Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Senin, 10 November 2014

HISTORICAL TRIP ; TAMAN PURBAKALA PUGUNG RAHARJO




Gambar Punden tertinggi di komplek Taman Purbakala Pugung Raharjo
Ada banyak hal menarik di sekitar kita, selagi kita berkenan melihat sisi menariknya. Bahkan pekarangan rumah dan kondisi sekitar lingkungan dimana kita tingal pun bisa mengandung nilai nilai yang sangat menarik untuk di simak, di gali terlebih di teliti. 
 

Pemikiran tersebut diataslah yang selalu membuat saya pribadi selalu tertarik melihat dan mendatangi langsung sesuatu yang ada di sekitar yang belum saya tahu.
Berdasar keingintahuan sesuatu yang bernilai sejarahlah, saya mengemukakan keinginan untuk mengunjungi sebuah kawasan yang namanya telah saya tahu ketika dulu duduk di bangku SMP. 

Tak jauh dari tempat saya tinggal – Bandar Lampung, tepatnya di wilayah Lampung Timur, terdapat sebuah kawasan Taman Purbakala – Pugung Raharjo yang mengandung nilai sejarah dan menjadi rekam jejak kehidupan pada peradapan lampau. Seperti apa rupanya?, saya pun tidak begitu tahu, karena dulu hanya paham melalui buku sejarah dan penjelasan guru kelas.

Iseng, saya pun melontarkan keinginan ke Pugung Raharjo pada sejumlah rekan dan mempostingnya di akun twitter saya @duniaindra. Bersyukur,  tak perlu waktu lama, respon rekan rekan berdatangan, karena sifatnya singkat tentu saja yang bersedia (mention) dahulu itu yang diutamakan. Sebelumnya saya juga mengajak Mas Yopie – admin akun Keliling Lampung – aahh….kehidupan traveling saya memang selalu di takdirkan ada Oom Yopie didalamnya. Dan terkumpullah beberapa rekan ; Mas Teguh – founder akun @LampunghHeritage, Karina dan Andy yang baru saja saya kenal ketika event Teluk Semaka – Tanggamus dan tentu saja, seseorang yang selalu berkenan saya ajak traveling, bagai telah jadi travel mate yang melengkapi – Derry. Yang special pada trip dadakan saya dan rekan rekan kali ini adanya keikutsertaan anak bujang pertama saya – Hazel, ia pun ingin tahu langsung lokasi Pugung Raharjo yang katanya sering di bahas di pelajaran sejarah. Oohh… Like Father Like Son, anak saya pun sudah ada bakat hobby pertualang. 

Pintu Gerbang masuk kedalam komplek Taman Purbakala Pugung Raharjo
 
Bujang pertama senang berkunjung langsung ke Pugung Raharjo


Pukul 10 siang di Minggu cerah itu, saya bersama  Mas Teguh, Karina, Andy dan Derry plus si Abang - bujang pertama meluncur ke Lampung Timur, melalui arah Tanjung Bintang dan terus lurus ke arah Lampung Timur. Lebih kurang 45km jarak tempuh dari Kota Bandar Lampung, beberapa bagian jalan sedang dalam perbaikan , di aspal, tetapi di beberapa bagian lainnya jalan cukup rusak parah. Seingat saya, jalan lintas Tanjung Bintang – Lampung Timur ini selalu tak pernah dalam kondisi baik. Bisa jadi karena banyak kendaraan besar dan bermuatan berat melintas. Maklum, kawasan yang dilalui memang kawasan industri. Pabrik – pabrik beragam product berjajar di sepanjang jalan, selain hutan karet yang rimbun menjadi pemandangan hijau nan menyejukkan mata bersama beberapa barisan rumah warga.
Lebih kurang 2 jam perjalanan dengan kondisi jalan yang tak seluruhnya mulus, di tambah kondisi panas akhirnya kami tiba di lokasi dimana kami ingin mengetahui secara langsung tempat tersebut. Taman Purbakala Pugung Raharjo.

