Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Rabu, 24 Desember 2014

EKSPLORASI KOTABARU - KALIMANTAN SELATAN



Landmark Water Front City Kotabaru - Kalimantan Selatan


…Kotabaru Gunungnya Bamega, …
    Bamega umbak menampur di sala karang
    Umbak manampur di sala karang
    Batamu lawanlah adinda
    Adinda iman di dada rasa melayang
    Iman di dada rasa melayang ….


Sepenggal bait lagu karya H. Anang Ardiansyah tersebut tentu familir di kalangan masyrakata luas. Terutama saya. Ya, itu adalah penggalan lagu ‘Paris Berantai’,  lagu daerah Kotabaru – Kalimantan Selatan.

Saya, Mba Donna, Mba Evi dan Halim sebagai Team telah menguatkan semangat jauh sebelum menempuh 12 jam perjalanan dari Loksado ke Kotabaru. Dari ujung barat ke ujung timur laut provinsi Kalimantan Selatan. Bagai ada daya tarik magis yang membawa kami berniat berlelah menelusuri jalan selama 12 jam untuk mendatangi sebuah kabupaten bernama Kotabaru.

Kotabaru yang merupakan salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Selatan ini merupakan salah satu kabupaten pertama dalam provinsi Kalimantan dahulu. Pada masa Hindia Belanda merupakan Afdeeling Pasir en de Tanah Boemboe dengan Ibukota Kota Baru. Kotabaru dengan luas 9.442.46 Km2 dan berpenduduk sebanyak 290.142 jiwa (data sensus penduduk 2010) dengan 15.961 jiwa penduduk berprofesi sebagai nelayan. – sumber . Wikipedia.com 
Akses ke Kotabaru selain jalur darat dan melakukan penyeberangan via Pelabuhan Samudera – Batulicin – kabupaten Tanah Bumbu menuju Pelabuhan Tanjung Serdang di Kotabaru dengan lama penyeberangan 30 menit, akses juga tersedia via udara dengan menaiki kapal KalStar Aviation  dari Bandara Syamsoedin Noor di Banjarmasin ke Bandara Gusti Syamsir Alam di Kotabaru.
Kabupaten Kotabaru yang memiliki Motto : Sa-ijaan (dalam bahasa banjar) berarti Semufakat, satu hati dan se-iya sekata ini  memiliki 110 pulau kecil, 31 diantaranya belum bernama beberapa pulau masuk dalam wilayah kecamatan yang ada dalam kabupaten Kotabaru.


Pagi itu, setelah merasa cukup istirahat di rumah Pak Iwan yang tak jauh dari pusat keramaian Kotabaru, kami langsung menuju lokasi acara tempat di laksanakannya hari puncak peringatan Hari Nusantara 2014. Di beberapa sudut ruas jalan utama tampak pengawalan ketat. Pengamanan ketat tentu saja di berlakukan jelang kehadiran Pemimpin nomor satu negeri ini. Sejak semalam ketika kami hadir persiapan itu telah terlihat. Nampak pula pembangunan infrastruktur penunjang dirampungkan kebut guna kehadiran Presiden dan petinggi petinggi negeri. 

