bahagia menikmati wisata susur sungai Wiralaga Mesuji. |
Salah satu hal
yang buat bahagia menjalani profesi Master of Ceremony itu adalah ketika
mendapat pekerjaan memandu acara di luar kota. Selain menjalani tugas sudah
tentu punya waktu untuk tandang langsung ke destinasi wisata yang letaknya tak
jauh dari lokasi acara.
Maka rasa bahagia
itu juga terjadi ketika mendapat tugas memandu acara Peringatan Hari Ibu di
kabupaten Mesuji. Meski jarak ke kabupaten Mesuji terbilang jauh dari kota Bandar
Lampung tapi setidaknya mendapatkan kesempatan tandang langsung menjadi
pengalaman baru yang tentu berharga ketimbang sekedar dapat info dari orang
lain.
Maka jadilah di
siang yang cerah itu, saya bersama rekan, Rasyid bergegas mengemudi menuju Mesuji dari pusat kabupaten
Tulang Bawang Barat. Sebelumnya, saya juga bertugas memandu acara Peringatan
Hari Ibu di kabupaten Tulang Bawang Barat. Maka jarak dari Tulang Bawang Barat
ke Mesuji tidaklah terlampau jauh. Tinggal mengakses TOL semua jadi lancar.
Sebenarnya, saya bersama 3 rekan sebelumnya, tetapi 2 rekan saya, Athar dan
Reza kembali ke Bandar Lampung dulu untuk menjalani UTS offline di kampus
mereka masing-masing sebelum nantinya akan kembali bergabung dengan kami di
Mesuji (nasib anak kuliahan, hehehe).
TANAH GAMBUT, JALAN JELEKNYA GABUT.
Lepas waktu Dzuhur,
saya dan Rasyid tiba di rumah dinas penjabat Bupati Mesuji. Setelah beberapa
menit sebelumnya di kawal Tim Patwal dari gerbang tol Mesuji hingga ke letak
rumah dinas penjabat Bupati Mesuji. Istri penjabat Bupati Mesuji – mba Elis,
begitu saya akrab menyapa beliau perkenankan kami bermalam di rumah dinas. Kami
dipersilakan menikmati santap siang yang telah terhidang. Lauk pauk makan siang
yang lengkap dan lezat buat saya dan Rasyid tak berfikir lama. Ayam goring Kampung,
Ikan Bakar dan Udang Goreng langsung tersantap.
Usai menikmati hidangan siang nan lezat saya dan Rasyid di ajak oleh mba
Elis tandang langsung ke sungai Wiralaga – sebuah destinasi wisata sungai
andalan di kabupaten Mesuji.
Saya dan Rasyid
menumpang pada kendaraan dinas terpisah dari mba Elis dan rekan. Beruntungnya
cuaca siang itu tidak begitu terik. “Padahal dua hari sebelumnya hujan terus
tiap siang ke sore...” ujar driver pada kami. Sepanjang jalan menuju letak sungai Wiralaga,
mata saya memperhatikan secara lekat setiap hal yang saya temui di sepanjang
jalan yang kami lalui. Bentangan kawasan perkebunan dan lahan gambut bersanding
dengan barisan hunian masyarakat setempat.
Bisa jadi karena kontur tanah gambut dan lembab itulah yang menyebabkan
kondisi jalan yang semula di bangun kokoh permanen dengan mudah dapat rusak
kembali. Sepertinya perlu strategi dan teknik khusus dalam perencanaan dan
pembangunan jalan di kabupaten Mesuji.
Wujud Buah Nipah dalam 1 tandan.
SEJARAH WIRALAGA YANG ISTIMEWA.
Setelah melalui
beragam kondisi jalan termasuk melewati komplek perkantoran Pemerintah
Kabupaten Mesuji, kami tiba di dermaga wisata sungai Wiralaga. Sebenarnya,
sejak awal masuk pada bagian depan perkampungan Wiralaga mata saya disuguhkan
beragam aktivitas masyakarat nan khas. Wiralaga sendiri termasuk kampung tertua
di kabupaten Mesuji. Dalam catatan sejarah, Wiralaga telah menjadi perkampungan
sejak 1865 dan telah menjadi bagian dari perkembangan provinsi Lampung. Sebagai
sebuah kabupaten di provinsi Lampung yang bertetanga dengan kawasan provinsi
Sumatera Selatan, sebagian sungai yang melintasi Mesuji juga melintasi bagian
dari provinsi Sumatera Selatan. Mesuji berada di pinggir sungai-sungai besar
bersama 8 kampung tua lainnya. Diantaranya kampung Sungai Sidang, Sungai
Cambai, Sungai Badak, Nipah Kuning, Sri Tanjung, Keagungan Dalam, Talang Batu
dan Labuhan Batin.
