Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Jumat, 05 Januari 2018

MENDADAK TAMPIL BERDENDANG DI KERALA



Photo capture by Jhinson - KBE Crew
Tabla bertalu menyambut kedatangan kami di halaman hotel sore itu. Setelah sehari penuh berkegiatan. Sejak pagi meninggalkan kawasan Kochi hingga tiba disebuah penginapan yang akan kami huni dua hari mendatang, The River Reteat – Cheruthuruthy, Kerala.  Tarian dan musik penyambutan menjadi sesuatu yang khas setiap tiba disebuah kawasan. Berpadu megah dengan lagu-lagu maupun penuturan syair khas India yang tak pernah absen dari pengamatan saya.  Sebuah suguhan yang sangat saya nikmati. Bagaimana tidak, musik dan lagu India itu sudah mendarahdaging dalam badan ini. Sama halnya dengan musik dangdut!.  Dan tak heran bila dalam rangkaian Kerala Blog Express sesi 4,  yang saya alami diawal tahun 2017 lalu menggenapkan kecintaan saya akan musik dan lagu India dengan tampil menari bahkan menyanyi di India langsung!.


 
ritual penyambutan khas Kerala -  India

Beberapa pria bertubuh tambun dengan tampilan bagai bodyguard di layar kaca itu pun mengajak kami yang tiba sore itu bergerak mengikuti irama. Saya dan rekan-rekan tak pernah sungkan untuk sekedar jejingkrakan bila mendapati musik yang memang asik untuk bergerak. Ya, anggap saja peregangan ringan usai duduk berjam-jam selama berkendara dengan bis nan khas Kerala Blog Express. 
                        Baca Juga ; Bis Colorful khas KERALA

pak Gopi menjelaskan pada kami acara yang akan kami ikuti

Kemudian, pria gaek berparas bak bintang film India menghampiri kami yang sedang berkumpul seusai menikmati persembahan tari dan  musik penyambutan sore itu. Bernama GopinathPrayail, begitu ia memperkenalkan diri. Seorang pendiri dari sebuah komunitas The Blue Younder – suatu komunitas yang peduli pada penyelamatan lingkungan dengan menjadikan seni dan budaya India sebagai daya tarik utama.  Dalam suasana berdiri berdesakan dengan teman-teman, saya mengamati  beberapa pengantar dari pak Gopi yang akan jadi bagian dari eksplorasi kami nantinya.
“Silakan bersiap. Pukul 7 kita berangkat, melihat  pertunjukan seni dari teman-teman The Blue Younder” ucap pak Gopi sebelum kami sibuk mengangkat barang-barang ke kamar masing-masing sesuai pembagian panitia.
 
kendaraan yang kami tumpangi menuju lokasi pertunjukan Seni klasik khas Kerala

 SENI TUTUR DAN PERTUNJUKAN TARI KLASIK KHAS KERALA

Kami menyusuri gelap malam, memasuki kawasan pedesaan. Tak ada lampu jalan. Hanya cahaya temaram dari rumah penduduk yang terlihat dari jendela mobil kecil yang kami tumpangi malam itu.  Bis yang biasa kami tumpangi  terparkir  di hotel.  Kendaraan ukuran besar tidaklah mampu mengarungi jalan kecil pedesaan. Dalam remang malam, saya melihat areal perkebunan diantara beberapa bentuk rumah khas penduduk India.  Malam itu, tidaklah saya menaruh harapan apapun selain rasa penasaran terhadap sebuah persembahan seni tari khas India bagian Selatan yang sesaat lagi akan tersaji dihadapan kami.

