Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Jumat, 06 Desember 2019

MENGENAL FESTIVAL SANTA LUCIA


photo by KBRI Mexico City.


Tak pernah saya tahu apa itu Festival Santa Lucia. Bahkan tak pernah membayangkan seperti apa wujudnya. Hingga kemudian mendapat kabar bahwa saya menjadi bagian dalam tim misi seni budaya Bandar Lampung di Festival Santa Lucia, Monterrey, Mexico.


salah satu panggung utama Festival Santa Lucia

Festival Santa Lucia atau yang kerap disebut Festival Internasional Saint Lucia (FISL)  merupakan acara pertunjukan seni budaya  yang telah di gelar sejak 2008 dalam rangka memperingati hari jadi kota Monterrey. Sebagai acara seni budaya, FISL menyuguhkan nuansa seni budaya nan beragam sebagai sajian utama. Tak sebatas musik, lagu dan gerak tari, tetapi juga seni budaya dalam bentuk pertunjukan opera atau teatrikal, lukisan, sastra lisan, wastra hingga diskusi dan seni rupa yang di pajang selama acara berlangsung. Tak sebatas pada seni budaya lokal Mexico saja tetapi juga seni budaya dari beragam negara. Sejak gelaran perdana, FISL telah menghadirkan bermacam penampil yang mewakili negara-negara beragam benua. 


salah satu penampilan

“Mengapa namanya acaranya Festival Santa Lucia?” tanya saya pada Pablo, bapak tua yang bertindak sebagai pemandu rombongan kami selama di Monterrey. Menurut Pablo, sebagai salah satu kawasan dalam kota Monterrey, Santa Lucia memiliki peran penting bagi warga Monterrey. Dimana sumber air yang mengaliri seluruh kawasan Monterrey berasal dari kawasan Santa Lucia.  Bahkan, menurut Pablo, sumber air yang berasal dari Santa Lucia tak pernah kering meski saat musim panas sekalipun. Sebagai salah satu kota terbesar kedua setelah Mexico City, Monterrey tergolong kota yang memiliki perkembangan pesat. Terlihat dari pabrik-pabrik yang bergerak di sektor industri, perdagangan hingga pembangunan kawasan yang tergolong maju dan modern. “Jika kamu ke Mexico City, kamu akan mudah mendapati budaya lokal yang masih kental. Sementara Monterrey jauh lebih modern. Lebih condong bergaya Amerika.” terang Pablo kala saya tanyai soal perbedaan Monterrey dengan Mexico City. 

Antusias penonton di setiap penampilan kami


ACARA SENI BUDAYA YANG BERLANGSUNG LEBIH DARI DUA BULAN!.

Sejak awal pelaksanaanya, FISL berkomitmen untuk terus menyajikan beragam jenis seni dan budaya pada masyarakat dengan mengusung konsep ‘The Arts to the Street’. Itulah sebabnya, tak ada satupun sajian yang memberlakukan ticketing. Semua sajian dapat di nikmati secara Gratis!.  Sebagai ajang festival non profit, FISL menyajikan beberapa panggung dan spot kreatif dalam satu lokasi. Sehingga penonton dapat membaur dan memilih pertunjukan pilihan mereka sesuai dengan jadwal yang telah di kemas oleh panitia. 


Mekanisme penyajian pun beragam. Tak monoton pada panggung  panggung pertunjukan semata. Ada pula sajian seni budaya yang di gelar di jalan raya layaknya sebuah karnaval seni budaya hingga beragam pertunjukan yang di gelar di teater kota pada skup kecamatan dalam kota Monterrey. “Hal tersebut di lakukan supaya masyarakat yang tak sempat datang langsung ke kawasan Santa Lucia tetap dapat hiburan gratis dari para penampil yang juga menjadi bagian dari FISL” urai Andreas, salah satu pekerja sukarela gelaran FISL. Yang juga mengagumkan, untuk jenis acara seni dan budaya, Festival Santa Lucia berlangsung dalam waktu yang tak singkat. Total pertunjukan selama 2 bulan lebih!. Festival Santa Lucia yang kami ikuti kali ini telah di mulai sejak 20 September hingga 10 November 2019. Edan!!!.  Kebayang ribetnya panitia ngurusin jadwal acara tiap harinya. Di tambah performa yang tak hanya terpusat pada satu lokasi. Bayangkan saja, dalam 1 hari, sajian seni budaya beragam macam dapat berlangsung di lebih dari 10 lokasi!!.  mumet mumet tuh panitia!!,hahaha.

Bunda Eva turut mendendangkan lagu dangdut bersama Duta Besar dan Tamu tamu VIP dan audience

rekan rekan penari Sanggar Tapis Berseri mengajak audience menari bersama.

TIGA PERTUNJUKAN BERDURASI MASING-MASING 1 JAM.

Bagi saya dan tim, menjadi penampil dalam gelaran Festival Santa Lucia adalah pertaruhan nama baik. Bukan hanya soal nama kota Bandar Lampung dan provinsi Lampung tetapi juga nama besar bangsa. Mengingat kami juga menjadi satu-satunya penampil dari Indonesia. Maka persiapan matang jelang keberangkatan menjadi modal besar kami. Beruntung pihak KBRI di Mexico City sangat banyak membantu kami. Terkhusus dalam menjembatani kebutuhan kami pada panitia pelaksana. Mulai dari kebutuhan tampil kami hingga mengatur jadwal kegiatan kami selama berada di Monterrey, Mexico. Termasuk menjadi penerjamah sajian kami pada warga lokal.


saya bersama Rektor UDEM dan Bunda Eva dalam salah satu moment pemaparan seputar potensi Bandar Lampung dan Lampung secara keseluruhan.


photo bersama di setiap akhir tampilan.


Secara keseluruhan, tim kami mendapat jatah tampil sekali dalam sehari selama tiga hari berturut-turut. Penampilan perdanaBandar Lampung berlokasi di Aula pertunjukan kampus Universidad de Monterrey (UDEM).  Tampil di ratusan mahasiswa beserta jajaran civitas akademika menjadi tugas yang menyenangkan sebagai suguhan pertama dengan kondisi tubuh yang masih jetlag setelah 26 jam lebih dalam perjalanan dari Lampung ke Monterrey.  Tampilan kedua bertempat di sebuah kawasan yang dekat dengan pusat kota Monterrey. Berlokasi di Teater De La Ciudad, de General Teran. Dan sajian ke tiga berlokasi di Centro Cultura Rosa De Los Vientos – Santa Lucia, Monterrey.  



antusiasme penonton berphoto dengan penari di tiap akhir pertunjukan.

 Dalam setiap penampilan, kami menyajikan 3 tarian dengan gerak dinamis dan konstum yang memikat mata. Tersaji juga peragaan busana sulam usus dan sulam tapis khas Lampung. Saya pribadi bertugas sebagai pemandu acara, menjelaskan secara umum mengenai potensi seni budaya dan pariwisata provinsi Lampung dan terkhusus kota Bandar Lampung termasuk menyanyi lagu pop Lampung di setiap jeda tarian untuk memberi kesempatan pada penari berganti busana dan riasan di belakang panggung. Selain itu, Bunda Eva selaku pimpinan rombongan turut mendendangkan beberapa lagu dangdut yang membuat audience bergoyang bersama. Rasanya latihan yang kami lakukan berhari-hari jelang keberangkatan menjadi kebahagiaan dengan sambutan antusias penonton dalam setiap 1 jam sajian kami.

0 comments :

Posting Komentar

Scroll To Top