Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Senin, 17 Juli 2017

SEJUMPUT KISAH KASIH DI BUKIT TRANGGULASIH - BANYUMAS




 “… bawa perlengkapan bermalam kalian ya …, selebihnya  silakan dimasukkan dalam mobil itu” jelas mas Pradna pada rombongan. Mobil yang dimaksud oleh mas Pradna adalah mobil jenis Kijang yang sejak pagi ikut mengiringi perjalanan kami bersama bis dari kawasan hotel Surya – Baturraden. 




 
Sesuai penjelasan dari mas Pradna dan rekan rekan panitia pada malam sebelumnya, kami – para peserta #JuguranBlogger akan berpindah kendaraan ketika menuju kawasan Bukit Tranggulasih - Banyumas. Dari mobil bis yang kami tumpangi sejak pagi  ke kendaraan  yang di sebut mas Pradna ‘Open Cup’ – yang saya artikan ‘Piala Terbuka’, hahaha.

Naik 'piala terbuka' (open cup) aja kami bahagia - photo by mba Evi

suasana pulang setelah bermalam - camping seru.
Beberapa rekan telah bersiap dan memisahkan barang  dengan cekatan begitu kami tiba di kediaman mas Yayan (admin akun Instagram @instapurwokerto) di kawasan desa Kutaliman, kecamatan Kedung Banteng. Menurut informasi yang saya dapat dari mba Olipe, mas Yayan yang rumahnya kami tumpangi untuk transit itu adalah selebgram-nya Banyumas. Meski saya tidak bertemu langsung, tapi saya yakin sosoknya Femes abiz!!. Setidaknya beberapa wafer, kue kue kering dan permen  yang tersaji di meja ruang tamu mas Yayan cukup jadi bekal saya dalam perjalanan menuju bukit Tranggulasih. Jaraaahhh!!!!.

suasana  malam yang romantis kala camping di bukit Tranggulasih -- photo dari Panitia

kondisi camping dan hamparan purwokerto
 
TANDANG KE NEGERI KERLAP KERLIP

Gelap malam semakin beranjak.  Kami pun bergegas menaiki mobil bak terbuka yang telah siap membawa kami ke puncak bukit.  Berdesakan dalam mobil bak terbuka jadi sensasi kami selama perjalanan. Beberapa diantara kami memilih duduk, meski sebagain besar berdiri berpegangan dengan bilah besi yang sepertinya sengaja dibuat agar angkutan tak keluar dari bak mobil. Sesaat diantara kami membayangkan bagai hewan hewan kurban yang siap jual ke pusat kota, hahaha!!. Atau saya yang nyaris sepanjang perjalanan komat kamit berdo’a karena medan jalan yang menanjak tajam sementara sepanjang jalan tidak ada lampu penerangan.  Berimajinasi sedang menuju negeri dongeng. Menembus kegelapan malam, bermodal penerangan seadanya dari pekarangan rumah warga yang kami temui dibeberapa sisi jalan. Badan jalan yang tidak terlalu lapang membuat mobil bak terbuka yang kami tumpangi harus waspada ketika berpapasan dengan kendaraan lain.

Kopi persembahan mas Temanggung - kang Geri sedang action aja.
 
Setelah berkendara dalam rute yang aduhai dari desa Kutaliman, akhirnya kami tiba di bagian depan dari bukit Tranggulasih. Beberapa mobil pengunjung dan puluhan motor terparkir rapih di areal parkir.   Saya sempat mengira telah sampai dibagian puncak bukit ketika turun dari kendaraan.  Nyatanya, kami harus berjalan sekitar 200 kilometer ke bagian atas bukit tempat dimana kami akan bermalam. Berasa tumit yang masih dalam kondisi pemulihan  mulai meronta. Tumit kinyut kinyut selama perjalanan dari Lampung ke Banyumas kadang harus disembunyikan. Supaya terkesan kece, meski hati merintih menahan tumit perih.


Tiba di puncak bukit Tranggulasih suasana malam sungguh memukau. Hamparan lampu lampu kawasan Purwokerto nampak berkilauan.  Hamparan kerlap kerlip yang membuat saya berdecak kagum. Berada di lereng gunung Slamet, bukit Tranggulasih yang menurut beberapa orang yang saya tanyai, baru dibuka 2 tahun terakhir tersebut mampu menarik minat pengunjung baik warga Banyumas maupun warga luar kota.