Komplek Batu Kandang (Batu Mayat)

ada papan papan peringatan di setiap situs

PENINGGALAN BERSEJARAH.

Sebagai pemula, dan baru pertama kali mendatangi Pugung Raharjo – meski warga Bandar Lampung. Saya sempat bertanya pada beberapa warga tentang arah jalan menuju Taman Purbakala Pugung Raharjo yang terletak di kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung Timur. Komplek yang terletak diatas 30 hektar ini seolah menyambut kami dengan penuh historical yang sangat mengagumkan. Bagaimana tidak gerbang masuk yang dibuat tampak sangat serasi dengan  Benteng Tanah yang terbentang di bagian Timur dan Barat lokasi. Benteng itu pun termasuk bagian dari situs, berupa gundukan tanah berbentuk memanjang dengan tinggi 2 – 3 ½ meter. Pada bagian luar benteng terdapat parit yang cukup dalam berukuran 3 – 5 meter. Dahulu, Benteng gundukan tanah itu berfungsi sebagai tempat pertahanan baik dari gangguan binatang maupun serangan dari suku lain.

Secara keseluruhan, Taman Purbakala Pugung Raharjo merupakan peninggalan yang berasal dari tradisi Megalitik dan Klasik.  Sangat khas karena ada banyak alat alat kehidupan pada zaman prasejarah yang merupakan  bagian dari tradisi megalitik di tandai dengan batu batu besar, seperti menhir (batu tegak), dolmen (meja batu) yang berfungsi sebagai tanda peringatan tempat pemujaan, tempat penguburan maupun tempat musyawarah. Hal ini terlihat jelas pada komplek batu Kandang  (Batu Mayat) yang langsung dapat di jumpai ketika pertama masuk dari gapura depan komplek. Komplek batu kandang merupakan bangunan sakral untuk keperluan pemujaan dan peng-agungan terhadap nenek moyang. Batu ini merupakan penggambaran phallus yang berbentuk bulat panjang. Anak ku sempat berucap bagai alat vital pria!. Cukuplah kami berfoto mengabadikan seluruh bagian yang sangat bersejarah dan penuh hal hal mistis di dalamnya. Terlihat sebuah budaya kehidupan jazamn dahulu. Betapa agung budaya nenek moyang dahulu.

papan papan informasi tersebar di situs situs di dalam taman purbakala Pugung Raharjo

Papan penunjuk arah yang memudahkan pengungunjung

Benteng - yang berupa Gundukan Tanah setinggi 2-3,5 meter


Selanjutnya melalui jalan setapak yang telah di atur dengan paping blok yang rapih, kami melanjutkan perjalanan dengan mengikuti rambu rambu yang telah di kemas dengan rapih dan informative mengenai beberapa situs. Tibalah kami pada sebuah Punden yang paling tinggi. Sebenarnya dekat dengan Batu Kandang kami pun telah menyaksikan ada nya Punden yang biasa. Sebenarnya ada 13  Punden yang tersebar di lokasi Taman Purbakala Pugung Raharjo dengan ukuran kecil dan besar.  Punden adalah gundukan tanah yang berundak undak baik yang terdiri dari satu, dua undak maupun tiga undak. Fungsi Punden adalah sebagai tempat pemujaan arwah nenek moyang maupun sebagai kuburan. Pengunjung pun di larang menaiki Punden tanpa di damping oleh Petugas. Kami pun hanya cukup photo di sekitar Punden. Memandang Punden ke 7 – yang merupakan Punden tertinggi bagai melihat maha karya dari budaya nenek moyang pendahulu cikal bakal kehidupan. 


Kondisi Asri Kolam Bertuah

semacam Fish Therapy Alami dan gratisan!!