Rombongan kami tiba di sebuah rumah persis di pinggir dari jalan yang kami lalui. Kendaraan yang kami tumpangi segera berbalik arah sebelum terparkir sempurna di bahu jalan, tepat di depan rumah yang akan kami kunjungi malam itu.
“mana tariannya?” tanya si cantik Britney Spears yang tak pernah jauh dari saya.
“mari masuk, masuk…” pak Gopi rupanya sudah dipekarangan rumah dan menyambut kedatangan kami.
Saya dan teman teman pun memasuki bagian pekarangan dan segera duduk beralas tikar anyam yang telah tersedia diatas tanah pekarangan. Beberapa duduk di undakan yang terdapat di depan rumah. Kami berada di pekarangan. Tanpa ada atap layaknya sebuah teater pertunjukan. Tak ada pengeras suara. Tak ada tata cahaya yang kelak akan menyinari para penampil. Yang ada hanya obor yang terletak dibeberapa sudut halaman rumah. Rumah yang kami datangi pun sederhana. Sama sederhananya dengan kondisi pekarangan yang menampung kehadiran saya dan teman-teman peserta Kerala Blog Express.


pak Gopi yang memberi penjelasan pada rombongan kami yang melantai di pekarangan rumah
 
“Harap bersabar. Penampil sedang bersiap.” ucap pak Gopi pada kami.
Beberapa penampil memang sedang berhias langsung dihadapan kami saat itu. Persis seperti kami menyaksikan penampilan Kathakali Dance dihari pertama. Tapi kali ini jenis riasan dan juga busana yang dikenakan penari lebih sederhana. Meski khas India selalu terasa.  Peralatan musik pendukung dari penampilan para penari telah siap tepat di sudut bagian depan dimana kami berada.  “silakan dinikmati, camilan sebelum acara dimulai” ucap salah satu panitia menawarkan sepinggan besar nangka matang pada kami. Beberapa blogger dari Eropa tampak antusias menikmati nangka matang yang konon dipanen dari kebun si pemilik rumah yang kami datangi malam itu.

pak Gopin - Founder of The Blue Yonders -  Photo capture by Jhinson - KBE Crew
 
Pertunjukkan pun dimulai ketika gong dipukul dan tabla mengalun-alun. Pria gempal mengenakan kain panjang tak berbaju bertindak sebagai penutur kisah. Secara beriring para penari yang semuanya lelaki tak berbaju dengan riasan wajah khas lengkap dengan aksesories pendukung dan kain warna-warni menyerupai rok  menjadi daya tarik tersendiri. Penuturan dalam bahasa india seolah menjadi pengantar dari suguhan seni yang kami saksikan malam itu. Secara berurutan, penari dan penutur seolah mempresentasikan sebuah kisah yang dibalut dalam suatu sajian gerak tari nan dinamis.  Bahkan  ada pula atraksi tari yang dipadu dengan api. Macam debus rasanya.
 
suasana persiapan penari - Photo capture by Jhinson - KBE Crew

tampilan khas salah satu penari - Photo capture by Jhinson - KBE Crew

tampilan salah satu penari - Photo capture by Jhinson - KBE Crew

aksesoris khas penari - Photo capture by Jhinson - KBE Crew


Pada bagian kedua, dilain penyaji, kami para penonton diminta mengikuti tepuk tangan hingga sebutan-sebutan khas India secara bergantian.
tarraaaa…huuuu hah huuu hah!” begitu seterusnya.
Gelak tawa pun terjadi ketika beberapa diantara kami bersuara lebih keras atau berucap beda dari apa yang diminta oleh sang penutur yang memandu kami.
“ada diantara kalian yang mau bergabung?, menampilkan sesuatu?” pinta sang penutur tari yang sejak awal bertindak sebagai pemandu sorak acara.
“Indra !!, yes, Indra!!..come on!” teriak teman-teman.
Ini bukan kali pertama, teman-teman meminta saya maju kedepan menampilkan sesuatu. Saat tiba di hotel Kochi Marriot dan kami disuguhi tarian khas India pun teman-teman meminta saya untuk ikutserta bergabung dengan para penari.  Saya sih seneng-seneng aja, namanya juga banci tampil!!.
“Silakan…” ucap mamas pemandu pertunjukan pada saya
Nah, lho!!. Apalah yang akan saya tampilkan?!. Mendadak diberi kesempatan tampil tanpa ada persiapan apapun sebelumnya.