Saya dan rekan rekan #JuguranBlogger menikmati kebersamaan makan malam  usai berbagi tenda tempat bermalam kami yang terhampar rapih tepat di depan sebuah warung. Meski  makan malam dengan sayur paku pakis dan bunga kecombrang, tempe mendoan, ayam goreng dan smabal, tetapi  luar biasa nikmatnya. Tanpa sungkan saya nambah 2 kali!!!. Maaf, Diet diliburkan ketika Traveling!!.



OBROLAN  NAKAL PENUH HAYAL

Usai menyantap makan malam bersama, mas Dobelden menyeduh kopi Temanggung yang ia bawa sebagai buah tangan untuk kami nikmati bersama. Sebagaimana seorang pebisnis Kopi, mas Dobelden tak hanya sekedar menyeduh kopi tetapi  juga merunut kisah panjang seputar kopi kopi baik di Temanggung maupun kisah kopi kopi di nusantara. Lumayan dapat ilmu 2 SKS dari pelaku kopi nya langsung. Jangan tanya soal cita rasa kopi yang di seduh, Sedapnya Menggelundap!!!.

Usai makan malam, Ngopi seru bareng, mba Olip, mas Pradna dan jajaran panitia mengajak kami mendekati api unggun yang telah tertata rapih di bagian depan dari tenda tenda  bermalam kami.  Suasana api unggun yang menghangatkan mendatangkan beberapa peserta lain yang juga ikut bergabung dalam lingkaran kebersamaan. Sayang moment ini berlalu tanpa ada acara seru sebagai pengikat kebersamaan.  Bisa jadi jajaran panitia terlampau lelah mengatur setiap detail dari gelaran Juguran Blogger.


Tak ingin membuang kesempatan seru, obrolan ringan berisi guyonan hingga hal hal serius tersaji diantara beberapa rekan. Mulanya, beberapa blogger dan panitia wanita ikutserta dalam pembicaraan. Tetapi perlahan para wanita wanita itu menyingkir ketika sekumpulan pria mulai membual, bicara penuh hayal hingga sanjung kata tanpa makna untuk Vika –  PR Hotel Santika yang sejak siang ‘mengganggu pemandangan mata’ kami (para pria) di kawasan batik Papringan. Sebenarnya kehadiran Vika tidaklah mengganggu. Hanya saja, (kami) – beberapa pria tak lagi memiliki bahan obrolan selain membumbungkan nama Vika hingga angkasa dan berharap Vika mendengar celoteh kami tengah malam itu. Al hasil, obrolan yang tak ada batasan itu semakin meluas hingga topik mancanegara, Singapura, Malaysia, Taiwan, Korea sampai pada pembahasan  ; Micin, Dahak, Ingus dan FLa yang kental dan Sensasional.!!!. Hajaaarrr!!! – btw, untuk sesi obrolan gila sampai pagi ini sungguh menyenangkan, dan jarang saya lakukan bila ada di rumah.  Suasana obrolan begadang semakin meriah berkat iringan musik orchestra yang berkumandang berjam-jam. Terima kasih Genks ; mas Pradna, mas Pria (eh Pria aja gak pake mas), Imam, Dhimas, Riski, mas Nana, kang Geri (sebagai Ketua Suaka Vikanisasi –mboh opo!!!). Noted : Semoga suatu hari nanti bisa bertemu Vika kembali. Vika… undang kami ke Hotel Santika dooong!!,hehehehe. Ngarep!!.

Group Vocal terbaru #JuguranVOICE
Family of Juguran Blogger 3.0

Beruntung banged dalam Juguran Blogger saya bertemu dengan mba Terry


RAGAM SPOT PHOTO MENARIK

Bukit Tranggulasih yang terletak di desa Windujaya kecamatan Kedungbanteng Banyumas sangat cocok bagi wisatawan yang menyukai wisata alam dengan udara yang segar.  Area kunjungan yang dibuka 24 jam ini, pengunjung cukup membayar Rp.5.000,- dapat menikmati suasana alami Bukit Tranggulasih. Hamparan yang memukai dari puncak bukit Tranggulasih adalah pesona utama yang akan membuat pengunjung berdecak kagum.
 
kisah romantis di bukit Tranggalish - photo by mba Evi

Pemeran Utama dan Sutradara

gegayaan semantara - photo by mba Evi

Gegayaan Sementara (2) - photo by mba Evi

Dalam kawasan bukit Tranggulasih, tersedia 4 bukit yang dapat di jadikan tempat bersantai maupun camping oleh pengunjung.  Bukit Datar, Bukit Suramenggala, Bukit Tinggi adalah 3 nama bukit yang menawarkan beragam spot photo selain bukit Tranggulasih itu sendiri.

