Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Sabtu, 03 Februari 2018

MENENGOK ISTANA DALAM LOKA, BANGUNAN KAYU BERBENTUK PANGGUNG TERBESAR DI DUNIA


BANGUNAN KAYU BERBENTUK PANGGUNG TERBESAR DI DUNIA


…”Kita singgah ke Istana Dalam Loka dulu ya…” ajak Bambang pada saya dan mba Donna usai  kami mendarat selamat di Sumbawa pagi itu. Sebagai orang yang baru pertama kali mendatangi Sumbawa,  tentu tak keberatan bila diajak tandang ke lokasi menarik. Terlebih beberapa menit sebelumnya, asupan gizi telah terisi Soto Kambing dan Soto Ayam khas Sumbawa yang lezat (saking lezatnya, sampai saya nambah 2 kali!! – lapar dan hobi emang beda tipis sih, ya…). Bambang berperan mengatur jadwal kunjungan saya dan mba Donna dari jauh hari. Pandu – karibnya Bambang turut bergabung bersama kami. “Tak lengkap ke Sumbawa, kalau belum ke Istana Dalam Loka” ujar Pandu. Semakin saya penasaran.  Terlebih wujud dari Istana Dalam Loka itu konon merupakan bangunan kayu berbentuk panggung terbesar di dunia!!.


Wujud Bangunan Istana Dalam Loka
 
Ternyata, kabar Istana Dalam Loka yang merupakan bangunan kayu berbentuk panggung terbesar di dunia itu bukanlah hisapan jempol. Saat kendaraan berhenti dibagian luar halaman Istana Dalam Loka, saya benar-benar melihat wujud bangunan rumah panggung terbuat dari kayu berukuran besar.  Saat mendekati bangunan tersebut, mata saya tak henti mengagumi bentuk bangunan. Beberapa pengunjung terlihat mengabadikan diri mereka dibeberapa bagian dari Istana Dalam Loka.  Sungguh bangunan kayu yang memikat.

Masjid Jami’ Nurulhuda disebelah barat

 ASMAUL HUSNA DAN BANGUNAN TANPA PAKU



Seorang pria penjaga bangunan menghampiri kami pagi itu. Pak Rahman namanya. Dari pak Rahman, saya mendapat beberapa informasi mengenai bangunan kayu berbentuk rumah panggung dengan jenis kayu jati ukuran besar dengan kualitas terbaik yang didatangkan dari hutan Timung. Bangunan istana dengan luas 904 m2  tersebut terdiri dari dua lantai. Yang unik, tiang lantai satu tersambung dengan tiang yang ada di lantai dua. Sambungannya menggunakan sistem baji yang sangat lentur sehingga bangunan kayu tak mudah runtuh bila terjadi gempa. Konstruksi bangunan istana pun tidak menggunakan paku besi. Melainkan menggunakan pasak kayu yang menghubungkan bagian satu dengan bagian lainnya. “awalnya, bagian atap itu berupa jerami” jelas pak Rahman ketika saya tanya soal atap bangunan. “tapi kemudian diganti bilah kayu karena bila jerami khawatir mudah terbakar matahari” ujar pak Rahman.

Lihat, ada tampakan kayu tiang penyangga bangunan yang menyembul di lantai 1.
 

Yang menarik, dari bagian luar bentuk bangunan adalah tiang-tiang penyangga bangunan yang nampak rapat dan ternyata jumlahnya terdiri dari 99  tiang. 98 tiang kayu jati dan 1 buah tiang gantung. “tiang bangunan melambangkan 99 Asmaul Husna (99 Nama Allah SWT)” ujar pak Rahman. Semakin kagumlah saya pada bangunan istana. Ada kandungan filosofi islam dibalik setiap bentuk dan fungsi bangunan. Bangunan istana berwujud bangunan kembar. Dengan ukuran yang sama pada kiri dan kanan dan sebuah tetegasa (tangga) berukuran lebar terletak ditengahnya. Uniknya, bentuk tangga yang bagai bentangan kayu luas tersebut tersekat oleh bilah-bilah yang berfungsi sebagai pijakan. “siapapun yang meniti tangga, secara otomatis membungkukkan badan karena melalui bilah-bilah yang berfungsi sebagai anak tangga ini” sahut Pandu dan Bambang ketika saya terpana melihat bentuk tangga utama dibagian depan bangunan. 

Wujud Bangunan Istana dengan titian tangga yang Unik penuh makna.
 
RUANGAN DAN ORNAMEN ISTANA



Istana Dalam Loka dibangun saat Sultan Muhammad Jalaluddin III berkuasa (1883-1931). Tepatnya pada tahun 1885. Saat itu, Sultan Muhammad Jalaluddin III merupakan Sultan ke-16 dari dinasti Dewa Dalam Bawa. Istana Dalam Loka yang kala itu disebut Bala Rae merupakan bangunan utama dari wujud Istana (dalam), disamping beberapa bagian istana lainnya. Memasuki ruang dalam dari bangunan utama, terdapat photo-photo yang bertutur sejarah bangunan hingga Kesultanan yang berkuasa lengkap dengan aktivitias para Sultan sejak masa lalu. Dibeberapa photo saya mengagumi gaya berbusana para sultan dan kerabat lainnya yang terbilang stylish dimasanya. Ruang utama yang kami datangi bernama Lunyuk Agung – berupa ruang tempat pelaksanaan acara-acara sakral atau tempat Sultan menerima kedatangan tamu agung.  Disalah satu sudut, terdapat singgasana dihias  kain warna-warni lengkap dengan kursi Sultan.

