Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Jumat, 28 Oktober 2016

9 KEISTIMEWAAN YANG AKAN KAMU DAPATKAN JIKA DATANG KE TULANG BAWANG.




Jika  kamu mengenal keindahan bahari provinsi Lampung, sempatkan juga untuk menengok pesona bentangan alam sekaligus warisan budaya luhur yang Lampung miliki di kabupaten Tulang Bawang. Pagi penyuka wisata Sejarah, khasanah adat istiadat dan kearifan lokal yang kental, Tulang Bawang wajib kamu jadikan tujuan kunjungan.  Awalnya, kabupaten Tulang Bawang menempati 22% dari total luas wilayah provinsi Lampung sebelum akhirnya dilakukan pemekaran wilayah menjadi kabupaten Mesuji, kabupaten Tulang Bawang Bawat dan Tulang Bawang itu sendiri.

Akses menuju Tulang Bawang terbilang mudah. Pengunjung dari Jakarta dapat mengaksesnya dengan perjalanan darat, melalui pelabuhan Bakauheni, sebelum kemudian melanjutkan perjalanan  5 jam dengan akses lintas timur atau lintas tengah menuju  kabupaten Tulang Bawang. Bagi yang melakukan penerbangan, setelah tiba di Bandara Radin Inten II – Lampung Selatan – Lampung,  pengunjung  dapat melanjutkan perjalanan via darat dengan waktu tempuh  2,5 jam.  Jarak 120 km dari pusat kota Bandar Lampung menuju kabupaten  Tulang Bawang  dapat dilalui pengunjung dengan kondisi jalan yang baik dan lalu lintas yang terbilang lancar.

Apa saja yang dapat kamu temui di kabupaten Tulang Bawang ?, yang kemudian menjadi keistimewaan tersendiri dari Tulang Bawang yang patut kamu ketahui secara langsung?.
Simak ulasan saya berikut ;
Tiyuh Paradewa

1.  TIYUH TOHO (DESA TUA) MENGGALA HINGGA PAGAR DEWA
     Bagi kamu penyuka nilai nilai sejarah dan kandungan budaya daerah, kunjungan ke Tiyuh (desa) Toho (tua) Menggala adalah pilihan tepat. Dalam sejarah, yang disebut Tiyuh Toho adalah kawasan Pagardewa, mengingat Pagardewa adalah kawasan pertama yang ada di Tulang Bawang sebelum kemudian bermunculan nama nama desa lainnya.  Hal ini ditandai dengan adanya makam makam keramat yang bisa kamu jumpai di dalam desa Pagardewa yang dalam catatan prasasti, para mendiang yang wafat tersebut telah mendiami Pagardewa sejak abad ke 5 dan ke 6 sesudah masehi.  Jadi jika kamu berkunjung ke Tulang Bawang jangan lupa untuk mendatangi kawasan Pagardewa yang masih sangat terjaga keasriannya. Meski secara administratif, Pagardewa kini masuk dalam bagian wilayah Tulang Bawang Barat, namun Pagardewa tidak bisa dilepaskan dari cikal bakal terbentuknya kawasan Tulang Bawang. Dalam Tiyuh Pagardewa, kamu dapat melihat secara langsung aktivitas masyarakat setempat, menikmati aliran sungai  yang terletak di sisi kiri dan kanan Tiyuh Pagardwa, juga bisa melihat rumah rumah panggung yang usianya mencapai 200 tahun serta dapat menjumpai tetua adat yang dengan senang hati  bila diajak berbincang banyak hal seputar sejarah, silsilah kekerabatan, kisah kerajaan hingga tata adat istiadat secara lengkap.

