Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Kamis, 03 Desember 2015

SERUIT - KULINER KHAS LAMPUNG YANG LEZAT DISANTAP.

sajian lengkap Seruit Lampung  beserta sajian pelengkap penambah selera (photo diambil di Rumah Makan Cik Wo - Pahoman - Bandar Lampung)






Setiap provinsi di nusantara memiliki ke-khas-an yang kemudian menjadi bagian dari identitas provinsi tersebut. Tak hanya bidang seni, budaya dan adat istiadat yang kemudian menjadi ciri khas provinsi, termasuk juga didalamnya kuliner khas daerah.
Sebagai provinsi paling selatan di pulau Sumatera. Lampung secara keseluruhan memiliki ke-khas-an dalam sajian menu makanan. Adalah Seruit yang merupakan kuliner  khas dari provinsi Lampung. Dan pada tahun 2015, Seruit Lampung telah masuk dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) provinsi Lampung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Baik suku Pepadun maupun suku Saibatin – dua suku asli di provinsi Lampung,  memiliki ke-khas-an yang unik dalam tradisi makan seruit bersama – yang selanjutnya disebut ‘Nyeruit’.
Aktivitas Nyeruit telah menjadi budaya makan bersama yang terjadi pada suku Lampung sejak dulu. Baik dalam aktivitas makan bersama dilingkup keluarga hingga dalam gelaran pesta adat atau pesta pernikahan.  

Suasana 'Nyeruit' yang merupakan aktvitas makan bersama khas Lampung. Photo adalah moment Makan bersama bpk. Herman HN, dalam gelaran acara adat.

MENU SERUIT
Sesungguhnya menghidangkan menu olahan berupa Seruit Lampung tidaklah rumit. Siapapun dapat menyajikan dan mengolahnya menjadi santapan Seruit. Terdiri dari Sambal terasi – sebagai keutamaan dari Seruit,  dipadu dengan ikan bakar atau ikan pepes yang biasanya berasal dari jenis ikan sungai/ikan air tawar. Ditambah dengan terong bakar/rebus, tempoyak (durian yang di fermentasi), isi timun (ketimun bagian dalam). Lalu semua bahan utama tersebut diaduk hingga tercampur rata. Dalam tradisi Lampung, pencampuran seluruh bahan Seruit tadi dilakukan dengan menggunakan tangan. Dan konon – dalam budaya santap bersama dalam suku Lampung – yang meracik dan mengaduk Seruit pun biasanya dilakukan oleh sosok tertua dalam keluarga, dengan suasana makan duduk dilantai/lesehan. Setelah sambal dan pelengkapnya tadi bercampur rata maka jadilah sajian seruit yang siap disantap.  Akan lebih lengkap dan nikmat jika menyantap Seruit bersama pindang ikan baung, tahu/tempe goreng dan aneka lalapan seperti daun singkong rebus, timun, oyong rebus, kacang panjang rebus, kemangi, bahkan sampai petai dan jengkol muda. Bahkan beberapa pihak dalam tradisi Lampung melengkapi santapan Seruit dengan lalapan berupa Kemutik Lengko (putik mangga muda), daun putik kencur, daun jambu mete muda, pucuk daun adas, hingga julang jaling. Sesuatu yang sangat tradisional. Kini, hidangan Seruit pun dapat dengan mudah diperoleh di beberapa rumah makan yang menyajikan hidangan seruit Lampung atau rumah makan pindang di Bandar Lampung. Dengan merogoh kocek Rp.40.000/porsi,  pengunjung  bisa meracik Seruit sesuai selera, terdiri dari sambal terasi/sambal mangga plus tempoyak, pindang baung/patin dan lalapan lengkap.

Bahan utama Olahan Seruit ; Sambal Terasi, Terong Bakar dan Tempoyak (durian yang di Fermentasi)

pepes Ikan Patin, sambal terasi dan lalapan segar menjadi pelengkap aktivitas Nyeruit.

