Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Senin, 07 Maret 2016

WISATA PETIK RAMBUTAN DI MUSIM HUJAN



buah rambutan berjuntaian di pohon yang tidak terlalu tinggi
Rambutan Lebat beruntaian


 Volume hujan dalam beberapa pekan terakhir semakin meningkat.  Bahkan beberapa berita di televisi maupun media cetak mengabarkan dampak dari derasnya hujan yang berimbas dilingkungan warga.  Beberapa orang mengurungkan niatnya untuk keluar rumah dan berinteraksi dengan lingkungan karena cuaca. Jikapun keluar rumah – pusat perbelanjaan, mall,  café  atau restaurant mungkin jadi pilihan terbaik.

Minggu sore lalu – seusai menghadiri acara donor darah dalam rangka peringatan 3 tahun Surya Maxima Photography berkarya, saya yang kala itu membawa serta anak anak dan istri memutuskan untuk menuju kawasan Batu Putuk. Mendung memang telah menghias. Namun karena ada tujuan yang harus terlaksana sore itu juga maka tak dapat ditunda.

Sudah sepekan lalu, anak anak saya mengajak mengunjungi kebun Ibung.
Ibung adalah sebutan ‘tante’ dalam bahasa ogan. Ibung Mala – adalah saudara sepupu mendiang Mama saya yang mengundang saya dan anak istri untuk bertandang ke kebun miliknya.
Kebun Ibung Mala sesungguhnya tak jauh, meski saya tak pernah sekalipun bertandang. Terletak di jalan W.A. Rahwan kawasan Batu Putuk. Sekitar 500 meter setelah Kebun Binatang Bumi Kedaton. Tidaklah terlampau sulit untuk menjangkaunya dari pusat kota Bandar Lampung.

jajaran pohon rambutan di kebun rambutan
pohon rambutan di Kebun Ibung Mala.


Meski mendung terus menggelayut tidaklah menyurutkan semangat anak anak untuk mendesak saya melajukan kemudi menuju kawasan Batu Putuk.
cepet, Yah. Nanti hujan.” ujar si Abang – bujang pertama berharap saya melajukan kendaraan lebih cepat.
semoga nggak Hujan ya Allah.” sahut si gadis bungsu seolah berdoa pada sang kuasa agar tak turun  hujan.
Gak papa juga lah hujan, asal kita sudah metik rambutan banyak.” ujar si Koko – bujang kedua menimpali.
Tak ingin anak anak kecewa atas keinginan mereka, saya pun mengendalikan kendaraan dengan sigap menuju arah Batu Putuk. Lalu lintas tidak begitu ramai. Mungkin tak ada yang tertarik menuju kawasan Batu Putuk meski tersedia beberapa pilihan objek wisata alami yang menarik disana.

Rambutan yang dijajakan di depan kebun Ibung

Setelah melalui beberapa bagian badan jalan yang rusak selepas lokasi kebun binatang Bumi Kedaton,  kendaraan yang saya kemudikan tiba di sebuah rumah sederhana yang letaknya persis di pinggir jalan menanjak. Ada beberapa ikat buah rambutan yang digantung didepan pintu masuk. Terlihat Ibung Mala dan Suaminya bersantai di teras rumah.  
Sebenarnya, Kebun yang dimiliki Ibung Mala dan Suaminya tidaklah terlampau luas. Namun cukuplah menjadi aktivitas mereka sebagai pensiunan Pegawai Negeri Sipil. “hiburan di masa tua.” – begitu Suami Ibung Mala menganggap kebun mereka tersebut. Sehari-hari rumah sederhana yang ada di areal kebun tersebut hanya ditempati oleh penjaga kebun saja. Hanya pada akhir pekan atau hari libur saja mereka mendatangi kebun. Mulai dari mengawasi pekerja yang menjaga kebun hingga memetik hasil kebun. Di lahan kebun yang terletak dibagian belakang rumah sederhana tersebut tertata pohon coklat dan beberapa pohon durian, pohon pisang dan pohon rambutan yang rimbun dan berbuah lebat. 

Anak anak menikmati moment mengambil langsung buah rambutan di pohonnya.


