Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Rabu, 28 Januari 2015

PASAR TENGAH ; RAGAM BANGUNAN LAWAS DALAM UNTAIAN KISAH.



Setiap kawasan tentu memiliki kisah. Tak terkecuali bentuk bangunan yang menjadi khas dan saksi sejarah pada masanya. Di Pasar Tengah - Bandar Lampung, masih berdiri kokoh ragam bangunan ber-arsitektur tempo dulu yang tak kalah menarik untuk di simak.


Terletak di antara Pasar Bawah dan kawasan Bambu Kuning, mentasbihkan Pasar Tengah sebagai pusat keramaian tengah kota sejak dulu hingga kini. Dengan jajaran pertokoan beragam jenis kebutuhan, mulai dari sembako hingga perangkat elektronik tersedia di Pasar Tengah. Bentangan hiruk pikuk dari kawasan Simpur hingga Plaza Pos yang bersinggungan langsung dengan lokasi pemukiman padat Gunung Sari.

Jalan Pemuda Pasar Tengah


Sejak tahun 90an Pasar Tengah telah menjadi  tujuan kunjungan belanja, pasar tengah bagai magnet di tengah kota Bandar Lampung. Suasana ramai dan padat di beberapa gang sangat mudah di jumpai. Jalan Pemuda dan jalan Pangkal Pinang adalah dua jalan ramai di dalam wilayah Pasar Tengah Selain kawasan Simpur. 

Pasar Tengah kini telah bermetamorphosa dari suasana ramai tempo dulu. Sebut saja, Lampung Plaza yang menjadi kunjungan sejak dulu, di tambah bioskop dan restaurant membuat kawasan Pasar Tengah semakin ramai. Belum lagi King Supermarket dan Kafe King yang booming di tahun 90 an. Dahulu juga ada pusat perbelanjaan Barata yang sempat di gandrungi di jamannya. Kini semua gedung gedung yang dulu popular itu telah berganti ragam pertokoan. 

Lampung Plaza yang terkenal di jaman nya

Bagi saya, berjalan di kawasan Pasar Tengah bagai mengumpulkan potongan puzzle memori tempo dulu yang memgalami masa remaja di tahun 90an. Mie Ayam Gembira di jalan Pangkal Pinang kerap jadi tongkrongan seru sore hari kala itu. Toko kaset San San adalah kunjungan wajib untuk kebutuhan kaset lagu lagu terbaru. Selain Kafe King di lantai basemen King Supermarket adalah kawasan hangout remaja remaja 90an.


gedung lawas di sudut jalan

bangunan yang dulunya adalah Losmen

Selain gaya bangunan tempo dulu yang banyak terlihat  di kawasan Pasar Tengah, ada pula Vihara Maintreya Sutta yang juga sebagai tempat bersembahyang kaun keturunan yang memang telah banyak mendiami kawasan Pasar Tengah. Ruko Ruko yang terlihat saat ini adalah aktualisasi kejayaan Bandar lampung tempo dulu. Beberapa sosok yang saya temui - yang mengaku pemilik usaha yang mendiami ruko ruko gaya bangunan tua banyak menuturkan betapa ramainya kawasan Pasar Tengah sejak dulu. Ada pula bangunan bangunan yang memang telah berdiri sejak jaman Belanda. Selain kejayaan Plaza Lampung dengan teater/bioskop dan restauran nya, ada pula permainan karambol dan sekat karoke keluarga bergaya 80an. 

arsitektur tahun 80an 
Pasar tengah kini tetap jadi primadona warga untuk mencari ragam kebutuhan rumah tangga sejak dulu hingga kini. Transaksi jual beli di setiap sudut bagian jalan dan gang sempit mewarnai kehidupan Pasar Tengah. Beberapa toko yang sudah ada sejak tahun 90an masih beroperasional kini dengan pembenahan di beberapa bagian dan jenis barang jualan. Yang berbeda adalah kehidupan malam di kawasan Pasar Tengah. Jika dulu ada geliat marak kala malam karena ada Lampung Plaza, hiburan karambol, teater dan restauran, kini Pasar Tengah bagai kota tua mati di malam hari. Tak ada penerangan malam yang memadai. Beberapa bagian menjadi tempat berkumpul pelaku  'kaum malam'. Beberapa tunawisma juga menghiasi pelataran ruko ruko.  Pernah saya terfikir program Car Free Night di gelar di bagian Pasar Tengah, atau gelaran pasar malam di laksanakan di Jalan Pemuda atau Pangkal Pinang kala malam tentu jadi lokasi kunjungan alternatif warga perkotaan kini. Bahkan bisa jadi menciptakan lokasi kunjungan wisata menarik atau spot wisata kuliner baru di Bandar Lampung.

8 komentar :

  1. Om, itu motonya pagi2 banget ya?
    sepi.. :D

    Jalan2 di pasar tengah ini emg berasa tempo dulu banget. Bangunannya ituu lhoooo..

    BalasHapus
  2. Dengan passion jalan-jalan seperti ini, tetap mendoakan dirimi kelak jadi Menteri Pariwisata, minimal jadi Kadis Pariwisata Propinsi . Amin :)

    BalasHapus
  3. Ia Mel, Aku suka jalan kaki Pagi Pagi .... Mumpung belum banyak aktivitas heheehhehe


    Mba Evi AMIN AMIN AMIN Amin ..... Terima kasih do'a nya.... Semoga yaaa MBA biar Aku bisa wujudkan program Kerja yang Pernah Aku bilang KE MBA Evi hahhahahahahhahaha

    BalasHapus
  4. king supermarket, toko kaset ay-ay, toko sepatu, joker, barata, loking (lorong king), penjual kartu ucapan, toko roti, toko jam, toko tas, toko elektronik, lapak vcd bajakan, cfc (pertama kali makan fried chicken ya di sini, hehehehe), trus di sekitar lorong kecil jalan pemuda ada penjual lemang ketan yang pakai gerobak.
    huahahahahaaa, sekitar tahun berapa itu yah? ^,^

    BalasHapus
  5. Pada masa tahun 1990 an rasanya kalo nongkrong di jln soeprapto (dulu jln baru) sesudah pulang sekolah merasa seperti di jalan melawai jakarta ndra..hahaha

    BalasHapus
  6. Lagi googling nginget2 nama toko kaset jadul yg di simpur dulu kok kebuka blog nya ka indra, alhamdulillah ga penasaran lagi skrg, hehe makasi ya kak, informatif bangettt sambil nostalgiaaa

    BalasHapus
  7. Please ada yg punya dokumentasi jln Sriwijaya Enggal th 90an ga? Waktu masih king supermarket dan sekitarnya. Pengen lihat rumahku dulu yg di sebelahnya, yg dulu bangunan rmh Belanda, skrng sdh jd dealer Honda

    BalasHapus

Scroll To Top