Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Rabu, 01 November 2017

DAPATKAN 4K INI KALA EXTENDED DI PONTIANAK




Apakah kamu termasuk tipe orang yang suka extended saat bepergian ?. Kalau ia, maka kita sama!, hehehe. Saya suka memperpanjang waktu kunjungan saya di suatu kawasan, terlebih jika urusan utama telah selesai. Jadi, masa extended itu seperti bonus yang saya berikan pada diri sendiri lalu saya nikmati sesuai keinginan hati.
 
Bangunan khas Bornoe yang telah diberi sentuhan modern


Sejak mendapati diri menjadi bagian dalam trip ke Sabah bersama beberapa travel blogger Indonesia lainnya, saya mengusulkan pada mba Evi dan Salman – rekan blogger yang telah saya kenal sebelumnya, untuk melakukan extend di Pontianak setelah perjalanan ke Sabah dan Sarawak berakhir.

Tandang ke Pontianak telah ada dalam rencana perjalanan saya sebelumnya. Berawal dari mengenal sosok Wiga – duta wisata Kalimantan Barat dan juga Puteri Pariwisata Kalimanatan Barat yang saya temui kala saya tergabung dalam Asosiasi Duta Wisata Indonesia (ADWINDO). Meski rencana tinggal rencana. Tapi sang Pencipta maha baik, mengaitkan keinginan demi keinginan dengan beragam kemungkinan yang tak pernah terfikirkan sebelumnya.  
Jadi, saat bertemu 4K saat extended di Pontianak. Apa sih 4K itu?, simak terus uraian saya ini yaa

bersama Wiga


KAPUAS – ICON PONTIANAK

Siapa yang tak mengenal sungai Kapuas?, menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kawasan Pontianak. Bahkan kata Pontianak yang berarti Kuntilanak itu konon tak lepas dari kisah sang pendiri – Syarief Adburrahman Alkadrie yang mendapat gangguan dari hantu kuntilanak saat menyusuri sungai Kapuas.

Sungai Kapus juga menjadi sungai terpanjang di Indonesia. Dengan panjang sungai mencapai 1,143 km dan telah menjadi bagian dari kehidupan penduduk Kalimantan Barat yang beragam. Mulai dari suku Dayak, Bugis, Tionghua, Jawa, Madura.

salah satu sudut  sungai Kapuas

sisi dari taman Alun kapuas
 
Jika tandang ke Pontianak, tak lengkap rasanya bila tak menikmati suasana sore di sepanjang sungai Kapuas dengan menaiki kapal besar. Bila sore hari, pengunjung dapat menikmati suasana Kapuas mulai dari Taman Alun Kapuas atau Taman Korem karena jaraknya berseberangan dengan letak kantor Korem.  Puluhan warga Pontianak pun menikmati moment sore di bibir dermaga. Beberapa diantaranya nampak menikmati sore bersama kapal  yang selanjutnya menyurusi ruas sungai hingga terlihat beberapa bangunan menarik dan bersejarah diantara rumah warga dibantaran sungai. Sebut saja Istana Kadriah dan masjid Jami’ Sultan Syarief Abdurahman.  Sungguh indah pesona sungai Kapuas hingga diabadikan menjadi bagian dari lambing kota Pontianak.

hamparan sungai Kapuas dan wujud Masjid Jami'


KULINER KHAS PONTIANAK

Terasa kurang lengkap lah bila tandang ke suatu kawasan tanpa menikmati kuliner lezat khas kawasan tersebut. Begitupun Pontianak. Wiga dan kak Dodon sendiri telah banyak berkisah soal beragam jenis makanan lezat dank has di Pontianak.  Itulah sebabnya  setelah urusan bagasi kelar. Wiga dan kak Dodon langsung memandu selera bersantap kami pada beberapa sajian lezat khas Pontianak.

Bubor Padas

Ce Hun Tiaw
 
Kuliner pertama yang di perkenalkan Wiga dan kak Dodon pada saya, mba Evi dan kak Salman adalah Bubor Padas.  Serupa namanya, Bubor Padas merupakan jenis bubur nasi bercampur sayur mayur dan rempah nan khas.  Merunut sejarahnya, Bubor Padas  berasal dari kabupaten Sambas. Saat masa penjajahan Jepang, para pejuang Sambas kehabisan bahan makanan. Kemudian kesultanan Sambas berinisiatif mengumpulkan seluruh bahan makanan yang tersisa. Maka terkumpullan besar beserta sayur mayur dan beragam jenis bahan makanan lainnya yang selanjutnya diolah jadi satu menjadi sajian bubur. Konon, komposisi dari Bubur Padas terdiri dari 44 jenis bahan campuran yang terdiri dari ; Umbi-umbian, kacang-kacangan dan sayur-mayur. Seiring waktu, jumlah komposisi sayur mayur dalam Bubor Padas pun mengalami perubahan, mengingat ketersediaan sayur mayur yang semakin hari semakin terbatas. Tetapi Bubor Pada identik dengan daun kesum.

