Seseorang
dalam sebuah rapat menyampaikan pendapat bahwa penyelenggaraan ajang Pemilihan
Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung terkesan monoton, butuh pembaharuan,
kreativitas dan inovasi.
Tentu
tak ada sedikitpun niat saya membantah pedapat tersebut. Bukan berarti
membenarkan tetapi apa gunanya berdebat dengan pihak yang pemikiran dalam
pemaparan yang tergolong dangkal. Diam bukan berarti kalah kan?.
Izinkan
saya menyampaikan beberapa hal yang berkenaan dengan pelaksanaan ajang
pemilihan Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung. Sebuah ajang pencarian sosok
remaja terbaik di kota Bandar Lampung yang kelak akan menjadi Duta Wisata dan
membantu pemerintah daerah dan segenap sektor kepariwisataan dalam promosi dan
pelestarian Seni Budaya serta potensi pariwisata di Bandar Lampung khususnya
dan provinsi Lampung pada umumnya.
Jika
dinilai ajang pemilihan Muli Mekhanai Bandar Lampung terkesan monoton, butuh
pembaharuan dan tak ada kreativitas serta inovasi didalamnya, coba simak apakah
dalam ajang pemilihan Muli Mekhanai Bandar Lampung tidak ada proses seleksi
awal?, gelaran audisi yang telah berlangsung sejak tahun 2010 adalah bukti
bahwa ajang pemilihan diniatkan mendapatkan calon peserta yang berkualitas sedari
awal hingga melakukan sistem ‘jemput bola’ ke kampus-kampus dan beberapa
gelaran audisi umum. Lalu ajang Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung memiliki sistem
penilaian yang lebih spesifik pada format MPT ; Mentality, Personality dan
Talent. Sesuatu yang lebih spesifik dari konsep besar 3B. Jika dinilai monoton
dan tak ada perubahan, mungkin karena sosok yang bertutur tak tahan dengan
rangkaian pemilihan Muli Mekhanai Bandar Lampung yang tergolong lama. Tahap
demi tahap penyisihan terkesan terlalu serius. Padahal itulah bukti keseriusan
ajang pemilihan. Bukan sekedar pemilihan 1 sampai 3 hari lalu didapat juaranya
atau ajang pemilihan duta wisata yang memang juaranya sudah dipersiapkan
sehingga ajang pemilihan hanya sekedar menggugurkan kewajiban pelaksanaan anggaran
kegiatan.
Masih
menanggapi pelaksanaan Muli Mekhanai Bandar Lampung yang dinilai tidak ada
kreativitas dan inovasi. Mungkin bisa di simak bahwa dalam ajang pemilihan Muli
Mekhanai Bandar Lampung menerapkan konsep mini musikal untuk sajian unjuk bakat
atau talent show peserta Muli Mekhanai. Jika ini dianggap bukan bagian dari
kreativitas dan inovasi, bisa jadi yang dianggap kreatif dan inovatif adalah
sajian untuk bakat yang dipanggil satu persatu. Termasuk pula konsep-konsep
sajian panggung dengan produksi media visual sejak awal pemilihan berlangsung
hingga sajian-sajian LED yang semuanya menyesuaikan konsep tampilan peserta di panggung.
Jika ini juga dianggap bukan bagian dari Kreatifitas dan Inovasi, bisa jadi
selera sosok handal yang bilang ajang pemilihan Muli Mekhanai Bandar Lampun
monoton tersebut lebih senang ketika
sajian acara bernuansa jogged dugem hura-hura. Karena bagi mereka modernitas
itu adalah segalanya. Ajang gemerlap Pageant lebih memukau mereka hingga melupakan
esensi dari pelaksanaan Duta Wisata yang baiknya tentu lebih mengedepankan Seni
dan Budaya Daerah. Kemudian jika rangkaian pengambilan photoshoot dan video
profile yang berlangsung dalam ajang pemilihan Muli Mekhanai Bandar Lampung
juga dianggap bukan sebuah upaya kreatif dan inovatif, bisa jadi si sosok
handal tersebut menganggap bahwa kegiatan photo dan video tak ada gunanya.
Lebih praktis jika peserta mengumpulkan photo masing-masing meski yang
terkumpul adalah photo peserta menggunakan masker pun tetap dipajang di sosial
media. Lalu terdapatlah gelar juara Best Photogenic dan Favorite meski tanpa
ada proses Vote dan proses photo apapun.
Selanjutnya,
dalam ajang Muli Mekhanai Bandar Lampung juga berlangsung proses Focus Group Discussion
sebagai pengganti dari sesi interview Face to Face dengan jajaran dewan juri
supaya lebih mendapatkan sosok yang handal sebagai spokesperson hingga sosok
yang mampu membaur dalam group atau team. Hal ini tentu bukan bagian dari
Kreativitas dan Inovasi karena sistem penjurian yang menitikberatkan pada
kemampuan spokesperson peserta dirasa memakan waktu sedangkan pemenang lebih
baik langsung terpusat pada sosok yang telah dipersiapkan yang berasal dari
anak-anak didik, atau agency atau management model rekanan yang telah tertata
sejak semula.
Selanjutnya,
saya juga perlu menyampaikan posisi IMKOBAL yang telah bersinergi dengan Dinas
Pariwisata sejak pertama terbentuk pada tahun 2008 dan dilakukan pelantikan
kepengurusan pertama di tahun 2009. Jika ada pihak yang menyatakan bahwa tak tahu
jika IMKOBAL adalah sebuah bentuk organisasi Duta Wisata yang mengantungi Surat
Keputusan dari Walikota Bandar Lampung bisa jadi mereka adalah pihak-pihak yang
memang malas mencari informasi meski setiap saat memegang erat Smartphone
ditangan mereka. The Phone is Smart.
