Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Selasa, 27 November 2018

PARIWISATA LOMBOK BANGKIT LAGI



 … Berlarianlah mereka menuju lorong yang terang benderang. Tak lagi tersumbat oleh desakan cahaya dalam ragam warna yang tak tergambarkan …


Begitulah upaya Tsukuru Tazaki. Tokoh tegas dalam novel Colorless Tsukuru Tazaki and His Years Pilgrimage karya novelis Jepang favorite saya Haruki Murakami yang digambarkan sedang berlari dari kejaran komplotan jahat.  Kepala saya masih dijejali gumpalan tanya akibat bacaan separuh jalan. 

  
Hamparan pesona alam dari ketinggian


Cuaca begitu bersahabat kala menjejakkan kaki di Lombok. Dalam kunjungan lanjutan dari program bantuan yang telah diretas pada dua bulan sebelumnya.  Pagi itu, saya kembali bersama dengan mas Anton sang penggagas gelaran, kak Kent – pilot maskapai komersil yang masih berkenan meluangkan waktu untuk kegiatan sosial, Daeng Mamat sang dokter solder pada Klinik Drone dan Anaz – sosok pendiam tetapi memiliki kedalaman kata dalam lisan maupun tulisan yang kerap membuat saya takjub.  Bergabung pula sosok anyar, mba Vema yang merupakan rekan Anaz.  Dan masih banyak rekan lain yang akan bergabung nantinya. Yup, kami bertemu lebih dulu karena penerbangan yang tiba lebih awal.

“Pariwisata Lombok bangkit lagi” gumam saya dalam hati begitu melihat bagian luar dari Bandara yang telah banyak berbenah.  Di jalan utama depan bandara, sebuah spanduk terbentang dengan tajuk ‘Mandalika International Marathon 2018’. Dilaksanakan pada 4 November 2018 sebagai bagian dari perayaan HUT TNI ke 73.  Nampak jelas, gelaran standar Internasional berupa lari marathon tersebut bagai upaya Lombok  untuk berjalan kembali usai terjatuh dalam duka. 

jalanan lengang dan perbukitan

indahnya hamparan alam dan kawasan Mandalika di kejauhan
 

Ditunjuknya kawasan Mandalika sebagai tempat pelaksanaan dari gelaran tersebut tentu memberikan dampak baik bagi pamor pariwisata Lombok. Terlebih kawasan Mandalika yang memiliki  garis pantai nan memesona sepanjang 16 km dan merupakan destinasi pariwisata kelas dunia tersebut akan memberikan pengalaman menarik pada peserta marathon ketika berlarian di tepi pantai berpasir putih nan halus. Meski gelaran tersebut telah terlaksana pada saat kedatangan saya dan rombongan, tapi menyimak upaya segenap komponen masyarakat dan pemangku kebijakan di Lombok untuk kembali menggerakkan sektor pariwisata patut di acungi jempol.
Perlahan tapi pasti, Lombok kembali jadi primadona kunjugan wisatawan dan terus berbenah dalam segala bidang.  Salah satu upaya nyata melalui Surat Keputusan Menteri Pariwisata tentang Tim Kerja Pemulihan Destinasi dan Promosi Pariwisata pasca gempa Lombok merupakan program recovery destinasi pariwisata terdampak dan promosi pariwisata tidak terdampak bencana di Lombok. Dukungan Kemenpar pada Pemda NTB dan industri pariwisata Lombok juga termasuk dukungan program dan anggaran Kemenpar. Kelak dapat mengakomodir dan mendukung program ‘Lombok Bangkit’ dari Pemda NTB untuk industri pariwisata Lombok.

 
pesona bahari Lombok jadi daya tarik wisatawan


Beranjak siang, mas Anton menawarkan ide untuk singgah ke kawasan Mandalika.  Tentu  kami tak menolak. Anggap saja upaya mengisi waktu pagi dan menunggu rekan lain datang nantinya. Bagai upaya menangkap pesona dalam perjalanan. Inilah salah satu keuntungan jalan bareng mereka yang memang hobi jalan. Tak pernah membiarkan waktu kosong percuma. Selalu ada aktivitas menarik. Bagi saya, ini termasuk upaya menambah konten, hehehe.

Kendaraan yang kami tumpangi melalu jalan yang lengang. Pak sopir membawa kami pada sebuah perbukitan.  Bentangan alam nan indah langsung menyambut kami. Bergegaslah kami menuju puncak tertinggi pada gugusan bukit. Hamparan kawasan Mandalika terlihat di depan mata. Bukit-bukit berbaris, beriring indah diantara pepohonan dan hunian warga yang tersebar pada dataran rendah. Gumpalan awan berhias diantara rona langit membiru.  Karya semesta begitu nyata memikat mata. Takjub!.

karya Drone mas Anton

kebersamaan kami siang itu
 
Perjalanan pun berlanjut. Usai mengabadikan moment dan menerbangkan pesawat drone kami bergerak mendekati kawasan Mandalika.  Karena bukan akhir pekan, maka kawasan Mandalika tidak terlalu ramai pengunjung.  Cukuplah memuaskan diri menikmati deburan ombak sembari merebahkan badan di kursi malas. Beberapa wisatawan mancanegara terlihat sedang menikmati suasana pantai dalam kawasan Mandalika.  Tak heran bila siang itu, nampak hotel dan resto mulai beroperasional secara normal. Bersiap menyambut kedatangan pelancong. Hidup harus terus optimis. Karena badai pasti berlalu.
 
Semakin siang,  topik obrolan antar kami semakin menarik. Semacam quality time jelang kegiatan sosial.  Meski perkenalan kami terbilang baru tapi tak menghalangi niat untuk tergabung dalam tim kerja yang saling menyokong. Seperti ungkapan Haruki Murakami dalam karyanya ‘Dance Dance Dance’  ; Keluarga dan Pertemanan merupakan dua sumbu yang kelak akan bertemu. Teman kelak akan berujung pada keluarga dan keluarga layaknya teman yang senantiasa ada meski kadang terpisah jarak dan waktu.

7 komentar :

  1. Suka kalimat di paragraf terakhirnya, tentang teman dan keluarga :)

    BalasHapus
  2. Lombok terlalu indah jika terus tidur karena bencana ya. Saatnya memang sudah datang untuk Lombok bangkit kembali. Semoga wisatawan juga semakin lancar kedatangannya ke tempat ini

    BalasHapus
  3. Semoga Lombok bisa bangkit terus ,jadi destinasi wisata andalan Indonesia

    BalasHapus
  4. Lega bacanya, semoga pariwisata Lombok bisa makin moncer setelah bencana ya Bang

    BalasHapus
  5. Endingnya apikkkk.


    Semoga Lombok lekas bangkit dan Rinjani dibuka total :)

    BalasHapus
  6. Lombok, destinasi impian. Meskipun kini sedang dilanda musibah, insha Allah mah setelah ini akan lebih maju lagi disemua sektor.


    www.aulaandika.com

    BalasHapus

Scroll To Top