Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Selasa, 29 Agustus 2017

TOUR KRAKATAU 2017 - PERJALANAN MENUJU PULAU SEBESI




Awalnya, saya tidak bisa menjadi bagian dari tour Krakatau dalam gelaran Lampung Krakatau Festival 2017. Pasalnya, saya telah menyanggupi hadir di acara keluarga bapak mertua pada tanggal yang sama dengan pelaksanaan acara tour Krakatau.  (…tau dong kalo bapak mertua murka ke mantu kesayangannya ini!,.. yaa, khan!!...) 


Kepala Dinas Pariwisata (jongkok tengah bertopi putih) - berkenan melepas keberangkatan kami - photo by mas Syafiq

Disisi lain, ada keinginan menjadi bagian dari pelaksanaan tour Krakatau 2017, mengingat ada sesi bermalam di pulau Sebesi – pulau hunian terdekat dari posisi Gunung Anak Krakatau. Meski kerap terlibat dalam rangkaian tour Krakatau sejak tahun 2014, tapi soal bermalam di pulau Sebesi, baru tour Krakatau tahun 2017 ini terjadi.  Akhirnya saya pun mengajukan diri untuk ikutserta dalam tour Krakatau melalui jalur komunitas Gerakan Pesona Indonesia (GENPI) provinsi Lampung. Syukurnya, bapak mertua mengizinkan saya menjadi bagian dari Tour Krakatau 2017 setelah saya menyelesaikan seluruh kewajiban saya berkenaan dengan acara keluarga sehari sebelum keberangkatan.  

kawasan dermaga Boom sehabis hujan - photo by Winta Genpi Lampung
TATA KELOLA ACARA YANG TAK RAPIH

Keberangkatan pun terwujud pada hari dan tanggal serta waktu yang telah ditetapkan ; 25 Agustus 2017, pukul 06.00 WIB.  Saya kebetulan bertugas atas nama GENPI Lampung mendampingi rekan rekan Blogger yang diundang oleh Dinas Pariwisata Lampung menjadi bagian dari tour Krakatau 2017. Bertempat di lapangan Korpri Gubernuran, peserta tour dilepas secara resmi oleh pejabat terkait. Uniknya, pembagian peserta kedalam bis tidak dikelompokkan sesuai dengan yang telah mendaftar - baik mendaftar melalui sosial media maupun undangan, tapi justru dibebaskan untuk menempati bis manapun yang peserta inginkan.  Petugas yang merupakan perwakilan EO hanya menyediakan absensi yang akan di tandai centang ketika seseorang masuk kedalam bis.

Perjalanan menuju Dermaga Boom di Kalianda – Lampung Selatan pun berlangsung molor 1 jam dari jadwal yang telah ditetapkan. Masih dimaklumilah. Yang penting perjalanan lancar, terlebih pakai patwal menuju Kalianda. 

photo saat tiba di dermaga Boom
Suasana usai hujan menyambut kami tiba di dermaga Boom - Kalianda.  EO mengarahkan panitia menuju panggung utama yang terletak di pinggir dermaga.   Persembahan pencak silat khas Jawa Barat di peragakan oleh adik adik padepokan pencak silat dengan apik. (sempat terfikir, kenapa bukan bentuk seni budaya asli Lampung Pesisir yang disajikan..) meski begitu, cukuplah menghibur sembari menunggu kedatangan pejabat yang tentu akan melepas peserta tour Krakatau secara ceremonial (lagi). Aaahh… lagi lagi, peserta tour harus menunggu pejabat.  Untungnya, peserta dibagikan kotak makan berupa nasi uduk dan snack  sebagai sarapan pagi sebelum melakukan pelayaran. Lumayan mengalihkan waktu luang menunggu pejabat datang.

Setelah pejabat datang, dilakukan acara pelepasan yang secara keseluruhan tidak begitu saya hiraukan. Karena isinya tak ubahnya dengan pelepasan ketika di lapangan Gubernuran di Bandar Lampung beberapa jam sebelumnya.  Uniknya, ketika peserta tour diarahkan untuk menuju ke kapal, seorang petugas malah menuturkan sejarah Gunung Anak Krakatau termasuk pulau Sebesi yang akan kami datangi. Sungguh mubazir usaha si petugas bertutur banyak ditengah seluruh audience bergegas menuju bibir dermaga.  ---Emang kadang ada orang baek berlaku baek, tapi di waktu yang tidak tepat!!. Hobaah lah.. siapa pula mau dengerin penjelasan bapak itu. Kapal di pinggir dermaga lebih menarik ketimbang penjelasan si bapak.

