Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Senin, 29 Januari 2018

LFFF2018 - PERLU BANYAK APRESIASI, BANYAK EVALUASI.



photo by Team LFFF2018


Maraknya gelaran yang mempertemukan antara ragam kuliner khas hingga kreasi busana di setiap daerah telah menginspirasi beragam pihak untuk membuat gelaran serupa dengan sentuhan ke-khas-an daerah masing-masing. Begitupun dengan isi dari gelaran Liwa Food and Fashion Festival 2018 – disingkat LFFF2018, yang berlangsung di Liwa pada Sabtu dan Minggu, 27-28 Januari 2018.

Banner event LFFF2018 - photo by Panitia

 Bertempat di GOR Aji Saka – kawasan Sekuting Terpadu, Liwa – Lampung Barat, gelaran yang mempertemukan ragam kuliner dan cipta busana khas Lampung Barat tersebut akhirnya terlaksana. Berawal dari keinginan sosok pemuda Lampung Barat yang menimba ilmu di Yogyakarta – Anja Firas Ifri Danasla, SH., untuk memperkenalkan potensi ‘Food & Fashion’ Lampung Barat secara maksimal. Itulah kemudian, gelaran tersebut diberi tajuk ‘Liwa Food and Fashion Festival 2018’.

Secara pribadi, saya telah mengetahui rencana gelaran LFFF2018 sejak kunjungan terakhir saya ke Suoh – Lampung Barat pada pertengahan Desember 2017 silam. Sejak itu pula beragam kegiatan yang bertujuan mempromosikan gelaran LFFF2018 digulirkan. Mulai dari gelaran pra-event hingga memposting event di ragam jenis sosial media. Uniknya, banyak pihak yang kemudian menyokong kegiatan ini. Bahkan beberapa diantara pendukung acara, bukanlah mereka yang berlatarbelakang dibidang Food and Fashion.  Anja – selaku penggagas dan ketua pelaksanan dari gelaran LFFF2018 memiliki tim belakang layar yang senantiasa berkenan membantu publikasi sebelum acara hingga terwujudnya gelaran puncak acara.
 
Suasana acara  Pembukaan LFFF2018 dalam GOR Aji Saka - Sekuting Terpadu - Liwa. Photo by Aries


Dalam pelaksanaannya,  Liwa Food and Fashion Festival juga menyuguhkan sentuhan seni budaya khas dari Lampung Barat. Mulai dari sajian kuliner khas, busana hingga beragam lomba-lomba pendukung yang menarik minat beragam lapisan masyarakat.  Lihat saja lomba Nyambai atau pantun bersahut khas masyarakat Lampung Barat yang menarik minat beragam lapisan masyarakat. Gelaran yang didukung oleh Puteri Hijab Management Lampung Barat ini juga terlibat jajaran Tim Penggerak PKK dan Dekranasda kabupaten Lampung Barat yang turut berpartisipasi dalam gelaran bazaar. Dalam sambutannya, Ibu Ketua Tim Penggerak PKK Lampung Barat – Partinia Parosil Mabsus menyambut baik gelaran LFFF2018 sebagai bagian dari optimalisasi potensi kuliner, kerajinan tangan dan cipta busana dari perancang kabupaten Lampung Barat.  Salah satu yang menjadi ciri dari kreasi busana khas Lampung Barat adalah Celugam, yang tak hanya sekedar karya kreatif masyarakat Lampung Barat tetapi juga mahakarya dengan kandungan filosofi Lampung Saibatin.

Ibu Ketua Tim Penggerak PKK Lampung Barat - Partinia Parosil Mabsus (kerudung orange - tengah)
 
SAJIAN FOOD – MULAI DARI KICCA HINGGA JANDA BERHIAS

Dalam sajian Food,  LFFF2018 menghadirkan beragam jenis makanan khas masyarakat Lampung Barat.  Sajian makanan ringan yang menarik perhatian saya diantaranya ; Kukkuk ittokh, Kicca dan kue bebai makhing. Ada pula deretan gulai dan menu pendamping nasi yang sempat saya cecap, diantaranya ; gulai taboh iwa kiang, sambol halipu, rendang nanas, senaga pandan, gilau pepput, gulai kambas suwa talos hingga sajian terong kecil bulat berbalut bumbu rendung yang diberi nama Janda Berhias.
Sajian makanan dalam LFFF2018 tak hanya soal keunikan rasa, tetapi penamaan dari makanan yang mengandung kisah masa lampau masyarakat Lampung Barat.  Meski  begitu, sajian dalam LFFF2018 masih butuh sentuhan yang atraktif dan menarik.  Tampilan makanan dan kue-kue tak melulu menggunakan mika atau stereo form. Ada baiknya menggunakan piring makan kaleng yang berkesan tempoe doeloe  atau alas makan jenis Inke.

