Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Kamis, 01 Desember 2016

MENIKMATI 2 JAM BERWISATA DI KALIANDA




punya waktu free 2 jam ngapain aja di Kalianda?
Begitu tulis seorang teman  dalam  pesan singkat ketika ia mengetahui saya sedang di Kalianda – pusat kota Lampung Selatan.

Saya tetap bersemangat mengemudikan kendaraan seorang diri dari Bandar Lampung menuju Kalianda. Normalnya, jarak tempuh Bandar Lampung – Kalinda itu 2 jam. Tetapi karena saya menikmati  perjalanan dan sempat singgah di beberapa titik keramaian dan spot menarik dalam perjalanan menuju Kalianda, jadilah waktu tempuh saya menjadi 3 jam.   Pada malam sebelumnya,  saya sempat buat status melalui akun Facebook – mengajak secara terbuka, siapa tahu ada yang mau ikutserta ke Kalianda bersama saya. Walau kemudian  tak ada yang berkenan. Bisa jadi hari Rabu kala itu. Hari dimana teman teman pejalan sedang bertugas jadi orang kantoran.

suasana jalan di Kalianda
masjid Agung Kalianda
 
Garis pantai  telah nampak sejak mobil yang saya kemudikan memasuki bagian utara di dalam kota Kalianda. Niat menghabiskan waktu senja di keramaian kota Kalianda adalah sesuatu yang telah saya rencanakan saat memulai perjalanan dari Bandar Lampung.  Sebenarnya, kedatangan saya di Kalianda karena ada pekerjaan memandu acara pembukaan Lampung Selatan Fair 2016.  Tapi, mumpung sudah di Kalianda, rugi rasanya jika tidak melakukan sedikit eksplorasi. Hehehehe, dasar tukang jalan!!.  Meski memang soal eksplorasi tak kan cukup jika hanya 2  jam saja. Tapi setidaknya menambah kesegaran mata dan meluaskan pemahaman soal lingkungan dimana saya berada. Kemon Genks!!!Eh – hanya diri sendiri, tak ada Genks!.

kapal kapal nelayan di dermaga Boom Kalianda
 
MENIKMATI SENJA DI DERMAGA BOOM KALINDA

Pukul 3 sore kala itu. Cuaca di Kalianda sangat bersahabat. Saya sempat singgah menikmati suasana tenang depan Masjid Agung Kalianda sembari melihat aktivitas warga sebelum akhirnya memutuskan melajukan kendaraan ke Dermaga Boom Kalianda.
Kunjungan pertama adalah kawasan Dermaga Boom Kalianda. Pengunjung dapat mengakses Dermaga Boom Kalianda dengan roda dua atau roda empat  dengan jarak tempuh 15 menit dari pusat kota Kalianda.  Bagi saya, dermaga Boom Kalianda seolah memutar kenangan saya saat dulu pernah memulai perjalanan menujuGunung Anak Krakatau dalam rangka Festival Krakatau di tahun 2014. Pelayaran yang berkesan kala itu.  

Mulanya, dermaga Boom Kalianda adalah  pusat para nelayan berlabuh setelah usai melaut. Selain itu, menjadi tempat transaksi jual beli hasil tangkapan nelayan.  
Memasuki kawasan Dermaga Boom Kalianda, pengunjung akan langsung melihat hamparan laut lepas dengan berbagai model perahu kayu khas nelayan dibibir dermaga. Sementara lantai dermaga yang kokoh menjadi tumpuan utama kapal singgah di dermaga Boom Kalianda.
Kini, dermaga Boom Kalianda telah mengalami peningkatan fungsi. Tak hanya sebagai dermaga nelayan berlabuh dan bertransaksi hasil tangkapan laut semata, tetapi telah menjelma menjadi pusat rekreasi dan wisata kuliner.

pasar ikan Higienis di Dermaga Boom Kalianda
Di Dalam area Dermaga Boom Kalianda, kini telah tersedia panggung utama bak  aphitheater yang dalam kurun waktu tertentu menyuguhkan sajian seni budaya masyarakat Lampung Pesisir atau kerap juga digunakan sebagai panggung hiburan pada perhelatan event tahunan di Kalianda. Tak hanya itu, di beberapa bagian dari area panggung terbuka ditengah kawasan dermaga itu juga dipasang payung payung raksasa, mirip suasana di halaman Masjid Nabawi – Madinah. Penataan dermaga yang bersih dan nyaman untuk dijadikan tempat bersantai membuang waktu sore hingga menikmati matahari tenggelam.  Hamparan pilihan kuliner pun tersaji lengkap didalam kawasan dermaga ini. Bagi yang lapar dan haus, tak perlu khawatir, kawasan dermaga Boom Kalianda yang memang telah dijadikan sentra wisata kuliner di Kalianda ini menyajikan beragam pilihan kuliner. Mulai dari beragam camilan hingga makan berat berupa nasi dan ikan bakar lengkap dengan laukpauknya.

