Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Minggu, 28 Mei 2017

NOSTALGIA DI PASAR PUCUK BATURAJA




Berkunjung ke pasar tradisional selalu masuk dalam daftar kegiatan saya saat melakukan traveling. Terlebih bila pasar tradisional yang dikunjungi itu memiliki kisah di masa lalu. Di Baturaja – pusat keramaian dan pusat pemerintahan dari kabupaten Ogan Komering Ulu itu memiliki pasar tradisional yang tak hanya menyenangkan untuk dikunjungi tetapi juga memiliki kisah yang menjadi bagian dari perjalanan hidup saya.

barisan Becak Motor (BENTOR) didepan Pasar Pucuk
 
Adalah pasar Pucuk –  pasar tradisional di Baturaja yang memiliki kisah tersendiri dalam diri saya. Pasar yang berada di bagian barat Baturaja tersebut  terbilang pasar tradisional yang masih ramai dikunjungi masyarakat Baturaja meski  kini ada beberapa pasar lain yang lebih modern. Pucuk, dalam bahasa ogan artinya atas atau puncak. Karena posisi pasar yang berada diatas dan menempati gugusan tanah tinggi itulah, masyarakat Baturaja menyebutnya pasar Pucuk. 

bagian dari pasar ikan dan bumbu dapur  dalam Pasar Pucuk
 
Menyambangi pasar Pucuk bagai melempar diri kemasa lalu yang kerap tandang ke pasar hanya untuk bermain sembari membeli beberapa jajanan pasar yang murah meriah. Terlebih pasar Pucuk yang dulu menjadi lapak berjualan baju batam (baju bekas layak pakai sisa import). Dulu, karena belum mampu beli baju yang dipajang di toko baju maka salah satu solusi untuk tampil kece ya, beli baju batam!, hahaha

lapak baju baju ....hhhmmm

penjual ayam kampung dan ayam negeri siap potong
 
Beberapa kerabat juga kerap menyebut pasar Pucuk sebagai sentra barang barang loak yang masih layak digunakan. Berlokasi dijalan Akmal – Baturaja Barat, pasar Pucuk kini tetap menjadi jantung perdagangan masyarakat Baturaja. 

jajaran ruko ruko sekitar pasar Pucuk dan ramainya kendaraan
 
Setiap ke Baturaja, sebisa mungkin saya sempatkan tandang ke pasar Pucuk, melangkahkan kaki hingga kebagian paling dalam dari pasar Pucuk. Melihat aktivitas jual beli, tawar menawar, transaksi kecil hingga skala besar, bahkan melihat dari dekat beragam jenis barang dagangan yang belum tentu saya dapati di kota lain. Kegemaran saya adalah melihat langsung beragam jenis bumbu dapur dan bagian pasar basah yang menjajakan sayur mayur hingga ikan dan ayam potong.  

masjid Besar (agung) Ash Sholihin
 
Selain itu, beberapa bangunan rumah masa lampau di sekitar pasar Pucuk jadi daya tarik mata saya. Karena saya menyukai bangunan bangunan tua dan bersejarah, tidaklah saya lewatkan untuk melihat bangunan tua tersebut lebih dekat. Termasuk mendatangi masjid  besar Ash Sholihin yang letaknya di bagian atas dari pasar Pucuk yang juga memiliki nilai sejarah bagi pergerakan agama Islam di Ogan Komering Ulu.

JAJANAN ENAK DI DEKAT PASAR PUCUK

Selain mengunjungi pasar Pucuk, saya juga senang melangkahkan kaki menikmati lebih dekat beberapa hal menarik di pusat Baturaja. Coba saja berjalan kaki di keramaian yang tak jauh dari pasar Pucuk. Ruko ruko penjual beragam jenis kebutuhan berbaris rapih di sepanjang kawasan Adiwarna. Bila malam, bagian depan ruko ruko itu selalu jadi lokasi penjaja kuliner.

Bakso Yuk Yuyun depan gang sempit

gorengan murah meriah enak samping gerobak bakso Yuk Yuyun


Saya sempat singgah ke sebuah penjaja bakso dan gorengan yang letaknya di depan gang kecil yang banyak di singgahi pembeli. Penasaran karena ramai, saya pun memesan semangkuk bakso. Bakso Yuk Yuyun namanya – setelah saya tanya. Jadi ramai karena citarasa bakso pinggir jalan itu benar – benar lezat. Rahasianya terletak pada kuah bakso yang mengandung kaldu kaki sapi. Lezatnyooo!!!. Yuk Yuyun pun memperlihatkan pada saya kaki sapi dalam dandang kuah baksonya dan memberi saya beberapa daging urat yang berasal dari kaki sapi tersebut. 

