Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Senin, 22 April 2019

WASPADA MALARIA, KENALI DAN HINDARI BAHAYANYA.



Zero Malaria Blogger Kesehatan Lampung


Pernah gak  kamu membayangkan, pulang ngeTrip kena malaria?.
 Isshh, amit-amit yaaa. Membayangkan aja gue ogah!. Apalagi sampai kena malaria beneran. Jangan sampai yaa!.  Kalau denger  temen-temen yang sempat terkena malaria jadi sedih juga. Tak berlebihan kiranya bila saya kerap khawatir soal malaria saat bepergian. Apalagi pemahaman saya soal malaria  tergolong minim. 

acara #Bebasmalariaprestasibangsa
suasana kelas Blogger Kesehatan #ZeroMalaria
 
Maka ketika ada kesempatan untuk menjadi bagian dari pertemuan Blogger Kesehatan #ZeroMalaria yang berlangsung di Novotel Lampung, 15 April 2019 lalu, jadi momen tepat buat saya mendapatkan informasi secara tepat dari narasumber terpercaya. Termasuk tim dari Kementerian Kesehatan selaku inisiator dari gelaran tersebut.  Semakin melengkapi pemahaman saya seputar malaria dan cara mengatasinya. Penting lho, waspada malaria, kenali dan hindari bahayanya.

APA ITU MALARIA ?

Sebagai penyakit infeksi yang di sebabkan oleh parasit Plasmodium, Malaria wajib di waspadai. Parasit plasmodium akan hidup dan berkembang biak dalam sel darah manusia dan di tularkan oleh nyamuk malaria bernama Anopheles berjenis betina ke tubuh manusia dalam segala jenis kelamin bahkan segala rentang usia termasuk bayi dan anak-anak.  Nyamuk Anopheles umumnya berkembang biak di lingkungan yang terdapat genangan air seperti rawa-rawa, muara sungai, lagun, tambak, saluran irigasi, persawahan hingga kolam yang tak terawat dan mata air.

 Dalam salah satu pemaparannya, pak Indra Rizon  selaku Kepala Bagian Hubungan Media dan Lembaga KementerianKesehatan Republik Indonesia menjelaskan  bahwa demam, menggigil berkeringat dan kerap disertai sakit kepala, mual, muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal – merupakan tanda awal dari di mulainya gejala malaria. Saat menyimak pemaparan pak Indra  saya jadi ingat ketika usai menikmati Live On Board (LOB) di Labuan Bajo selama tiga hari empat malam.  Badan sempat meriang hebat seharian sepulang ngetrip. Beruntung reda dan membaik ketika melakukan pemeriksaan ke dokter langganan.  Yang wajib di ingat nih, gejala terkena malaria akan terlihat sekita 2 minggu hingga 1 bulan usai di gigit oleh nyamuk jenis Anompheles tersebut. 

acara #ZeroMalaria
Ibu Dr. dr. Hj. Reihana, M.Kes, selaku  Kepala Dinas Kesehatan provinsi Lampung di dampingi pak Indra Rizon dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Siapapun yang suka ngeTrip wajib waspada terhadap penyebaran malaria. Terlebih bila tandang ke kawasan  endemis malaria. Kawasan endemis merupakan daerah yang terdapat penularan malaria atau daerah yang selalu ditemukan kasus malaria. Kawasan endemis pun di bagi menjadi tiga bagian, yakni kawasan endemis tinggi, endemis sedang dan endemis rendah.  Ibu Dr. dr. Hj. Reihana, M.Kes, selaku  Kepala Dinas Kesehatan provinsi Lampung menuturkan terdapat 28 kabupaten endemis tinggi yang di temukan di 4 provinsi di Indonesia pada tahun 2018. Bahkan ada dua kabupaten dalam provinsi Lampung yang masuk dalam kategori kawasan endemis sedang.

Kawasan Indonesia bagian Timur terbilang banyak yang jadi daerah endemis malaria. Salah satu nya adalah kawasan Papua dan Papua Barat. Jadi ingat dulu saat saya ngeTrip ke Raja Ampat di Papu Barat. Sebelum bertolak ke Sorong saya melindungi kesehatan tubuh dengan mengkonsumsi obat profilaksis atau pencegahan seperti doxycycline seminggu sebelum berangkat. Obat tersebut kemudian saya konsumsi selama saya berada di Raja Ampat hingga kemudian sehari sekali dalam satu minggu setelah pulang dari Raja Ampat. Hasilnya, lumayan melindungi diri dari malaria.

