Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Selasa, 11 September 2018

KOLABORASI LINTAS PROFESI UNTUK LOMBOK BANGKIT LAGI



Selain siap menerima beragam kondisi dilapangan, menjadi relawan juga wajib siap menerima beragam karakter personal yang ada didalam kelompok.  Namanya juga relawan, kalo gak rela, ya bukan relawan dong, tapi hartawan, hehehe.   Selalu ada kisah menarik saat menjadi relawan. Bukan hanya melihat kondisi nyata saat dilapangan tetapi juga bertemu beragam karakter personal saat kegiatan berlangsung.  Begitupun yang terjadi ketika saya menjadi bagian dari relawan untuk program Trauma Healing bagi anak dan wanita korban gempa Lombok awal Semptember 2018 lalu. Ada ragam sosok seru yang justru menambah warna dalam menjalankan tugas sebagai relawan.  Yang menarik, para relawan yang bergabung memiliki latar belakang profesi yang berbeda-beda. Jadi bisa disebut, kolaborasi lintas profesi untuk Lombok bangkit lagi . Kenalan dengan mereka yuk?

Membagikan Susu UHT, usai bermain bersama adik adik SDN5 Akar Akar.

 Kepala Suku,
Sejak tergabung dalam WhatsUp Group, mas Anton kerap memimpin diskusi virtual. Mas Anton juga paling rajin memberi beragam arahan berkenaan dengan kegiatan. Maklum, mas Anton salah satu yang terdepan mengumpulkan beragam komunitas dan donatur sehingga gelaran terwujud nyata. Saya menyebutnya Cheif.  Belum pernah bertemu dalam gelaran apapun sebelumnya.  Juga tak tahu persis karakter mas Anton.  Yang saya tahu, mas Anton sosok piawai mengendalikan pesawat drone. Karena doi termasuk ‘suhu’nya drone. (drone yang ia punya aja di endorse brand keren) Dan benar saja, banyak gambar-gambar apik tercipta dari pesawat drone yang dikemudikan oleh mas Anton.
Oh ia,  awalnya, saya menilai gelagat bahwa mas Anton sosok yang serius dan sulit diajak bercanda. Meski kemudian hal tersebut salah besar. Justru mas Anton termasuk sosok yang gemar melontarkan bahan obrolan yang memancing gelak tawa.  Bahkan, meski mas Anton sebagai kepala suku kami, ia tak pernah memposisikan diri sebagai boss. Apapun yang dikerjakan bersama, ia selalu ikutserta. Emang Kece bana-bana-lah mas Anton ini. No Roti Roti lho ini.

mas Anton  (jacket Biru) dan pisang Goreng favorite

mas Anton yang selalu Stand by dengan Drone nya.

Miss Budged,
Soal hitungan keuangan, mba Tati jagonya. Maklum, sebagai Apoteker, ketelitian tentu jadi kemampuan  dasar yang wajib dimiliki. Sebagai wanita aktif di kawasan Cilegon, Banten, Serang dan sekitarnya, mba Tati tergolong rajin terlibat dalam kegiatan sosial. Saya mengenal mba Tati, saat perjalanan ke Gunung Anak Krakatau pada tahun 2014. Setelah itu, ada beragam trip yang sempat kami lakoni. Secara personal, mba Tati adalah pribadi yang terbuka. Ia tak pernah menutup diri terhadap apapun. Open Minded. Meski kadang jika sudah sangat lelah, mba Tati termasuk pribadi yang sulit merespon. Seperti saya, yang kalau lapar bisa bego’!, hahaha.  Kenapa saya sebut mba Tati miss Budged dalam gelaran ini?, karena dia punya  kartu ATM yang isinya uang sumbangan dari para donatur. Selain itu, mba Tati selalu terdepan soal hitungan berapa kami musti sumbangan.  Jangan sangsikan soal hitungannya. Akurat cuy!!.

