Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Jumat, 10 November 2017

KALAU SEKEDAR PROMOSIKAN PARIWISATA, TAK PERLU JADI DUTA WISATA.




“…Saya akan mempromosikan pariwisata Bandar Lampung dan juga provinsi Lampung  ke tingkat nasional hingga internasional”
 ....
Pernyataan diatas, merupakan ungkapan motivasi personal yang paling sering saya jumpai saat bertugas menilai setiap sosok remaja yang hadir dalam ruang audisi Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung. Tak ada yang salah dengan pernyataan tersebut. Hanya saja, sepenggal kalimat diatas adalah salah satu bentuk pengakuan yang bersifat membuai dan terlalu jauh untuk ukuran personal yang belum memiliki pengalaman banyak. Uniknya, ketika ditanya lebih lanjut soal pernyataan akan mempromosikan potensi pariwisata, justru tak bisa menjelaskan upaya kongkretnya.

 

Rata-rata, yang masuk dalam ruang audisi Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung itu adalah anak anak SMA dan Mahasiswa tingkat awal. Itulah mengapa saya katakan mereka belum memiliki banyak pengalaman. Kemudian ada pula pernyataan motivasi ingin mencari pengalaman. Tetapi ketika ditanya lebih jauh soal pengalaman yang seperti apa?, justru tak begitu kongkrit dalam menguraikannya.

Tetapi, yang  kerap buat mata saya terbelalak ketika beberapa sosok masuk ruang audisi dan mengungkapkan motivasinya mengikuti ajang pemilihan Muli Mekhanai untuk membenahi infrastruktur!. Hah!!. Hallooo!!..., Ngana kira Ngana punya uang banyak untuk benahi jalan rusak??!!!. Atau Ngana kira, ketika jadi Duta Wisata maka segala  pembenahan infrastruktur jadi pekerjaan Ngana??!!!.

Baiknya, mulailah mengemukakan motivasi dengan didasari pada kebutuhan pengembangan diri pribadi. Misal,  Ikut ajang pemilihan Muli Mekhanai untuk menggali kemampuan diri dan mendapatkan pengalaman selain bidang akademik yang selama ini telah didapat pada bangku sekolah/kuliah.

DUTA WISATA = DUTA PARIWISATA

Sejatinya, gelaran pemilihan Muli Mekhanai  baik itu di Bandar Lampung maupun Kabupaten  bahkan tataran tingkat provinsi Lampung, tentu bertujuan untuk mencari sosok Duta Wisata yang kelak akan bertugas membantu pemerintah daerah mempromosikan sektor pariwisata, seni dan budaya sesuai dengan kapasitas si Duta Wisata tersebut.

Sebagai sosok muda, tentu saja duta wisata tidak bisa berbuat sendiri tanpa adanya sinergi dengan pemerintah setempat dimana mereka berasal. Meski tidak semua Satuan Kerja Perangkat Daerah – pelaksana dari pemilihan duta wisata akan melakukan pembinaan terhadap Sumber Daya Manusia usai pemilihan Duta Wisata. Karena masih banyak yang hanya sekedar dilaksanakan. Mengugurkan kewajiban, menuntaskan anggaran.  

DUTA WISATA BUKAN MODELLING

Meski sejatinya Muli Mekhanai itu adalah duta wisata daerah Lampung, tetap saja, sebagian pihak beranggapan bahwa pemilihan Muli Mekhanai sama dengan pemilihan sosok model. Hingga penilaiannya lebih dititikberatkan pada keindahan fisik semata, keberanian berpenampilan hingga kepiawaian lenggak-lenggok di catwalk.  Soal isi kepala dan keindahan personal urusan kesekian!. Jadilah ajang pemilihan hanya sekedar ajang ‘menter-menter-an’!!. Yang memiliki penampilan ‘WAH’ dialah yang kelak akan jadi juara. Soal kepandaian, wawasan hingga perangai personal  urusan terakhir!!.  Maka tak heran bila selesai ajang pemilihan si pemenang tak bisa memberikan karya apa-apa selain jadi ‘boneka pajangan’ atau ‘pemanis acara’ karena memang mereka dipilih hanya sekedar keindahan fisik saja. Dan hingga kini, hal tersebut masih terjadi. Miris!.  Keindahan fisik tentu penting untuk jadi Muli Mekhanai tapi tentu bukan point utama. Karena apalah guna keindahan fisik, bila lemah di isi kepala dan bengal perangai.

DUTA WISATA BUKAN PESURUH

Selain itu, Duta Wisata juga hendaknya diarahkan untuk memiliki kemandirian dan mencipta karya melalui beragam aktivitas ringan yang dapat mereka kreasikan untuk kemudian menjadi ajang pembelajaran mereka dalam berinteraksi secara langsung. Karena buat apa ada pemilihan bila hanya sampai pada malam pemilihan saja. Setelahnya?, tak ada kegiatan apa apa hingga nanti bertemu pada ajang pemilihan tahun mendatang. Dan kemudian, didepan para peserta tahun berikutnya berlagak seolah kakak tingkat yang paling oke!. Padahal tak ada karya apa-apa selama masa jabatannya.  Yang lebih miris, para Muli Mekhanai yang telah dipilih melalui serangkaian proses penilaian yang tak mudah tersebut, kemudian hanya berperan sebagai pembuka tutup botol minuman pejabat atau menjadi penjaga meja prasmanan ketika acara pemerintahan berlangsung!. Padahal bisa saja berperan sebagai pemandu acara atau pengisi acara, misalnya.  Bila jadi Muli Mekhanai hanya bertugas sebagai pesuruh, apa nilai dari ajang pemilihan?!. Karena tanpa perlu ikut pemilihan Muli Mekhanai, semua orang bisa kok jadi pembuka tutup botol minum pejabat dan penjaga meja prasmanan.