Tapi meski telah melindungi diri dengan obat perlindungan, tetap saja nyamuk pengusung penyakit malaria tak dapat di prediksi.  Setidakknya ada beberapa hal yang dapat  dilakukan agar terhindar dari gigitan nyamuk malaria.  Sebisa mungkin hindari keluar rumah pada malam hari. Bila memang harus keluar rumah pada malam hari hendaknya mengenakan pakaian yang menutupi seluruh bagian tubuh dan tetap menggunakan losion anti nyamuk.  Jaga kebersihan lingkungan rumah dari hal-hal yang memicu berkembang biaknya bibit malaria.  Gunakan obat nyamuk bakar atau menyemprot ruangan dengan obat anti nyamuk. Selain itu, tidur menggunakan kelembu juga jadi salah satu cara efektif menghindari sengatan nyamuk Anopheles. 

duniaindra dalam acara Blogger Kesehatan #ZeroMalaria
photo bersama
 
ELIMINASI MALARIA DAN PERINGATAN HARI MALARIA SEDUNIA

Dalam pertemuan Blogger Kesehatan juga di sampaikan mengenai Eliminasi Malaria yang merupakan upaya untuk menghentikan penularan malaria dalam sebuah kawasan geografis tertentu.  Meski telah dilakukan eliminasi atau upaya penghentian penularan malaria, masyarakat tetap wajib melakukan tindakan kewaspadaan  terhadap kemungkinan malaria datang kembali.   Itulah sebabnya, penyebarluasan informasi mengenai bahaya malaria ke segenap pihak dalam kehidupan bermasyarakat sangatlah penting.  Yang tak semua pihak tahu bahwa penyakit malaria dapat berpindah tempat melalui tubuh manusia yang terkena gigitan nyamuk Anopheles. Bahkan mereka yang sebelumnya terkena malaria dapat kambuh lagi lho!.Yup, kambuhnya malaria pada diri seseorang di picu oleh parasit yang kembali aktif dari masa tumbuh-kembangnya. Biasanya butuh rata-rata sekitar 6 bulan dari masa terakhir di berikan pengobatan. Selain itu faktor sistem kekebalan tubuh juga menjadi pemicu kambuhnya malaria pada diri seseorang.

kumpul seseruan bareng temen temen Blogger dan Kang Arul sang Pemateri super kece.  btw, Thanks mas Satto yang telah mengajak saya hadir dalam gelaran ini.
 
Selain membahas mengenai penyakit malaria, dalam pertemuan Blogger Kesehatan juga menyinggung soal peringatan Hari Malaria Sedunia yang dilaksanakan setiap tanggal 25 April. Eh, yang di maksud dengan Hari Malaria Sedunia bukan memperingati penyakit malarianya yaa, hehehe tetapi bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan komitmen segenap pihak mengenai pencegahan dan pengendalian malaria.  Sebagaimana  komitmen global tentang eliminasi malaria pada sidang Majelis Kesehatan Sedunia (World Health Assambly) pada Mei 2007 silam. Nah, masih santai soal malaria?. Mau sedang traveling atau hanya di rumah saja. Tetap waspada terhadap malaria ya.
#BebasMalariaPrestasiBangsa

20 komentar :

  1. Kalau sudah tau dan paham sama biangnya Malaria dan lokasi2 epidemis , kita bisa lebih hati-hati lagi. Supaya ngetrip tetep hepi n selalu sehat pastinya. Nice info kak Indra..

    BalasHapus
  2. Duuuh jangan sampai deh terkena malaria
    Mudah-mudahan suatu hari Indonesia benar-benar terbebas dari malaria ya. Yuk waspada bersama

    BalasHapus
  3. Waah..ternyata masih ada daerah endemis malaria di negara kita ya. Mungkin karena negara kita termasuk negara tropis ya. Semoga dengan peringatan hari malaria ini, masyarakat jadiblebih aware ya.

    BalasHapus
  4. Malaria termasuk penyakit yang ditakuti para traveller ya..apalagi kalo pas jalan ke suatu tempat wisata yang ternyata masih dalam kategori endemis malaria. Kudu persiapan dan hati-hati selama dan sesudah perjalanan ya..

    BalasHapus
  5. Ya ampun Bng, aku prnh kena gejala malaria waktu trip ke Alor. Sampe dirawat di sebuah rumah sakit kecil di pelosok. Pdhal udh bekali diri dg pil kina tapi lupa minum uhuhu.

