Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Sabtu, 01 Oktober 2016

SEPENGGAL KISAH DAN SOSOK PEMBERI WARNA INDAH PERJALANAN



Selain mengikuti briefing  bersama Soul Stories jelang keberangkatan ke Thailand, kedatangan saya ke Jakarta  pada 11 – 12 September 2016 silam juga mempertemukan saya dengan beberapa pihak baik sekaligus menjalin silaturahmi kembali.
Sosok pertama yang saya temui adalah  Agung – sahabat baik saya yang dahulu menyelesaikan gelar Sarjana Tehnik nya di Universitas Lampung. Agung  berkenan menjemput saya pada pagi buta di terminal induk Bekasi hingga jamuan makan pagi dan perkenan istirahat sepanjang siang dikamarnya. Tak hanya itu,  disore hari, Agung pun berkenan mengantarkan saya mencari alamat Kafe D’Broer – lokasi pertemuan Soul Stories.

Malam itu, seusai pertemuan Soul Stories, tentu terlalu larut bagi saya untuk langsung kembali ke Lampung. Terlebih angkutan bis Damri sudah tidak ada lagi.  Pukul 22.30 kala itu. Setelah  menaiki GoCar dari Bekasi bersama mba Sari dan mba Ruth, jadwal saya selanjutnya adalah  bertemu dengan Arie – rekan jelajah Gunung Anak Krakatau beberapa bulan silam yang telah menunggu saya di Pejaten Village.  Tujuan saya menemui Arie tak lain adalah  merepotkan Arie, dengan menumpang bermalam di kost-an nya. Jadilah malam itu, dalam kondisi flu berat, Arie menemui saya di Pejaten Village sebelum saya diajak menuju kamar kost nya yang letaknya tak jauh dari Pejaten Village.  Obrolan malam di kost-an Arie seputar kisah percintaannya bersama alunan musik dari program Spotify  seolah menjadi  ajang perbincangan hangat diantara kumandang takbir jelang hari raya kurban keesokan hari.  Ya, esok – 12 September 2016, perayaan Idul Adha.
 Soal hari raya di luar kota, ini bukan yang pertama.  Saya pernah merayakan moment  Idul Adha jauh dari keluarga. Tak apalah, asal kala Idul Fitri  kumpul keluarga kembali.

SAJIAN AROMA SEDAP HINGGA JELAJAH MALL

Pengingat digital  yang kami setting sejak malam membangunkan kami dengan sempurna dipagi hari.  Sebagai pengingat  kami melaksanakan shalat ied Idul Adha. Dengan segera kami bersiap menuju  masjid yang letakknya tak jauh dari rumah kost Arie.
Tampak bagian dalam dan pekarangan masjid telah padat jamaah. Kami kurang pagi. Alhasil, saya dan Arie memutuskan menggelar kertas bekas famplet iklan di bagian badan gang sempit yang terletak di samping masjid. Tak hanya kami, beberapa pria muda dan bapak bapak juga ikut serta menggelar koran dan sajadah di sekitar kami.
Runutan Shalat Ied idul Adha pun berjalan lancar. Kemudian khotbah berlangsung seusai shalat. Diawal khotbah berlangsung,  beberapa pemuda di samping Arie tertawa. Cukup mengganggu. Terlebih bujang bujang tanggung itu sudah mulai terkekeh sejak akhir rakaat shalat. Penasaran apa yang ditertawakan oleh para bujang di samping Arie, saya menoleh kearah bujang bujang tersebut. Belum sempat saya melempar pertanyaan, para bujang bujang itu menunjuk ke tanah didepan Arie yang duduk tepat di bagian kanan saya. Pantas saja bujang bujang itu tertawa, selama aktivitas shalat berlangsug, rupanya ada seonggok kotoran kucing menumpuk di depan bentangan kertas tepat di depan Arie. Aromanya sungguh semerbak!!. Bau tai kucing!!. Sayang  Arie tak menyadari jika di depannya terdapat tai kucing!!. Sungguh serangan flu yang  Arie alami menyumbat aroma kotoran kucing yang menyengat!!.

