Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Selasa, 30 September 2014

TELUK KILUAN - THE EXTRAORDINARY JOURNEY (Part 1)



tiba di depan gerbang menuju Teluk Kiluan


Sabtu siang nan terik (27/9) tak mematahkan semangat saya dan team untuk menuju sebuah pulau yang marak di perbincangkan beberapa waktu terakhir. Partner saya kali ini berjumlah 5 orang, salah satu nya adalah Derry – partner Trip yang selalu rela di ajak susah, dan 4 orang lainnya adalah Eka, Dewi,Desi dan Puput yang semuanya adalah teman teman Derry. Saya sebagai driver kala itu tak butuh waktu lama untuk membaur bersama empat wanita berlainan profesi itu.
Siang itu sebuah tekat membawa kami untuk mendatangi dan menikmati langsung Teluk Kiluan. Traveling menyatukan beragam perbedaan antara kami yang berlainan profesi.

Sebenarnya start kami dari Bandar Lampung sudah cukup siang, dikarenakan saya pun baru tiba pagi itu dari Jakarta setelah tugas kedinasan, termasuk menunggu kedatangan Eka, Dewi dan Desi yang datang dari Jakarta dengan mobil travel. Tapi semangat untuk  tahu Kiluan itulah yang akhirnya membawa kami berangkat dari pukul 1 siang.
Saya pribadi belum pernah ke Kiluan sebelumnya, tak tahu pula jalan arah menuju kesana. Tapi yang saya tahu dari Bandar Lampung saya harus mengemudikan mobil menuju Padang Cermin setelah itu ikuti saja jalan lurus terus sampai nanti menemui gerbang selamat datang di Teluk Kiluan. Bukan kali ini saja saya nekad mendatangi sebuah tempat tanpa banyak tahu tempat tersebut sebelumnya. Bagi saya, justru ketidaktahuan arah itulah yang membuat saya bisa menikmati proses dari trip yang sesungguhnya. Karena motto “My Trip y Adventure” tidak lah cocok di ucap jika Trip yang di alami berdasarkan guide lengkap dan fasilitas mewah.

rumah panggung khas Lampung dapat di jumpai di sepanjang jalan menuju Teluk Kiluan

Sebelumnya pula, Mas Yopie selaku Travel Advisor di Lampung  dan admin akun @KelilingLampung kerap berbagi pengalamannya menuju Teluk Kiluan, ia dan beberapa temannya layak di jadikan sumber bertanya untuk sebuah destinasi wisata di Lampung yang kita belum tahu. Setidaknya saya pribadi ada gambaran arah jalan yang akan di tempuh. Mas Yopie pun tidak pernah mengada ada dalam memberikan arahan. Ia juga pernah mewanti saya untuk persiapkan stamina jika ingin ke Kiluan dan sekitarnya mengingat medan jalan yang tak mudah. Dan ucapan mas Yopie benar adanya. Semula, jalan yang kami tempuh dari Bandar Lampung lancar lancar saja, tetapi setelah keluar dari komplek TNI AL dan kawasan Padang Cermin, jalan yang kami lalui mulai berkerikil kecil hingga lubang besar menghiasi sepanjang jalan. Beberapa ruas jalan tak bisa di katakan layak. Bahkan beberapa desa yang kami lalui memiliki alur jalan yang berlubang rusak parah di tambah debu jalan akibat musim kemarau. Tapi setidaknya beberapa baris rumah panggung khas adat Lampung dan hamparan sawah nan hijau menghibur diri dan menyegarkan pandangan mata.

Lebih kurang 4 jam perjalanan dari Bandar Lampung dengan menikmati naik turun perbukitan dan kondisi jalan yang tidak semuanya bersahabat,  di tambah minimnya rambu jalan dan penunjuk arah ke Teluk Kiluan yang jika pun ada hanya terbuat ala kadarnya dengan font kecil, akhirnya saya dan team tiba di Gerbang Teluk Kiluan. Tentu senang bukan kepalang kami bersorak sorai dan turun dari mobil untuk berpose di depan gerbang. Tapi jangan senang dulu, bukan berarti tiba di gerbang lantas telah sampai. Kami harus menyusuri jalan menurun untuk dekat ke bibir pantai dan perkampungan warga.

my Trip Partner ; Puput, Dewi, Ekda, Derry dan Desy.


Mas Yopie pun pernah menyarankan untuk menghubungi beberapa kenalannya yang nomor hendphone nya pun telah ia berikan pada saya. Bahkan ada salah satu nomor yang pernah saya hubungi. Tapi saat itu saya mau menikmati ketidaktahuan saya sebagai pendatang baru di Teluk Kiluan, alhasil beberapa kali saya salah arah dan salah masuk gang hahahah….sampai akhrinya saya dan teman teman memutuskan untuk ke arah Desa Bandung Jaya dan menjumpai beberapa warga yang sedang duduk di tepi pantai dan seketika itu pula banyak yang menawari saya beragam jasa mulai dari penginapan sampai berkenan jadi tour guide. Saya  dan Derry sempat berfikir matang atas banyaknya tawaran dari warga setempat. Akhirnya kami memilih seorang remaja bernama DARMIN, untuk menjadi guide kami selama di Teluk Kiluan, kami memilih Darmin karena ia masih remaja, biasanya remaja tidak terlalu Business Oriented sedangkan jika kami melakukan pendekatan ke bapak bapak atau ibu ibu tentulah akan lebih mahal. Sedangkan kami melakukan sharing budged dalam trip kali ini. Maklumlah kami bukan anak anak pejabat yang bisa menikmati traveling mewah dari uang korupsi bapak ibu nya yang pejabat.
 
