Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Jumat, 26 Januari 2018

WISATA KE PULAU MOYO - PESONA MATA JITU DAN KOLAM PEMANDIAN LADY DIANA




…”kita lanjut ke Sumbawa yok!?, trus main ke pulau Moyo!” ajak mba Donna.
“Pulau Moyo!!” tentu saya tak menolak.
Maka sejak misi Kelas Inspirasi Lombok 5 berakhir, saya dan mba Donna ImeldaKelas Inspirasi Addict itu segera melanjutkan perjalanan menuju Sumbawa, letak pulau Moyo berada. Bersama kami, ikutserta Bambang – putera daerah asli Sumbawa yang juga terlibat dalam Kelas Inspirasi Lombok 5. Lengkaplah niat kami mendatangi keindahan Sumbawa. Tak hanya keinginan tetapi juga panduan yang akurat dari putera daerah Sumbawa, Bambang yang baik hati itu.
Sebenarnya, apa yang menarik dari pulau Moyo?. Eiitss… simak sampai habis penuturan kisah yang saya alami langsung dan bukan saduran Wikipedia ini yaaa…hihihi.  Chekidot genks!
***

kapal kayu putih yang kami tumpangi diantara kapal muatan barang ke pulau Jawa di Pelabuhan Badas


Sosok ramah berseragam korpri mengantarkan kami  dari rumah Bambang menuju pelabuhan Badas. Mba Atie nama wanita ramah itu. Sama ramahnya dengan mentari yang menyapa terik siang itu. “Semoga cuaca selalu cerah begini” ujar mba Atie pada kami. “Sekarang lagi musim hujan, kadang tak ada yang berani berlayar.” terang mba Atie kemudian. Saya yang tak tahu apa-apa soal kondisi laut dan pelayaran hanya diam menyimak. Sembari berdo’a agar keinginan kami berlayar menuju pulau Moyo berlangsung lancar.

suasana dalam kapal selama pelayaran - sebelum posisi rebahan dimulai
BERLAYAR BERSAMA KE PULAU MOYO

Saat tiba di pelabuhan Badas kami bertemu rekan-rekan dari Bali yang semuanya terlibat dalam gelaran Kelas Inspirasi Lombok 5.  Salah satu diantara rekan-rekan tersebut adalah mba Lieke – photographer dalam kelompok saya di SD Negeri 5 Akar Akar. Bertemu 6 orang dalam rombongan yang konvoi bermotor dari Bali, menambah jumlah rekan pelayaran kami menuju pulau Moyo. Jadi rame kan!. Genap 10 orang ditambah Saya, mba Donna, Bambang dan Pandu – karib Bambang yang berhasil mengajukan cuti untuk ikut serta dalam misi pelayaran ke pulau Moyo.

Pulau Moyo terletak di sebelah utara dari pulau Sumbawa. Keduanya dipisahkan oleh Laut Flores dan masih menjadi bagian dari Nusa Tenggara Barat.  Untuk Menuju pulau Moyo, pengunjung dapat mengaksesnya melalui dermaga kapal di pelabuhan Badas atau di pantai Goa. Tinggal pandai-pandai menyesuaikan jadwal pelayaran saja. Terlebih bila pengunjung ikutserta dengan kapal penumpang seperti yang kami lakukan. Pengunjung dapat menyewa kapal secara private dengan biaya sewa berkisar 2 juta rupiah lebih untuk 1 kapal. Sedangkan kami memilih berlayar dengan kapal penumpang sehingga cukup membayar 50 ribu rupiah per-orang sekali jalan. Lumayan kan Ngirit!!, hehehe.

Pelayaran menuju pulau Moyo menempuh waktu 2 jam.  Mengarungi laut Flores yang dalam beberapa masa menghadirkan ombak yang cukup gahar. Sebenarnya, cuaca saat kami melakukan pelayaran sedang tidak terlalu bersahabat. Terlebih himbauan akan ombak tinggi yang kami dapati di media sosial. Tapi beruntung,  pelayaran keberangkatan kami menuju pulau Moyo siang itu berlangsung lancar. Meski beberapa kali diterpa ombak. Namun kepiawaian nahkoda mampu menaklukannya.

Beberapa warga desa Labuhan Aji – pulau Moyo, menyambut kedatangan kami ketika tiba di dermaga kapal pulau Moyo. Terik beranjak redup. Gumpalan awan gelap mulai berhias diangkasa. “Kita taruh barang dulu, sebelum ke Mata Jitu.” Bambang mengarahkan kami sembari berjalan memasuki bagian dalam dari pemukiman warga pulau Moyo. Masyarakat dalam pulau Moyo mayoritas suku Sumbawa dan suku Mbojo (diucap Moyo), itulah mengapa Moyo menjadi nama pulau yang memiliki keindahan baik dataran pulau maupun bawah lautnya.