Meski berhubungand engan Budget, mba Tati tetep siap sedia menghibur adik adik di pengungsian. Photo by mas Anton
 
Miss Shy and Delay.
Sosok satu ini pun belum pernah bertemu pada gelaran manapun. Sejak awal  bertemu, saya sudah mengira dirinya pendiam. Tak banyak cakap apalagi berisik seperti saya!. Saya pun sempat terkecoh soal namanya. Anas, saya kira lelaki. Eh, taunya cewek kece!. Kenapa saya bilang kece?, tulisannya ciamik punya!,  doi Penulis cuy!. Kemampuannya merangkai kata menjadi caption yang menarik sungguh memikat. Saya saja tak mampu merangkai kata dengan indah seperti mba Anas.  Meski pendiam, mba Anas termasuk responsif terhadap perbincangan yang terjadi dalam kelompok. Meski kadang kadang responnya telat.  Pernah suatu malam di homestay Sembalun, mba Anas menyembulkan kepalanya dari bilik kamar hanya untuk bertanya sesuatu pada kami yang berada di teras, meski jenis pertanyaannya berbeda jauh dengan tema bahasan kami kala itu. Pernah pula mba Anas ini tertawa terbahak saat kami semua sedang terdiam!. Rupanya tertawanya mba Anas itu delay!. Kami sudah selesai tertawa, eh, mba Anas baru mulai. Telat buuk??.
 
kalem, pendiam, diem-diem, merekam semua moment. mba Anazkia. Photo by mas Anton

Kent and 2 Barbie-nya.
Kak Kent. Begitu saya memanggilnya. Nama bekennya Kenjrot. Bisa jadi panggilan praktis dari nama lengkapnya yang terdengar islami. Profesinya Pilot maskapai Garuda (gak apa ya sebut merek.  Biar spesifik gak tebak-tebakan, hehehe). Saya mengenalnya saat gelaran Kelas Inspirasi Raja Ampat  pada akhir Juli 2018. Mulanya, saya tak pernah berfikir bisa akrab dengan kak Kent. Secara, dari pengalaman saya sebelumnya mengenal sosok pilot,  mereka cenderung menjaga jarak dan tak terlalu membaur. Khususnya pada saya pribadi. Bisa jadi karena pribadi saya yang ‘hingar-bingar’, hahahaha. Tapi tidak dengan kak Kent. Sebagai pilot, ia mampu membaur dengan siapa saja. Dengan baik.
Ketika mengetahui gelaran relawan di Lombok, kak Kent segera mengatur jatah liburnya sebagai pilot.  Saya kira kak Kent bercanda soal berkenan ikutan jadi relawan. Ternyata ia membuktikan keseriusannya. Sepulang dari tugas terbang ke Melbourne, ia langsung bergabung bersama kami di Lombok. Tak hanya itu, ia juga membawa beberapa mainan untuk adik-adik di pengungsian. Sungguh baik hati dan menginspirasi kak Kent ini.
 
Kak kent ; Pilot, Model Catwalk, Fashion Update, Cool, Calm and Confident  (ROTI Bakar!!)
mr.Kent and his barbie


kak Kent, di apit 2 Barbie. Kece bana bana khaann?!!! ROTI.!!!
 
Melengkapi kak Kent, ada dua barbie yang juga ikut serta. Lengkap kan?, ada Kent, ada Barbie. Macam kisah dongeng ya?, hhhmm… Barbie yang saya maksud adalah, 2 Pramugari maskapai Garuda yang juga rekan kerja kak Kent yang memutuskan untuk ikutserta ketika melihat kak Kent di bandara. Mulanya saya sempat mengingatkan ke kak Kent bahwa program relawan ini adalah kegiatan yang bersifat sederhana dengan minim fasilitas. Saya khawatir si 2 barbie tak berkenan dengan kondisi lapangan yang serba ala kadarnya. Secara khaann??, dunia Pramugari kayak apa??, takutnya mereka yang biasanya bergaya rapih dan hits itu bakal risih ketika berkegiatan di ranah pengungsian. Utami dan Triana, nama mereka berdua.