Kopi Asiang dan wujud Pemiliknya

sajian Kopi Asiang yang laris itu
 
Selain Bubor Padas,  Beberapa jenis kudapan ; mulai dari Ce Hun Tiaw – yang merupakan muniman segar terdiri dari hun Tiaw,  kacang merah, ketan hitam, bongko berkuah santan segar dengan gula merah dan es batu menyegarkan. Yang tak boleh dilupakan adalah tandang ke deretan kedai kopi yang menjajakan sajian kopi pilihan terbaik juga layak dicoba.  Kini, menikmati secangkir kopi menjadi gaya hidup sehari-hari masyarakat Pontianak. Warung kopi  mulai banyak bermunculan di beberapa jalan-jalan protokol di kota Pontianak.  Tapi kedai kopi yang sensasional dan layak di kunjungi jika ke Pontianak adalah Warung Kopi Asiang yang terletak di jalan Merapi yang buka sejak pukl 3 pagi!!.  Selain menawarkan cita rasa kopi yang lezat, Kedai Kopi milik pak Asiang ini  juga menyajikan keterampilan pak Asiang meracik kopi pada para pengunjung dengan tampilan personalnya yang menarik disimak. 

tampilan tampak depan kedai Kopi Asiang
 
KHATULISTIWA NAN MEMESONA

Pontianak terkenal sebagai kota Khatulistiwa karena dilalui garis lintang nol derajat bumi. Tepat di Siantan – bagian utara dari kota Pontianak terdapat  Tugu Khatulistiwa yang dibangun tepat pada titik garis lintang nol derajat bumi.  Jadi saat mengujungi Tugu Khatulistiwa, kita berada persis pada titik tengah yang memisahkan belahan bumi utara dan selatan.

Tugu Khatulistiwa merupakan destinasi wisata yang wajib dikunjungi saat tandang ke Pontianak, selain hanya 12 negara di dunia yang dilintasi garis khatulistiwa, di kawasan yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya ini  dapat melihat diri sendiri tanpa bayangan meski diterpa sinar matahari. 

Gedung Tugu Khatulistiwa

Tugu Khatulistiwa

 Bila tandang pada Maret dan September, kamu akan menyaksikan perayaan Hari Kulminasi Matahari di Tugu Khatulistwa. Hari Kulminasi merupakan titik dimana matahari tepat berada diatas garis Khatulistiwa. Jadi saat fenomena alam tersebut berlangsung, bayangan tugu akan ‘menghilang’ selama beberapa detik meski diterpa matahari langsung.

Dalam kawasan Tugu Khatulistiwa terdapat dua jenis tugu. Tugu yang asli berukuran lebih kecil terdapat dalam komplek bangunan tugu khatulistiwa yang berukuran lebih besar. Jadi bila ke Pontianak, sempatkan tandang ke tugu Khatulistiwa yang bernilai sejarah tersebut. Karena tandang ke kawasan Tugu Khatulistiwa tidaklah dipungut biaya.

PHOTO karya mba Evi

style photo ke Kinian yang kurang Kini

KERAMAHTAMAHAN WARGA PONTIANAK

Pontianak pun terkenal dengan sikap yang ramah dan terbuka bagi pendatang. Itulah sebabnya, ada multi etnis dan agama dalam cakupan wilayah Kalimantan Barat.  Dan menariknya, segala etnis dan agama di Kalimantan Barat hidup rukun berdampingan.


Jadi tak heran ketika saya, mba Evi dan kak Salman tandang sesaat di Pontianak langsung mendapat teman teman pejalan yang menyambut kami dengan ramah. Rekan – rekan dari  Buda’ Pontianak – komunitas blogger Pontianak berkumpul bersama di kedai kopi sembari bicara banyak seputar aktivitas mereka sebagai anak muda yang gencar memperkenalkan potensi terbaik dan keunggulan daerah melalui sosial media dan postingan blog mereka.
 
Jadi tunggu apalagi,  meski sengatan matahari begitu terik, tapi akan kamu dapati keindahan dalam keberagaman di Pontianak nan unik dan tiada duanya.

10 komentar :

  1. bisa nih kalau ada long weekend kabur sejenak dari batam ke pontianak

    BalasHapus
    Balasan
    1. emang hits banged kakak senior ini kalo soal trip ...hhmm...aku aja pengen banget eksplore banyak di batam. dulu banged kalo ke batam cuma transit sebelum ke Spore or KL gitu.... kapan waktu mau lama dikit laahhh

      Hapus
  2. Aku beneran baru tau kalau Pontianak itu artinya Kuntilanak #mendadakhoror hehe.
    Ce Hun Tiaw tampak seger dan jadi pengen nyobain buburnya. Luar biasa ternyata bahan-bahannya sampai 40an jenis. Thanks for sharing Kak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku pun awalnya tak percaya kalau Pontianak itu berarti Kuntilanak. btw Bubor Padas itu enak bangeddd lhoo.. hehehehe

      Hapus
  3. Foto2ku di Ponti hilang semua, teledor waktu backup ke kompi. Kirain sudah semua, begitu selesai mindahin file asli langsung aku haous dari DF card. Eh gak tahunya yang di ponti banyak tak ter-backup. Intumg Sabah dan Sarawak aman semua

    BalasHapus
    Balasan
    1. Assstttaaaggggaaaaa......sedih sekali hilang moment photo di pontianak...hhmm... ya untung Sabah Sarawak aman yaaa.... itu tandanya kelak akan ke Sabah dan Sarawak lagi via Pontianak lagi heheheheh

      Hapus
  4. Aku ingat SMP pernah gambar tugu khatulistiwa ini sebagai tugas sekolah, dan dapet nilai bagus. Dulu udah takjub banget karena penasaran titik khatulistiwa itu kayak apa hehe.

    Sungainya bersih ya bang. Kayaknya sungai Musi kalah nih >.<

    omnduut.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. tandan ke pontianak itu menyenangkan. terlebih banyak makanan enak enak dan terjangkau...meski terik nya matahari kayak mau ngajak berantem...kebayang di neraka ahahhahahahahhahahahahahaha....soal tugu katulistiwa aku sih suka karena ada kisah sejarah yang bisa aku simak di bagian dalam gedung nya

      Hapus
  5. cen hun tiaw dan kopi .. ah nikmat..

    BalasHapus

Scroll To Top