khasalah Pasar Lama Menggala

puing kejayaan Dermaga Menggala
puing puing kejayaan Dermaga

Kondisi Dermaga saat ini


2.       PASAR LAMA DAN DERMAGA SUNGAI TULANG BAWANG
     Melihat tata laksana kehidupan masyarakat daerah, tak lengkap rasanya jika tidak mengunjungi pasar tradisionalnya. Nah, di Menggala – pusat kota dari kabupaten Tulang Bawang, terdapat sebuah pasar tradisional yang disebut Pasar Lama. Penyebutan Pasar Lama bukan tanpa alasan. Pasar ini sudah ada sejak aktivitas perdagangan di Tulang Bawang sejak dahulu. Bahkan ditengarai sejak masa Belanda menjajah nusantara. Letak Pasar Lama tak jauh dari kawasan kampung Bugis dan Dermaga sungai Tulang Bawang.

     Ketika Islam memasuki kawasan nusantara bahkan masuk ke Tulang  Bawang pada abad ke 15 setelah masehi, Menggala dan alur sungai Tulang Bawang mulai di telusuri bangsa bangsa Eropa yang tertarik dengan hasil kebun berupa Lada Hitam yang mahsyur dengan kualitas unggul dan kamoditas pertanian masyarakat Tulang Bawang lainnya.  Dermaga lama yang dekat dengan pasar lama Menggala tersebut, dahulu merupakan sasaran bersandarnya  kapal kapal dagang se-nusantara  yang menghidupkan denyut perdagangan di Tulang Bawang. Dermaga sungai Menggala  juga menghubungkan akses ke pulau Jawa bahkan  hingga Singapura.

    Kini, kisah perdagangan tersebut tinggallah   kenangan bersama runtuhan dermaga yang puing puing kejayaannya masih dapat kita lihat.
bentangan rawa rawa di Tulang Bawang
 
3.              WISATA SUNGAI TULANG BAWANG 
    Secara keseluruhan, kabupaten Tulang Bawang merupakan kawasan yang memiliki bagian rawa atau sungai lebih banyak dibanding kabupaten lain di provinsi Lampung.  Tak heran jika bentangan rawa atau sungai di kabupaten Tulang Bawang menyimpan banyak potensi, tak hanya potensi keindahan wujud sungai atau rawa tetapi juga potensi hasil sungai yang melimpah. Sebut saja kawasan Rawajitu yang kini telah menjelma menjadi kawasan industri pengolahan hasil sungai lengkap dengan tambak/keramba. Selain Rawajitu juga ada Kuala Teladas yang menyajikan bentangan sungai yang memikat dan hasil sungai yang melimpah.
    Saya yakin,   penyuka aktivitas memancing, tentu menyukai kegiatan memancing di tataran sungai yang tenang dengan pesona flora nan asri, sungai sungai di kawasan Tulang Bawang. 

rawa rawa dengan potensi fauna yang memukau


4.              KERBAU RAWA DAN  MIGRASI BURUNG LANGKA
    Pada bagian kecamatan Menggala dan kecamatan Menggala Timur – Tulang Bawang, kamu bisa melihat sekumpulan kerbau rawa yang telah mendiami rawa rawa di kawasan tersebut sejak dulu. Kerbau kerbau rawa tersebut berkembangbiak setiap tahunnya.  Konon kini, jumlahnya mencapai lebih dari  3.000 ekor kerbau. Sekumpulan Kerbau ini mendiamui kawasan Padang Pemukou dengan akses ke lokasi dapat di capai melalui sepeda motor sekitar 2 kilometer  dan di lanjutkan dengan berjalan kaki melalui bentangan rawa.