Tak butuh waktu lama buat anak anak saya menyesuaikan diri dengan lingkungan kebun Ibung Mala. Sejak melihat lebatnya rambutan dari balik kaca mobil, mereka telah berteriak dan kemudian berlarian gembira menghampiri pohon rambutan begitu mobil berhenti parkir di pinggir areal kebun.
Ibung Mala dan Suaminya terkekeh melihat tingkah polah anak anak saya yang kegirangan memetik buah rambutan langsung dari pohonnya. Meski berpohon tinggi, beberapa buah rambutan di areal kebun cukup landai untuk dipetik oleh anak anak. Hanya Abang – anak pertama saya yang berani mencoba menaiki pohon rambutan – meski kemudian turun lagi karena tak mampu menjangkau buah rambutan yang letaknya di ujung ujung dahan.
Makanya sering sering kesini. Pada senang kan?..” tanya Suami Ibung Mala mendekati anak anak saya.
Anak anak hanya mengangguk. Mereka asik memetik rambutan yang ranum menjuntai. Sambil sesekali memakannya langsung.
Seru, Yah.!!...” teriak si Abang dari pohon rambutan yang terletak didekat pagar kawat pembatas kebun.  Sesekali anak gadis saya meminta saya untuk mengambilkan rambutan yang ranum, maklum jangkauan gadis bungsu belum mencukupi.

buah rambutan hasil memetik langsung di kebun.
buah rambutan hasil memetik langsung di kebun


Menurut Ibung Mala, biasanya penjaga kebun menjual rambutan dalam bentuk ikatan  atau kiloan. Dipasar harga buah rambutan mencapai Rp.5.000,-/kilogram.
kalau ada yang mau beli sambil memetik langsung juga boleh.” sahut bapak penjaga kebun Ibung Mala menimpali.
seru juga ya tamasya metik rambutan.” ujar si Abang – anak bujang pertama saya dengan polosnya seraya mengunyah rambutan hasil petikannya.
Ucapan si Abang – anak bujang pertama saya itu memang asal ucap,  namun terlintas sebuah ide menarik dibenak saya.

Si Abang yang membantu adik nya mengambilkan buah rambutan yang menjuntai landai.


Saya yakin, tak semua warga yang tinggal di Bandar Lampung selalu menjadikan pusat perbelanjaan sebagai tujuan menghabiskan waktu bersama keluarga.  Meski beberapa rekan saya yang juga memiliki anak kerap kehabisan ide dalam mengisi waktu senggang khususnya diakhir pekan bersama anak anak mereka. Tetapi sebagai orang tua tentu berkewajiban menciptakan suasana yang tidak hanya menghibur untuk mengisi waktu senggang anak anak tetapi juga memiliki kandungan edukasi. Sebisa mungkin saya mengenalkan anak anak pada alam dan lingkungan. Mengajak anak anak ke kebun binatang misalnya, atau perkebunan yang mendekatkan mereka pada ragam tumbuh tumbuhan. Mengenalkan anak anak pada pohon dari buah buahan yang kerap mereka lihat di pasar atau swalayan. Tak jarang saya temui – remaja masa kini, yang tak mengenal bentuk pohon dari buah buahan yang mereka konsumsi.
Termasuk tak semua anak mengenal pohon dari buah rambutan apalagi pernah merasakan bagaimana memetik langsung buah rambutan dari  pohonnya. 

cerianya anak anak diperkenankan memetik langsung buah rambutan

Setidaknya, usaha saya dan istri dalam mengisi waktu luang anak anak diakhir pekan dengan membawa mereka ke kebun buah rambutan mampu mencipta suasana bahagia sekaligus wisata keluarga. Meski musim hujan bukanlah halangan untuk membawa serta anak anak dalam menikmati wisata berbasis alam dan lingkungan.

3 komentar :

  1. Metik buah rambutan langsung dari pohonnya bisa jadi pengalaman tak terlupakan untuk anak2 sampai masa tuanya. seru pastinya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar oom. anak anak senang. malah mintak lagi kalo nanti libur ehhehe

      Hapus
  2. Saya tertarik dengan artikel yang ada di website anda yang berjudul " WISATA PETIK RAMBUTAN DI MUSIM HUJAN ".
    Saya juga mempunyai jurnal yang sejenis yang bisa anda kunjungi di Pariwisata Indonesia . Mari bersama-sama kita memperluas ilmu kita. :)

    BalasHapus

Scroll To Top