Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Senin, 29 Oktober 2018

NGAPAIN KE CILEGON?



 …”mau ngapain ke Cilegon?” sahut teman ketika saya sampaikan keinginan untuk ngetrip ke Cilegon malam itu. Maksud hati sih, berharap teman ikutserta bersama saya.  Ternyata ia tak tertarik. Tak perlu juga saya sekuat tenaga meyakinkan bila si empunya badan tak tertarik ikutserta. 
Jadilah malam itu saya melakoni sendiri perjalanan ke Cilegon.  Menuju ke Cilegon pun tidak sulit. Sebagai warga yang tinggal di Lampung, Cilegon itu ibarat tetangga sebelah yang terpisah sungai luas. Jadi tidaklah terlalu jauh. Sebagai kawasan tetangga, keterlaluan rasanya bila tidak menyempatkan tandang, bersilaturahmi.  Ibarat pepatah, tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta, supaya cinta sama kawasan tetangga mari kita kunjungi. Cuzz



Suasana pelayaran malam dari bakauheni ke Merak

 “Apa sih yang menarik di Cilegon itu?”
Ingat saya akan pertanyaan teman.  Saya pun tersenyum saja menanggapinya. Karena sudut pandang setiap orang tentu berbeda. Sisi menarik saya akan sebuah kawasan tentu berbeda dengan pandangan orang lain.
Malam itu, saya memutuskan menumpang pada bus AC dari terminal Rajabasa ke pelabuhan Bakauheni.  Melakoni perjalanan darat dari Bandarlampung ke Cilegon bukan sesuatu yang asing bagi saya. Sejak masa berseragam putih abu abu, saya dan rekan-rekan yang memiliki hobi ngetrip  kerap tandang ke Cilegon atau pun kawasan Anyer. Ya, sekedar menapakkan kaki di pekarangan tetangga seberang pulau. Jadi bila ke Cilegon, saya tak pernah ragu soal akses transportasi. Bila sendiri, cukup naik bus yang tersedia beragam pilihan. Bila rombongan, akan lebih praktis bila membawa kendaraan pribadi karena dapat singgah sesuka hati di beberapa spot menarik selama dalam perjalanan.

Lewat tengah malam saya tiba di Bakauheni. Pelabuhan penghubung pulau Sumatera –  Jawa yang berada di bagian selatan provinsi Lampung.   Siapapun yang menyusuri jalan darat. Meski dari Aceh sekalipun, tak perlu khawatir akan ketinggalan kapal laut di pelabuhan Bakauheni. Karena selalu ada kapal besar setiap jam yang siap mengangkut penumpang maupun kendaraan yang lalu lalang dari Bakauheni ke Merak, Cilegon – Banten. 
 
tugu Landmark kota Cilegon - photo by beritakarya

Sebagai sebuah kota di provinsi Banten, Cilegon merupakan kota industri. Tak heran bila Cilegon juga kerap disebut sebagai Kota Baja. Karena Cilegon merupakan penghasil baja terbesar di Asia Tenggara!. Kece kan?. Itulah sebabnya tugu baja jadi ikon di tengah kota Cilegon. Sebagai kota industri tentu saja Cilegon jadi padat akan bangunan pabrik selain juga padat penduduknya. Ragam jenis industri besar ada di Cilegon. Sebut saja Industri Krakatau Steel, Krakatau Tirta Industri Water Treatment Plan hingga beberapa objek vital negara seperti Pelabuhan Cigading Habean Centre, PLTU Krakatau Daya Listrik, hinga PLTU Suralaya dan  Pelabuhan Merak itu sendiri.  Tak heran bila suasana industri dan beragam bangunan pabrik berbaris bak bangunan Mall di Cilegon saat pertama tiba di kawasan pelabuhan Merak.
 
Perjalanan darat dari Bandarlampung hingga ke Bakauheni, Lampung Selatan pun  tidaklah sesulit dahulu. Terlebih telah ada tol yang dapat diakses meski belum beroperasi secara utuh. Bila dulu membutuhkan waktu 3 jam, kini cukup dengan 2 jam perjalanan saja. Bahkan akan lebih singkat bila pembangunan jalan tol telah rampung secara keseluruhan.  Perjalanan menuju Cilegon saya lanjutkan dengan kapal ferry di pelabuhan Bakauheni menuju Merak selama 2 jam pelayaran.  Jadi perjalanan lepas Isya dari Bandarlampung dilanjutkan pelayaran tengah malam mengarungi Selat Sunda sebelum akhirnya tiba di pelabuhan Merak pada pagi buta. Lama memang, tapi kan kalau buat kisah perjalanan via darat lebih berkesan, hehehe.