Kekhawatiran saya pun salah. 2 pramugari kece itu pun lekas membaur bahkan tidak menjadikan profesi mereka sebagai penghalang untuk bersinggungan langsung dengan anak-anak dan ibu-ibu di pengungsian. Selain itu, si 2 barbie itu berkenan berangkat berdua dari bandara Lombok menghampiri kami yang sudah berada di Sembalun. Salute dech!!.  Selanjutnya, saya jadi akrab dengan 2 barbie itu. Malah saya dan Utami alias Kiput, punya group band bernama ; Duo Bandana – Bawang Merah dan Bawang Putih. Tau dong siapa bawang merahnya??, Ghueee!!!!.
 
meski profesinya PILOT, kak Kent tak pernah sungkan ikutan angkat angkat barang bantuan. Sungguh Panutan kan? (No ROTI ROTI)

Kerjasama Team. Mengemas  perlengkapan tulis untuk dibagikan pada adik adik di Sekolah Darurat.


Lelaki Pencari Cinta, Tanpa MSG apalagi PHP.
Sejak 2004 saya mengenalnya. Yes, ia dan saya tinggal di kota yang sama. Bandar Lampung. Koko panggilannya. Pengusaha muda Lampung di bidang kuliner dan property yang sedang hits saat ini. Mapan cuy!!.
Meski telah lama mengenal Koko. Frekuensi pertemuan saya dan Koko tidaklah terlampau intens. Secara, dia sibuk dengan banyak bisnisnya, eh maaf, gue juga lebih sibuk dengan jadwal manggung yang nyaris tiap hari lho!! (gak mau kalah pamor kan gue!!).
Jadi, Koko memutuskan untuk ikutserta dalam tim relawan ini setelah ia mengetahui bahwa saya akan ke Lombok dalam rangka menjadi relawan. Si Koko langsung minat ikutan.  Jiwa sosial Koko tak perlu diragukan. Saya pernah dalam beberapa gelaran sosial di Lampung bersama Koko. Sebagai sosok aktif, Koko tentu pandai membagi waktu dalam serentetan kesibukan personalnya. Salah satunya yaa, berbagi waktu soal pencarian asmara.
Sayang, Koko tak bersama kami hingga gelaran usai. Biasa, semua karena urusan asmara. Entah ada unsur MSG atau PHP. Entahlah!. 

Koko, yang selalu di sukai oleh anak anak, remaja hingga para wanita.
Koko, jadi idola anak anak di pengungsian.
  
Mantan GM, Traveler Kondang,
Saya mengenal mas Ryan dihari pertama perjalanan saya dan team ke kawasan Lombok Utara. Rupanya mas Ryan ini sudah berada di Lombok beberapa hari sebelumnya. Dan mas Ryan adalah rekannya mas Anton. Daann…. yang buat saya takjub, ternyata mas Ryan adalah teman dari beberapa orang hits yang saya kenal di Lampung.  Tak heran sih, mas Ryan emang hits juga. Meski ia baru saja resign dari pekerjaannya sebagai General Manager (GM). Oh ia, postingan instagramnya kece bana bana lho!. Tiada tanding, tiada banding! (ini bukan Roti).
Mas Ryan juga banyak bantu untuk gelaran ini dengan mengumpulkan beragam koleganya untuk turut memberi bantuan. Semoga kelak bisa bertemu lagi dengan mas Ryan.
Mas Ryan super Hietsz.! Hobah!
Mantri-nya Drone,
Saya tak tahu persis, kapan awalnya saya mengenal sosok yang semula saya kenali sebagai pemilik akun instagram @klinikdrone. Follower-nya 16K lebih cuy!!. Secara, doi kan rajin kasih tutorial soal drone. Namanya juga Klinik kan??.   Daeng Mamat, begitu ia memperkenalkan diri. lahir di tanah Makasar, berkarier di Surabaya, dan bertemu di Lombok!. Mau-mau lu lah broh!!.
Mulanya, si Daeng Mamat ini tak terlalu banyak bertutur, meski kemudian  beragam jenis celetukan keluar dari mulutnya. Tapi, sorry, to say, celetukannya cenderung ‘kriiik, kriiik’. Coba lagi yah Broh!!. Wkwkwk.  Tapi Daeng Mamat paling rajin mendokumentasikan aktivitas para relawan. Beberapa photo ciamik saya juga sumbangsih dari hasil jepretan hengpong keceh si Mamat itu.  Btw, saya tak perlu berkisah banyak soal Daeng Mamat ini yaaa, doi dah terkenal cuy!. Follower IG nya udah 16K. hhmmmm… bye!!!

