Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Jumat, 21 Juli 2017

INILAH RAHASIA LEZATNYA TEMPE MENDOAN BANYUMAS




“yeeyy… mendoan!!…” teriak saya dalam hati setiap melihat wujud tempe goreng berbalut tepung terigu berwarna pucat terhidang.


Siang itu, saat di kawasan batik Papringan, mendoan hadir sebelum dimulainya diskusi bersama jajaran Bapeda Litbang Banyumas dan perwakilan Bank Indonesia serta beberapa kaum hawa penyejuk suasana siang nan terik perwakilan Hotel Santika. Hhhmmm…. sayang Mba Vika dkk, meninggalkan tempat sebelum acara berakhir (belum sempet ngajak photo bareng, Oopss!!). Meski begitu, ada sesuatu yang menyejukkan suasana siang  kala itu selain utusan Hotel Santika, hehehe. Apalagi kalau bukan sajian mendoan. Meski bukan untuk dipandang-pandangi tetapi cukuplah memuaskan hasrat mengunyah, hehehe.

mendoan + cabe rawit = kelezatan
 
Saya baru pertama kali tandang ke Banyumas. Itupun karena ada gelaran Juguran Blogger. Sebagai pendatang,  saya telah terpikat oleh lezatnya sajian tempe goreng berbalut tepung, bernama mendoan tersebut. Jauh sebelum tiba di Banyumas, group Whatsapp sudah dipenuhi oleh pembicaraan mengenai mendoan, terlebih mas Pradna sempat posting soal mendoan dalam forum chatting. Mendoan sendiri bukan sesuatu yang asing bagi saya, di Lampung – dalam beberapa kesempatan ada sajian tempe serupa mendoan. Tapi tentu saja rasa mendoan di Lampung atau di kawasan lain akan berbeda dengan mendoan yang ada di kawasan asal muasalnya ; Banyumas.
 
Mendoan dan Teh tawar juga paduan yang pas - photo by Mba Evi
 
Ketika kunjungan pertama di desa Kotayasa, usai melihat langsung inovasi mutakhir pompa air tanpa tenaga listrik pak Sudiyanto, saya dan rekan rekan Juguran Blogger di suguhi oleh mendoan yang sungguh lezat.  Bagi saya, kelezatan mendoan di rumah pak Sudiyanto bukan karena saya lelah sehabis menjalani rute menurun dan menanjak, tapi memang sensasi lezat yang tidak saya temui sebelumnya pada mendoan yang saya cicipi di kawasan lain, atau bahkan di kampung halaman saya sendiri, Bandar Lampung. 

Mendoan yang jadi primadona kamera - photo by mba Evi
 
ASAL MUASAL MENDOAN DAN RAHASIA KELEZATANNYA

Nah, mengobati rasa penasaran saya akan lezatnya mendoan Banyumas, saya pun melakukan obrolan secara personal pada sosok ibu yang menurut saya selalu tersenyum ramah di kawasan batik Papringan. Ibu Sri Subarkah namanya. Ia adalah sekretaris dari KUB Pring Mas – batik Papringan.   “Mendoannya enak lho, bu” ucap saya disela kegiatan mengamati motif motif cantik batik Papringan. “apa sih bu, rahasia mendoan bisa enak begini?” lanjut saya bertanya serius ke arah ibu Sri yang sejak awal menimpali pujian saya dengan senyum simpulnya yang manis.
“kelezatannya terletak di bumbu yang membalut tepung dan tempe nya, mas” jelas ibu Sri singkat. “emang, bumbunya apa aja sih bu?” tanya saya semakin penasaran sembari tetap mengunyah mendoan – yang saya pun tak tahu potongan keberapa, hehehe. Yang saya ingat, sejak sewadah besar berisi mendoan terhidang seusai makan siang, saya tak henti mengunyah mendoan sembari banyak tanya kearah ibu ibu yang ada di dekat meja prasmanan.

Dari ibu Sri saya akhirnya mendapat penjelasan rinci soal rahasia lezatnya mendoan Banyumas, yang secara cita rasa belum tentu dimiliki oleh kawasan lain di tataran pulau Jawa. Nama Mendoan memag berasal dari bahasa Banyumas, dari kata ‘Mendo’ yang berarti Setengah Matang.  ‘”itulah sebabnya, bila dilihat sekilas, mendoan itu seperti gorengan belum terlalul matang. Karena makna mendoan adalah setengah matang” urai ibu Sri yang membuat saya semakin tertarik untuk menyimak.

sajian mendoan yang selalu mencuri perhatian saya selama di Banyumas.
 