Kerbau rawa
    Selain itu, di Menggala juga terdapat Rawa Pitu yang merupakan kawasan konservasi bagi beragam fauna yang di lindungi termasuk kawasan Rawa Pacing yang merupakan bentangan rawa yang luas dengan aktivitas migrasi burung langka dari Australia yang  datang hanya pada saat musim hujan setiap tahunnya. Bagi kamu penyuka aktivitas Photography alam dan satwa, mengabadikan kerumuman kerbau rawa dan keindahan satwa satwa liar yang dilindungi termasuk burung langka dari Australia tersebut, kawasan Padang Pemukou, Rawa Pitu dan Rawa Pacing adalah tempat yang tepat. 

kuliner lezat Tulang Bawang

Jangan lupa berkunjung ke RM AROMA menyajikan Seruit Lampung
 
5.              KULINER LEZAT
    Tak lengkap rasanya mengunjungi sebuah kawasan tanpa memanjakan selera bersantap. Ada beragam pilihan kuliner lezat khas Tulang Bawang. Salah satu yang khas dari provinsi Lampung tentu adalah Seruit, tetapi Seruit di Tulang Bawang memiliki cita rasa yang khas. Bagaimana tidak, aktivitas Nyeruit atau makan bersama dengan jenis hidangan atau makanan olahan yakni Seruit yang menjadi menu utama telah menjadi tradisi masyarakat Tulang Bawang sejak dulu.   Beragam pillihan tempat makan dengan   sajian sajian Seruit lezat di kota Menggala – Tulang Bawang. Salah satunya adalah Rumah Makan Seruit Aroma yang sempat saya datangi dengan sajian istimewa. Pindang Baung, ikan Tomang bakar berpadu lezat dengan sambal terasi khas menggala dan beragam lalapan lengkap. Sungguh cita rasa yang istimewa. Bagi yang tiba di Menggala singgahlah ke Rumah Makan Seruit Aroma yang letaknya dipinggir jalan persis di sebelah kampus MegouPak dan di depan Rumah Sakit Umum Daerah Tulang Bawang.

Ikan Kering dan Delan Menggala yang bisa jadi Oleh Oleh

penjaja Ikan Kering dan Terasi Menggala di kawasan Cakat


6.              DELAN, BAUNG, TOMANG  DAN  IKAN KERING
    Delan (terasi), Baung (jenis ikan air tawar) dan Tomang (sebutan jenis ikan berwujud seperti ikan Gabus).
   Terasi Menggala memiliki keunggulan dari campuran bahan baku yang merupakan olahan rumahan dengan kualitas baik. Sebenarnya, olahan Terasi Menggala bertempat di Kuala Teladas dan Lampung Timur. Tetapi jika berkunjung ke Tulang bawang sempatkanlah singgah di kawasan Cakat yang letaknya berdekatan dengan jembatan Menggala yang menjual beragam jenis Ikan Kering dari jenis ikan air tawar, kerupuk ikan, hingga jenis terasi basah dan kering yang bisa kamu jadikan oleh oleh untuk keluarga di rumah. Sedangkan ikan Baung dan Tomang banyak di jajakan di pasar pasar hingga kios atau warung warung beberapa rumah warga di Menggala.

Bangunan Nusantara di Kawasan Wisata Cakat Raya

Miniatur Candi Prambanan - sebagai simbol keragaman etnis di Tulang Bawang


7.              KAWASAN WISATA NUSANTARA CAKAT RAYA
    Kabupaten Tulang Bawang tak hanya didiami oleh suku Lampung Pepadun saja tetapi juga merupakan tempat tinggal dan kawasan transmigrasi bagi banyak suku. Sebut saja suku Minangkabau, Jawa, Sunda, Batak, Bali hingga etnis Tionghua hidup berdampingan di Tulang Bawang. Itulah sebabnya sebagai pewujudan penghargaan terhadap keberagaman yang ada di Tulang Bawang dibangunlah kawasan wisata Cakat Raya yang mengetengahkan bangunan adat dari suku suku  yang ada di Tuang Bawang  hingga miniature candi prambanan. Kawasan ini ditujukan juga sebagai lokasi wisata dan tempat penyelenggaraan perayaan adat. Sayang, kawasan ini tidak begitu terpelihara dengan maksimal. Saat kunjungan saya pada 26 Oktober 2016 silam, sebagian besar dari rumah panggung yang ada dalam kawasan wisata Cakat Raya nampak rusak.