manfaatkan PegiPegi.com via aplikasi ponsel kamu
 
NYARIS  TIDUR NGEMPER DI CILEGON

Sebenarnya, saya punya banyak teman baik di Cilegon yang bisa saya tumpangi untuk bermalam. Tapi saya memiliki beberapa pertimbangan. Teman baik saya, Mba Tati dan mba Wening yang saya kenal tinggal sendiri di kediaman mereka. Tak elok bila pria tamvan seperti saya ini numpang bermalam di tempat wanita syantiek seperti mereka. Apa kata tetangga nantinya?!. Sudah pasti rumpik khaann!??. Lalu ada pula teman baik di Cilegon yang sudah berkeluarga. Tapi rasanya sungkan pula bila bermalam dirumah teman yang telah berkeluarga. Takut mengganggu aktivitas keluarga mereka. Akhirnya, dengan kekuatan hengpong dan signal lancar jaya dalam perjalanan saya coba mencari hotel yang strategis di tengah kota Cilegon. Tak perlu khawatir, tinggal buka  aplikasi PegiPegi di ponsel lalu bergerilya cari hotel yang sesuai selera dan sesuai isi kantong!.

Gak pake ribet!. Pencarian hotel tengah kota yang nyaman didapat melalui aplikasi PegiPegi. Kecenya lagi, saya dapat potongan harga dari program promo hotel di PegiPegi. Langkah pesan hotel di PegiPegi pun terbilang praktis. Mulai dari ketik kota tujuan, pilih jenis hotel sesuai keinginan dan kemampuan bayar, lalu lakukan pembayaran setelah mengisi data pemesanan. Pembayaran melalui PegiPegi pun termasuk efektif. Mulai dari transfer via bank dan transfer via ATM, bayar di minimarket, menggunakan kartu kredit hingga internet banking seperti yang saya lakukan kala dalam perjalanan dari Bandarlampung ke Cilegon.  Alhasil, Amaris Hotel Cilegon jadi pilihan bermalam saya di Cilegon. Alhamdulilah, kebiasaan tidur ngemper saat backpacker pun teratasi berkat ditemukannya hotel yang sesuai isi dompet via aplikasi PegiPegi. Pilihan saya bermalam di Amaris Hotel  karena terletak  di jalan Sultan Ageng Tirtayasa, tepat di jantung kota Cilegon. Bahkan dekat dengan letak masjid Agung Nurul Ikhlas dan beberapa sarana umum dan pusat perbelanjaan.  Bila sempat kulineran, jangan lewatkan  menyantap nasi siram kuah daging sapi nan gurih yang disebut nasi Gonjleng yang gerainya tak jauh dari Amaris Hotel Cilegon.    

 
Nasi Gonjleng khas Cilegon. irisan daging sapi nan lembut

EKSPLORASI   JEJAK  SEJARAH

Kota Cilegon mengalami beberapa masa dalam pembentukannya. Mulai dari masa pemerintahan Hindia Belanda, masa  Sultan Ageng Tirtayasa (1651 – 1672) hingga masa pemerintahan orde lama, orde baru dan masa reformasi yang menyumbang kisah dari kota Cilegon saat ini. Yang menarik, adanya jejak sejarah yang masih dapat disimak di Cilegon. Meski beberapa diantaranya terletak di kawasan Banten Lama. Tengok saja wisata sejarah akan kejayaan Maulana Yusuf (1570-1580). Mulai dari kawasan Tasik Ardi, bangunan yang berfungsi menjernihkan air di masa itu  yang disebut  Pangindelan Abang, Pangindelan Putih dan Pangindelan Emas.  Terdapat pula puing masjid Pecinan Tinggi yang dibangun pada masa Syarif Hidayatullah dan kawasan pecinan tempo dulu.

bangunan Keraton Kaibon bak set up film-film kolosal
 
Buat yang senang dengan nuansa oriental, jangan lupa tandang ke letak Vihara Avalokitesvara dengan pesona Kwan Im Pho Sat yang letaknya berdekatan dengan Benteng Speelwijk. Sebuah bangunan yang didirikan oleh Belanda pada tahun 1585 di atas reruntuhan sisi utara tembok keliling kota Banten, sebagai simbol berkuasanya kolonial Belanda di Banten. Benteng berbentuk persegi panjang tersebut memiliki bastion pada setiap sudutnya. Disebut Benteng Speelwijk diberikan sebagai bentuk penghargaan kepada Gubernur Jenderal Cornellis Janzoon Speelman yang bertugas antara tahun 1681 – 1684. Selain bentuk Benteng ada pula kawasan pemakaman dibagian timur benteng yang disebut dengan Keerkhof.  Jadi, letak Vihara, Benteng dan Keerkhof tersebut berdekatan. 

