Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Senin, 25 Juli 2016

MENGENAL BATIK DENGAN TEHNIK CIPRAT DAN KUAS DI KOTA METRO.


Batik Silabi nan khas. tampilan motif yang tak biasa dengan komposisi aneka warna.


Warga Indonesia tentu tak asing lagi dengan batik. Salah satu warisan budaya tak benda tersebut bahkan mahsyur hingga ke mancanegara. Tak terkecuali batik Silabi di Kota Metro.

Masih dalam program kunjungan pada beberapa sentra industri kreatif di kota Metro bersama rekan rekan Muli Mekhanai Kota Metro dan Bandar Lampung dalam tajuk Manjau, siang itu – saya dan rekan rekan dari Bandar Lampung diajak  mendatangi Sekolah Luar Biasa  (SLB) Wiyata Dharma.
Adalah batik Silabi yang merupakan nama batik inovasi yang tak hanya fokus pada batik tulis semata tetapi juga memberi sentuhan tehnik ciprat dan kuas dalam proses pengerjaannya. Yang lebih istimewa lagi, batik Silabi yang ada di SLB Wiyata Dharma sebagian besar pengerjaannya dilakukan oleh peserta didik SLB khususnya anak anak tunarungu wicara pada waktu ekstrakurikuler mereka.

Muli Mekhanai belajar memoles warna warna pada kain batik dengan kuas setelah dilakukan tehnik ciprat sehingga timbul motif bercak bercak.


Siang itu, Ibu Dwi Wahyuni selaku pengarah adik adik yang melakukan proses membatik menyambut kedatangan kami pada workshop pembuatan batik Silabi dalam area gedung sekolah. Beberapa anak anak tunarungu wicara juga hadir. Senyum ceria mereka menyambut kami dengan ramah.  Hilang rasanya  lelah perjalanan  kami  dari Bandar Lampung ke  Metro kala melihat semangat adik adik penyandang disabilitas berkreasi membuat batik Silabi. Dengan senyum simpul dan sesekali menunduk adik adik SLB Wiyata Dharma melakukan aktivitas membatik.

Seorang anak didik SLB Wiyata Dharma sedang menggambar motif pada kain 

Beberapa alat pendukung proses pemberian warna melalui kuas yang dibuat khusus untuk memudahkan para penyandang disabilitas mewarnai kain.

PROSES BATIK SILABI

Pengerjaan Batik Silabi di SLB Wiyata Dharma relatif sama dengan proses pengerjaan batik pada umumnya. Mulai dari pemilihan bahan baku kain hingga segala perlengkapan penunjang pembuatan batik. Proses dimulai dari aktivitas beberapa anak anak yang menggambar motif pada kain yang telah disiapkan. Pemberian motif umumnya hanya pada bagian bagian sudut atau posisi tertentu. Setelah menggambar motif kemudian  proses pencantingan. Yang unik,  lilin tak hanya   berfungsi memperjelas motif yang sebelumnya dilukis tetapi juga di cipratkan pada lembaran kain sehingga memunculkan motif bercak bercak pada permukaan kain. Tak hanya itu, proses pemberian warna dan motif selain dilukis memakai lilin juga dilakukan dengan cara memulas bagian permukaan kain dengan warna warna melalui media kuas yang telah di bentuk. Proses ini merupakan wadah kreatif  adik adik penyandang disabilitas. Karena pihak SLB Wiyata Dharma memberI keleluasaan pada anak didik dalam menyajikan motif dan warna pada hamparan kain baik  melalui proses pencantingan, proses ciprat hingga proses menggoreskan kuas dan pewarnaan. Diharapkan dari serangkaian proses yang dilakukan oleh adik adik disabelitas dapat memberi dampak senang bagai suasana bermain warna  dalam  membuat karya batik.

proses awal pemberian motif dengan aneka warna melalui kuas

Ibu Dwi Wahyuni mengarahkan rekan rekan Muli Mekhanai memberi sentuhan warna


Kini, batik Silabi perlahan mulai diminati banyak kalangan. Bahkan beberapa institusi, organisasi kemasyarakatan dan kantor pemerintah telah menjadikan batik Silabi sebagai seragam mereka. Soal harga,  batik Silabi cukup terjangkau. Dibanding batik tulis pada umumnya, batik Silabi yang terdiri dari motif khas Lampung dengan proses tulis dan ciprat dibandrol dari harga  Rp. 100.000 hingga Rp.160.000,- sesuai dengan jenis kain dan kerumitan pengerjaannya.

beberapa karya batik Silabi yang sedang di jemur

potongan batik Silabi beragam motif dalam gerai pajang di SLB Wiyata Dharma

Beberapa karya tangan peserta didik SLB Wiyata Dharma berupa sendal jepit



SLB WIYATA DHARMA

Bertempat di jalan Benteng 22 A Hadimulyo Timur kecamatan Metro Pusat, Sekolah Luar Biasa (SLB) Wiyata Dharma yang telah berdiri sejak 16 Juli 1990 ini melayani anak anak berkebutuhan khusus jurusan tunarungu wicara dan tunagrahita dengan program pengajaran lebih dititikberatkan pada pendidikan life skil.  Sejak tahun 2012, SLB Wiyata Dharma mengembangkan pendidikan kewirausahaan dengan tujuan agar para anak didik yang memiliki kekurangan secara fisik tersebut kelak dapat hidup mandiri di tengah lingkungan masyarakat melalui kemampuan yang mereka miliki.

Sebagai salah satu sekolah yang menerapkan usaha ekonomi produktif bagi penyandang disabilitas, 

SLB Wiyata Dharma


SLB Wiyata Dharma mengembangkan jiwa kewirausahaan para peserta didik dengan membuka workshop atau kerap disebut bengkel. Yang didalamnya, selain proses pembuatan batik Silabi dengan tehnik Tulis, Ciprat dan Kuas juga tersedia pembuatan sandal santai  dan pembuatan tas. Beragam  produk olahan hasil karya anak anak SLM Wiyata Dharma dapat pengunjung simak pada gallery pajang yang terdapat diarea depan gedung sekolah. Pihak pengurus SLB Wiyata Dharma berharap agar beragam lapisan masyarakat dapat mendukung dan berpartisipasi dalam pengembangan batik Silabi. Karena segala hasil penjualan beragam bentuk karya tangan peserta didik kelak berguna bagi kehidupan belajar mengajar didalam lingkungan SLB Wiyata Dharma.

0 comments :

Posting Komentar

Scroll To Top