Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Senin, 17 Oktober 2016

SAJIAN PESONA PETANG DI CURUP TENANG


Curup Tenang - Desa Bedegung - Muara Enim - Sumatera Selatan



Hujan deras menemani kami selepas singgah di Baturaja. Sore itu,  saya dan rombongan yang seyogyanya beristirahat di hotel  di kawasan Baturaja memanfaatkan waktu untuk tandang ke sebuah kawasan wisata berupa air terjun. Tak ada penjelasan soal air terjun yang hendak kami kunjungi.  “ayoo, kita jalan jalan dulu sore ini ke air terjun, mumpung sudah di sini.” begitu bang Eddy – ketua rombongan menyampaikan pada kami . Soal ajakan jalan, saya sih, seneng banget!!. Lets Go genks!!.
Jadilah sore itu, dengan guyuran hujan lebat, kami menyemangati diri untuk mendatangi air terjun. Saya pribadi tak ada expektasi apapun soal air terjun yang akan kami datangi. Dengan di bimbing oleh Noven – adiknya Derry, bis yang kami tumpangi menuju lokasi air terjun tersebut berada.

area parkir kendaraan yang luas
  
Selama perjalanan, saya menyimak beberapa penjelasan dari Noven soal air terjun yang akan kami kunjungi sore itu. Air terjun tersebut bernama Curup (air terjun) Tenang. Sebagian orang juga kerab menyebutnya air terjun Bedegung – karena letaknya di desa Bedegung. Soal penamaan, pemerintah daerah kabupaten Muara Enim,  resmi menamakan kawasan tersebut dengan nama Curup Tenang atau Air Terjun Tenang. “emang ada yaa, air terjun yang tidak tenang?” tanya saya pada diri sendiri.. Aaahh, sudahlah,  apalah arti sebuah nama, mari  lihat rupanya si air terjun – itu yang utama!. Hehehe.

perjalanan dari areal parkir menuju ke air terjun

tangga yang telah tertati rapi


Bis yang kami tumpangi sempat kesulitan ketika melalui jalan berkelok dalam kawasan perkampungan menuju air terjun. Pasalnya, bentuk mobil bis cukup besar untuk mengikuti alur berbelok dan menukik diantara  jajaran rumah panggung perkampungan dan ukuran badan jalan yang tidak terlalu besar. Meski  kontur jalan yang dilalui terbilang baik.  Beruntung pengemudi bis berpengalaman. Akhirnya kami tiba di kawasan air terjun dengan selamat. 

jembatan penghubung antar sisi kiri dan kanan kawasan air terjun

volume air Curup Tenang yang  deras


Kami tiba di kawasan parkir nan luas sore itu. Tak ada kendaraan lain selain bis yang kami tumpangi.  Hanya beberapa sepeda motor terparkir di sekitar kawasan. Tak terlihat jumlah pengunjung. Beberapa anak anak asal perkampungan terdekat tampak sedang bermain bola kaki.  Sore sabtu yang lengang. Dari areal parkir kami berjalan menuju letak air terjun.  “kurang lebih 300 meter” ujar Noven.  Selama perjalanan menuju letak air terjun, saya menikmati suasana sore yang asri dengan tumbuhan hijau sejuk disepanjang jalan yang kami susuri. Akses menuju air terjun telah ditata dengan baik. Tapak jalan beraspal menjadi pijakan nyaman para pengunjung. Pada sisi kiri kami berjalan, sungai Enim mengalir deras diantara bebatuan dan rerumputan hijau menghias dibibir sungai.  Undakan menanjak menjadi rute perjalanan kami selanjutnya.  Dengan anak tangga terbungkus semen permanen memberi kenyamanan pengunjung. 

jajaran warung penjaja makanan di bibir sungai


jenis pondokan permanen untuk pengunjung  bersantai


Selepas bagian menanjak, wujud air terjun menampakkan sebagain pesonanya. Saya pun dibuat kagum dan langsung ingin menuntaskan perjalanan menapaki anak tangga menuju bagian bawah.  Pandangan mata tak pernah salah. Sontak saya tercekat kagum ketika melihat wujud air terjun Curup Tenang dengan lengkap. Sebuah sajian alam yang memesona.  Yang menyenangkan, sore itu tak banyak pengunjung datang, jadi hanya saya dan rekan rekan rombongan saja yang ada di sekitaran air terjun selain beberapa warga setempat dan pekerja yang tengah membenahi beberapa bagian sekitar air terjun. Pembangunan irigasi dan perbaikan bibir sungai sedang berlangsung. “untuk mencegah longsor dari atas tebing, mas” sahut salah seorang pekerja yang saya tanyai.  

pembenahan bagian bibir sungai

pesona Curup Tenang yang menyenangkan pandangan.


Wujud Curup Tenang pun begitu anggun. Dengan menempati paruh pertama dibagian puncak mencapai 10 meter dan aliran curam yang merupakan bagian utama air terjun hingga titik dasar mencapai lebih dari 95 meter. “total hampir 120 meter lah, mas” jelas seorang pekerja sekitar yang saya tanyai soal tinggi air terjun Curup Tenang.  Setiap orang tentu bisa saja menafsirkan soal tinggiinya air terjun. Tapi pesona dari air terjun tidaklah bisa di tapikkan oleh siapapun yang memandangnya.  “kalau musim hujan, jatuhnya air terjun semakin deras.” ucap Noven menjelaskan  pada saya  yang terpana menyaksikan derasnya air jatuh dari ketinggian dan bebatuan besar di bagian dasarnya.