pasar Satwa di pinggir jalan Lintas

burung gagak di Pasar Satwa

Sepasang Ayam di Pasar Satwa seharga 300 ribu rupiah (sepasang)

 8.              PASAR SATWA
     Pada jalan lintas di dekat kawasan cakat Menggala – Tulang bawang juga terdapat pasar hewan hewan hasil berburu yang dijual legal. Diantaranya Aym hutan yang sepasangnya dijual mulai harga 300 ribu, atau monyet monyet hutan yang di jual mulai harga 200 ribu per ekor hingga 700 ribu rupiah. Selain itu ada pula aneka jenis burung mulai dari murai, jalak, hingga Gagak seharga 1 juta rupiah per ekor.  Buat yang tekun memelihara hewan hewan jinak  dirumah, tak ada salahnya bertandang ke pasar satwa legal di Menggala ini.  

bentuk kerajinan sulam Maduaro
  
9.              SULAM MADUARO
     Penggunaan kain kain khas dalam aktivitas adat istiadat masyarakat Lampung adalah sesuatu yang lazim sejak zaman nenek moyang dahulu. Mulai dari kain tapis hingga ragam jenis kain khas masyarakat Lampung lainnya. Di Tulang Bawang, ada sebuah kerajinan sulam khas yang disebut Maduaro.
    Sesungguhnya,  Maduaro merupakan kerajinan sulaman tangan dari beragam bahan manik manik pilihan yang sejak  dahulu kerap dikenakan oleh pengantin wanita sebagai penutup kepala pada saat prosesi akad nikah berlangsung. Adalah benang Silingkap yang merupakan jenis benang yang digunakan dalam proses menyulam beragam bentuk motif.
     Kini, sulam Maduaro teraplikasi dalam beragam bentuk kerajinan tangan, mulai dari selendang, kerudung, peci/kopiah, dompet, tas hingga wujud busana yang elegant. Soal harga, sulam Maduaro yang memakan proses pembuatan cukup lama ini dibandrol dengan harga 100 ribu hingga 2 juta rupiah, sesuai bentuk dan tingkat kesulitannya.
    Tertarik mengetahui Sulam Maduaro yang telah menjadi kerajinan khas dari Tulang Bawang atau ingin membeli beragam produk nya silakan hubungi Ibu Nirwana Indah – 085379088262, atau dapat kunjungi kantor Dekranasda Kabupaten Tulang Bawang yang letaknya persis di depan Masjid Islamic Center Menggala – Tulang Bawang.

7 komentar :

  1. aku dulu punya temen dia dinas di tulang bawang, cari2 gak ketemu akhirnya tau di lampung tapi jauh.. ntah sekarang temenku itu kemana hilang kabarnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya udah Kakak jangan sedih, kan ada aku yang sekarang juga temen mu di Lampung yang gak perlu di cari cari kok...selalu ada siap sedia.

      Hapus
  2. Kalau nginap di rumah kawan di Menggala, aku selalu titip makan siangnya pakai ikan seluang goreng / sambal. ngotak amat ya, hehe..
    Dari dulu sudah membayangkan berburu foto di sungai dan rawa2 sekitar Menggala, sampai sekarang belum kesampaian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. siap menemani oom..hayokk..aku udah tau tempat tempat rawa rawa yang banyak burung burung kerenn.... kerahkan team Cheboooxxx Oom buat kita trip ke Menggala....

      Hapus
  3. Foto rumahnya kece-kece abiiiiis. Aku yang aslinya nggak narsis, kayaknya bakalan kelepasan narsis kalo ke sana bang. ;)

    BalasHapus
  4. Kampung andalas cermin, kecamatan rawa pitu, disana tempat tinggal saya hhaha jadi penngen mulang yai... hahaaha

    BalasHapus
  5. Klo aku setiap kmenggala pasti tidak pernah membeli ikan asin asap di pinggir jalan itu om in..

    BalasHapus

Scroll To Top