Bambang mengajak kami menaruh barang di rumah mba Mala – seorang bidan yang kenal baik dengan Bambang, yang rumahnya akan kami tumpangi bermalam. Rupanya sebagian besar warga di pulau Moyo mengenal Bambang.  Bisa jadi mereka nasabah dari Bank dimana si Bambang bekerja. hahaha.  Tak heran bila suami dari mba Mala lekas bergegas mengumpulkan beberapa motor yang kelak akan kami gunakan menuju air terjun Mata Jitu.  Hingga tak butuh waktu lama, terkumpullah 5 motor yang kami gunakan menuju lokasi air terjun Mata Jitu.

desa Labuhan Aji menyambut kedatangan pengunjung di pulau Moyo

TERBUAI PESONA AIR TERJUN MATA JITU DAN KOLAM PEMANDIAN LADY DIANA

Dengan mengendarai motor carteran kami menyusuri jalan kecil dengan beberapa kontur jalan yang terbilang baik. Mulai dari jalan berbatu hingga sebagian besar jalan tanah licin. Buat yang tak pandai bawa kendaraan roda dua seperti saya, jangan coba-coba lah!!.  Areal perkebunan menjadi warna dalam perjalanan. Bersanding dengan tumbuhan khas hutan tropis yang lebat.  Menurut penuturan suami dari mba Mala yang saya temui sebelumnya, 70 persen dari pulau Moyo yang luasnya mencapai 350km persegi tersebut adalah hutan tropis yang lebat. 7 kilometer jarak yang harus kami tempuh menggunakan motor untuk menuju air terjun Mata Jitu. Bila dilakukan dengan berjalan kaki, lumayan juga kan?!, hahaha.

kondisi jalan menuju air terjun Mata Jitu

Tracking ke bagian lokasi air terjun mata jitu


Kami semua memupuk antusias untuk dapat melihat langsung wujud dari air terjun Mata Jitu yang telah tersohor itu. Bukan hanya karena bentuk dan pesonanya saja. Tapi kisah kawasan air terjun yang pernah jadi tempat menyepinya Puteri Diana (Lady Diana) ditahun 1993. Kisah itu justru santer setelah moment Puteri Diana meninggalkan Indonesia. Nah, jadi makin penasaran aja dengan kondisi air terjun Mata Jitu yang membuat Lady Diana terpikat itu.
…dipikir-pikir, Lady Diana tahu dari mana yaaa ada wujud air terjun Mata Jitu?, tahun 1993 kan mbak Puteri gak kenal media sosial?... hhmm… dah lah gak usah difikirkan.

Kami kemudian berjalan lagi sekitar 300 meter untuk mendekat ke air terjun Mata Jitu, setelah menaruh motor di lokasi parkir yang telah ditentukan. Jalan setapak dengan kondisi tanah licin adalah medan yang harus kami tuntaskan. Rasa penasaran semakin besar. Terlebih ketika mendengar gemuruh air terjun dari kejauhan.

wujud air terjun Mata Jitu dari puncak

bentukan batu alami yang telah terjadi sejak ratusan tahun silam
Pesona Mata Jitu pun nyata. Berkali-kali membius pandangan saya. Terperangah dibuatnya. Air Terjun ini memiliki 3 undakan air setinggi 7 meter dengan air kolam berwana toska. Undakan itulah yang jadi tempat Lady Diana merendam diri berlama-lama.  Pesona air terjun Mata Jitu semakin menarik dengan bentuk undakan bebatuan stalaktit dan stalagmite yang juga terdapat pada permukaan dinding air terjun.

Karakteristik air terjun ini memiliki keunikan tersendiri dan belum pernah saya jumpai pada air terjun yang pernah saya sambangi sebelumnya. Airnya yang jernih dan berwarna toska bagai air laut tetapi tidak asin. Batu-batu disekitar air terjun pun bukan jenis batu padat melainkan jenis batu kapur. Makna Mata Jitu sendiri bagi warga setempat berarti mata air yang jatuhnya tepat mengenai kolam dibawahnya.  

pesona undakan kolam pemandian  - kolam Lady Diana yang terbentuk alami

sejuk suasana dan beningnya air - betah mandi berlama-lama
Beruntungnya tandang ke kawasan air terjun Mata Jitu kala musim hujan adalah tumbuh hijau nan subur dedaunan sekitar air terjun. Karena bila musim kemarau, maka rumput dan dedaunan sekitar air terjun akan cendrung kering dan berubah warna kecoklatan meski volume dan warna air tak berubah.  Pepohonan rindang mengelilingi letak dari air terjun dan bentangan undakannya. Seolah menyerupai tempat mandi yang sangat privacy. Wajar bila Lady Diana menyukai tempat ini. Jauh dari kebisingan kota, wartawan ataupun paparazzi!!.