Sebuah jembatan besi  telah berdiri kokoh tepat  di depan air terjun. Menghubungkan antara sisi kiri dan kanan kawasan air terjun. Pengunjung pun dapat leluasa menikmati pesona air terjun dari dua sisi yang berbeda.  Ada hembusan partikel air mengenai saya dan rekan rekan pengunjung kala berada diatas bentangan jembatan. Bagai sapaan lembut si air terjun. Di setiap bagian sisi air terjun terdapat beberapa warung yang menjajakan panganan bagi pengunjung yang ingin bersantai pada kursi kursi kayu dan bilah bambu sederhana selain pondokan pondokan permanen yang letaknya berdekatan dengan toilet umum.  Sayang sore itu, warung warung tidak beroperasional.  Kedatangan kami terlalu sore,  sehingga seluruh warung penjaja makanan telah tutup. 

kawasan Curup Tenang.

akhirnya Selpik Sukaesih !!


Diantara rombongan kami, terlihat beberapa remaja putera terlihat sedang mandi dibawah guyuran air terjun.  Ingin rasanya ikut mandi, tapi tidak bawa baju ganti – eh, maaf saya cukup tau diri kok, tak pandai  berenang!!  Takut terseret air sungai yang deras!!. Hahahaha.  Rekan rekan rombongan menyebar, mencari sudut photo terbaik. Beberapa diantaranya duduk menikmati alur air terjun. – saya pun ikut selfie sendiri saja karena sungkan meminta bantuan pada orang lain untuk mengabadikan diri saya dengan wujud air terjun Curup Tenang, hehehehe, mayan selpik aja!!.

salah seorang pria dengan hasil pancingannya

wujud Ikan Piluk


Disela menikmati suasana sore disekitar Curup Tenang,  saya tertarik mendatangi pria pria yang terlihat memancing di aliran sungai tepat dibagian bawah jembatan.  Beberapa diantaranya sedang mengumpulkan hasil pancingan. Saya pun tertarik melihat lebih dekat jenis ikan yang mereka dapat. “namanya ikan Piluk”  ucap seorang pria yang saya tanyai jenis ikan yang ia dapat. Menurutnya, jenis ikan Piluk banyak dijumpai di sekitar aliran air terjun hingga sungai Enim. Bentuk ikan Piluk seperti Belut. Berkulit lembut dan licin tanpa sisik, tapi berbadan lebih pipih dari bentuk ikan Lele. “kalau mincingnya seharian, kami bisa dapat hampir 8 kilo ikan Piluk, mas.”jelas seorang pria pada saya. Wah mayan juga ya!.

Menyaksikan pesona alam memang tak pernah membosankan. Seindah apapun kawasan wisata kriya dan rekayasa manusia, tetap karya sang Pencipta tiada tandingannya. Curup Tenang adalah salah satu contoh dari beberapa keindahan alam yang membius saya.  Betah rasanya berlama lama memandangi air terjun Curup Tenang. Bagi kamu yang berada di kawasan Muara Enim atau melintas di Muara Enim dalam perjalanan dari atau ke Palembang, singgahlah sesaat ke kawasan wisata Curup Tenang yang terletak di desa Bedegung Kecamatan Tanjung Agung kabupaten Muara Enim – provinsi Sumatera Selatan. Berjarak sekitar 56 km arah selatan Muara Enim berbatasan langsung dengan kabupaten Ogan Komering Ulu.  

 
pesona wisata ciptaan tuhan dan bentangan alam yang mengagumkan

Selain air terjun, pengunjung juga bisa menikmati pondokan bersantai di sekitar pelataran parkir sebelum menuju ke bagian air terjun. Pesona alam dan perbukitan di bagian kiri dan kanan kawasan juga memanjakan pandangan mata. Terdapat juga beberapa penginapan sederhana bagi yang ingin bermalam di sekitar kawasan air terjun. Dan yang terbaru, ada aktivitas arung jeram yang bisa di manfaatkan pengunjung menyusuri sungai Enim nan deras.  Meski begitu, tidak ada angkutan umum menuju ke kawasan air terjun Curup Tenang.  Hanya kendaraan pribadi baik roda dua atau roda empat saja yang dapat digunakan untuk mencapai kawasan Curup Tenang dengan penunjuk arah dan infrastruktur jalan yang cukup memadai.  Tak begitu banyak informasi yang saya dapatkan seputar kawasan air terjun Curup Tenang, mengingat kantor informasi yang pengelolaannya dibawah Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Mura Enim – UPTD Air Terjun Curup Tenang  itu sedang tutup.  Sungguh keindahan sore yang menyenangkan dapat menyaksikan langsung Curup Tenang, sebuah pesona wisata yang tak saya ketahui sebelumnya.

3 komentar :

  1. Dulu aksesnya ga sebagus ini. Jembatan di atas aliran air itu juga belum ada. Sekarang makin baik fasilitasnya. Syukurlah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. mari mbaaa eksplorasi sum sel bareng ajak aku hehehehe

      Hapus
    2. Emangnya mbak Rien ke sana tahun berapa? hahaha. Soalnya aku pertama kali ke sana 5 sd 6 tahun lalu udah ada jembatan aksesnya. Tapi benar yang di foto bang Indra ini jauh lebih bagus dan sekarang pinggirannya dikasih dinding semen gitu. Gak sabaaaaar buat main ke sana lagi.

      Hapus

Scroll To Top