pak penyaji - yang bertindak sebagai penutur kisah dari gerak tari yang disajikan penari - Photo capture by Jhinson - KBE Crew

suasana dipekarangan rumah - Photo capture by Jhinson - KBE Crew
 
IRAMA PAPUA MENGGEMA DI KERALA

Tak banyak yang bisa saya fikirkan soal tampilan, ditengah hitungan detik dengan desakan banyak teman yang mulai bersorak-sorai seolah menunggu sajian saya.  Mulailah saya mengisi waktu dengan bergumam, sembari berbisik kearah pemain tabla agar mengikuti ketukan yang saya dendangkan.  Ditengah kebingungan dan tidak-tahunya saya akan arah ketukan tabla dan beragam alat musik penunjang yang sudah kadung bersahutan itu, mulut saya mengeluarkan irama lagu Sajojo dan Yamko Rambe Yamko yang saya tuturkan tanpa syair!!. Jadilah seolah lengkingan yang bersahutan dengan ketukan tabla, gong dan beberapa tutur india yang menjadi latar tampilan saya. Nekat!!.

Gemuruh teman-teman semakin memuncak ketika penuturan syair yang saya sadur dari lagu-lagu daerah Indonesia bagian Timur itu semakin memuncak dengan tehnik overtune dan falsetto yang saya kreasikan secara mendadak!. Hah! Sungguh sajian yang aneh!. Tapi justru mendapat banyak sambutan bahkan semua teman-teman memeluk saya usai penampilan yang menurut mereka sangat ‘mengagumkan!’.  Mereka tak tahu bahwa saya sebenarnya sedang mengarang bebas, sebebas-bebasnya!!. Untung bukan tampil di negeri sendiri yaa?!, whahahah. “saya rekam tampilan kamu. Amazing!!” ucap Jordan – Vlogger keren dari Inggris yang berkali-kali memeluk erat badan saya yang kecil dibanding bentuk badannya yang bongsor itu. Meski sampai sekarang saya belum terima hasil recording penampilan saya yang super improve itu!!

mulailah saya bertutur bebas mengimbangi tabuhan Tabla dan syair India yang jadi latar tampilan saya. - Photo capture by Jhinson - KBE Crew

tampil nekad apa adanya!. - Photo capture by Jhinson - KBE Crew
 
Ada untungnya saya pernah belajar seni sastra dan tutur Lampung bahkan mendalami bagaimana bertutur khas Sunda dan juga langgam Jawa. Pada akhirnya berguna pula, meski yang saya sajikan sebenarnya lagu daerah Papua tanpa syair!. Hhhmm… Namanya juga tampil dadakan!. Malam pun semakin semarak dan akrab dengan aksi menari bersama sebagai tanda akhir dari sajian seni malam itu. Semua pun terhibur.

photo bersama usai penampilan - Photo capture by Jhinson - KBE Crew

bahagia bersama usai joged suka-suka bersama penari - Photo capture by Jhinson - KBE Crew
 
Selama menjadi bagian dari event Kerala Blog Express, saya menikmati setiap moment yang ada. Tidak pernah menggerutu apalagi menolak. Bagi saya, apapun yang panitia jadwalkan, apapun yang panitia sajikan, tentu itu yang terbaik, tugas saya sebagai undangan tak perlu banyak berkomentar. Nikmati saja!. Nikmati semuanya tanpa perlu ada sanggahan kasar.
Kerala Blog Express is Trip of a Lifetime!.

6 komentar :

  1. Performer sejati selalu siap tampil kapan dan dimana aja ya. Hebat kalipun ! Penasaran liat video penampilan improvisasi nya.

    Enak banget Kerala Blog Express ini bisa dapat banyak pengalaman menarik melihat budaya Kerala. Disana gerah gak sih? Waktu kesana banyakan bawa baju kayak gimana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ia, aku juga berharap di kirimi videonya ama panita....video angkatan kami aja baru kelar beberapa hari lalu.... wah kalo KBE aku bisa ikut lagi pasti aku berjuang lagi...di sana super seru kakak!!!... soal baju aku banyak bawa kaos karena udara ada bagian yang panas ada yang dingin ...tapi tentu aku banyak bawa ke-khas-an Lampung heheheh

      Hapus
  2. Pengalaman terbaik deh, kalau gitu. Menarik banget

    BalasHapus
  3. Kamu memang entertain sejatiiiii....

    BalasHapus
    Balasan
    1. namanya juga gila nampil.... di tantangin tampil yaaa gak nolak laahhh kan Biduan!! wkwkwkwkwk

      Hapus

Scroll To Top