Pengawalan ketat di setiap sudut jalan

Tiba di base camp Sekretariat tak jauh dari lokasi acara puncak Hari Nusantara pagi itu telah ramai. Tujuan kami adalah meminta kesediaan panitia memberi tanpa pengenal untuk peliputan selama acara berlangsung. Ada banyak pengunjung dari provinsi lain yang juga membutuhkan bantuan para panitia di gedung sekretariat tersebut. Sebenarnya, saya sejak dua minggu sebelumnya telah menjalin hubungan komunikasi via telepon dengan Sekretaris dari Kepala Dinas Pemuda Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata Kotabaru – pak Husein. Meski tidak begitu mendapat sambutan baik seperti perangkat pemda di Hulu Sungai Selatan dengan alasan sedang sibuk mengurusi Hari Nusantara. Tak apalah, kami berupaya sendiri. Meski ketika kami ke Sekretariat kala itu, kejelasan apakah kami bisa bertemu dengan Pak Husein lagi lagi tak ada titik terang, meski telah di teelpon. Bisa jadi pekerjaan beliau yang super padat menyangkut nama baik Kotabaru di hadapan Presiden dan tetamu super penting lainnya. Akhirnya kami memutuskan untuk melakukan eksplorasi sendiri. Lupakan ID Card yang semula dirasa penting untuk dapat meliput acara akbar Hari Nusantara 2014. Terlebih ketika mba Evi mengungkapkan bahwa tak ada kepentingan mendesak dan sangat urgent antara kami ber-empat dengan event Hari Nusantara atau pak Presiden. Karena tujuan kami semula adalah niat eksplorasi keindahan object wisata di Kotabaru. Disambut baik oleh pihak Pemda setempat atau tidak itu bukan masalah bagi kami. Dengan sedikit kecewa atas tidak adanya tanggapan dari sosok sekretaris Dinas Pariwisata yang semestinya sebagai sekretaris bisa lebih informatif kami berlalu dari gedung sekretariat kepanitiaan Hari Nusantara dan bersiap menyusuri ragam keindahan Kotabaru.

Water Front City yang berfungsi sebagai Public Space

dua pohon yang mengganggu keutuhan kata 'SIRING LAUT KOTABARU' andai saja dua pohon itu ditebang.
Kami sebagai Team Eksplorasi - The Project



EKSPLORASI SINGKAT PENUH MAKNA

Kunjungan pertama kami tentu saja ke hamparan pameran yang di kemas dalam tajuk Hari Nusantara Expo. Sebagaimana layaknya sebuah pameran tentu saja ragam barang pamer yang ada di lokasi expo segalanya berbau teknologi dan keunggulan maritime tak hanya dari Kotabaru dan kabupaten di Kalimantan Selatan saja tapi juga seluruh bagian di Nusantara yang memiliki perairan. Tak jauh dari lokasi pameran ada iring-iringan tank baja yang kelak akan menjadi bagian dari pertunjukan dalam peringatan hari Nusantara 2014. Saya dan teman teman tentu tak mau melewatkan foto bersama dengan alat berat super canggih itu. Selain itu, kamipun sempat mengabadikan diri dengan landmark Kotabaru yang sangat menarik. Berupa landsape kata kata ‘SIRING LAUT KOTABARU’ di pinggir perairan, seperti tulisan LOSARI di Makasar. Sayang niat pembangunan Landmark terhalang oleh 2 pohon yang masih dibiarkan berada di depan tulisan sehingga mengganggu keutuhan tulisan yang menarik untuk diabadikan. Jika saja dua pohon itu di hilangkan keberadaannya tentu tulisan ‘SIRING LAUT KOTABARU’ yang tegak kokoh akan lebih menarik sebagai landmark water front city Kotabaru. Atau dua pohon itu adalah pohon keramat sehingga tidak bisa di hilangkan?, entahlah.

Vihara AN HWA TIAN

Kunjungan kami selnajutnya adalah pada sebuah Vihara AN HWA TIAN yang tampilan gedungnya sangat menarik tak jauh dari lokasi Siring Laut yang merupakan Water Front City Kotabaru. Beruntung pula kami di perkenankan masuk  untuk mengabadikan moment dan keindahan vihara oleh penjaga. Dari puncak Vihara pun terlihat jelas sebagain view Kotabaru dan keanggunan Gunung Bamega yang menjadi bagian dari lirik lagu daerah Kotabaru.

Pantai Gambatan


Hari mulai beranjak siang, kami langsung bergegas ingin mengetahui daya tarik wisata pantai yang ada di Kotabaru. Untuk urusan pantai, Kotabaru memiliki ragam keindahan. Sayang kami tak punya waktu banyak untuk mengunjunginya karena jadwal kunjungan yang padat. Tapi setidaknya keinginan kami untuk melihat pantai pantai terdekat yang dapat di akses dari Kotabaru siang itu. Pilihan wisata pantai kami adalah Sarang Tiung dimana menjadi tempat kunjungan para menteri dengan program peluncuran desa nelayan inovatif. Sebelum ke Pantai Sarang Tiung kami pun sempat berhenti sejenak di Pantai Gambatan dengan ombak tenang dan pasir nan landai plus barisan nyiur menambah sejuk suasana.  Rasa lapar melanda, dan kami terpikat pada beberapa ibu ibu di ruas jalan yang sedang memanggang ikar hasil tangkapan nelayan setempat. Bermula dari menghampiri akhirnya kami memesan makan siang di warung tak jauh dari posisi para ibu ibu membakar ikan. Sebelum santapan siang terhidang kami pun sempat melihat langsung hamparan kebun semangka dengan buah yang cukup banyak dan view perbukitan hijau yang menyejukkan mata.