Tetep Wefie meski sudah dini hari. Klinik Drone yang mana?, yang Pose nya kayak CherryBell..!!
 
TERIMA KASIH JUGA …

Gimana?, kece-kece kan temen temen anggota Genks saya ?, Selain beberapa personal diatas, ada pula sosok-sosok baik yang wajib saya kisahkan sebagai warna dari perjalanan. Salah satunya ada mas Iyus yang selalu cekatan mendampingi kami dengan mengemudikan kendaraan berisikan barang bantuan hingga membawa box berisikan minuman dingin buat kami para relawan. Makasih banyak mas Iyus.

Terima kasih pula pada sosok-sosok  sigap tanpa stuntmen,  yaitu para  TNI yang mengemudikan mobil Elf. Laju lalu lintas jadi lancar berkat kepiawaian mereka membawa kendaraan. Mas Nanda, Bli Made Wayan dan mas Musleh, yang bertugas secara bergantian selama 4 hari kami beraktivitas. Mereka sosok-sosok baek dari TNI Lombok yang berkenan menjadi saksi dari perjalanan ini.  Terima kasih mas Anton yang juga telah menyertakan TNI dalam gelaran ini.  karena ada TNI, perjalanan seungguh berlangsung nyamand dan aman. (ini bukan ROTI yaaa…). Terima kasih TNI.

2 hari bareng Mas Musleh (TNI) yang berperans ebagai Jason Statem (No Stuntmen)
 
Terima kasih pula untuk beberapa sosok yang jadi warna dalam perjalanan meski  bertemu pada beberapa babak. Terima kasih pada Firman, penonton Kelas Festival  yang banyak tanya!. Terima kasih pada mamas pengemudi mobil bak terbuka yang saya lupa namanya dan selalu sigap bawa bantuan pengungsi.

Terima kasih pula pada Oom Eka dan mba @kencanaku dari KALONG BALI yang melengkapi kisah seru meski baru bertemu di akhir tugas saya dan rekan-rekan lainnya. Semoga gelaran selanjutnya bisa bersama dari awal hingga akhir yaaa…

Setiap sesi WAJIB ada WEfie bareng. kenang-kenangan.
 
Terima kasih juga pada Rumah Singgah Lombok yang berkenan menerima saya dan rekan rekan bermalam.  Terima kasih juga pada  kamar belakang yang  jadi saksi obrolan tak penting saya, kak Kent hingga pukul 3 pagi. Demi menasehati Koko agar tak terkena PHP lagi. Meski tetap saja dia memilih bertemu Anie Astarie di Bali. Oopss!!
 
Setiap perjalanan menyisakan kisah tersendiri. Dan terkadang rekan dalam perjalananlah yang justru menambah warna dari kisah perjalanan tersebut. Terima kasihi semua rekan-rekan ter-kece bana-bana. Berkenan sang Pencipta memberi kita semua kesehatan hingga dapat  bertemu di perjalanan berikutnya.  Semoga.

9 komentar :

  1. Terima kasih sudah menuliskan ini, Bang Indra :)

    BalasHapus
  2. Subhanallah, kok aku tiba2 kangen kalian ya?
    Semoga masih ada waktu lagi untuk kita ketemu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. amiiinnn...segera kita berjumpa di awal November. semoga lancar tanpa kendala yaaaaa...bawa speaker jangan lupa yaaa..buat konser malam ala ala...wkwkwkwk

      Hapus
  3. Dan saya sudah merindu, meski belum lama bertemu. Semuaaaa menjadi seruuuu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. semoga kita selalu diberi kesehatan untuk perjumpaan pada November mendatang. amiiiinnnn.

      Hapus
  4. Salut dan bangga dengan para relawan lintas profesi ini. Semoga menjadi inspirasi bagi profesi2 lainnya utk mendukung Lombok Bangkit

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih buat supprts nya mba Ety. terima kasih sudah singgah di Blog saya. salam kenal dari saya.

      Hapus
  5. Saya juga rindu, eh kmrn saya ga ikut ya... Lupa.

    BalasHapus

Scroll To Top