Mobil yang kami
tumpangi berhenti persis di pinggir sebuah jembatan kokoh yang dekat dengan
hunian warga. Begitu saya turun, terlihat jelas aktivitas warga pinggir sungai
termasuk kegiatan harian khas masyarakat lokal. Mulai dari jual beli hingga
kegiatan mencuci yang semuanya mengandalkan air pada aliran sungai. Saat itu, saya
tak hanya bersama istri penjabat Bupati Mesuji saja. Turut serta pula mba Els Warow, sosok
selebgram dan influencer provinsi Lampung yang juga merupakan ASN pada Dinas Pemuda
Olah Raga dan Pariwisata kabupaten Mesuji. Maka tak heran jika baru tiba,
semangat perkontenan begitu terasa,
hahaha. Turut pula membersamai jajaran
ASN Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata kabupaten Mesuji. Maka usai urusan
perkontenan singkat itu, kami semua bergegas menempati dua kapal kayu bermesin
diesel dengan ukuran cukup besar yang telah menunggu di bibir sungai.
Serunya sore di bentangan sungai luar Wiralaga bersama mba Elis.
PESONA SUNGAI DALAM DAN BENTANGAN SUNGAI LUAR
Kapal yang
membawa serta saya, mba Elis, Rasyid, Els Warow dan Mba Tika beriringan dengan
kapal yang di tumpangi oleh rekan-rekan Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata
kabupaten Mesuji. Rute yang kami tempuh terlebih dahulu adalah sungai bagian
dalam – begitu masyarakat lokal menyebutnya. Aliran sungai Kaboeng adalah nama
awal dari sungai Wiralaga. Sungai Wiralaga sendiri terbagi menjadi dua bagian.
Bagian dalam yang berisikan ragam tumbuhan rimbun pada sisi kiri dan kanan
badan sungai lalu ada pula bagian luar yang merupakan bentangan luas dengan
panjang sungai mencapai 220 km dan luas daerah aliran sungai mencapai 2.053 km
persegi. Pantas saja, masyarakat Mesuji dapat dengan mudah menyantap sajian
ikan dan udang. Tentu bentangan sungai menghasilkan ikan dan udang air tawar
yang banyak.
Saat menyusuri
badan sungai yang di sebut sungai bagian dalam, kami dapat lebih dekat melihat aktivitas
warga pada bagian belakang rumah hunian mereka termasuk melihat ragam tumbuhan
yang berpadu dengan air sungai yang jernih dan tenang. Saking jernihnya saya
dapat melihat dasar sungai yang dipenuhi rerumputan. Selain ragam tumbuhan,
saya juga melihat beberapa spot yang di tata sebagai tempat kunjungan yang kini
sudah berubah semeraut karena terhempas sungai yang deras dan tentu minim perawatan.
Dalam rentang waktu menyusuri sungai bagian dalam, kami juga diperlihatkan buah
Nipah yang ternyata bagian dalamnya dapat di makan. Bentuk buah Nipah berwujud
gerombolan buah dalam satu tandan. Bagian luarnya berwarna coklat tua mirip
bunga kuncup dan bertekstur keras. Mengangkat
satu tandan buah nipah lumayan butuh tenaga. Ketika satu persatu buah dalam
tanda di belah terdapat daging buah yang mirip kelapa, berwarna putih bening.
Selintas mirip daging buah rambutan. Untuk mengambilnya tinggal dicongkel untuk
membuatnya terlepas dari kulit buahnya.
Sungai Luar dan Sungai Dalam - dalam aktivitas Susur Sungai Wiralaga
Puas menyusuri
bentangan sungai bagian dalam, kapal yang kami tumpangi beranjak menuju
bentangan sungai bagian luar yang jauh lebih luas dengan pemandangan yang lebih
luas. Hunian warga yang padat pada sisi kanan dan bentangan tumbuhan penyangga sungai pada sisi kiri. Sepanjang kapal
berlayar, mata saya tak henti mengagumi bentangan sungai yang memukau. Terlihat
oleh saya potensi besar dari wujud sungai yang belum termaksimalkan. Kondisi
sungai Wiralaga yang menurut saya punya suasana tenang dengan air sungai yang
jernih. Jadilah sore yang syahdu bagi kami semua mengabadikan moment. Sangat
berharap pula Kepala Daerah kabupaten Mesuji terpilih bersama segenap perangkat
darah nantinya mampu mengoptimalkan potensi sungai Wiralaga hingga benar-benar menjadi
Wisata Sungai yang potensial. Meski saya tahu ada Festival Sungai yang
berlangsung di kabupaten Mesuji dan menjadi jadwal festival daerah unggulan
kabupaten Mesuji, itu saja tak cukup. Gelaran tahunan tentu tak ada artinya
jika tidak dilakukan maintenance secara berkala. Baiknya, segala komponen Pemerintah
Daerah bersama segenap lapisan masyarakat Mesuji bergandengtangan dalam menjaga
kebersihan dan keasrian lingkungan sungai untuk terus lestari, dan memesona.
Tak hanya pihak yang penasaran, saya pribadi masih berminat kembali tandang dan
eksplorasi lebih lanjut sungai Wiralaga
yang menurut saya Istimewa.
0 comments :
Posting Komentar