Setelah puas menikmati Punden dengan suasana rintik yang menghiasi kebersamaan kami. Mas Teguh yang sejak awal banyak menjelaskan beragam hal berkenaan dengan Pugung Raharjo cukuplah jadi Tour Guide gratisan dan informatif dengan joke joke ringan antara kami, tak terasa perjalanan dengan rute jalan melelahkan. Semua jadi menyenangkan. Kami pun mengunjungi sebuah pemandian yang ternyata telah ada beberapa pengunjung lain disana. Pengunjung menyebutnya Pemandian Umum. Beberapa pengunjung dapat mandi atau bahkan menikmati dinginnya air kolam pemandian. Pemandian bak kolam kecil ini pun merupakan bagian dari situs di dalam Taman Purbakala Pugung Raharjo yang terdapat Sumber Mata Air yang tak pernah kering di musim kemarau sekalipun. Bahkan pengunjung yang saya ajak berbincang pun mempercayai bahwa air di kolam pemandian yang konon sebagai pemandian para raja terdahulu itu mengandung khasiat sebagai obat hingga dipercaya bisa menyembuhkan penyakit dan khasiat awet muda. Well, begitulah masyarakat Indonesia – segala hal sejarah di percaya mengandung makna. Okelah, saya pun tak mau ketinggalan dengan pengunjung lain, mengusapkan air nan jernih dan dingin bak air kulkas ke wajah saya dan meminum sepuasnya, siapa tahu saya bisa kembali muda bagai di kala usia 17 tahun. Hahahhaha. Yang menarik, Mas Teguh, Karina, Andy, Derry dan anak bujang saya melakukan semacam terapi ikan dalam kolam megalitikum tersebut. Ada banyak ragam ikan ikan kecil yang mendatangi kaki kaki pengunjung yang di celupkan kedalam kolam.

Rumah Informasi yang sangat mengesankan


salah satu sudut bagian dalam dari Rumah Informasi



Menyenangkan sekaligus menambah pengetahuan akan beragam hal yang bernuansa sejarah di dapat saat berkunjung ke Taman Purbakala Pugung Raharjo. Karena ada banyak benda benda purbakala di dalam bagian Taman yang kemudian tertata rapih dalam rumah informasi berbentuk rumah panggung khas masyarakat lampung yang jadi kunjungan kami berikut nya. Di rumah Informasi terdapat beragam bukti sejarah seperti Arca Bodhisatwa, beragam batu lumpang,  batu bertakuk, batu bergores, alat alat kehidupan keseharian jaman batu, sendok batu, piring hingga senjata jaman megalitikum, tertata rapih. Sayang ketika kami datang tak ada petugas resmi yang bisa menceritakan banyak hal pada kami, hanya beberapa pria muda yang juga bagian dari penduduk yang berkisah pada kami yang belum tentu bisa di katakana valid kebenaran kisahnya. Beruntung ada brosur informasi dan beberapa gambar mengandung informasi yang setidaknya bisa kami jadikan acuan dalam memahami Taman Purbakala Pugung Raharjo. Setidaknya ada kepuasan pada diri saya telah mendatangi dan melihat langsung situs purbakala Pugung Raharjo.  Mensykuri menjadi bagian dari generasi yang memiliki warisan budaya lampau dengan beragam keagungan budaya maupun benda benda purba kala itu. 
 
Team Trip ke Pugung Raharjo - yang Moto anak bujang ku...hhehe

4 komentar :

  1. Ntar kalauke Lampung lagi, mesti datang ke tempat ini :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. SIAAAPPP..!!!! siap anter Mba..tenang ajaaaa.... suma 2 jam dari pusat kota kok....yang 4 jam atau 6 jam dari pusat kota pun siaaappp...!!! yang penting orang nya dateng dulu ke Bandar Lampung hehehehhehe

      Hapus
  2. Keren Ndra tulisannya
    Informasinya detail. Fotonya mendukung. Sayang gue gak ikut #teteu. Lanjutkan!!!

    BalasHapus
  3. gak serem gan jalan jalan ke sana hehehe

    BalasHapus

Scroll To Top