Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Jumat, 17 November 2017

KESEMPATAN LANGKA DAPAT BERTEMU HARAPAN DI SUAKA RHINO SUMATERA



…” Please, jangan telat ya, jam 6 udah berangkat. Kalau telat kunjungan ke kandang badak batal!!”… 

Begitulah kiranya saya mengingatkan semua tim yang tergabung dalam trip ke Lampung Timur dalam rangka gelaran Festival Way Kambas 2017. 
Susunan kata yang saya sampaikan di Whatsapp group  itu terkesan kayak emak tiri yaa..hahaha..eh padahal emang!. Hahaha. Semua demi kompak tim untuk ontime di titik kumpul supaya dapat bertemu Badak Sumatera.
 
bagian dalam  di kawasan pengawasan SRS


What?!!, Badak??, ke Way Kambas ketemu Badak??!!, serius lu Ndro?!!. Hhhmmm…
Jangan sok gak tau deh. Dalam kawasan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) itu ada pusat penangkaran  dan pengembangbiakan  badak sumatera atau yang familiar disebut Suaka Rhino Sumatera (SRS).  Truss, dimana letak istimewanya??.. hhhmm, please jangan Nyinyir mulu yaaaa!!.
Istimewanya, SRS itu bukan kawasan yang dibuka untuk umum, broh!!. Tak semua orang bisa tandang ke kandang badak dan menengok aktivitas badak-badak itu. Oohh, yaa?!!. Untuk dapat masuk kebagian dalam dari SRS, pengunjung harus mendapatkan izin resmi terlebih dahulu itupun untuk keperluan yang memang ada hubungannya dengan konservasi badak. Bahkan konon, untuk dapat masuk ke kawasan SRS, pengunjung juga harus mengantongi surat keterangan sehat dari dokter!. 

pagi memulai perjalanan . jam 6.11 Pagi menuju Way Kambas - photo by bang Eka

kondisi jalan kebagain dalam kawasan SRS
Karena prosedural yang panjang dan lumayan njelimet itulah, saya dan teman-teman trip mempersiapkan diri untuk dapat melihat langsung badak dalam SRS. Terlebih bang Deni dan bang Mansyur telah sedemikianrupa mengatur perjalanan kami agar dapat masuk ke dalam kawasan SRS. Itulah sebabnya kami tidak boleh telat. Karena badak dalam kawasan SRS hanya berkenan muncul pagi sekali hingga jam 9. Setelah itu, badak badak akan kembali dalam hutan menjalankan aktivitas mereka sebagaimana biasanya. Hhmmm… Badak aja punya waktu ritual yang wajib dipatuhi yaa… hehehe. Badaknya hiiittzzzz!!!.

kantor pengawas dan penjaga bagian dalam kawasan SRS
 PERJALANAN MENEMUI BADAK

Dengan kecepatan maksimal terkendali, mas Estu dan mas Panji yang mengatur kemudi kendaraan megantarkan kami yang berjumlah 15 orang dari Bandar Lampung ke kawasan Taman Nasional Way Kambas (TNWK)  dengan selamat. Pukul 08.11 WIB kami tiba di depan plang hijau (sebutan pintu gerabang utama sebelum masuk dalam kawasan TNWK). Sebelum masuk ke kawasan SRS yang terbatas tersebut kami diajak sarapan pagi disalah satu rumah warga ‘Bella Souvenir’ yang jaraknya tak jauh dari Plang Hijau.

Setelah menyantap hidangan sarapan dengan cekatan, kami lanjut kebagian dalam dari Suaka Rhino Sumatera (SRS). Selama melaju kebagian dalam, tak ada pengunjung lain yang kami temui dalam perjalanan. Tumbuhan jenis hutam tropis menghias dikiri dan kanan jalan. Kondisi jalan kerikil dengan keasrian hutan yang masih terjaga begitu lekat dalam pandangan.