 Bicara soal spot photo, pengunjung dapat berpuas diri mengabadikan moment di beberapa spot photo menarik, mulai dari jembatan cinta, taman LOVE, sangkar burung, hingga beberapa pondokan yang instagramable!!. 

tampak depan - cantik!!!

tampak belakang - cantik!!!
 
Kami pun tak mau melewatkan kebersamaan tanpa mengabadikan kebersamaan di beberapa sudut bukit yang menarik dan instagramable tersebut.

 
Buat kamu penyuka camping, bukit Tranggulasih wajib kamu sambangi. Dalam kawasan bukit Tranggulasih ini ada beberapa hunian warga yang berdagang menjajakan beragam makanan dan minuman. Jadi, para pengunjung tak perlu khawatir dehidrasi atau lapar ketika berada di puncak bukit Tranggulasih.
 
semoga suatu hari dapat berkumpul kembali - Photo by Mba Evi

 Saya sempat mengabadikan beberapa spot menarik kala menyusuri rute kembali usai camping di Bukit Tranggulasih. Sesuatu yang tak dapat saya abadikan ketika hadir dikawasan ini pada malam hari. Leluasa mengabadikan rute jalan, kondisi bukit hingga suasana asri sekitar jadi kebahagiaan tersendiri.  Semoga keasrian kebersihan lingkungan bukit Tranggulasih tetap terpelihara dalam kurun waktu  yang lama. Hingga kelak, kebersamaan seru Juguran Bogger  dapat terulang. Semoga.
_____________________________________
 
Catatan ini dibuat dari kegiatan Juguran Blogger di Banyumas bersama Blogger Banyumas dan di dukung oleh Bapeda Litbang Banyumas, Bank Indonesia, Loja De Cafe, Fourteen Adventure, PANDI.ID dan Hotel Santika Purwokerto.

11 komentar :

  1. wehehe... maaf kakak, rencananya malam di Tranggulasih ada kesenian Kentongan khas Banyumas.. tapi karena ada satu dan lain hal, terpaksi di revisi ^_^v

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe..its oke.. aku sih sangat terhibur dengan obrolan nakal penuh khayal ampe pagi itu..wkwkwkwkwkwkwkwkw.... lain kali ajak ajak aku lagi yaaahh heheheh

      Hapus
  2. hahaha, masih saja ngakak kalau lihat video vikanisasi itu. :D nampaknya kalian belum pernah disuntik vikanisasi ya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwkwkwkwkw...itulah kenapa aku kasih judulnya Kisah kasih wkwkwkw karena banyak kisah kasih yang tak sampai akhirnya pada khayaaaallllll......

      Hapus
  3. Ini perjalanan rombongan yang seru, orang-orangnya asik-asik. Semoga kita bisa jalan bareng lagi ya oom Indra.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yeeyyy...aku beruntung bisa bertemu lamgsung banyak blogger kece plus ktemu mba Terry juga..hehehe... amiiin semoga kita bertemu lagi next meet yaaa...kalo ada event ajak ajak aku yaaaa

      Hapus
  4. Setelah melihat videonya ternyata di puncak bukit tranggulasih lebih kecil lagi ya. Sayang kemarin aku merasa terlalu lelah untuk ikutan naik :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. ia mbaaa.. apalagi aku, bisa sampe ke posisi kita kemah aja udah sukur dengan tumit kernyat kernyit...hahahahha..... tau diri juga sih aku nya kalo sampe kebagian atas tentulah bakal makin parah ini tumit hahahahahah..

      Hapus
  5. Kangen ketawanya om indra, hahaha
    Khas banget gitu..

    BalasHapus
  6. Perjalanannya seru banget! Dan yak! ketemu blogger2 keren seperti kalian itu bersyukur banget :D
    Thank you om buat jadi orang yang super humble meskipun awalnya ria takut buat mendekat kenalan. wkwkwk

    BalasHapus

Scroll To Top