Hari beranjak senja. Suasana gelap mulai menyapa. Kami pun berangsur meninggalkan lokasi air terjun Mata Jitu. Terlebih setelah insiden jatuhnya ranting pepohonan tepat diatas kepala saya ketika sedang mandi di kolam Lady Diana. Bisa jadi si mba Diana menegur saya. Hihihi… hhmmm….

Rute kembali ke perkampungan warga pulau Moyo pun kami tempuh ketika hari beranjak gelap. Meski sebenarnya masih banyak pesona dalam pulau Moyo yang wajib dikunjungi selain air terjun Mata Jitu. Diantaranya air terjun Diwu Mba’i yang jaraknya lebih dekat ketimbang Mata Jitu. Lalu kawasan puncak batu kapal untuk menikmati sunset. Tanjung Menangis dan Brang Sedo yang merupakan dua spot snorkeling terbaik hingga gugusan pasir timbul yang sangat terkenal di pulau Moyo yakni Takat Sagale. Sayang keterbatasan waktu yang kami punya. Tapi setidaknya dapat tandang langsung ke air terjun Mata Jitu adalah kebahagiaan tersendiri. Lady Diana aja jauh-jauh mendatangi tempat tersembunyi itu, kenapa kita yang warga Indonesia tidak?!. Yoklah atur trip ke pulau Moyo -  Sumbawa – Nusa Tenggara Barat. 

kebersamaan kami di kolam air terjun Mata Jitu

Yok pada main ke Mata Jitu. Salam dari kami Kuartet Jaya!!
 Beberapa catatan untuk kamu yang mau tandang ke Pulau Moyo
COST NOTE:
·         Biaya kapal penumpang umum dari Labuhan Badas Rp.50.000 perorang – sekali jalan
·         Sewa Motor Rp.150.000 lepas kunci atau naik ojek Rp.100.000
·         Homestay beragam mulai dari bayar rumah warga hingga bungalows dengan tarif mulai dari Rp.200.000 hingga Rp.500.000 per orang permalam.
·         Biaya makan nasi dan lauk pauk di warung-warung berkisar Rp.20.000 – Rp.50.000 per orang tergantung jenis lauk makan. Bisa Rp.10.000 bila hanya mie instan saja.

CONTACT PERSON;
·         Kapal – pak Mahdi 082237122595 (baiknya tanya informasi sebelum menentukan jadwal pelayaran ke pulau Moyo)
·         Dini – 085205171191 (Sunset Moyo Bungalows , Café & Restaurant)
·         Davi Homestay – 085339932815

9 komentar :

  1. Senyum baca bagian ini "dipikir-pikir, Lady Diana tahu dari mana yaaa ada wujud air terjun Mata Jitu?, tahun 1993 kan mbak Puteri gak kenal media sosial?... hhmm… dah lah gak usah difikirkan."

    Nah... Gegara mikir gitu tuh Mbak Di datang menyapa hahaha. Kasih kenang2an ampe benjol hihihi.
    Btw ini sepertinya masih part 1 ya. Part balik bak Sinbad si Pelaut di tulisan berikutnya?
    Anyway, Mata Jitu is the best banget. Dengan segala effort sampe pantat tepos di atas motor, terbayar!!

    BalasHapus
  2. wkwkwkwkkw....yeessss.... ini bagian pertama... akana da sambungan kisah soal dua jam bertaruh nyawa...tungguh publish-an segera...

    btw, thanks banged yaaa mbaaa dah ajak aku jalan jalan di Sumbawa....

    Sebagai brand ambasador AyoPelesiran.com...saya mengucap syukur atas trip kece super seru ini... tabekkk...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dirimu terbaeeeeek...
      ((BRAND AMBASSADOR)) hahaha

      Hapus
  3. keren kak.. kenapa ga cb snorkling d skitar sana skalian?

    BalasHapus
    Balasan
    1. pingin tapi waktu tak banyak...sepulang dari Moyo udah maghrib. next bakal kesana lagi. saat summer lah ..

      Hapus
  4. Waaaa pengen banget honeymoon ke sana belom kesampean.. mudah-mudahan bisa ke sana kapan-kapan (^^)

    BalasHapus
  5. Ih ayo banget klo diajak nge-trip ke sini, apalagi guide-nya om Indra yg udah pernah mampir ke sini.


    Dari fotonya aja saya udah bisa bilang ini air terjun bagus banget. Mesti langsung ke sana kayaknya nih buat cobain

    BalasHapus
  6. Subhanallah, dan musim hujanpun airnya tetap jernih 😍.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yesss.... ada unsur keajaiban sang Pencipta kayaknya...mau musim apapun airnya tetep begitu

      Hapus

Scroll To Top