Singgasana Sultan
 

Masuk kebagian tengah ruangan dari bangunan panggung, pengunjung akan melihat ruang keluarga sekaligus sekat-sekat kamar tempat peristirahatan Sultan, Permaisuri dan Puteri Sultan hingga kamar tidur inang atau pengasuh dari anak-anak Sultan. Ukuran tiap kamar terbilang luas. Bahkan ukuran bentuk dapur dibagian belakang bangunan nyaris sama dengan ukuran ruang dibagian tengah. –hhmmm, bisa jadi pembantu yang dulu kerja di dapur, rame’ banged!..hihihi.

Tak banyak perabotan dibagian dalam istana. “Sebagai bangunan tua, sangat beresiko bila memuat banyak perabotan” jelas pak Rahman saat saya bertanya soal perabotan istana. Selain itu, para keturunan keluarga Sultan kini tinggal di bangunan Istana Bala Puti dan Istana Kuning – dua bangunan yang letaknya terpisah dengan Istana Dalam Loka.

Ruangan Utama - Lunyuk Agung lengkap dengan photo photo bukti sejarah

ruang tengah dan tangga penghubung ke bagian lantai 2
 

Bangunan istana juga sarat akan ornamen bernuansa islam. Seperti pahatan buah nanas pada kayu yang menggambarkan Habluminannas (hubungan antar manusia). Ada pula bentuk Bangkung yang terdapat dibagian atap istana yang menggambarkan bangunan Istana menghadap ke selatan tidak berhadapan dengan masjid Kesultanan yang terdapat dibagian utara.
 
Lantai 2, ruang bermain anak anak Sultan

Wujud Bangunan Kayu dan Tiang Tiang Penyangganya.

 
“Ke lantai 2 yook…” ajak Bambang dan Pandu. “Silakan…” ucap pak Rahman mengarahkan kami naik. Sebuah tangga kayu dengan kemiringan yang terbilang curam dan pijakan yang sempit menghubungkan ruangan dilantai 1 dengan lantai 2. Kami menuju lantai 2 dibagian salah satu bangunan. Karena dibagian bangunan lain terdapat pula bentuk lantai 2 dengan ukuran yang sama.  “Ini tempat bermainnya para Puteri Sultan dahulu” ucap Pandu pada saya. Melihat bagian lantai 2 yang luas, terbayang para Puteri Sultan bersendagurau. “Kalau ada acara di halaman bawah atau jalan raya, para Puteri tak perlu turun. Mereka cukup melihat acara tersebut dari jendela ini.”  Terang Pandu sembari mempraktekkan duduk berdekatan jendela yang menghadap langsung ke halaman dan jalan raya termasuk posisi Masjid Jami’ Nurulhuda disebelah barat. 
 
photo berlatar singgasana Sultan

photo di lantai 2 - ruang bermain anak Sultan... Anggaplah kami ini anak anak Sultan.!! wkwkw




Sebagai pendatang, saya berdua mba Donna tak henti mengabadikan diri disetiap sudut dalam bangunan Istana. Termasuk photo bersama adik kecil memakai baju khas wanita Sumbawa yang sedang tandang ke Istana.  Istana Dalam Loka juga merupakan saksi sejarah yang menggambarkan betapa agungnya semangat religious Kesultanan Sumbawa  dimasa kolonial Belanda kala itu. Bahkan rancang bangun dari Istana berisi pesan filosofis berbunyi ; “Adat Barenti Ko Syara’, Syara’ Berenti Ko Kitabullah” yang mengandung makna ; bahwa semua aturan adat istiadat maupun nilai nilai dalam sendi kehidupan Tau Samawa (masyarakat Sumbawa) harus berlandaskan pada Syariat Islam.

 
Mba Donna dan Adik Manis - keduanya Manis!

BANGUNGN KAYU BERBENTUK PANGGUNG TERBESAR DI DUNIA
Photo Narsis dulu dengan wujud Istana tampak depan.
 

Secara fungsi, bangunan Istana Dalam Loka kini menjadi cagar budaya sekaligus mengingatkan kita pada kejayaan Kesultanan Sumbawa. Meski dahulu sempat berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan juga kediaman Sultan sebelum kemudian keluarga Sultan pindah ke Istana Bala Puti ditahun 1934.  Kini, di kawasan Istana Dalam Loka kerap dijadikan sebagai lokasi kegiatan kepariwisataan dan juga seni budaya khas Sumbawa. Mengingat letaknya yang strategis dalam kawasan Seketeng di pusat kota Sumbawa Besar. Hanya 2,5 km dari letak Bandara Sultan Kaharruddin. Dengan akses kendaraan umum yang mudah. Jika belum sempat tandang ke Sumbawa, kamu bisa melihat bentuk bangunan Istana Dalam Loka ini dalam anjungan provinsi Nusa Tenggara Barat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.

3 komentar :

  1. Haseeeek, ada yang manis-manis hehehe. Btw, foto2nya bagus ngambil angle-nya, Ndra. Informatif. Dan gue nemu beberapa hal justru bukan karena lihat di sana tp lihat di foto di blog ini. Makin kece deh blog-nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih lhoooo pujiannya ...heheh kan belajar dari mbak nya yang lirikan mata maut ituuuu wkwkwkwkw.....

      Hapus
  2. luas kali itu dalam istana. memang kalau bentuk istana begini dapurnya termasuk luas karena biasanya mereka ngidang makanan untuk orang banyak. seru nih kelas inspirasi bisa sekaligus telisik sejarah.

    BalasHapus

Scroll To Top