Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Rabu, 05 Oktober 2016

MERASAKAN KASANAH BUDAYA THAILAND DI SAMPRAN RIVERSIDE

salah satu  sisi  dari Sampran  Riverside

Hujan yang mewarnai perjalanan kami sejak pagi  itu masih setia  menemani hingga sore. Thailand berhias hujan sejak kehadiran saya dan rombongan dihari pertama.  Inginnya berleyeh-leyeh di kamar hotel saja, tapi apa daya jadwal kegiatan padat. Jangankan berleyeh-leyeh, tidur cukup 6 jam pun tak terlaksana, hahahahTetiba terngiang lagu Photograph – Ed Sheeran ,  menambah suasana pingin rebahan!.  Baiklah, karena moment kebersamaan dalam perjalanan ini tak akan terulang lagi kedua kali, jadi nikmati saja seluruh rangkaian kegiatan yang memang telah jadi keharusan untuk dijalani.

salah satu sudut Sampran Riverside

Rintik hujan menghias ketika bis yang membawa saya dan rombongan memasuki sebuah gerbang besar. Dari balik kaca bis,  terlihat  bentangan rumput hijau  dan pepohonan rindang yang basah terguyur hujan. Saya coba mengembalikan antusias diri setelah sempat terlelap selama perjalanan. Sampran Riverside, adalah lokasi kunjungan kami sore itu.

pak Nicholas menjelaskan kawasan Sampran Riverside denngan Mba Ika sebagai penerjemah

Bapak dan Ibu paruh baya mengatupkan telapak tangan, membungkukkan sedikit tubuh dan menyertakan senyuman yang ramah. “sawadikap”, ucap mereka menyambut kehadiran saya dan rombongan. Beberapa rekan berlari kecil dari pelataran parkir bis menuju aula depan tempat dimana penyambutan saya dan rombongan berlangsung.

Setelah beberapa saat menikmati suasana lobby area  bagian hotel Sampran Riverside, kami diarahkan menuju lantai 2.  Tata ruang berciri Thailand lengkap dengan aroma therapy yang khas mewarnai perjalanan kami menuju  ruang pertemuan yang terletak di lantai 2. Suguhan teh sereh menjadi minuman selamat datang kami.  Sosok pria gaek menyambut ramah kehadiran kami dalam ruang pertemuan sebelum ia menjelaskan panjang lebar mengenai Sampran Riverside.

hamparan hijau yang menyegarkan mata

salah satu fasilitas dalam kawasan Sampran Riverside

WISATA EDUKASI BERBASIS LINGKUNGAN

Bermula dari  upaya pasangan DR. Chamnan dan Khunying Valee Yuvaboon  untuk menyelamatkan sebuah pohon tua bernama ‘pohon Bullet’ agar tidak tumbang dan merusak keasrian sungai yang mengalir di bawah pohon tersebutlah kawasan Sampran Riverside dibuat  pada 1960.
Seiring waktu,  pengembangan kawasan terus berlanjut. Pada tahun 1962, kawasan Sampran Riverside  yang luasnya mencapai 7 hektar dengan sungai bernama Tha Chine River sebagai pemisah dua daratan itu dibuka untuk umum dan kemudian menjelma menjadi kawasan yang tak hanya menyajikan fasilitas hiburan bergaya modern dan khas Thailand saja tetapi juga sarana belajar berbasis lingkungan hingga pertanian yang mengakar pada budaya luhur Thailand. “Budaya bercocoktanam yang merupakan warisan pendiri Thailand, terus kami pertahankan dan kembangkan.” ucap pak Nicholas, petugas Sampran Riverside menjelaskan.  Kini, Sampran Riverside dilengkapi oleh beragam sarana yang dapat digunakan oleh beragam pengunjung, Mulai dari kamar hunian bergaya khas Thailand yang terletak dibibir sungai hingga hotel bergaya modern. Tak hanya itu, Sampran Riverside juga mengembangkan beragam taman tematik, mulai dari taman bunga mawar, anggrek, beragam tumbuhan herbal dan pohon buah buahan  hingga pertanian dan peternakan organik.

bagian depan kawasan perkebunan organik dalam areal Sampran Riverside

alur kayu yang dibuat untuk mengitari areal jalan setapak di bagian dalam perkebunan organik

Sore itu pula, setelah menyimak penjelasan lengkap seputar kawasan Sampran Riverside oleh petugas, kami diajak mengitari kawasan agar dapat melihat lebih dekat.  Kawasan organik adalah tujuan utama kami. Sebelum beranjak, seluruh pengunjung diwajibkan menanggalkan sepatu dan menggantinya dengan sepatu boot yang memang telah disediakan dalam jumlah banyak dan ragam ukuran.  Selain itu, pengunjung juga di wajibkan mengenakan life jacket / pelampung guna jaminan keselamatan. “mau kemana sih, pake pelampung segala?” bisik saya pada salah satu rekan. “kita mau dibawa nyebrang sungai, mas.” sahut seorang rekan lainnya. …. Hhhmmm – Nyeberang sungai aja pengunjung di wajibkan pakai pelampung, Lha – saya pernah lho, Nyeberang lautan luas pulang pergi 11 jam, TIDAK di beri Pelampung!!. 
Pengelola  Sampran Riverside tidak main main soal  keselamatan dan nyawa pengunjung.

