Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Kamis, 15 Oktober 2015

MENGAJAR SEHARI, MENYEBAR INSPIRASI.


Saya dan anak anak di Kelas 3A di akhir acara mengajar - merayakan Impian mereka. Photo by Roni Daud



Tak pernah membayangkan sebelumnya dapat mengajar langsung anak anak Sekolah Dasar.  Menjadi guru adalah sesuatu yang sejak dahulu saya anggap sebagai profesi cukup berat dan memiliki tanggungjawab yang juga tidaklah ringan. Dan itu terjadi pada saya. Menjadi guru sehari dalam arti kata sesungguhnya.

Adalah komunitas Kelas Inspirasi Lampung yang mewujudkan sebuah profesi yang dulu saya anggap tak mungkin dapat saya jalani. Sejak nama saya dinyatakan menjadi bagian dari Inspirator - begitu sebutannya, saya masih tidak begitu yakin dapat mengajar terlebih meng-inspirasi anak anak Sekolah Dasar. Hingga pada hari briefing dari panitia, pembagian kelompok, pembagian tugas setiap personal dalam kelompok menjadi tahapan dari persiapan demi persiapan yang saya lalui dan kemudian menguatkan saya untuk total dan fokus serta sungguh sungguh mengemban amanat ini.

Mengajar bukan sesuatu yang asing bagi saya. almarhumah Ibu saya adalah seorang Guru SD. Sosoknya yang lembut namun juga tegas telah melekat dalam diri saya. Meski besar dalam didikan seorang guru SD, tapi pekara mengajar anak anak SD bukanlah sesuatu yang bisa saya lakoni dengan mudah. Meski secara profesi, saya memang banyak bersinggungan dengan khalayak. Sebagai staff Promosi - menghadapi ratusan orang beragam karakter dalam event besar bukanlah hal asing. Sebagai pelaku dunia entertain - menghadapi banyak karakter audience lengkap dengan ragam perangaipun bukanlah hal asing. Sebagai penyanyi kawinan, penyanyi kafe atau restaurant dan event event hiburan, termasuk sebagai pemandu acara adalah beberapa profesi yang saya tekuni diluar waktu bekerja sebagai staff promosi. Selain itu mengajar ditataran mahasiswa dan berbagi bidang ilmu komunikasi atau public speaking juga sudah sering saya lakukan. Tapi berhadapan dengan anak anak Sekolah Dasar tentu bukan pekara mudah.! Bagian ini saya dituntut harus melakukan strategi tersendiri. Yang saya tahu anak anak Sekolah Dasar tidak semudah yang dibayangkan. Meski saya adalah seorang bapak dengan tiga anak, saya juga kerap kewalahan menghadapi beda karakter mereka. Bagaimana dengan puluhan siswa tiap kelas yang kelak akan saya lakoni.!

Suasana Pagi di halaman sekolah SDN 1 Way Laga


Kamis pagi itu segalanya terjawab. Bertempat di SD Negeri 1 Way Laga - Kecamatan Panjang - Bandar Lampung, Saya dan rekan rekan inspirator lainnya dengan persiapan maksimal  bertekad menyampaikan inspirasi sesuai dengan profesi yang kami tekuni masing masing. Dalam team saya - ada juru masak, perawat, ahli mesin, dokter, sekretaris, akuntan, dan profesi lainnya memiliki cara tersendiri untuk dapat menginspirasi  anak anak. Total 9 Inspirator hari itu bertugas mengajar di masing masing 4 kelas (ada yang 3 kelas) dan kelas yang kami kunjungi adalah kelas 3 sampai 6 SD. mengingat usia di kelas 3 sampai 6 SD adalah usia yang cukup paham akan sebuah profesi dan cita cita mereka. Jadi kami tidak mendatangi kelas 1 dan 2 SD. Jadilah siang itu kami berjibaku dengan strategi penyampaian yang telah kami siapkan masing masing sebelumnya.

