Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Kamis, 03 September 2015

JEJAK GAGAH BENTENG MARLBOROUGH


salah satu Meriam di salah satu bagian  puncak Benteng Marlborough


Mendapat free time, di sela tugas dinas luar kota adalah hal yang menyenangkan. Karena  punya waktu luang dan bebas menentukan aktivitas  setelah tugas utama selesai. Saya, bukan tipe orang yang hanya ingin menghabiskan waktu di kamar hotel saat sedang tugas keluar kota. Jika hanya ingin leyeh-leyeh di kamar tak perlu lah jauh jauh ke luar kota. Sekalian sudah keluar kota dan penugasan keluar kota, ya manfaatkan waktu luang dengan melakukan eksplorasi daerah kunjungan dengan mendatangi spot spot menarik yang kelak akan menambah wawasan, pengalaman termasuk kisah seru di balik aktivitas  kunjungan tersebut. 

Bagian depan Benteng

tampak Benteng bagian Sisi Kiri setelah pintu masuk

pernyataan Cagar Budaya oleh Pemerintah Provinsi Jambi

Pintu gerbang Utama memasuki kawasan Benteng Marlborough

 Siang itu, ketika urusan kedinasan berakhir, saya dan rekan rekan Muli Mekhanai Bandar Lampung yang masih memiliki sisa waktu di Bengkulu memanfaatkan waktu luang dengan mengunjungi beberapa tempat bersejarah di Bengkulu.  

Bengkulu yang terkenal dengan sebutan Bumi Raflesia ini memiliki spot spot menarik yang mengandung sejarah. Hunian Soekarno di masa  pengasingan, Masjid Jamik yang  mengalami pemugaran di kala Soekarno dalam masa  pengasingan di Bengkulu. Hingga kediaman Fatmawati yang begitu bersejarah.
Nah, siang itu, saya dan rekan rekan Muli Mekhanai  Bandar Lampung berkunjung ke salah satu benteng yang mengandung nilai sejarah yang heroik. Benteng Marlborough – namanya. 

Benteng Marlborough merupakan peninggalan Inggris di kota Bengkulu yang di dirikan oleh East India Company pada tahun 1713 – 1719 di bawah pimpinan gubernur Joseph Callet yang berfungsi sebagai benteng pertahanan Inggris. 

Jajaran Meriam di depan ruang tahanan pada bagian dalam areal benteng

Meriam tertata rapih.



Terletak di jalan Kampung Cina – Kota Bengkulu, menjadikan Benteng Marlborough begitu mudah di temukan dengan bangunan gagah menjulang yang khas sebagai kawasan pertahanan zaman keuasaan Inggris di Bengkulu kala itu.  Setelah membayar tiket masuk yang cukup mahal – Rp.10.000,- tanpa karcis resmi. Saya dan rekan rekan Muli Mekhanai bergegas kebagian dalam tanpa melupakan mengabadikan beberapa papan nisan dari makam penjajah Inggris yang tertata apik di dinding dekat loket karcis.

areal taman di dalam benteng

taman tengah Benteng dari puncak benteng


Memasuki kawasan yang merupakan cagar budaya di Bengkulu tersebut  kita akan melihat  gagahnya  gerbang depan Benteng Marlborough. Dengan konsep bangunan yang khas arsitektur inggris di bagian dalam. Ada sebuah lorong besar yang menghubungkan antara pintu utama di bagian depan dengan sekat sekat ruang di bagian dalam. Taman luas dengan jajaran meriam kuno yang merupakan senjata pertahanan khas inggris tampak berbaris diantara ruang ruang tahanan yang berjajar di bagian utara. Beberapa ruangan di bagian barat memajang ragam prasasti dan jejak sejarah yang dapat di simak oleh pengunjung. Tak hanya itu, pengunjung juga dapat menikmati suasana benteng Marlborough dengan menaiki setiap sisi bagian puncak dari benteng dengan view bagian dalam benteng dan bagian luar benteng yang tak hanya menyuguhkan view rumah warga kota Bengkulu tetapi juga pesona pantai Tapak Padri yang buat saya jadi betah berlama lama di bagian atas benteng yang juga terdapat meriam besar sebagai bagian dari senjata perlawanan kala itu.

Ruang Ruang Penjara di dalam Benteng Marlborough

bentuk bak pekerja rodi di areal benteng
 
Menengok bagian demi bagian dari Benteng Marlborough bagai menyaksikan rekam jejak pergolakan kehidupan kala itu. Sistem kerja paksa oleh penjajah pada masyarakat lokal. Perjuangan para pejuang melawan penjajah juga dapat tergambar dari beragam diorama yang dihadirkan di beberapa ruangan di Benteng Marlborough.

Benteng marlborough bagian depan
 
Sudah dua kali saya mengunjungi Benteng Marlborough dalam dua tahun yang berbeda tetapi tidak ada peningkatan pemeliharaan yang signifikan. Beberapa bagian dinding masih lembab dengan cat dinding yang retak dan berlumut. Kebersihan Benteng di bagian luar tidak begitu terawat dengan baik, bisa jadi masyarakat sekitar tidak begitu menjaga kebersihan lingkungan, terlihat  oleh saya beberapa warga dengan mudahnya membuang sampah di pinggir jalan. Yang lebih unik lagi, meski benteng Marlborough secara teritori terletak di kawasan geografis Provinsi Bengkulu tetapi kepengurusan dari Benteng tersebut masuk pada bagian kepurbakalaan Provinsi Jambi. Itulah sebabnya revitalisasi dan pemeliharaan tidak dapat dilakukan secara maksimal oleh pemerintah daerah Bengkulu. Semoga kedepan dapat dilakukan sinergintas dalam pemeliharaan secara menyeluruh terhadap Benteng Marlborough. Jika tidak jejak sejarah yang merupakan daya tarik wisata tersebut bias jadi hanya tinggal cerita belaka. Jangan sampai terjadi. 



0 comments :

Posting Komentar

Scroll To Top