Museum Situr Kepurbakalaan Banten Lama
 
Buat kamu yang menyukai wisata relegi dengan nilai sejarah, jangan lewatkan untuk tandang ke Masjid Agung Banten selalu ramai dikunjungi para peziarah baik dari provinsi Banten maupun peziarah luar kota.  Bagi penggemar  jejak sejarah, jangan lewatkan mengunjungi beberapa puing keraton yang menarik untuk di telisik. Mulai dari Keraton Kaibon yang bentuk bangunannya bagai latar film-film kolosal hingga runtuhan kejayaan kerajaan Banten melalui Keraton Surosowan Banten.  Letak keraton Surosowan ini berada persis didepan masjid Agung Banten. Bila tidak sempat tandang ke beberapa bangunan bersejarah, kamu cukup masuk ke dalam Museum Kepurbakalaan yang memuat banyak informasi maupun benda-benda purbakala untuk menambah wawasan kamu.  Bila kisah perjalanan wisata kamu belum lengkap, dapat pula tandang ke pantai Anyer atau ke spot wisata suku Baduy  yang dapat dengan mudah diakses dari  pusat kota Cilegon. Baik melalui kendaraan umum maupun dengan kereta. Menarik bukan?, masih nanya Ngapain ke Cilegon?

16 komentar :

  1. Ngapain ke cilegon ?ga mampir ke gubuk saya.?

    BalasHapus
  2. Aaakkk, sempet liat temen-temen yang main ke Keraton Kaibon, trus hatiku mendadak menjerit ingin segera main ke sana. Keren tempatnya!

    BalasHapus
  3. Ngapain ke Cilegon? Nggak kapok? Hahahahahhaha

    BalasHapus
  4. Ini aku memalukan banget. Satu Propinsi tapi belum sekalipun eksplor kota tua Cilegon. Mungkin perlu dicoret sebagai penduduk Banten :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. BANTEN akan rugi bila mencoret mba Evi sebagai penduduk Banten.. secara mba traveller kece bana bana kameha meha.

      Hapus
  5. Selain museum kalau ke Cilegon ada tempat wisata buat anak2 ngga mas? Soalnya kalau sama anak suka rempong kan :D

    BalasHapus
  6. Untung bisa pesan hotel di PegiPegi yaa hihi nggak ngemper..

    BalasHapus
  7. Ternyata Cilegon menarik juga buat dieksplor ya
    Duuh nyesel bolak balik ke sana hanya lewat doang atau sekedar kondangan trus balik pulang hahaha
    Mau ah kapan-kapan ke sana khusus buat jalan-jalan
    Makasi referensinya kakaaaak

    BalasHapus
  8. Duh itu nasi gonjlengnya. Jangan-jangan saya bisa nambah berkali-kali kalau udha nyicipin :D

    BalasHapus
  9. Sama sih Saya juga bakalan nanya kalau diajak ke cilegon, mau ngapain, Ada app di sana? Ternyata ada keraton juga ya

    BalasHapus
  10. Ya ampun, nasi gonjlengnya bikin ngiler...

    BalasHapus
  11. Ya ampun,, aku baru tahu kalo mau ke Baduy itu mesti lewat Cilegon

    BalasHapus
  12. Waaaahhhhh keraton nya cantik banget. Baru tahu aku ada keraton di Cilegon. Untung bw ke sini jadi tahu deh.

    BalasHapus
  13. Mantappp. Dari SMA sudah nge-bolang ya. Saya jaman SMA hobinya tauran *suram*

    Setuju banget sama pendapat Om Indra. Kadang yang menarik buat kita belum tentu menarik buat orang lain dan juga sebaliknya.

    BalasHapus
  14. Wah...kemana saja saya ya..sampai g tahu Cilegon punya tempat2 cakep begitu.. TFS ya mas..

    BalasHapus
  15. terpana dengan nasi gonjleng itu, pengennn

    BalasHapus

Scroll To Top