Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Jumat, 05 Juni 2015

BALAK - PAHAWANG ; ADA KISAH KEBERSAMAAN DAN KEINDAHAN ALAM.

Suasana Snorkeling di Pulau Pahawang - photo By Bang Rendra 


Mentari belumlah muncul. Suasana Pulau Balak masih gelap. Saya beranjak dari peraduan dalam suasana tidur yang tidak terlalu lelap. Suara suara gaduh beberapa rekan Mekhanai sesekali membangunkan. Kali ini, saya tak kuat menahan telinga yang semakin sakit karena mendengar kegaduhan yang ternyata berasal dari rekan rekan Mekhanai yang tak dapat tidur hingga menghabiskan sisa malam di dermaga dan berendam di bibir pantai yang tenang. Mungkin mereka berfikir suasana laut lepas bak kolam renang biasa. Hahahah.  Suara speaker aktif masih memutar lagu lagu hits mulai lagu pop,R&B hingga dangdut koplo. Sebenarnya beberapa kali saya mendengar obrolan para Mekhanai di tengah malam. Sebisa mungkin saya menguatkan mata untuk tidur karena sadar akan melakoni aktivitas padat termasuk di antaranya ber-snorkeling di Pulau Pahawang.

Alarm Handphone berbunyi pada pukul 5 pagi. Bergegas saya memaksa diri untuk beranjak dari tidur dan membuang rasa katuk yang masih memeluk erat pelupuk mata. Seperti harapan saya sore lalu bahwa menyaksikan matahari terbit di sudut Pulau Balak adalah sebuah pemandangan yang haram hukumnya di lewatkan. Setelah memastikan kesiapan diri dan kamera, saya bergegas ke bagian kanan dari pondokan dimana saya merebahkan badan. Beruntung Bang Rendra juga berniat ikut berburu Sunrise setelah kami melaksanakan Shalat Subuh berjamaah dengan Ryan dan Chandra dua perwakilan dari akun BDL yang sepanjang malam merebahkan diri di kursi rotan di teras Home stay. Tak ketinggalan satu satu nya Photographer wanita yang menang dalam gelaran IMKOBAL Photo Contest - Iga yang akun Instagramnya selalu jadi becandaan group - duaigaempat, imaenamujuh, apanilanuluh..!!! Hahahhahahah. Jadilah pagi buta saya dan bang Rendra mengawal pencarian jejak menuju sumber matahari terbit. Sesekali saya dan bang Rendra terdiam dan mencari celah jalan lain ketika menemui jalan buntu. Maklum, dataran pantai dengan air laut pasang membuat saya dan bang Rendra merasa sulit hingga mau tak mau harus melalui rute undakan yang padat oleh rerumputan liar dan pohon pohon besar. Ryan, Chandra dan Iga menyusul kami beberapa menit kemudian. Tak sia sia menyusuri jalan tak berbentuk. Mentari perlahan menunjukkan Pesonanya. Guratan warna dengan gradasi unik dan tak tertandingi adalah mahakarya sang Pencipta tiada dua. Sungguh indah bentangan alam yang kontras dengan aneka warna bagai lukisan masterpiece berkualitas tinggi.
Decak kagum menghiasi suasana kami kala mengabadikan moment Sunrise. Tak ketinggalan mengabadikan diri dengan moment istimewa tersebut.

Bentangan alam semakin jelas. Semakin beranjak pagi. Saya, bang Rendra, Ryan, Chandra dan Iga perlahan kembali ke dermaga yang terletak persis di depan Home stay. Beberapa saat kemudian, mas Eddi selaku Owner RQ Tour and Travel telah sigap mandu games Team Building yang di ikuti oleh rekan rekan Muli Mekhanai Bandar Lampung beragam angkatan dan juga pemenang Photo Contest. Suasana kompak dan gelak tawa kembali tercipta dari ragam permainan yang di kemas apik dengan kandungan hikmah tersebut. Setelah menyelesaikan rangkaian permainan syarat makna, setiap personal bersiap mengemas barang barang bawaan masing masing karena jadwal selanjutnya akan bersiap ke Pulau Pahawang.

Berbekal sarapan sederhana  berupa Nasi Goreng karya Nenek sebelah Home Stay di bantu para Muli yang ikut serta meracik nasi goreng plus kopi hangat yang sangat kontras di nikmati persis di depan hamparan pantai nan landai kami siap menuju Pulau Pahawang.






Berat rasanya meninggalkan Pulau Balak. Tercatatlah kisah apik semalam di Pulau Balak. Sesekali saya melihat ke arah pasangan suami istri paruh baya yang memberi salam perpisahan ke rombongan kami. Doa sehat dan bahagia selalu saya haturkan pada mereka. Kelak saya akan kembali lagi ke Pulau Balak dan berharap masih menemui  sepasang paruh baya yang saling setia di usia senja mereka. Bagi saya, sepasang kakek nenek itu adalah wujud kisah cinta yang nyata. 

Menempuh perjalanan 1,5 jam dari Pulau Balak, tibalah saya dan rombongan dalam kapal motor bermuatan 30 orang di Pulau Pahawang. Secara bagian Pulau Pahawang terdiri dari Pulau Pahawang Besar dan Pulau Pahawang Kecil. Pulau Pahawang Besar terdapat banyak penginapan dan industri rumahan sedang di bagian Pahawang Kecil masih terbuka luas keindahan pantai dengan gundukan pasir putih nan lembut. Hanya ada sebuah cottage yang terlihat gagah dan mewah di bagian depan persis terlihat ketika kami memasuki kawasan Pahawang Kecil. Sebelum menjajakan kaki di Pahawang Kecil saya dan rombongan di lepas di perairan yang memang jadi kawasan snorkeling Favorite di kawasan Pulau Pahawang dan sekitarnya. Karena kala itu Weekend, ada banyak kapal penumpang dengan jumlah pe-snorkeling yang juga banyak. Rata rata mereka datang dari luar provinsi Lampung. Beberapa diantaranya terdengar logat logat luar kota. Hahahaha... Meski snorkeling dengan suasana berjubel tapi cukuplah buat decak kagum pada terumbu karang yang terhampar di dasar laut. Tak hanya saya dan rekan rekan saja, anak bujang pertama saya yang ikut serta dalam trip kali ini tak pernah lelah dalam ber-snorkeling. Bagai sosok dewasa lainnya, si Abang - menikmati masa masa menengok keindahan alam bawah laut lengkap dengan aneka ikan ikan yang mempesona.

Tak terasa waktu terus berlalu. Kami pun harus bergegas meninggalkan lokasi snorkeling dan menuju Pulau Kelagian Besar untuk beristirahat sejenak dan menikmati camilan warung dengan harga supermarket.! Hahahahah.

Betapa indah Indonesia. Terlebih Lampung tercinta. Bentangan alam yang luas dengan ragam keindahan yang terkandung melalui gugusan pulau dan pantai pantai memikat mata. Tak perlulah kita berbangga pada luar negeri. Cintai, kagumi dan nikmati pesona Nusantara dengan tetap menjaga kelestarian dan kehijauan lingkungan sebagai bagian dari rasa syukur atas amanah Tuhan untuk Bumi yang kaya dimana kita kini berada.

0 comments :

Posting Komentar

Scroll To Top