sajian drum band adik adik menyambut peserta tour di pulau Sebesi - photo by kakak Zack
beberapa rumah warga dalam desa Tejang - photo by kakak Zack

cottage dibagian dekat dermaga - prioritas untuk peserta wanita - photo by mba Hanum
Tidak teraturnya EO kembali terlihat ketika membagi peserta tour kedalam kapal tongkang yang telah disediakan. Mustinya, EO memberi lebel pada setiap Kapal dengan arahan jelas.  Misal, siapa yang sebelumnya naik Bis 1 maka dia harus naik kapal 1. Begitupun seterusnya. Nyatanya, itu tidak terjadi. Sehingga semua orang bebas, sebebas-bebasnya memilih mau naik kapal mana pun.  Padahal 1 kapal bisa di isi hingga 30 orang!. Jumlah yang lebih banyak ketimbang isi penumpang 1 bis Trans Lampung yang kami tumpangi dari Bandar Lampung. Akhirnya, saya dan teman teman blogger yang semula di bis yang sama harus rela terpisah.  Sudahlah, yang penting sampai ke tujuan dengan selamat.


BERMALAM DI PULAU SEBESI

Tepat tengah siang di Jumat nan cerah, seluruh peserta Tour Krakatau tiba di pulau Sebesi. Rombongan drum band adik adik Sekolah Dasar menyambut kedatangan kami dengan meriah. Peserta tour pun menyebar di sekitar dermaga mengabadikan moment pada siang itu. Setelah arahan ala kadarnya oleh EO soal sarana bermalam peserta bergegas menaruh barang dan kemudian acara pun dibebaskan hingga malam menjelang. Mengapa saya sebut ala kadarnya, karena tidak ada penjelasan lengkap soal siapa menempati sarana bermalam dimana, semua dibebaskan memilih, hanya diarahkan peserta wanita di cottage bagian depan  dekat dermaga dan mayoritas pria menempati rumah-rumah warga di desa Tejang – desa terdepan di pulau Sebesi yang berjarak 300an meter dari posisi dermaga pulau.


salah satu sudut cantik di pulau sebesi - hasil jepretan mba Raiyani.

menikmati sore di Pulau Sebesi - menghabiskan free time dari EO


Secara personal, kehadiran saya di pulau Sebesi bukanlah kali pertama. Beberapa tahun sebelumnya pernah juga tandang ke pulau yang masuk dalam kecamatan Rajabasa kabupaten Lampung Selatan tersebut.  Siapapun dapat menyambangi pulau Sebesi. Cukup menaiki kapal penumpang dari dermaga Boom – Kalianda dengan pelayaran selama 2 jam, pengunjung dapat menikmati suasana pedesaan yang bersinggungan langsung dengan kawasan pantai nan landai dibagian depan pulau Sebesi.  Pengunjung dapat menempati cottage yang nyaman dan memadai yang berada dekat dermaga pulau Sebesi atau dapat pula bermalam murah di rumah warga yang selalu ramah menerima kedatangan tamu. Selalu ada sisi menyenangkan kala menyimak  langsung aktivitas masyarakat pulau yang sederhana namun bersahaja. Bagi pecinta photo bertema human interest, aktivitas masyarakat di pulau Sebesi sungguh menarik untuk diabadikan.
 
Noted ; kisah ini akan bertautan dengan judul lain setelah ini.

7 komentar :

  1. Hahahaha EO EO...

    Tapi P. Sebesi ini kalo digarap bener-bener dan kemarin peserta diedukasi sebenernya menarik loh ceritanya Pulau Sebesi ini, tempat wisatanya juga lumayan kalo di explore ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. begitulah broh..... kawasan baguas tapi tak dikemas dengan bagus jadinya yaa biasa saja... btw jangan kapok ke Lampung yaaah broh..banyak bagiand ari Lampung yang menarik lhooo.. di tungguu kedatangannya kembali....aku siap menyambut dengan biduan biduan hobaah,

      Hapus
  2. Kalau ada arahan Sebesi sebenarnya unik juga kok. Cuman karena brief kurang lengkap jadinya free time beneran jadi bingung.

    BalasHapus
    Balasan
    1. memang baiknya ketika kumpul makan malam itu kita peserta di brief ya mas...tapi EO nya kasih suguhan bak acara kolompencapir anak anak SMA dengan arahan MC yang menyeh menyeh...yaahhh gitu deh...mana makan malem kemaleman pulaaa hahahahah

      Hapus
  3. Waktu nyari tempat pembuatan gula aren, malah nemu mamak-mamak jualan pempek, lalu tujuanku teralihkan. Makan pempek 7 biji hahahah

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo eksplor kawasan emang sering nyantel dengan hal hal unik dan langka kita temui dalam kehidupan sehari hari yaaa mbaaa...

      Hapus
  4. Untunglah tragedi ayunan tak ditulis di sini.:p
    Anyway,Aku senang di Sebesi, andai event-nya lebih rapi. Pasti makin seru deh.

    BalasHapus

Scroll To Top