Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Sabtu, 14 Januari 2017

TANPA KEPEDULIAN, KEINDAHAN PAHAWANG HANYALAH KENANGAN


 
Sungguh beruntung  tinggal di Lampung.  Soal jenis destinasi wisata, Lampung memiliki segalanya. Mulai dari wisata alam, sejarah, wisata religi, seni budaya, kuliner hingga beragam wisata bahari.  Secara pribadi, bukan pekara sulit untuk saya ketika memilih spot wisata terbaik sebagai destinasi wisata bersama teman maupun keluarga. Beruntungnya lagi, saya tinggal di Bandar Lampung salah satu kota dalam provinsi Lampung yang letaknya strategis untuk akses wisata pantai.
Meski secara teritori beberapa pantai yang jarak tempuhnya relatif dekat itu bukan lagi masuk dalam wilayah administratif kota Bandar Lampung. Tapi menjadi menyenangkan ketika hasrat ingin ‘Vitamin Sea’ tuntas terbayarkan karena keberadaan pantai bukanlah sesuatu yang sulit untuk didatangi.

Dermaga Ketapang - akses menuju pulau pulau cantik didepan sana.


Selain pantai Puri Gading, pantai Tirtayasa dan pantai Duta Wisata yang masuk dalam garis administratif kota Bandar Lampung, terdapat pula beberapa nama pantai yang jaraknya tak terlampau jauh dari kota Bandar Lampung dengan jangkauan mudah meski tidak banyak kendaraan umum tersedia untuk pelancong. Tetapi dengan mengendarai kendaraan pribadi berupa mobil atau motor, wisatawan dapat mudah menemukan pilihan spot wisata bahari. Mulai dari pantai Queen Artha yang letaknya berada di perbatasan antara kota Bandar Lampung dengan kabupaten Pesawaran. Pantai Sari Ringgung dengan beragam fasilitas pendukung dan sarana rekreasi keluarga. Begitupun dengan pantai Mutun yang mengetengahkan fasilitas lengkap sebagai tujuan pelesiran ditambah dengan kemudahan akses menuju pulau Tangkil. 

gugusan perbukitan di kawasan Pahawang - bagai lukisan masa kanak kanak


PERMASALAHAN PAHAWANG KINI.

Kunjungan ke spot wisata pantai tak terhenti di beberapa pilihan yang telah terurai diatas saja. Bagi penyuka wisata bahari dengan beragam pilihan dapat pula menikmati beberapa pulau dengan sekali pelayaran.
Adalah dermaga Ketapang yang aksesnya satu arah dengan pantai pantai yang telah saya uraikan sebelumnya, merupakan pintu menuju pulau pulau cantik. Diantaranya, pulau Kelagian Besar, Kelagian Kecil, pulau Balak, Tanjung Putus hingga pulau Pahawang yang mahsyur di kalangan pecinta wisata bahari.

pelayaran menuju Pahawang


Pahawangmemang menjadi destinasi favorite pelancong luar kota. Selain akses yang tak begitu sulit, Pahawang juga memiliki pesona yang sayang untuk dilewatkan. Meski ada beberapa pulau yang letaknya tak begitu jauh dari posisi pulau Pahawang, tetap pahawang menjadi urutan atas dalam daftar kunjungan para pelancong. Terlebihnya banyaknya paket paket kunjungan ke Pahawang yang ditawarkan oleh para tour operator, baik yang homebase-nya di lampung maupun di luar provinsi Lampung.

Kunjungan saya ke pulau Pahawang pun tak terhitung.  Sejak masa berseragam putih abu abu hingga kini telah beranak tiga saya tetap tak bosan bertandang ke pulau Pahawang.  Meski Pahawang kini tak seindah dahulu.

 
salah satu sudut Pahawang

Permasalahan di pulau Pahawang pun muncul dengan semakin banyaknya jumlah kunjungan.  Disatu sisi, meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan ke pulau Pahawang menjadi dampak baik bagi pamor wisata provinsi Lampung secara keseluruhan. Tapi dilain sisi, meningkatnya jumlah kunjungan juga mendatangkan permasalahan, diantaranya ; ketidakpedulian sebagian besar pengunjung dalam menjaga lingkungan pantai hingga dengan mudahnya menginjak batu karang ketika melakukan snorkeling, termasuk membuang sampah sembarangan pada lokasi wisata pantai menjadikan Pahawang semakin komplek dengan masalahnya.  Permasalahan lain juga kurang gencarnya para pelaku bisnis usaha kapal maupun pelaksana dari usaha pantai atau pulau yang melakukan sosialisasi pada wisatawan soal menjaga lingkungan pantai.  Misalnya, sebagai warga yang tinggal di Bandar Lampung, saya jarang mendapat penjelasan dari para pengemudi kapal yang saya sewa menuju Pahawang soal mana bagian yang layak snorkeling mana yang tidak. Hingga tak jarang sebagian besar karang di dasar perairan menjadi rusak oleh kaki kaki yang sembarangan menginjak atau bahkan mereka yang hanya sekedar snorkeling tanpa peduli dengan kelestarian karang di perairan. 