Pindang Ikan Baung pelengkap sajian Seruit di Rumah Makan Cik Wo



CARA MEMBUAT SERUIT ALA INDRA PRADYA



KEPEDULIAN PEMERINTAH
Sebagai bagian dari tradisi Lampung, Seruit diharapkan menjadi ke-khasan-an daerah yang kelak dapat dinikmati oleh wisatawan ketika berkunjung ke Lampung. Sama halnya ketika wisatawan dapat menikmati sajian kuliner khas daerah lain jika berkunjung ke berbagai provinsi di nusantara.
Agar Seruit dapat dikenal luas, pemerintah kota Bandar Lampung melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandar Lampung menghimbau agar seluruh pelaku industri kepariwisataan di Bandar Lampung untuk menyajikan hidangan Seruit.  Pada 11 November 2015 lalu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandar Lampung – Yus Amri Agus, S.Sos, M.Ip.,  mengundang  para manager hotel berbintang di kota Bandar Lampung untuk membicarakan langkah nyata dalam upaya memperkenalkan Seruit Lampung pada khalayak ramai khususnya tamu tamu yang bertandang ke hotel di Bandar Lampung. Pertemuan yang digelar di Hotel 7th – Bandar Lampung itupun membuahkan kesepakatan dan sinergi antara harapan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandar Lampung dengan kesediaan pihak hotel yang hadir. Selain kesiapan hotel untuk menyajikan hidangan Seruit Lampung diantara suguhan menu hotel lainnya, pertemuan tersebut juga menyepakati untuk melakukan pertemuan secara berkala yang kelak akan digelar selama 3 bulan sekali guna membahas pengembangan wisata dan budaya di kota Bandar Lampung. Dengan menetapkan jadwal bergilir hotel yang nantinya akan menjadi tuan rumah  hingga Januari 2019 melalui sistem kuncang/undian langsung.


Suasana Makan Bersama pejabat Walikota Bandar Lampung dengan jajaran Pemda Bandar Lampung dalam launching Pojok Seruit Hotel the 7th - Bandar Lampung.

 Menindaklanjuti pertemuan pada 11 November 2015 tersebut, pada tanggal 24 November 2015, Hotel The 7th – Bandar Lampung segera mewujudkan harapan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandar Lampung dengan menggelar launching ‘Pojok Seruit’ yang kelak akan menjadi sarana pengunjung hotel jika ingin mendapatkan kuliner khas Lampung.  Launching Pojok Seruit yang dihadiri oleh pejabat Walikota Bandar Lampung – Hi. Sulfakar tersebut berlangsung meriah.  Berlangsung di area pool side hotel, hidangan kuliner tradisional Lampung seolah ‘naik kelas’ dalam tata saji dan perangkat makan khas hotel bintang 5. Sesuai dengan konsep dari Seruit khas Lampung – Sambal Terasi, Tempoyak, Ikan Pepes, Ikan Bakar dan Pindang Ikan beserta Lalapan segar tersaji dihadapan puluhan undangan yang mayoritas jajaran pejabat dilingkungan Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung tersebut. Bagi khalayak yang ingin menikmati hidangan Seruit di Pojok Seruit Hotel The 7th cukup membayar Rp. 65.000,- /porsi lengkap seruit - sebuah harga yang terjangkau untuk sekelas hotel berbintang.
 

Sajian paket Seruit di Launching Pojok Seruit Hotel The 7th - Bandar Lampung.

PERWALI 19 TAHUN 2011.
Jauh sebelum adanya pertemuan dan dilanjutkan dengan Launching Pojok Seruit oleh hotel the 7th Bandar Lampung, pemerintah daerah kota Bandar Lampung telah memiliki ketetapan akan keberpihakan pada seni dan budaya khas Lampung melalui Peraturan Walikota (PerWali) Bandar Lampung, Nomor 19 Tahun 2011 tentang ‘Pelestarian Kebudayaan Lampung Dalam Hal Penampilan Musik Hidup/Live Music Tradisional Lampung Serta Pemutaran Musik Instrumen Lampung Pada Usaha Kepariwisataan di Wilayah Kota Bandar Lampung’. Dalam rumusan Peraturan Walikota tersebut dijelaskan secara rinci mengenai kewajiban para pelaku usaha kepariwisataan di kota Bandar Lampung berkenaan dengan pelestarian seni dan budaya asli Lampung.  Berkenaan dengan pengenalan dan pelestarian Seruit Lampung, pada 14 Juni 2011 Pemerintah Kota Bandar Lampung telah berhasil menggelar Nyeruit atau makan seruit bersama dengan seluruh jajaran pemerintah kota Bandar Lampung dan segenap lapisan masyarakat. Dan aktivitas yang digelar di Lapangan Saburai – Bandar Lampung tersebut mencatatkan kota Bandar Lampung pada Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai pelaksana Makan Seruit terbesar dan terbanyak – dengan melibatkan 10.850 orang menyantap Seruit dalam waktu bersamaan. Dengan pencetus ide pembuat rekor adalah ; Drs. Herman HN, MM (Walikota Bandar Lampung), Hj. Eva Dwiana Herman (Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bandar Lampung), Panitia HUT Kota Bandar Lampung Ke-329 Tahun 2011. 

click link :   http://muri.org/muri/rekor/21-kulinari/2987-makan-seruit-makanan-tradisional-khas-lampung-oleh-peserta-terbanyak

Hidangan Seruit dalam gelaran Begawi Adat Lampung.