Yuk Yuyun memperlihatkan Kaki Sapi dalam dandang bakso nya

Lezatnyoooo Bana Bana!!!
 
Selain menyantap semangkuk bakso lezat nan murah (hanya Rp.10.000,-) saya juga sempat mencicipi beberapa gorengan dan empek-empek yang tersaji di dalam gerobak gorengan yang letaknya disamping gerobak bakso Yuk Yuyun. Aaahhhh…emang jajanan pasar gak ada tandingannya dah!! Enaknya beda!!. Citarasa tradisional selalu sensasional!!.

rumah panggung di beberapa bagian Baturaja yang masih terpelihara dengan baik
jembatan yang Instagenic di tengah kota Baturaja


BERJALAN KAKI DI TENGAH KOTA BATURAJA

Ogan Komering Ulu yang merupakan nama kabupaten di Sumatera Selatan tersebut diambil dari nama dua sungai besar yang melintasi dan mengalir disepanjang wilayah OKU, yaitu sungai Ogan dan sungai Komering. Jadi bila berkunjung ke Baturaja – Ogan Komering Ulu jangan lupa untuk menikmati aliran sungai desar yang mengalir di tengah kota dengan jembatan jembatan penghubung yang instagenic untuk diabadikan.

Bentor (Becak Motor)

memotret diri saat naik Bentor - narsis dikit yaaahh

Buat kamu yang hobi jalan kaki,  berjalan di pusat kota Baturaja layak dicoba. Pasalnya, melihat beragam aktivitas masyarakat lebih dekat bisa jadi bagian dari inspirasi. Beberapa Bentor (Becak Motor) lalu lalang di sepanjang jalan.  Beberapa rumah panggung khas masyarakat Ogan masih menghias dibeberapa sudut jalan. 
 
transportasi lokal yang hits

Landmark pusat kota Baturaja berupa taman dan alun alun kota juga wajib kamu kunjungi. Saya sengaja berjalan kaki dari pasar Pucuk, ke bagian stasiun kereta api lalu melangkah ke jembatan yang dibawahnya mengalir sungai Ogan yang deras sebelum akhirnya bersantai di taman dan alun alun Baturaja yang selalu ramai dengan beragam kegiatan. 
 

alun alun - taman kota - Baturaja

Stasiun Baturaja yang makin bersih dan terpelihara

Menjelang tengah hari, saya pun penasaran pada bakso dan es campur Sukowati yang termahsyur di Baturaja itu, dan ternyata  letaknya di pasar Baru – tak jauh dari alun alun Baturaja.  Di Baturaja ada banyak ojek dan juga Becak Motor yang bisa kamu jadikan sebagai alat transportasi dalam kota. Tapi harus nego harga dulu ya, kadang kadang harga awal dari si pengemudi lumayan tinggi lho, hehehe.


penampakan bakso Sukowati

penampakan es campur Sukowati
 
jembatan ini Instagenic - tapi sayang ada brand Rokok yang Mengganggu keindahan jembatan itu

kuliner malam bareng temen temen Bujang Gadis OKU


Tanpa terasa, aktivitas jalan kaki dari pasar Pucuk sampai ke tengah kota Baturaja sejak pagi hingga tengah hari telah saya lakoni. Banyak hal yang saya dapatkan dan menjadikan kisah baru tersendiri dalam perjalanan saya. Beberapa bangunan baru terlihat sebagai bagian dari kemajuan zaman meski beberapa hal yang tradisional dan bagunan masa lampau tetap dipertahankan. Selalu menyenangkan tiap tandang ke Baturaja.

7 komentar :

  1. Alun-alunnya kecee..itu kaki sapinya luar biasa pantas lemak niaan..

    BalasHapus
  2. ini judulnya napak tilaaas ya Indraaa...tapi aku pun suka begitu..punya langganan di sana siniiii hehehehe

    BalasHapus
  3. lebih banyakin fotonya dong kak, soalnya kangen banget sama baturaja

    BalasHapus
  4. keren kak, saya juga baru tinggal di Baturaja bulan Juli 2021, semoga bisa semua mendatangi spot-spot di yang diceritakan di atas

    Terima Kasih kak

    BalasHapus
  5. Bakso lorong dari jaman Kecik sampe sekarang masih Ado dan rasanya dak berubah mantap

    BalasHapus
  6. baturaja sayangnya fotonya dikit, jadi makin kangen

    BalasHapus
  7. Ingat masa2 jadul ...T Kemala to BTA jalan kaki

    BalasHapus

Scroll To Top