Untuk menunjang pelaksanaan dari suguhan Food  dalam LFFF2018,  ada baiknya digelar demo masak berkenaan dengan jenis masakan khas. Misal demo masak gulai taboh dengan bumbu yang telah dipersiapkan dari rumah. Tak ada salahnya bila demo masak dilaksanakan oleh chef terkenal ditingkat provinsi atau nasional atau  minimal pelaku industri kuliner di Lampung Barat. Sehingga wujud Food dalam LFFF2018 semakin nyata terasa.
Selain itu,  partisipasi pelaku industri makanan di Lampung Barat juga harus dilibatkan. Mengikut-sertakan pelaku bisnis makanan di Lampung barat adalah hal yang nyata dan langsung bersinggungan dengan urusan Food itu sendiri.  Tak hanya sekedar  Tim PKK Lampung Barat atau pihak Kecamatan yang menggelar sajian makanan  tapi terkesan mengugurkan kewajiban dari atasan mereka.

aneka makanan dan kue kue tradisional khas Lampung Barat

Kicca dan Kukkuk Ittokh

Terong di bumbu rendang di beri nama ; Janda berhias

gelaran bazaar Food
 
SAJIAN FASHION – PESONA CELUGAM KHAS LAMPUNG BARAT

Perlu sentuhan khusus untuk sajian Fashion dalam LFFF2018.  Sebagai suatu pertunjukan, Fashion  Show merupakan keindahan visual yang langsung dapat terasa oleh mata pengunjung yang hadir menonton.  Yang menarik, fashion dalam LFFF2018 menyajikan ke-khas-an cipta busana dari perancang Lampung Barat.  Meski secara jumlah, baik perancang maupun ragam busana tentu perlu ditambah.  Karena dalam sajian fashion show perlu terpenuhinya komponen keindahan baik dari jumlah perancang busana, model catwalk  hingga ragam busana yang tersaji.

Sangat disayangkan, sajian fashion dalam LFFF2018 terbilang sedikit. Meski saya meyakini ada banyak penjahit dan pengerajin, baik kerajinan sulam tapis hingga celugam yang tinggal di kabupaten Lampung Barat.  Atau ada baiknya berkolaborasi dengan perancang di tingkat provinsi Lampung atau skala nasional dengan mengangkat tema Celugam di setiap sajian karya busana.

Sebagai suguhan pertunjukan, konten acara LFFF2018 masih bersifat ceremonial dengan serangkaian lomba-lomba sebagai penguatnya. Selain konten Food yang masih sebatas bazaar tanpa aktivitas memasak dilokasi acara, konten Fashion masih sebatas pada upaya promosi celugam. Belum mengetengahkan ragam aplikasi celugam dalam sisi tata busana.  Disamping itu, penataan bazaar busana dan makanan juga perlu diindahkan hingga perlu adanya manajemen pertunjukan. Terlebih manajemen pertunjukan untuk model yang jalan di catwalk agar dapat lebih luwes, tak bungkuk dan memiliki ‘runaway passion’ yang sesuai dengan manajemen pertunjukan fashion show. Atau dapat pula melibatkan model catwalk dari Bandar Lampung sebagai penyemarak dari suguhan  fashion show dalam LFFF2018.
 
salah satu sajian Fashion dalam LFFF2018 - photo by bang Eka

Dimasa mendatang, gelaran ini sangat baik untuk kembali terlaksana dengan tatalaksana yang tentu semakin baik berdasarkan pelaksanaan 2018.  Karena LFFF2018 dapat jadi wadah kreativitas jiwa muda yang tinggal di kabupaten Lampung Barat. Bukankah kemajuan suatu kawasan juga dilihat dari sejauh apa kreatifitas pemuda yang tinggal di kawasan tersebut?.  Dan Lampung Barat memiliki banyak sosok pemuda yang kreatif dan mencintai Lampung Barat. Tak ada salahnya Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Barat melalui Dinas Pemuda Olah Raga atau Pariwisata memasukkan gelaran LFFF ini sebagai bagian dari kalender event tahunan kabupaten Lampung Barat. Karena bukan tidak mungkin, Liwa Food and Fashion Festival dapat menarik minat kunjungan wisata ke Lampung Barat bila segenap komponen dalam Lampung Barat bersinergi aktif.  Semoga.

1 komentar :

Scroll To Top