Dari Ibu Sri juga saya mendapatkan penjelasan bahwa beberapa bumbu seperti ketumbar, bawang putih, irisan daun bawang plus air kaldu yang dicampur dengan tepung terigu adalah bumbu wajib dalam mencipta mendoan lezat khas Banyumas. “jangan lupa kencur, mas” tambah ibu Sri beberapa saat kemudian. “karena sentuhan sedikit kencur membuat mendoan jadi semakin gurih. Dan justru komposisi kencur dalam bumbu lah yang menjadikan rasa dari mendoan Banyumas semakin istimewa” urai ibu Sri yang semakin membuat saya terkagum-kagum menyimak rahasia lezatnya mendoan Banyumas.
“sebenarnya, ada hal yang paling utama mengapa mendoan Banyumas itu lezatnya berbeda dengan mendoan buatan daerah lain” ujar ibu Sri setengah berbisik kearah saya.
“apa itu, bu?” tanya saya lebih dekat karena penasaran.
“karena pada dasarnya mendoan itu adalah tempe goreng yang di goreng dengan tepung setengah matang, maka kunci utama kelezatannya terletak pada jenis tempe Purwokerto yang tiada duanya” jelas ibu Sri dengan senyum manis dan mata sedikit menyipit kearah saya. Semakin yakinlah saya bahwa secara tidak langsung  ibu Sri sedang mempropagandakan kawasan Banyumas pada saya. Sungguh ibu Sri layak diberi gelar Duta Wisata Banyumas, hehehe.

Mendoan dalam wadah besar inilah yang saya lahap di kawasan batik Papringan
 
Mendoan, jenis panganan yang bermula dari tempe goreng tepung setengah matang menjadi sesuatu yang iconic dari Banyumas. Di nikmati sebagai kudapan bersama teh atau kopi, menjadi lauk kala makan nasi, atau bahkan di nikmati dengan bumbu kecap olahan khas Banyumas, semua sama lezatnya!!.  Dan selanjutnya, mendoan mendoan yang tersaji di beberapa kesempatan dalam gelaran Juguran Blogger menjadi hidangan yang sungguh istimewa bagi saya. Hingga rasanya berat hati bagi saya ketika menikmati mendoan tetapi dijatahi satu orang hanya mendapat satu mendoan saat makan malam di puncak bukit Tranggulasih, hahahaha. Berbanding terbalik dengan ulah saya yang berhasil melahap  banyak mendoan selama berada di kawasan batik Papringan. Meski kode keras yang saya lontarkan dalam forum resmi,  berharap di bungkusi mendoan tak terwujud, hahahaha!. Kasian dech Indra!!.  
 
Mendoan + Kecap Cabe Rawit khas Banyumas dan Coffee or Tea = Paduan Lezat

Sungguh saya terpikat pada sensasi renyah dari tekstur tempe berkualitas,  meski tepung yang membungkusnya dalam kondisi setengah matang dan berwarna pucat.  Bagi saya, mendoan Banyumas itu bagai kelezatan yang tak nampak kasat mata tetapi harus dibuktikan melalui proses mencecap secara langsung. Sama hal nya dengan Banyumas itu sendiri, tak cukup mengenalnya hanya dari buku bacaan maupun media sosial tetapi harus menyambanginya langsung, nikmati suasana dan beragam pesonanya termasuk keterbukaan dan keramahtamahan masyarakatnya dan … kelezatan mendoannya!.
_____________________________________________
Catatan ini dibuat dari kegiatan Juguran Blogger di Banyumas bersama Blogger Banyumas dan di dukung oleh Bapeda Litbang Banyumas, Bank Indonesia, Loja De Cafe, Fourteen Adventure, PANDI.ID dan Hotel Santika Purwokerto.

16 komentar :

  1. Kurang nasi ya bang hahaha. Waktu aku ke Semarang dulu makan mendoan juga. ENAK banget. Kalo di Palembang sini tempo2 ketemu tempe yang enak. Tempo2 nggak :(

    omnduut.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. tempe emang banyak penggemarnya...kalo di olah seperti mendoan emang sensainya beda dengan yang kalo makan tempe goreng biasa....hehehe

      Hapus
  2. Makasih resepnya, mau dipraktekkin di rumah

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku pun udah praktek di rumah dan yaaahhh emndekati laaah 99.99% wkwkwkkw

      Hapus
  3. Ya ampun asli ngenceeees...tegaaa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo mba Dew ada bakal lebih kece lagi daaahhh

      Hapus
  4. Mendoan Banyumas emang nikmat dan lezat, mantappppp euy

    BalasHapus
    Balasan
    1. bangedddd..... kapan kapan aku akan kembali lagi ke Banyumas....

      Hapus
  5. Selama di Purwokerto dan tiap kali menikmati tempe mendoan, aku selalu bertanya-tanya, ini resepnya apa ya? Tempe mendoan di Purwokerto rasanya beda dengan tempe mendoan yang ada di Serpong :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul mbaaa... aku aja lahap soal kunyah mendoan di Banyumas lalu hehehehe.....

      Hapus
  6. Nah, Mendoan yang pernah aku makan di tempat lain, beda banget sama di Banyumas. Di banyumas enak bangeett, dan baru tau kalo mendoan itu khas sana ya pas disana (duh udik banget gue mah ><)
    Selain mendoan, sayur paku pakisnya sumpe enak bangeet om, ria nambah dua kali pas di warung bukit tranggulasih haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. semua yang saya dapati selama di Banyumas buat saya bahagia dan kelak akan datang lagi dengan tujuan ekploreing lebih lama dan lebih banyak heheheheh

      Hapus
  7. Favorit aku sejak tinggal di purwokerto ;D

    BalasHapus
  8. Abang ini cocok jadi Duta Mendoan Banyumas!

    #sah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siaaapppppp..... Mendoan bakal mengguncang dunia!!!

      Hapus

Scroll To Top