Dalam pelaksanaannya, pelestarian dan pengembangan segala bentuk seni dan budaya khas daerah merupakan bagian dari konsep Sapta Pesona yang merupakan pedoman dasar setiap pelaku usaha kepariwisataan  dalam menjalankan usaha kepariwisataannya. Pemilik Kafe, Rumah Makan, Hotel/Penginapan, Objek Wisata, harus senantiasa bersedia  memberi sentuhan khas daerah dimana usaha tersebut dijalankan. Sehingga didapatkan sebuah kesan yang baik dan menyenangkan akan kasanah khas daerah dimana para wisatawan berkunjung. Jika hal ini diterapkan, maka menjadi sebuah kemungkinan butir Kenangan dalam konsep Sapta Pesona akan terwujud.

Video Muli Mekhanai sedang Nyeruit



Sebagai etalase provinsi Lampung, pemerintah kota Bandar Lampung senantiasa bersinergi dengan segenap komponen dalam mewujudkan pengembangan dan pelestarian nilai nilai luhur yang terkandung melalui seni dan budaya khas Lampung. Sehingga wisatawan yang berkunjung ke kota Bandar Lampung tidak terlalu sulit menikmati seni dan budaya khas Lampung termasuk mencari kuliner khas setiap bagian provinsi Lampung, ketika pihak pelaku usaha dan jasa pariwisata berkenan menyajikan bentuk seni dan budaya termasuk kuliner Lampung dalam usaha atau jasa kepariwisataan yang mereka geluti. Dan kemudian juga menjadi tugas semua lapisan masyarakat dalam mendukung terwujudnya suasana yang menyenangkan sebagai kawasan kunjungan wisatawan.  Dengan tetap mencintai dan terus menerus memperkenalkan serta melestarikan seni, budaya dan nilai adat istiadat asli daerah Lampung termasuk didalamnya kuliner khas Lampung.

Jadi, Jika kamu berkunjung ke Lampung, kurang lengkap rasanya jika tidak menikmati langsung kuliner khas Lampung yakni, Seruit Lampung.

18 komentar :

  1. Ya Allah, alangkah teganya yg punya blog ini. Sumpaaaah aku ngiler banget :(
    Udah lama gak nyeruit, stok tempoyak udah abis, udah lama gak makan bareng keluarga jg :((((
    Hiks.. liat terong bakar, pindang kepala ikan. Ihhhh.. ngiler banget hahahaha
    Nyeruit itu salah satu aktivitas keluarga yg bikin kangeeen, ngobrol, rebutan sambel dan lalapan jg. Aaahhhh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ayooo Mel, sini sini ke Lampung nanti aku ajak Nyeruit...hehehe....

      Hapus
  2. Yang paling menggoda adalah pindang ikan baungnya. Dua kali ke Lampung, dua kali pula gak mau absen icip2 makanan mak nyus top markotop itu. *ngiler* :'(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heheheh..... Kalo dah makan pindang plus Seruit emang bakal mantap to The Max heheheh

      Hapus
  3. Wah ini cara makan yang kita obrolin dulu ya bang. Yang di Palembang disebutnya Ngidang. Huaaa lapeeerrr

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul ... Nanti kalo ke Lampung lagi tak ajakin Nyeruit yaaaah....

      Hapus
  4. Saved...!! simpan dulu tulisan ini. Suatu saat saya yakin ini akan sangat diperlukan jika ada kawan yang akan berkunjung ke Lampung. Thanks om Indra :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. heheheheh terima kasih bang Rendra atas perkenannya. semoga bermanfaat.

      Hapus
  5. dijakarta juga ada kedai seruit lampung di jalan tomang raya gedung wisma lampung yuuk kenali makanan seruit lampung didaerah ibukota ,,bangga jadi hulun lampung amun mak kham sapa lagi?

    BalasHapus
  6. jangan lupa mampir di kedai seruit lampung di jalan tomang raya gedung wisma lampung ,,bangga jadi hulun lampung lestarikan budaya dan makanan lampung ,, amun mak kham sapa lagi?

    BalasHapus
  7. Aku kalau sedang lapar begini terus ada yang pamer pamer makanan seperti seruit seperti ini aku bilang orangnya kejammmmm....Bagiiii Bang...

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf kan aku mba Evi kesayangan..bukan maksud hati, apa daya emang harus di publish terus hehehehehe

      Hapus
  8. Indraaaaa.... aku jadi pengen seruiiiiiiit.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. ayooo ke Lampung lagi....nanti tak buatkan, tak traktir..sini sini..

      Hapus

Scroll To Top