DUTA WISATA = AJANG MENAMBAH PENGHASILAN

Disisi lain, ajang pemilihan Muli Mekhanai juga kerap jadi mata pencarian. Tak jarang setiap personal ikut ajang pemilihan Muli Mekhanai karena tertarik dengan hadiah berupa sejumlah uang tunai. Tak salah sih, karena tentu hadiah dari suatu ajang pemilihan jadi motivasi tersendiri. Yang aneh, bila kemudian ikut ajang pemilihan di tiap kabupaten se-provinsi Lampung agar dapat merebut hadiah uang tunai, piala dan gelar plus koleksi selempang pemenang!. Hah! Biasanya yang begini, tak akan punya karya usai ajang pemilihan!. Yakin banged. Karena motivasinya ikut pemilihan Muli Mekhanai hanya berkenaan dengan hadiah uang tunai bukan menjadikan proses belajar menjadi pribadi yang lebih baik.
 
TUGAS DUTA WISATA

Duta Wisata itu sosok komplit. Ia dipilih tak hanya sekedar keindahan fisik. Sebagai sosok muda, tentu Muli Mekhanai harus mengutamakan sikap personal yang menyenangkan. Tampilan fisik yang elok dan wawasan yang memadai. Segala komponen tersebut didapat dari serangkaian penilaian yang tak cukup hanya satu  hari. Bukan ajang pemilihan pagi hari dan malam harinya langsung final. Itulah mengapa butuh setidaknya satu atau dua minggu penilaian yang terbagi dalam beragam tahap penilaian.

Bila tujuan jadi duta wisata (Muli Mekhanai) hanya sekedar mempromosikan sektor pariwisata daerah semata, tak perlu ikut terlibat dalam ajang pemilihan Muli Mekhanai. Karena semua personal dalam satu daerah adalah duta wisata daerah. Seperti slogan dari Asosiasi Duta Wisata Indonesia (ADWINDO) – Everyone is Tourism Ambassador (Semua orang adalah Duta Pariwisata). Setiap orang adalah duta wisata untuk kawasan dimana ia tinggal. Karena setiap orang, saat ini punya kesempatan yang sama dalam mempromosikan potensi pariwisata daerah. Terlebih melalui media internet.  Muli Mekhanai butuh kesadaran untuk berbuat bersama rekan-rekan satu angkatan atau bahkan organisasi Duta Wisatanya untuk berbuat sesuatu mulai dari gelaran sosialisasi hingga aksi nyata yang berhubungan dengan seni budaya dan potensi pariwisata daerah, baik melalui media cetak, elektronik maupun media sosial. Meski masih ada sebagian besar Muli Mekhanai yang menggunakan media sosial nya hanya untuk posting photo-photo cantik/tampan, photo selfie dan photo sexy semata. Tak ada satupun postingan berupa seni budaya, pariwisata daerah.  Padahal saat ajang pemilihan berkali-kali buat pernyataan ;… ‘Saya akan mempromosikan bidang pariwisata Lampung’.

6 komentar :

  1. Hai, salam kenal. Akhirnya ada juga yang nulis tema ini. Saya suka sebel sama segala sesuatu yang bersifat seremonial tapi miskin makna dan karya termasuk pemilihan duta ini itu. Selain nggak ada guna, berbiaya mahal, menguras waktu juga kadang terkesan bodoh. Nggak pernah saya saksikan seorang semifinalis pemilihan duta ini-itu mempresentasikan secara cerdas sebuah program atau apa lah, kecuali bicara diatas panggung. Kita tertipu rupa dan warna, tapi meninggalkan esensi.

    Terima kasih sudah menulis tema ini...

    BalasHapus
    Balasan
    1. begitulah kekinian, segalanya dilihat dari kulit luar saja...tidak terlalu esensi dari apa yang mereka ikuti. sebagai orang yang mengawal acara pemilihan sejak tahun 2002 saya melihat makin kesini makin minim nya niat personal untuk benar benar menjadi bagian dari kemajuan daerah melalui peran mereka sebagai duta wisata.

      Hapus
  2. kayak bang indra, tanpa perlu label duta pun udah jadi duta chebox yang mengaungkan lampung :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hallaaahh...apalah saya ini....hanya sosok nyinyir yang gak bisa apa apa selain chebooxx!!

      Hapus
  3. Tajam sekali tulisannya.
    Kayaknya tujuan mengikuti kompetisi ini hanya untuk menunjukkan kalau saya bisa lho memenangkan kompetisi ini. Jadi tujuannya hanya sebatas sampai ikut kompetisi, tapi minim aksi setelah kompetisi.


    Ada juga ya om yg cari duitnya aja dari kompetisi ini sampai ikut di beberapa kesempatan? Niat sekali ya 😂

    BalasHapus
  4. Wahh bagus sekali tulisan ini. Mohon izin yah Pak Indra, tulisan bapak saya jadikan dasar untuk mengikuti pemilihan Putra/Putri Pariwisata di Kabupaten saya.

    BalasHapus

Scroll To Top