Soal mengajar, saya telah mempersiapkan sejak beberapa hari sebelumnya. Bahkan sejak dinyatakan masuk dalam kelompok Kelas Inspirasi Lampung angkatan 2. Tapi soal apa yang akan saya sampaikan selalu mengalami perubahan. Dalam proses mendaftar, saya mencantumkan profesi sebagai staff Promosi. Tapi pada perjalanan menyiapkan diri, saya selalu tidak yakin bahwa profesi promosi bisa dengan mudah di cerna oleh anak anak Sekolah Dasar. Terlebih profesi promosi tidaklah se-familiar profesi Dokter, Polisi, Guru, Pilot dan lain sebagainya. Setelah berdiskusi dengan istri yang nyaris setiap malam menjelang tidur akhirnya saya memutuskan untuk menyebarkan profesi Master of Ceremony (MC) atau Pembawa Acara sekaligus bernyanyi di depan anak anak SD. Pemilihan materi tersebut bukanlah tanpa alasan. Profesi MC dapat dengan mudah saya utarakan pada anak anak dengan mengungkapkan nama nama besar yang kerap mereka simak di Televisi. dan benar saja, ketika saya tanya pemandu acara Televisi yang mereka tahu, dengan mudah anak anak menyebut nama nama seperti ; Irfan Hakim, Ramzie, Rinna Nose, Andika Pratama, Gading Martin, dan lain sebagainya. Selain itu saya juga membawa misi agar anak anak percaya diri dan berani tampil di depan. Karena keberanian itu lebih penting ketimbang hanya sekedar pandai teori. Itulah sebabnya saya membuat simulasi pada setiap kelas bagaimana mereka tampil di depan kelas layaknya seorang Pembawa Acara di atas panggung dan menyapa teman temannya sebagai audience. Selain itu saya juga mempersilakan mereka untuk bernyanyi dan mengajak teman teman mereka lainnya untuk bernyanyi. Tak lain untuk membuat mereka berani berada di depan kelas plus suasana ringan dan menyenangkan.  Tak sia sia, anak anak menyukai sesi ketika mereka menyanyi meski awalnya malu malu. Terlebih pengalaman bicara di depan kelas yang jadi moment perdana mereka selama jadi murid Sekolah Dasar. Untuk melengkapi penampilan mengajar saya, saya membawa serta Microphone merah yang saya pinjam dari band saya. Microphone itu bagai sebuah alat magis yang membuat anak anak ingin memegangnya langsung dan menggunakannya seperti mereka seorang penampil bak pembawa acara atau penyanyi yang mereka idolakan dari Televisi. Lumayan jitu strategi Microphone merah itu.

Microphone Merah yang saya bawa menjadi daya tarik bagi setiap anak anak Sekolah Dasar. Photo by Roni Daud.


Belumlah saya meyakini bahwa apa yang saya lakukan dapat meng-Inspirasi anak anak Sekolah Dasar Negeri 1 Way Laga. Tapi setidaknya saya  dan teman teman telah berbuat sesuatu untuk menyemangati impian mereka. Sebagai anak anak yang merupakan generasi penerus bangsa kelak. Beruntungnya saya tergabung dalam Kelas Inspirasi Lampung angkatan 2. Memberi saya babak pengalaman baru dalam rentang perjalanan hidup saya. Karena tidaklah saya paham sejauh apa manfaatnya diri ini jika tidak berbuat sesuatu untuk banyak orang yang memang membutuhkan apa yang diri ini mampu. Mengutip sebuah ungkapan dari sesama Inspirator dari group lain, bahwasanya hidup ini  bukan tentang langkah yang kita tempuh tapi tentang jejak yang kita tinggalkan. 

Terima kasih saya untuk semua personal yang terlibat dalam group 1. Team yang senantiasa menyemangati dan mengingatkan sebagai keluarga baru. Terima kasih juga untuk jajaran Photographer dan Videographer. Terima kasih yang juga paling penting adalah untuk 3 sosok Fasilitator - bagian dari panitia yang bersinggungan dengan kami dalam team - yang selalu sabar menghadapi pertanyaan dan perangai kami. Salut mendalam untuk sosok Lucu meski sedikit seram tapi super sabar - Muhammad Zakaria - Mr. Jack Sparrow dan dua dayang dayang tercinta, imut dan selalu senyum meski lelah terasa - Anira dan Hasti.

Terima kasih atas pengalaman berharga ini.

2 komentar :

  1. Ih kamu kereeen, jadi apa aja kamu tetap menginspirasi, apalagi sebagai MC dan pake microphone merah itu. Seru khan ikutan KI, hati2 addicted and gagal move on lho. KI mana lagi kitah? Banda aceh? Yuhuuuu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ia Mba Donna ... Seru banged bisa lihat langsung dan interaksi sama anak anak polos itu ... Priceless moment lah buat aku... Yok Mba kita ke banda Aceh sekalian trip yaaa yok lah aku ikut kabari Aja kapan daftar

      Hapus

Scroll To Top