EKSOTISME LAGUNA

Setelah berbincang sejenak dengan Darmin yang sejak awal terlihat ramah dan tulus meladeni banyaknya pertanyaan kami, kami pun memutuskan untuk langsung diantar menuju LAGUNA di Teluk Kiluan yang terkenal keindahannya. Pada umumnya para pengunjung di Teluk Kiluan yang akan menuju Laguna harus menyewa seorang guide dengan bayaran 50.000 rupiah dan uang masuk manuju LAGUNA 3.000 rupiah per orang. Jangan berfikir bahwa masuk kedalam kolam alami Laguna layaknya masuk kolam renang di perkotaan. Pengunjung harus mengikuti track yang telah di siapkan. Track nya pun tidaklah mudah. Kami harus berjalan menyusuri perkebunan, dengan kontur tanah terjal kering, menanjak dan menurun cukup berbahaya bagi mereka yang kondisi fisik lemah. Tak hanya itu, setelah melalui perkebunan menanjak dan menurun, kami pun harus melewati beberapa karang dari pinggiran pantai yang cukup terjal. Beruntung panduan arah ke Laguna tercipta melalui cat warna merah yang tertera di batu dan juga jembatan kayu yang di buat untuk memudahkan pejalan kaki menuju Kolam Laguna.

salah satu track menuju ke kolam Laguna


Dengan penuh perjuangan di sore hari itu, saya dan teman teman akhirnya bisa menikmati keindahan Laguna. Meski salah satu anggota team – Eka mengurungkan niatnya sampai di Laguna karena stamina yang tak kuat. Laguna adalah kolam besar hasil bentukan dari Batu Karang yang berbentuk bagai bak besar dan airnya berasal dari air laut yang masuk kedalam bak besar tersebut. Sungguh sangat sensasional merasakan ada dalam bak kolam besar tersebut. Terlebih merasakan sensasi deburan ombak yang masuk kedalam kolam besar. Sungguh sebuah hal sorgawi di bumi. Kami pun berbaur dengan pengunjung lain menikmati sore di Laguna.

saya di dalam kolam alami Laguna. Berasa punya Kolam alami pribadi

melompat di dalam kolam Laguna

Jump Session - Derry, Desi dan Dewi

moment kebersamaan di Kolam LAGUNA

deburan ombak laut yang masuk dalam kolam Laguna


Mengingat hari yang mulai gelap, saya dan teman teman harus menyudahi kunjungan ke Laguna. Terpaksa memang.  Perlahan kami berjalan kembali menikmati track yang tak biasa untuk kembali ke permukiman warga setempat di Teluk Kiluan. Setelah merebahkan lelah dan berbincang sejenak di warung warga dan makan mie rebus ala warga setempat, saya dan teman teman memutuskan bermalam di rumah Darmin. Kami tidak terlalu tertarik untuk menikmati vila vila atau hal hal mewah selama di Teluk Kiluan. Bukan bermaksud sombong, tapi karena budged kami memang tidak memungkinkan untuk hal hal mewah hahahahah. Lagipula lebih baik membari keuntungan financial secara langsung pada warga di sekitar objcek wisata, karena itulah hakekat sesungguhnya dari bergabungnya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

saya dan team menikmati kolam Laguna minus Eka yang tak sanggup menyusuri track


Darmin memberi kami harga murah bermalam di rumahnya, hanya 150.000 ribu saja kami ber-enam dapat menempati rumahnya yang sederhana tapi nyaman, dengan sebuah ruang tamu besar tempat saya dan Derry merebahkan badan dan sebuah kamar ukuran sedang untuk ke empat wanita. Selain itu di rumah Darmin juga ada TV dan fasilitas charger handphone dan kamera tentunya. Untuk aliran listrik di sini cukup baik 24 jam. Meski kamar mandi di rumah Darmin hanya tertutup sehelai gorden berwarna merah cukuplah bagi kami untuk bergantian mandi dengan pembagian urutan yang sepadan di mulai dari yang mandi dan geraknya paling lambat hingga yang tercepat. Hahahaha. Lagi lagi pembagian jatah mandi pun harus di atur, mengingat kasihan Darmin si remaja yang selain rumahnya di tempati ia juga rela menimbakan air di sumur untuk keperluan mandi kami ber enam.
Hebat Darmin.!!

 
terlihat dari hiasan wajah yang tak wajar, tentu tahu siapa yang banyak dapat hukuman ?. ahahhahaha
Jadilah malam itu suasana desa yang tenang lengkap deburan pantai yang tak jauh dari depan rumah. Selain bercengkrama dengan games games pengisi waktu kebersamaan antar kami malam itu, tak lupa kami mengatur jadwal Minggu esok untuk menikmati banyak hal yang penting kami nikmati selama di Teluk Kiluan. 

..............bersambung ke Part 2.

0 comments :

Posting Komentar

Scroll To Top