Selain sebagai kawasan wisata kuliner, di dalam kawasan dermaga Boom Kalianda juga terdapat pasar ikan higienis yang bisa dimanfaatkan pengunjung membeli ikan segar yang baru saja di peroleh nelayan. Soal harga relatif murah ketimbang pasar  di pusat kota. Saya pribadi sebenarnya tertarik untuk membeli ikan laut segar dengan harga yang cukup murah itu. Sayang, saya masih harus tugas sampai larut malam dan tidak memungkinkan ikan bertahan didalam mobil sampai malam. Alamat mobil ngana bau amis berhari-hari.!!

hamparan bagian dalam dermaga Boom Kalianda

Sudahlah, melihat-lihat sajian ikan segar di kios pasar ikan sudah merupakan jadi hiburan yang menyenangkan sore itu, meski beberapa penjual tidak terlampau bersahabat ketika saya meminta izin untuk mem-photo dagangannya. Bisa jadi penjual ikan hanya berjualan ikan saja. Bisa jadi juga penjual penjual ikan di dermaga Boom Kalianda belum mendapat sentuhan sosialisasi sadar wisata dan sapta pesona.  Karena jika sudah diajari soal sadar wisata dan sapta pesona, sudah tentu wajah mereka  akan  lebih sumringah menyambut kehadiran siapapun yang datang. Atau beberapa pedagang yang tak ramah itu sedang ada masalah pribadi kali ya?, yaah kali lah ya. Sudahlah lupakan! Hehehe.

JAJANAN DI PASAR TRADISIONAL
Ingin rasanya saya berlama-lama di dermaga Boom Kalianda. Duduk santai melepas pandangan ke hamparan laut lepas ditemani suasana temaram jelang senja tentu jadi keindahan tersendiri. Tapi waktu tak memungkinkan saya untuk berlama lama. Saya pun tahu diri bahwa harus bersiap di belakang panggung setidaknya 2 jam sebelum tugas memandu acara dimulai. –biasa, acara yang melibatkan struktur pemerintahan dan tata ke-protokoler-an  itu harus lebih super sabar dalam persiapan.

jajanan pasar yang wajib di beli jika ke pasar Kalianda
 

Perjalanan pulang menuju pusat kota Kalianda dari dermaga Boom saya manfaatkan untuk singgah sejenak di pasar tradisional pusat kota Kalianda. Aktivitas khas pasartradisional tak seramai biasanya. Mungkin kedatangan saya sudah sore. Saya masih punya waktu lebih kurang 40 menit lagi untuk menikmati atmosfir dalam kawasan pasar tradisional. Ada penjaja otak otak di beberapa pinggiran ruko persis di sudut jalan dimana saya menghentikan kendaraan. Saya pun tak sungkan mencoba. Enak.

Kalianda memang terkenal dengan camilan hingga sajian  makanan berat yang berasal dari olahan ikan. Tentu saja hasil laut Lampung Selatan melimpah ruah.  Nyaris jenis jajanan pasar di sepanjang jalan pasar tradisional menghadirkan nuansa olahan hasil laut. Mulai dari bakwa udang, bakso goreng ikan, hingga mpek-mpek dan otak otak. Saya pun tak sungkan mencicipi semua jenis jajanan olahan ikan yang saya temui.

Masih dalam suasana sore di pasar tradisional kota Kalianda, saya kemudian mendekat kearah penjaja kue kue tradisional yang cukup ramai dikunjungi  pembeli. Benar saja, keramaian pengunjung pada penjaja kue itu karena cita rasa kue yang lezat. Meski jajanan tradisional tetapi kue kue yang di jajakan  memiliki cita rasa lezat dan yang paling penting harganya bersahabat. Tidak terlalu mahal. Donat gula, kue lapis, bubur biji salak, cenil, aneka gorengan dengan somay sebagai pelengkap merupakan keunggulan dari dagangan si mba yang juga ramah dan selalu senyum meladeni pembeli.
Aaahh… emang saya suka khilaf kalo soal jajanan pasar.
Dibagian seberang penjaja kue tadi ada depot bakso bertuliskan ‘Bakso Jember’ sebagai nama kios. – Sebenarnya, saya sedang di Jember apa di Kalianda ya, hehehehe. Saya pun terpanggil memasuki bagian dalam penjaja Bakso karena melihat ramainya jajaran motor pengunjung terparkir di depan kios Bakso. Saat mencecap, cita rasa baksonya khas sekali. Cukup menyenangkan menemukan sajian daerah yang khas. Yang tentu sulit untuk dijumpai dipusat perkotaan.

saya di Jember apa Kalianda yaa??

bakso Jember Kalianda



Pemberitahuan pesan masuk di ponsel saya terus berbunyi ketika sedang asik menikmati semangkuk Bakso.  Rupanya EO Global Futurindo mengingatkan saya untuk bersiap di belakang panggung.
Baiklah, eksplorasi 2 jam memang terbatas. Tapi setidaknya saya mendapat banyak hal baru. Penyegaran suasana diri dan tambahan pengetahuan saya soal lokasi menarik di Kalianda.
Pukul 17.00WIB saya bergegas menuju lapangan Cipta Karya di bagian selatan kota Kalianda untuk bersiap dibelakang panggung jelang tugas memandu acara pembukaan Lampung Selatan Fair 2016.
Jangan khawatir, 2 Desember mendatang saya akan kembali lagi ke Kalianda dengan tugas memandu penutupan Lampung Selatan Fair 2016. Tentu ada celah buat saya untuk tandang ke beberapa hal menarik lainnya. Yeeyy…

3 komentar :

  1. Ah klo ingat pelabuhan bom ingat festival krakatau 2014 om.. :(

    BalasHapus
  2. Kalianda emang kece mas, saya jg kpn kpn ke sana lg insyaalloh :)

    BalasHapus
  3. Kalianda ini deket bakaheni kan yaaa, arah kalo mau ke canti krakatau ??

    BalasHapus

Scroll To Top