Usai 20 menit berkendara, akhirnya kami tiba di bagian dalam camp SRS dengan terlebih dahulu melapor pada bagian pengawas SRS. Kami diterima dengan diberi arahan sedikit sebelum menengok salah satu badak yang masih berada di kandang.

melihat dari jauh, Badak harapan di luar kandang sedang makan pagi
  

HARAPAN DALAM PERLINDUNGAN

Pagi itu kami diberi izin melihat seekor badak bertubuh tambun nan gagah bernama Harapan yang merupakan badak jantan sumatera ketiba yang lahir di kebun binatang Cincinnati Zoo Amerika Serikat pada tahun 2007. Kami diberi kesempatan hanya 20 menit untuk melihat langsung Harapan diluar kadang a, sebab  menurut penjaga kawasan SRS, badak rentan  terhadap stress terutama bila mengalami banyak kunjungan manusia. Itulah mengapa kawasan SRS tidak dibuka untuk umum. Selain itu, kandang badak juga di beri kawat betegangan listrik 600 voltase pada bagian depan dekat pagar kunjungan sebagai pelindung badak baik dari serangan luar maupun dari upaya si badak keluar dari kadangnya.   Selain menikmati jatah makan rutinnya, badak harapan juga sesekali mendekati kami dan berpose. Tampaknya ia tahu bahwa kami butuh photo wujud nya yang bohai aduhai itu.

Kedatangan kami pagi itu hanya dapat melihat badak Harapan, karena badak yang lain masih berada dalam hutan sebagaimana kehidupannya. Sedangkan menurut petugas kawasan SRS, beberapa badak betina sedang dalam masa pemeriksaan kandungan rutin. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan regenerasi badak sumatera selanjutnya.

body Harapan yang gagah!


 TUJUH BADAK SUMATERA

Saat ini, dalam kawasan SRS terdapat 7 ekor badak Sumatera yang masih bertahan  hidup setelah ada dua badak yang telah mati karena usia tua dan sakit. Ketujuh badak tersebut antara lain Bina, badak betina yang telah menghuni SRS sejak tahun 1998. Badak betina selanjutnya bernama Ratu yang menempati kawasan SRS sejak September 2005. Rosa adalah nama badak betina yang juga menghuni SRS sejak 2005.  Selain badak betina, ada pula badak jantan bernama Andalas yang berasa dari Los Angeles Zoo, Amerika Serikta dan menempati kawasan SRS sejak tahun 2007. Kemudian pada tahun 2012, SRS mendapatkan badak jantan hasil perkawinan Andalas dan Ratu yang kemudian diberi nama Andatu. Selain itu, ada pula badak betina kecil yang lahir pada 2016 juga buah perkawinan dari Andalas dan Ratu dan diberi nama Delilah.

suasana kawasan yang asri mendukung kelestarian habitat Badak Sumatera

kelompok Jejak Petualang.
Meski hanya sempat melihat satu badak jantan bernama Harapan saja, bagi saya kesempatan langka tersebut jadi suatu pembelajaran dan pemahaman akan upaya maksimal para pengurus dan penjaga kawasan untuk tetap melestarikan badak bercula dua yang semakin langka.  Tak sia sia rasanya melakoni perjalanan sejak pagi buta dari Bandar Lampung hingga TNWK untuk bertemud engan Badak Sumatera. Semoga upaya-upaya terbaik pemerintah pusat maupun daerah dapat terus memberi dampak baik bagi kelestarian badak badak sumatera di Taman Nasional Way Kambas.

4 komentar :

  1. Aku "kenal" badak ini duluuuu banget dari Prangko. Seri hewan langka kalau gak salah. Nah, tahun 90-an aja udah dibilang hewan langka, apalagi sekarang. Makanya Bang Indra dan rombongan sungguh beruntung dapat melihat dengan kepala telanjang.

    Semoga juga badak-badak yang ada di sana dapat berkembang biar, biar generasi nanti gak hanya kenal hewan ini dari internet, tapi bisa lihat langsung.

    @omnduut

    BalasHapus
  2. Alhmdulilah ya akhirnya bisa berkunjung ke SRS di Taman Nasional Way Kambas. :p

    Aku jg udah berkunjung lho, Om.

    BalasHapus
  3. aku belum pernah ketemu badak secara langsung bang, tapi kalo orang yang disebut muka badak udah sering :))

    BalasHapus
  4. Kalau jadi manusia Harapan bisa jadi warganegara AMerika karena lahir disana. Semoga regenerasi badak bisa berjalan mulus ya, demi kelangsungan hidup Badak Sumatera

    BalasHapus

Scroll To Top