    BalasHapus
  6. nah betul itu, kadang kita mau jalan suka lupa ada penyakit2 apa yang endemis di daerah tujuan
    perlu banget paham itu dan bersiap melindungi diri sebelum berangkat

    BalasHapus
  7. Aduuuh jangan sampai ya kita terkena Malaria. Jadi sebaiknya kita tahu daerah2 endemis Malaria agar bisa melakukan pencegahan ya..lalu cari infonya di mana ya?

    BalasHapus
  8. Penting banget memang ini pencegahah malaria, hehe jadi jangan keluar malam ya ndraaa, biar gak digigit nyamuk

    BalasHapus
  9. Dulu sih waktu kecil tinggal di Papua sudah berapa kali tuh kena Malaria. sampai punya stok pil kina di rumah.
    Cuma ibu yang jarang kena malaria karena beliau suka makan daun pepaya dan pare.
    Alhamdulillah sekarang sistem imun sudah lebih bagus jadi meskipun kadang-kadang ke papua lagi, tidak perlu sampai bawa atau minum obat anti malaria lagi. paling bawa losion anti nyamuk aja sih

    BalasHapus
  10. Wah makasih infonya nih tentang malaria. Kita masih endemis malaria terutama di Indonesia Bagian Timur. Padahal obyek wisatanya keren-keren tuh di Timur. Selain pencegahan lotion anti nyamuk, ternyata ada obat minumnya juga.
    Sip...

    BalasHapus
  11. Bisa kambuh lagi? Saya baru denger nih yang ini, tapi memang masuk akal sih. Apalagi orang Indonesia itu suka batu banget kalau dibilangin. Dokter bilang obatnya harus dihabiskan, tapi karena meraa sudah enakkan sedikit, lantas obatnya tidak diminum lagi.


    Oh ya, untuk menghindari keluar malam, rasanya itu susah. Secara kan saya anaknya dugem banget. ahahahha

    BalasHapus
  12. Nggak sanggup ngebayangin kalo pulang traveling malah kena malaria.

    Apakah sebaiknya saya bawa sendiri obat nyamuk semprot saat traveling, atau cukup dengan bawa lotion anti nyamuk saja?

    Ngeri soalnya.

    BalasHapus
  13. Info yang penting untuk semua tentang bahaya malaria. Terutama yang punya hobi travelling, dari tahu jadi waspada dan bisa melakukan tindakan pencegahan. Salah satunya bawa lotion anti nyamuk.

    BalasHapus
  14. Selain minum obat anti malaria, aku juga jaga imunitas tubuh, tameng paling jagoan yg diberi Tuhan, untuk mencegah malaria kalau lagi travelling ke daerah2 parasit malaria.

    BalasHapus
  15. Huaa, waktu tinggal di Jayapura, malaria juga jadi penyakit yang ditakuti Bang, soalnya kalau capek bisa kambuh lagi huhu

    BalasHapus
  16. Sakit karena Malaria di tempat saya juga sedang banyak terjangkit nih. Mungkin faktor cuaca juga kah?
    Hujan terus-menerus di rumah saya juga jadi lebih banyak nyamuknya.

    BalasHapus
  17. Ngeri Kali ah Malaria ini ya. Memang harus tau daerah tujuan traveling Kita endemik malaria apa bukan buat jaga2

    BalasHapus
  18. Ini hal yang aku gak sadar selama ini kalo trip ke beberapa daerah, seru2 aja, enjoy2 aja, semakin ke hutan, semakin ke gunung semakin ke pantai semakin seru, apalagi dibubuhi main ToD sama temen2 sampe dini hari di depan api unggun, gak sadar apakah itu daerah endemis malaria atau bukan,

    Thanks for share bang indra

    BalasHapus
  19. Jadi ingat, 2015 lalu sepulang dari Ambon saya demam. Menggigil parah. Mana seminggu ke depan mau berangkat ke Jepang. Udah keder duluan takut malaria, pas check di rumah sakit, puji Tuhan cuma demam biasa. Hahahaha

    Penjelasannya ttg malaria lengkap banget kak.

    BalasHapus
  20. Malaria memang salah satu penyakit yang harus diwaspadai saat traveling. Memang jadinya penting banget untuk mengetahui tempat tujuan kita traveling buat berjaga-jaga

    BalasHapus

Scroll To Top