Jenis Kapal Pengankut Penumpang dan Mobil dari batulicin ke Kotabaru


Meski rintik turun perlahan siang itu tak mengurungkan niat kami mengunjungi pantai Sarang Tiung yang memang di rekomendasikan warga untuk di kunjungi. Tak banyak yang bisa kami lakukan di pantai Sarang Tiuang karena hujan makin turun cukup deras siang itu. Dan kami memutuskan utnuk kembali ke home stay – rumah pak Iwan untuk mengemasi barang dan berencana kembali ke Banjarmasin dengan misi eksplorasi Banjarmasin keesokan hari. 
Saat menuju pulang ke Home Stay, secara tak sengaja kami menyinggahi tempat penangkaran ubur ubur di salah satu sudut rumah penduduk tak jauh dari lokasi home stay – pak Iwan. Sayang aktivitas kala itu sedang libur. Cukuplah kami mengabadikan lokasi yang sangat photogenic tersebut. Setelah berpamitan dan mengucapkan terima kasih pada pak Iwan dan keluarganya kami bergegas memacu kendarran menuju dermaga kapal penyeberangan ke Batulicin.

Udara sore yang tenang dengan sedikit mendung di Batulicin menghiasi perjalanan kami kembali ke Banjarmasin dengan lancar. Sore menjelang, kami tiba di pantai Pagatan tempat dimana kala malam kedatangan kami tersadar akan hamparan air laut karena cahaya kilat. Kami pun berhenti sejenak di warung sepanjang jalan pantai Pagatan yang menjajakan Jagung dan Pisang Bakar dan ragam panganan lainnya.

Sorgawi rasanya memandang laut tak bertepi dengan debur ombak di temani kopi panas dan jagung serta pisang bakar berbumbu dan cita rasa khas Banjarmasin. Cukuplah bagi saya mengendurkan ketegangan akibat nyetir sepanjang hari di pinggir pantai bersama ramainya pengunjung lain. Lupakan Handphone Low Battery. Meski Eksplorasi di Kotabaru tidak begitu berjalan baik tapi setidaknya telah mengobati rasa penasaran akan sebuah kabupaten bernama Kotabaru di Kalimantan Selatan. Secara potensi sungguh menarik untuk di datangi terlebih infrastruktur jalan telah jauh lebih baik dengan ragam tujuan wisata yang menarik. Jika kelak ada waktu, tentu Kotabaru – Kalimantan Selatan akan masuk dalam jadwal kunjungan saya.

4 komentar :

  1. Kalo liat peta, rute yg kita tempuh ke Kota Baru, rasanya kagum aja bisa sampai sana berempat. Lebih2 kalau ingat semua keseruan dan hal2 yg kita dapatkan selama perjalanan. Setiap dari kita pasti punya pengalaman pribadi yg berharga. Yang jelas sih, thanks banget, ndra... sudah bawa kita masuk ke pengalaman2 seru baru. Thanks juga untuk mbak Vi dan halim.semua kegilaan bersama hahaha.

    BalasHapus
  2. Aaaahhh 12 jam itu hanya hitungan tak ada artinya di bandingkan seru bersama kalian plus hal hal berharga di antaranya pelangi ganda, Halimah Tusakdiah.!, "eh jangan ketawa Lho".! Hahahhahaahahaaaaha CHEBOK lah kalian semua!!!!

    BalasHapus
  3. Mas saya orang asli kotabaru saya punya project buat kedepan nya bisa sharing2 mas

    BalasHapus

Scroll To Top