Air terjun Lembah Pelangi – begitu warga sekitar menyebutnya. Pemberian nama itupun bukan tanpa alasan. Warna warni pelangi yang biasa kita simak di hamparan langit biru dapat terlihat jelas di bagian titik jatuhnya air. Hal tersebut karena semburat air yang terkena sinar matahari langsung, sehingga memancar warna warni pelangi. Melihat indahnya derai air terjun Lembah Pelangi membuat saya bergegas ingin mendekat dan kemudian menikmati genangan air di bawah air terjun lembah pelangi yang terasa dingin. Rasa penasaran pun datang ketika warna warni pelangi yang indah terlihat oleh saya. Kurang lengkap rasanya jika tidak mendekat. Saya sempat berimajinasi memagang warna warni pelangi yang ada di sekitar saya kala itu. Rekan saya, Encip dan mba Katerin pun turut serta mendekat di balik derai air terjun hingga tubuh dapat merasakan langsung jatuhnya air mengenai tubuh.  Beberapa rekan lain dalam rombongan tim media sosial yang hadir karena festival Teluk Semaka ke 8 kabupaten Tanggamus nampak menikmati moment di kawasan air terjun Lembah Pelangi meski beberapa saat sebelumnya berkenan melalui rute tempuh yang tidak mudah.


jalan perkebunan yang mengantarkan pengunjung memasuki kawasan air terjun Lembah Pelangi




penunjuk arah menuju Air Terjun Lembah Pelangi



Air Terjun Lembah Pelangi adalah salah satu pesona wisata yang mengagumkan yang terdapat di pekon Sukamaju – kecamatan Ulu Belu – kabupaten tanggamus Provinsi Lampung.  Telah lama saya mendengar keindahan air terjun Lembah Pelangi. Dan karena event FestivalTeluk Semaka ke 8 lah saya dapat melihatnya secara langsung. Menuju air terjun Lembah Pelangi membutuhkan stamina yang prima dan niat yang kuat untuk mencapainya. Kontur jalan setapak menurun terjal adalah kondisi alam yang harus dilalui para pengunjung.  Hamparan kebun Kopi dan Coklat menjadi keindahan tersendiri yang dapat pengunjung  nikmati selama akses menuju air terjun Lembah Pelangi. Sesekali rasa lelah sedikit terhibur kala melihat beberapa buah kopi yang matang di pohon, atau melihat buah coklat menguning keemasan diantara tanaman parasit perkebunan. Selain itu, hamparan perbukitan yang hijau dan menjulang di bagian kanan dan kiri jalan begitu memikat bersanding dengan lereng lereng bukit yang curam dengan pepohonan rimbun dan aliran sungai yang terlihat jelas dari puncak pada jalan setapak yang kami lalui.

 
Kondisi jalan menurun yang harus di lalui menuju air terjun Lembah Pelangi - photo by mba Katerine

Pengunjung yang datang di air terjun Lembah Pelangi pun tidak sedikit. Takhanya saya dan rombongan yang tergabung dalam event Festival Teluk Semaka ke 8 saja. Tetapi ada beberapa rombongan keluarga dan muda mudi turut menikmati suasana alami di sekitar air terjun Lembah Pelangi. Melihat beberapa remaja menikmati kolam pemandian yang jaraknya tak jauh dari titik jatuh air terjun membuat saya berani ikut serta meski saya tidak pandai berenang sekalipun. Beruntung ada bagian dangkal yang dapat saya nikmati selain merasakan sensasi duduk di balik derai air terjun yang merupakan sensasi tersendiri.

View alam yang memanjakan mata ketika melalui rute perjalanan menuju Lembah Pelangi


Setelah puas mandi dan mengabadikan diri  digenangan air terjun berbentuk kolam cukup besar dengan hiasan rumput sungai di bagian kiri dan kanan air terjun, saya dan rekan rekan yang tergabung dalam tim media sosial harus kembali. Rutekembali ternyata lebih menantang ketimbang kedatangan. Bagaimana tidak, kontur jalan menanjak dan berkelok harus kami tuntaskan. Sesekali saya berhenti menghela nafas panjang. Beruntung pula ada pepohonan kopi dan coklat yang dapat saya jadikan pegangan melepas lelah sejenak. Sungguh medan tempuh yang tak mudah. Stamina dan usia benar benar teruji pada bagian ini. Saya, mas Yopie, Halim, Yayan, Encip, mba Katerine dan bang Elvan adalah rombongan terakhir yang melakukan perjalanan pulang setelah menikmati moment air terjun yang cukup lama. 

Ada warna warni pelangi pada titik jatuh air terjun yang dapat di abadikan pengunjung - photo by mas Yopie - in frame - Katerine.

 Saya pribadi merasakan betapa sulitnya menaiki rute kembali ke lokasi semula dimana kami memulai perjalanan. Cukup terseok seok rasanya. Mengalami langsung melalui rute yang curam saya kemudian membayangkan betapa hebatnya para pemetik kopi di ladang kopi yang kami lalui. Sesekali saya juga membayangkan jika suatu saat nanti fasilitas jalan tempuh menuju ke air terjun tidaklah seterjal ini.  Lebih terkondisi dengan baik dan modern tanpa merusak lingkungan sekitar yang sangat asri. Tentu akan jauh lebih mendatangkan banyak jumlah kunjungan. Dan tentu pengunjungpun berkenan dimintai uang masuk jika memang akses jalan lebih landai dan mudah di tempuh oleh beragam jenis usia.  Karena jarak tempuh yang dilalui sepadan untuk  sebuah panorama wisata alam dan pesona air terjun yang tersaji apik dalam bentangan alam nan indah. Karena tidak hanya air terjun Lembah Pelangi saja yang dapat pengunjung nikmati dalam satu kali kunjungan tetapi juga ada ait terjun kembar dengan sumber mata air panas yang terletak di bagian bawah air terjun Lembah Pelangi. 



2 komentar :

  1. Aku justru membayangkan alangkah indahnya tempat itu tanpa ada pembangunan apapun :D
    Kalau ada yang mandi dan ingin ganti baju, biar seperti aku kemarin saja, ngumpet di balik batu. Akan lebih terasa sensasinya haha

    Panorama alamnya saat dilihat dari ketinggian benar-benar dahsyat. Lembah-lembah dalam yang hijau, terlihat masih sangat alami. Damai berada di sana. Meski memang harus berjuang tanpa lelah, baik saat turun maupun naik.

    Terima kasih mas Indra sudah memasang fotoku di sini. Jadi kenangan sangat indah dan berharga.

    Lain waktu keliling Lampung lagi yuk :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pembangunan yang di harapkan tentu akses jalan yang HARUS di pertimbangkan agar lebih Baik tidak dengan meraba, terseok, jika memang kelak jadi lokasi kunjungan tentu infrastruktur penunjang itu penting. Kalo semua Wanita ganti baju di balik Batu kelak Akan di Bawa sangkuriang ke khayangan lho hahaahhahahahahhaaahahhaahahahhahahahahhaha

      Hapus

Scroll To Top