Ngopi Pagi

Balada Shalat Ied Idul Adha di gang senggol!. Sudahlah lupakan, anggap saja setumpuk kotoran kucing tadi sebagai bonus dari kejadian alam. Hahahah.
Untuk menghilangkan bau kotoran kucing dari ingatan, mari kita jelajah Jakarta.
Jelajah Jakarta akan diawali dengan kunjungan ke Stasiun Gambir guna membeli tiket bis Damri ke Lampung. Karena hari raya, tentu jalanan di ibukota tidaklah sepadat sebagaimana biasanya. Warga Jakarta memang butuh lebaran setiap hari, sebagai solusi menghilangkan kemacetan setiap hari, hehehehe.  Berbekal sarapan di warteg dekat kost-an Arie cukuplah memberi kekuatan kami jelajah pesona Jakarta ; Mall to Mall.

Video JAKARTA lengang... via Ponsel


Sebenarnya saya tidak terlalu gemar bertandang ke Mall. Karena pada hakikatnya bentuk Mall dimana mana sama saja.  Tapi ya sudahlah, mumpung lagi di Ibukota. Nikmati saja. hehehehe. Kunjungan pertama kami pagi itu adalah Mall Senayan City. Kurang rajin apa saya dan Arie. Pukul 9 pagi sudah nangkring  di depan gedung Senayan City. Agar kelakukan terlalu pagi kami tidak terlalu mencolok. Kami bersantai sejenak di gerai Mcdonalds yang persis berada di seberang kawasan mall Senayan City, - pura pura jadi warga setempat!.

Belumlah terlihat ada aktivitas kunjungan di Senayan City. Hanya beberapa pekerja dan pegawai yang lalu lalang mempersiapkan gerai mereka. Selama menunggu gedung Senayan City buka, saya menikmati segelas Kopi Mcdonalds yang tidak terlalu istimewa sembari menyimak kisah kisah percintaan seorang Arie.

pertemuan singkat yang seru


Usai jelajah Mall Senayan City, saya dan Arie melanjutkan jelajah gedung Grand Indonesia. Menjajaki  lantai demi lantai Grand Indonesia layaknya anak anak metropolitan. Tak belanja apa apa, hanya sekedar melihat lihat barang yang lebel harganya tak sesuai dengan isi dompet bahkan ATM saya, hahahahah. Sudahlah, lupakan barang bermerek internasional yang menyilaukan mata itu. Mengisi perut dengan makanan yang sesuai selera adalah aktivitas kami selanjutnya, sebelum akhirnya saya dan Arie bertemu dengan Bli Adi Pratama – Ketua Umum ADWINDO dan Yudha – Duta Wisata Kota Padang  yang telah berkarier di Jakarta. Pertemuan yang baru terrencana pada pagi hari itu kemudian jadi moment perbincangan hangat sekaligus merumuskan banyak hal diantara guyonan yang terjadi.  Dalam pertemuan yang bertempat di gerai kopi itu pun  dihadiri oleh Timothy – blogger hits sejagad hiburan kota Jakarta – meski saya tak begitu mengenal Timothy sebelumnya. Sayang perbincangan  tak  berlangsung lama. Bli Adi dan Yudha memiliki agenda lain, sedangkan Arie dan Timothy pun undur diri untuk keperluan mereka masing masing. Nah, saya yang  tinggal sendirian tentu menghabiskan waktu dengan mengitari lantai demi lantai Grand Indonesia yang luas itu  sebelumnya akhirnya jam 9  malam menaiki bis Damri menuju Lampung tercinta.


Setiap perjalanan menyertakan  ragam personal didalamnya. Sosok baik harus diingat sebagai bagian  pemberi warna dari perjalanan tersebut.  Bisa jadi, sepenggal kisah ke Jakarta akan menjadi biasa bagi meraka yang tak mampu memaknai waktu bersama orang orang baik. Beruntung saya bertemu orang orang baik.  Semoga keberkahan tercurah pada mereka – jiwa jiwa baik yang saya temui dan berkenan menjadi bagian dari kisah perjalanan saya.

2 komentar :

  1. Bahahaha ...! Amin, jadi blogger hits seantero nusantara kl gitu :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. tentu bangedddd..... kapan kapan kita berjumpa lagi dan ngobrol lebih banyak yaaaa

      Hapus

Scroll To Top