Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Selasa, 18 September 2018

DITERPA GEMPA, SEMBALUN TETAP MEMESONA


akun IG nya @trianasaputri - Model cantik nan ramah yang juga Pramugari Garuda.


Siapa yang tak mengenal Sembalun ?. Nyaris semua pecinta wisata alam menyukai Sembalun. Sebagai salah satu kecamatan di Lombok Timur, Sembalun dapat dikategorikan sebagai potongan bumi yang memikat. Dengan kontur tanah nan subur diatas ketinggian, berhias perbukitan dan gugusan Rinjani, membuat kawasan Sembalun begitu memesona. Saking kece-nya, Sembalun tetap memesona meski diterpa gempa lho!. Gak percaya?,  yok  ke Sembalun bareng saya ...
 

kumpulan pohon bambu disepanjang jalan menuju ke Bukit Selong - Sembalun
 

Saya begitu antusias saat mas Anton menyampaikan bahwa kami akan bermalam di Sembalun. Terlebih ketika tandang ke Bukit Selong akan jadi salah satu aktivitas tambahan diantara aktivitas kami mengunjungi sekolah darurat dan lokasi pengungsian korban gempa Lombok. Maklum, beberapa kali tandang ke Lombok, tak pernah sekalipun mendatangi Sembalun. ‘kasian deh gue!’. 

Salah satu hunian dalam desa adat Blek yang hancur akibat gempa

menapaki anak tangga untuk tiba di  puncak bukit Selong
 
HANGATNYA PAGI DI BUKIT SELONG

Pagi itu, sebelum beraktivitas menjadi relawan bagi korban gempa, kami mendatangi Bukit Selong – salah satu spot yang hits di lapak medsos. Sejak pagi kami bersiap. 6.30  jadwal semula. Meski kenyataannya lebih dikit. Kami tetap bahagia. Terlebih  mas Anton – sang ketua kelompok, akan mengabadikan momen dengan  pesawat drone. Terbayang betapa indahnya  rekam jejak gambar alam dan kebersamaan kami pagi itu bila diabadikan dari ketinggian.  

Sebelum tiba di kawasan bukit Selong, kami melalui jalan yang bersinggungan dengan  pemukiman warga. Kendaraan elf yang dikemudikan mas Musleh bergerak lancar diantara hunian penduduk desa.  Pohon bambu tertata rapih disepanjang jalan yang kami lalui. “kenapa pohon bambunya ditanam berkelompok?” tanya saya pada mas Sandy –  pemilik homestay  yang turut bersama kami pagi itu. “Setiap keluarga memiliki pohon bambu sendiri. Dan itu kewajiban bagi masyarakat yang tinggal di Sembalun” terang mas Sandy. “Dulu, sebelum mengenal rumah permanen dari batubata, masyarakat di Lombok cenderung mendirikan rumah dengan bambu. Itulah kenapa memiliki tanaman bamboo bagi setiap keluarga menjadi budaya disini.” jelas mas Sandy.  Pahamlah saya mengapa pohon bambu begitu mendominasi disepanjang kawasan Sembalun.

lokasi bersantai  bagi pengunjung

desa BLEK dari puncak bukit Selong
 
Kendaraan yang kami tumpangi berhenti di depan sebuah desa adat. Bale adat desa Blek namanya, sebuah desa tradisional suku Sasak yang masih mempertahankan nilai luhur sejak dahulu hingga kini.  Menurut penjelasan mas Sandy, desa Blek juga merupakan desa pertama yang dibangun oleh masyaraat Lombok Timur sejak Gunung Semalas (nama gunung Rinjani dahulu kala) meletus.  Suasana desa adat tampak lengang kala itu. Beberapa rumah tampak rusak akibat guncangan gempa.  Kami bergegas menapaki beberapa anak tangga untuk tiba di puncak bukit Selong.  Beruntung tak ada pengunjung lain pagi itu.  Bisa jadi karena masih bersedih pasca gempa. “kalau biasanya, pengunjung yang mau ke bukit Selong wajib bayar tiket Rp.5.000 per-orang” ucap mas Sandy pada saya ketika saya tanyakan soal pondok tiket.  Saya pun meyakini suasana ramai pengunjung layaknya sebuah kawasan wisata dihari-hari biasa. Nampak terlihat dari tatanan meja dan kursi santai disertai beberapa pondok bambu sederhana  penjaja makanan dan minuman yang letaknya persis diseberang dari desa adat Blek

kak Kent - empunya akun IG @Kenjrot, Pilot sekaligus Model Catwalk hits.

Mba Tati - akun IG nya @buletati - Apoteker dan Penguasa jalan raya di Cilegon!

Firman - penonton kelas Festival yang mukanya tengil tengil gak jelas!.

jepretan candid saya buat mas Musleh. secara dia bukan Model kan yaa? jadi gak bisa diarah arahkan photo.

akun IG nya  @els.utami - pramugari Garuda juga dan baru aja menapaki dunia Model Photo dan catwalk!.

Mba Anas. ... juga penonton kelas Festival eh backstage kayaknya!.. cek aja IG nya ; @anazkia

mas Anton - our chief - yang mau mau nya diarahin photo beginian sama saya! wkwkwkwkw. MODEL !!! @antonchandra
 
Mas Anton mengatur pesawat drone saat kami berada di puncak. Bentangan sawah dan hunian warga begitu indah dari puncak bukit Selong.  Musim kemarau menjadikan tampilan Sembalun dari ketinggian tidak sehijau bila musim hujan. Meski begitu, landskap Sembalun tetap memesona. Bergegaslah saya dan teman-teman mengabadikan kebersamaan pagi itu.  Photo ala ala model hingga wefie pun terlaksana dengan sukacita.  Nyaris semua mampu bergaya depan mata lensa. Sungguh pagi yang hangat dalam kebahagiaan dan saling menyemangati diri sebelum kembali berkutat menjadi relawan. Ingat?, menularkan energi positif dan rasa bahagia adalah kewajiban utama bagi relawan.  Itulah sebabnya, sang relawan wajib bahagia sebelum menularkan kebahagiaan pada orang lain.

1 komentar :

Scroll To Top