Jika
kemudian IMKOBAL dinilai terlalu dominan dalam proses pemilihan Muli Mekhanai
Bandar Lampung, bisa jadi yang punya statement tersebut tidak memahami bahwa
IMKOBAL memastikan pemilihan berpegangteguh pada komitmen untuk mencari SDM
muda yang layak menang. Sebagai pembanding dapat dilihat pada apa yang terjadi
di ajang pemilihan serupa yang cenderung banyak di handle oleh agency atau
management model ketimbang organisasi alumni. Ajang pemilihan Muli Mekhanai
tidaklah sama dengan ajang Lomba Solo Song, atau lomba sekali pelaksanaan
lainnya. Pada lomba Solo Song, fokus utama tentu pada peserta yang memiliki
kemampuan olah vocal yang tepat dengan kepiawaian melakukan intepretasi
lagu. Dalam Lomba Solo Song tak peduli
si peserta punya kemampuan lain diluar kemampuan bernyanyi. Sedang memilih Muli
Mekhanai memiliki cakupan tak hanya sekedar cantik atau ganteng saja, juga tak
hanya sekedar pintar saja. Tapi butuh sosok yang memiliki kemampuan yang
memadai dengan visual yang baik dan pribadi serta beragam hal potensial untuk
menjadi pribadi lebih baik lagi di kemudian hari. Disinilah peran IMKOBAL. Sebagai
organisasi yang berisikan jajaran alumni Pemilihan Muli Mekhanai Bandar
Lampung, IMKOBAL menjadi wadah bagi Muli Mekhanai untuk belajar bersama.
Mengembangkan kemampuan sesuai dengan minat dan bakat yang mereka miliki. Pasca
acara berlangsung IMKOBAL memberikan banyak kesempatan pada para pemenang Muli
Mekhanai untuk berkolaborasi pada beragam pihak. IMKOBAL membuat jajaran Muli
Mekhanai memiliki progress, belajar tekun untuk dapat tampil dalam presentasi
ilmiah pada Internasional Conference di India, Vietnam dan Thailand (2018 &
2019), IMKOBAL juga menghadirkan Muli Mekhanai pada ajang ASEAN Tourism SUMMIT
hingga menghantarkan jajaran Muli Mekhanai Bandar Lampung menjadi Juara 1 pada ajang
Proposal Bisnis. Selain itu, IMKOBAL menempa kemampuan Muli Mekhanai dalam
ajang ajang besutan organisasi dalam setiap angkatan. Mulai dari pogram ; IROC,
IGOS, IMKOBALSDG’s, Ramadhanation, IMKOBAL BERAMAL, MANJAU, IMKOBAL Explore dan
Pesona Kota. Sederet program yang belum tentu terfikir oleh si sosok
handal dan komplotannya yang lebih cenderung sumringah duduk manis bermahkota
ketika hadir di beragam acara.
Teruntuk
sosok handal dan kawan-kawannya, jika ingin meninggalkan kesan yang baik dan
warisan untuk generasi mendatang baiknya bangun sebuah pondasi atau organisasi
dengan kekuatan kalian sendiri. Tak perlu mencampuri rumah tangga organisasi
orang lain. Jangan sampai hanya karena merasa sudah hebat dan handal lalu
merasa dapat menjadi bagian dari isi rumah organisasi orang lain yang tidak ada
kaitannya dengan kalian. Usia kalian masih muda. Bentuk Organisasi sendiri. Besarkan.
Hidupkan dengan nilai-nilai yang kuat dalam tempaan. Tapi memang membangun organisasi
besutan sendiri tidak semudah berlenggak-lenggok atau bergaya hura-hura. Perlu
ketekunan, integritas dan legacy yang ditanam dan diwariskan untuk generasi
mendatang. Jika dalam tubuh organisasi IMKOBAL terdapat sosok-sosok solid dan
kuat dalam tempaan semua karena pola didik dan arah yang diterapkan dalam
IMKOBAL tidak sama dengan Agency atau Managemen Model.
Lalu,
ketika saya pribadi dikata ikutcampur terlalu dalam pemilihan Muli Mekhanai
Bandar Lampung dan dinilai terlalu dominan dalam IMKOBAL. Bisa jadi yang
melontarkan pernyataan tersebut belum tahu jika sayalah yang mengawal lahirnya
organisasi bernama IMKOBAL di tahun 2008 dan disempurnakan pembentukannya bersama
jajaran rekan yang tergabung dalam Tim 6 sehingga dapat dilakukan pelantikan
kepengurusan organisasi IMKOBAL pada 2009. Lalu dimanakah sosok-sosok handal
itu saat saya dan tim berjuang membentuk IMKOBAL? Hingga dengan mudahnya ingin
jadi bagian dari IMKOBAL sampai perlu mengajukan protes ketika instastory tak
di repost pada instagram IMKOBAL. Hal sepele yang tak perlu ditanggapi. Sama halnya
saya yang juga tak terlalu tertarik menanggapi beragam hal yang mereka sulut.
Karena saya tak mau masuk dalam skenario pihak yang tak seirama dengan saya.
Hidup saya jauh lebih menarik ketimbang mengurusi mereka yang merasa handal dan
jelas-jelas berbeda ‘panggung’ dengan saya. Sesama profesi MC saja saya tidak
berkompetisi, apalagi dengan mereka yang profesinya berbeda total dengan saya.
0 comments :
Posting Komentar