Jenis kapal yang menampung rombongan kami

Sebuah tongkang  besar mengangkut rombongan yang berjumlah 50 orang dari  dermaga menuju salah satu sisi dataran luas yang letaknya tidak terlampau jauh dari gedung pertemuan dimana kami berada sebelumnya. –yaelaahh, kirain pelayaran pake kapal kayu ini jauh bange – hingga harus pakai pelampung segala!. Hahahah….  Baiklah. Pengunjung harus taat aturan, lho. Karena bagaimanapun pihak pengelola  peduli dengan keselamatan pengunjung. Bukankah insiden tidak bisa diterka oleh manusia, meski menyeberang sungai tak lebih dari 500 meter.

mengitari alur  jalan perkebunan 

perkebunan organik

Sesampai di dataran seberang, sosok pria – yang konon bertugas sebagai juru kunci kawasan pertanian,  menyambut ramah kedatangan rombongan kami.  Dengan jalan setapak bertanah lembab, kami menyusuri bagian perkebunan yang nampak hijau dengan beragam tumbuhan. Sebagai personal yang lahir dan menghabiskan masa kecil di pedesaan, beberapa tumbuhan  yang dikenalkan oleh pemandu sore itu, bukanlah sesuatu yang asing bagi saya.  Yang menarik, kala berjalan kaki, tak jarang saya temui ikan ikan kecil yang berasal dari aliran air sungai yang di tata mengitari perkebunan melompat hingga ke badan jalan.

Selama mengelilingi kawasan perkebunan yang ditumbuhi beragam jenis pepohonan buah khas kawasan tropis hingga sayur mayur itu,  kami diperkenalkan pula dengan tehnik tanam cangkok dan bentangan kebun organik.  Beberapa jenis sayuran taka sing bagi saya dan rombongan, meski ada beberapa jenis sayuran yang merupakan khas Thailand yang kami jumpai disela diajak perjalanan mengitari area perkebunan. Salah satu yang buat saya kagum, ketika melihat kandang ayam organik dan bai organik!.

… Soal perkebunan dan peternakan organik di Sampran Riverside yang menarik itu, kelak akan saya jabarkan dalam judul tulisan tersendiri.

pak kuncen kawasan perkebunan organik 

tempat ngaso seusai berkeliling areal perkebunan


Puas berkeliling, - malah sebagain dari rekan sudah ada yang mengeluh karena kelelahan!. Kami  diajak beristirahat pada sebuah pondokan di tengah areal persawahan  yang telah tersedia beragam panganan khas Thailand. Aneka teh organik  dengan olahan bunga, sereh dan tumbuhan berkhasiat lainnya sebagai pilihan utama sajian teh.  Terhidang pula  jambu bangkok dengan bumbu yang khas  layaknya petisan,  hingga minuman buah  kelapa muda yang menyegarkan. Terbayarlah lelahnya perjalanan mengitari perkebunan dengan mengenal banyak jenis tumbuhan hingga kandang ternak organik yang menarik.  Cukup lama kami bersantai dengan beragam kudapan lezat khas Thailand. Jika saja tak diingatkan jadwal kegiatan selanjutnya, sudahlah pasti kami betah bersantai di pondok tengah sawah tersebut.

pengunjung diberi buah kelapa muda

sajian snack Thailand

teh yang berasal dari tumbuhan organik

buah jambu bangkok dan bumbu petis yang khas


Tak hanya sekedar hotel atau sarana rekreasi keluarga dengan ragam fasilitas modern saja, Sampran Riverside menyajikan suguhan budaya Thailand nan khas lengkap dengan sisi edukasi lingkungan secara lengkap. Dalam perkembangannya, Sampran Riverside tak  melulu berfikir soal keuntungan dari pendapatan kunjungan, hunian hotel atau acara acara hiburan semata tetapi juga mengetangahkan kearifan lokal dengan tetap berkomitmen pada keasrian dan keberlangsungan lingkungan  sekitar.

0 comments :

Posting Komentar

Scroll To Top