Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Rabu, 24 Desember 2014

KEPINGAN SORGA DI BUMI LAMPUNG ITU BERNAMA PULAU PISANG.

Sunrise di Pulau Pisang



Bagi kamu yang menyukai wisata pantai landai dengan suasana  pedesaan yang bersahabat, ada baiknya lakukan kunjungan ke Pulau Pisang.

Salah satu sudut Pantai di Pulau Pisang


Pulau Pisang adalah salah satu kecamatan dalam kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung yang baru saja di resmikan sebagai kabupaten pada tahun 2012 setelah sebelumnya menjadi bagian dari kabupaten Lampung Barat. Sebagai kecamatan, Pulau Pisang yang berupa kepulauan terpisah dari dataran Pesisir Barat ini memiliki luas 231 hektare dengan jumlah penduduk 915 jiwa dan memiliki 6 pekon (desa) yakni ; pekon Labuhan, pekon Sukadana, pekon Lok, pekon Bandardalam, pekon Sukamarga dan pekon Pasar yang letaknya pada bagian depan dekat dermaga Pulau Pisang.

Dari kejauhan, Pulau Pisang yang merupakan daerah asal tokoh nasional ; Hendri Yosodiningrat dan Taufik Kiemas ini telah menunjukkan pesona sebuah destinasi wisata. Musim panas adalah saat yang tepat mengunjungi Pulau Pisang. Tiba di kawasan Pulau Pisang dari dermaga Tembakak atau Kuala di pasar Krui, pengunjung akan langsung disambut oleh dermaga Pulau Pisang yang tampak sedikit rapuh dengan pasir putih nan lembut dan barisan pohon kelapa dan pohon kelor di muka rumah warga.

Dermaga Tembakak

Suasana Tenang Pedesaan di Pulau PIsang


Di dalam Pulau Pisang telah di bangun jalan lingkar pulau sepanjang 2,3km memudahkan pengunjung menyusuri bagian dalam kawasan Pulau Pisang dengan berjalan kaki hanya butuh waktu 120 menit.  Selain ragam potensi wisata pantai yang tak perlu di ragukan keunggulannya, yang tak kalah menarik untuk di simak jika berkunjung ke Pulau Pisang adalah jajaran rumah rumah bergaya tempo dulu yang sebagian besar di tinggal oleh penghuninya karena memilih tinggal menetap di bagian daratan Pesisir Barat atau merantau di kota lain.  "Beberapa warga meninggalkan rumah rumah di sini karena mereka membuka usaha di seberang daratan" ucap pak Handi - salah satu kepala Pekon di Pulau Pisang. "Tapi kala hari raya tiba warga yang berusaha di luar Pulau Pisang akan kembali lagi ke kediaman mereka di Pulau Pisang ini". ucap pak Kades selanjutnya. 
Bagi saya beberapa rumah kosong bergaya rumah panggung kayu tanpa penghuni itu sangat fotogenik karena ada unsur vintage tempo dulu meski beberapa lainnya meninggalkan kesan mistis kala melihatnya. 


Bangunan SD peninggalan Belanda


Masyarakat yang tinggal di Pulau Pisang pada umumnya berprofesi nelayan, petani cengkeh dan kelapa. Di Pulau Pisang pengunjung dapat melihat rimbunan pohon cengkeh yang kerap di sebut warga sebagai kebun wisata. Selain itu, cengkeh yang berasal dari Pulau Pisang telah tersohor akan kualitas terbaiknya. Kebutuhan air bersih tak perlu di ragukan. Di Pulau Pisang kini telah tersedia air bersih berkat program pemenuhan air bersih wilayah pesisir dan kelautan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.

 
jalan lingkar dalam pulau


Kebun Wisata ; Kebun Cengkeh

Goa Liang berbentuk seperti Sumur yang dalam

Makam Keramat

Salah satu rumah yang di tinggal pemiliknya.


Potensi alam, ragam flora kawasan tropis, perkebunan dan tentu saja sejarah juga ada di dalam kawasan Pulau Pisang. Hanya dengan berjalan kaki mengitari bagian dalam kawasan Pulau Pisang pengunjung akan menjumpai sebuah bangunan Sekolah Dasar peninggalan Belanda yang di bangun sejak tahun 1892. Sekolah  Dasar itu kini bernama SDN Pasar Pulau, dan menjadi bangunan sekolah dasar tertua di kawasan Pesisir. Selain SD juga ada bangunan SMP yang bangunannya bergaya tempo dulu pada bagian dalam Pulau Pisang. Selain bangunan bangunan  bergaya tempo dulu dan bersejarah di sudut selatan Pulau Pisang terdapat sebuah kapal besar yang terdampar dan tampak berkarat. Tak jauh dari kapal besar terdampar tersebut berdiri kokoh Batu Guri - begitu masyarakat menyebutnya, merupakan gugusan batu yang bentuknya menyerupai Kepala Burung dan wujud sangkarnya di bagian depan. Lalu tak kalah menariknya ada pula makam keramat sosok sultan dan Goa Liang yang bentuknya bagai lubang sumur nan curam.

salah satu bagian desa yang rumah rumahnya tak berpenghuni

Komplit rasanya berkunjung ke Pulau Pisang - Pesisir Barat - Lampung. Tak hanya keindahan pantai dan ragam pesona wisata bahari, tapi juga aneka keindahan alam dan jejak sejarah yang wajib kita tengok. Tak berlebihan kiranya jika saya menjadikan Pulau Pisang sebagai sebuah wisata pantai terbaik di provinsi Lampung. Untuk mewujudkan Pulau Pisang sebagai wisata pantai terbaik tentu saja harus terus menerus mendapat sentuhan terbaik dari seluruh pihak, Pemerintah sebagai pembuat dan pemegang kebijakan harus dapat melihat Pulau Pisang sebagai potensi besar dengan terus menerus memberikan ragam kemudahan seperti akses dari dermaga Tembakak dan Kuala ke Pulau Pisang yang tak hanya 2 kali dalam sehari. Juga termasuk kesediaan Pemerintah Daerah melakukan penataan terhadap ragam rumah rumah tua warisan sejarah dan bagian dari budaya heritage yang harus terus di jaga termasuk di dalamnya peningkatan sarana dan prasarana penunjang. Selain Pemerintah, masyarakat yang berdiam di Pulau Pisang juga harus menjaga keindahan kawasan dengan tetap memelihara seluruh aset sejarah dan heritage dalam Pulau Pisang termasuk gaya hidup sehat dan bersih, memelihara kebersihan lingkungan dari tebaran sampah dan hewan peliharaan yang berkeliaran bebas. Jika seluruh pihak menyadari bahwa Pulau Pisang adalah aset pemasukan pendapatan daerah dan jalan untuk memberi tambahan ekonomi bagi masyarakat dalam kawasan, pastilah Pulau Pisang akan mendapat sentuhan lebih unggul lagi tak hanya jadi sarana kampanye para anggota dewan dan calon pemimpin daerah yang foto wajah mereka marak terpampang di dinding rumah rumah vintage dan  ketika mereka jadi pemimpin dan anggota dewan yang terhormat malah lupa asal usul daerah dan pengusung mereka di Pulau Pisang yang merupakan kepingan sorga di ujung Bumi Lampung.

2 komentar :

  1. ayo ke kepingan surga berikutnya :D

    BalasHapus
  2. Yakin deh, kalau jadi kesini.. bakalan makin susah move on.. Suasana pulaunya nyenengin bangeeet...

    BalasHapus

Scroll To Top