Sebuah wacana pariwisata yang berkelanjutan (sustainable tourism) hanyalah menjadi wacana jika tak ada kesadaran segenap pihak untuk menjaga lingkungan. Tourism Suitability dalam  Piagam Pariwisata Berkelanjutan diuraikan bahwa,  pembangunan pariwisata harus didasarkan pada kriteria keberlanjutan yang artinya bahwa pembangunan dapat didukung secara ekologis dalam jangka panjang sekaligus layak secara ekonomi, adil secara etika dan sosial terhadap masyarakat.  Dan hal tersebut hanya dapat terlaksana dengan sistem penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good governance) yang melibatkan partisipasi aktif dan seimbang antara pemerintah, swasta dan masyarakat. Dengan demikian, pembangunan berkelanjutan tidak saja terkait dengan isu isu lingkungan, tetapi juga isu demokrasi, hak asasi manusia dan isu lainnya yang lebih luas. 

beberapa terumbu karang yang rusak di Pahawang


Pembangunan pariwisata berkelanjutan juga merangkul segenap pihak yang merupakan partisipasi aktif diantanya keikutsertaan para pelaku dalam kepariwisataan tersebut. Mulai dari pemerintah, pemilik tempat wisata, pelaku kepariwisataan hingga wisatawan itu sendiri. Tak hanya sebatas menciptakan event event pendukung semata, pemerintah juga memiliki andil dalam men-sosialisasikan konsep pariwisata berlanjutan dengan menjaga kelestarian lingkungan.  Para pemilik tempat wisata hingga pelaku kepariwisataan ; mulai dari pemilik kapal, penyedia fasilitas  penunjang wisata hingga penduduk lokal juga harus memiliki komitmen yang kuat dalam menggaungkan kelestarian lingkungan demi pariwisata yang berkelanjutan. Letak dermaga Ketapang yang bersinggungan langsung dengan rumah warga saja menurut saya sudah merupakan bagian yang tidak mendukung terhadap kelestarian lingkungan.  Karena dalam masa mendatang akan berdampak pada masalah sanitasi, kebersihan lingkungan dermaga hingga kesediaan air bersih bagi warga maupun pengunjung. 

salah satu sudut di Pahawang


Pahawangdahulu dan kini sungguh berbeda. Sebagai pengunjung,  saya merasakan perbedaan tersebut justru pada berkurangnya kelestarian lingkungan dan rendahnya kesadaran masyarakat lokal termasuk wisatawan yang datang untuk menjaga lingkungan. Terlebih kebutuhan wisatawan dalam mendapatkan photo yang ‘instagramable’ dan ‘lovable’ di sosial media sehingga menyampingkan keharusan menjaga lingkungan. Tak sedikit pula pengunjung yang kemudian menjadi leluasa tanpa merasa bersalah menginjak-injak terumbu karang demi mendapatkan photo underwater terbaik. 

salah satu sudut Pahawang

 
Uraian saya ini tentulah bukan sebuah uraian ilmiah. Hanya pemikiran sederhana sebagai pengunjung yang nyaris setiap dua pekan sekali mendatangi Pahawang dan pulau pulau lainnya dalam bentangan teluk pesisir Lampung. Hanya berharap agar segala pihak berkenan menjaga lingkungan demi terwujudnya pariwisata yang berkelanjutan. Demi mengetangahkan sajian alam dan wisata bahari yang memesona pada generasi anak cucu nanti. Karena jika kesadaran tersebut tidak hadir sejak dini, bukan tidak mungkin pulau pulau cantik dalam garis pesisir Teluk Lampung hanyalah tinggal nama nantinya. Semoga tidak.

4 komentar :

  1. Setuju dengan ini: pemerintah, pemilik tempat wisata, pelaku kepariwisataan hingga wisatawan itu sendiri punya kewajiban menjaga.

    BalasHapus
  2. Wah, saya sekalipun belum pernah mengunjungi Pahawang, hehe. Sayang sekali kalau tempatnya harus jadi rusak justru karena ulah wisatawan. Tapi ya, kalau saya lihat-lihat fenomena ini pasti terjadi di tempat wisata yang baru booming (dan kebanyakan objek wisata di negeri ini kan seperti itu). Mungkin karena paradigma pariwisatanya juga, masih beraliran eksploitasi alih-alih mencari lestari yang berkelanjutan. Agak susah bagi semua pihak di saat tempat wisatanya masih dieksploitasi. Kalau saya berpendapat ekstrem, biar saja dulu itu tempat wisatanya rusak. Nanti pasti semua pihak akan sadar, dan baru deh mencari jalan keluar bersama untuk memulihkan kerusakan itu. Haha, jahat ya.

    BalasHapus
  3. Terima kasih oom Yopie... mari kita trip bareng lagi.... ke laut, danau, perkampungan, gunung, lembah, sawah sampe hutam belantara,

    BalasHapus
  4. mari mas Gra, tandang ke Lampung... ada banyak potensi wisata menarik di Lampung yang kelak akan bikin mas Gara terpesona.... jika ke Lmapung jangan sungkan hubungi saya yaaa...

    BalasHapus

Scroll To Top