Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Senin, 05 Maret 2018

MENGENAL KOTA TUA AMPENAN - PUSAT PERDAGANGAN HASIL BUMI DARI KAKI RINJANI



Apa yang menarik untuk dikunjungi bila sedang berada di Lombok?. Dipastikan sebagian besar jawabannya ialah ; Pantai atau Gili. Tak heran, karena Lombok – Nusa Tenggara Barat, memiliki pesona pantai hingga pulau (gili) yang memikat dan menarik untuk dikunjungi. Meski sebenarnya,  Lombok juga memiliki kawasan wisata bernilai sejarah yang patut untuk dikunjungi. Yakni, Kota Tua Ampenan. Saking menariknya, Kota Tua Ampenan itu menyimpan kisah bersejarah sebagai Pusat Perdagangan Hasil Bumi dari kaki Rinjani yang termahsyur di jaman kolonial Belanda.

gerbang memasuki kawasan Kota Tua Ampenan


Berlokasi di kecamatan Ampenan, Mataram – Nusa Tenggara Barat, Kota Tua Ampenan patut dikunjungi. Terlebih bagi kamu yang menyukai wisata kota tua bernilai sejarah.  Mendatangi langsung kawasang kota tua Ampenan saat ini, pengunjung akan melihat kejayaan sebuah kawasan pelabuhan perdagangan yang telah berlangsung sejak tahun 1800-an. Selain bongkar muat barang, dermaga Ampenan juga menjadi sentra aktivitas perdagangan hasil bumi yang berasal dari beberapa kawasan perkebunan dan desa desa di kaki gunung Rinjani. Beragam jenis rempah, tembakau, buah-buahan, hingga beragam komoditi perkebunan menjadi incaran kaum Belanda masa itu.

Secara makna, Ampenan dalam bahasa Sasak berarti ‘amben’, bermakna tempat singgah. Sesuai dengan namanya, Ampenan merupakan kawasan yang dikembangkan oleh penjajah Belanda sebagai kawasan pelabuhan yang dibuat untuk menyaingi dominasi kerajaan-kerajaan di Bali.  Sebagaimana kota pelabuhan pada umumnya, Ampenan dihuni oleh beragam etnis. Mulai dari etnis Tionghua yang kala itu digunakan oleh penjajah Belanda sebagai tenaga kerja dengan bayaran murah, hingga etnis Arab, Banjar, Melayu dan Bugis yang hidup rukun berdampingan. Tak heran bila dalam kawasan Kota Tua Ampenan, tepatnya di jalan Yos Sudarso, dapat kita lihat hingga kini masih berdiri beragam rumah toko bergaya lampau yang dialih-fungsikan sebagai penjaja beragam kebutuhan rumah tangga, menjadi rumah makan hingga toko menjual barang barang khas beragam etnis.

beberapa bangunan hunian warga dengan cat warna warni

jalanan lengang dan hunian warga dalam kawasan kota tua Ampenan

Dalam kota tua Ampenan, terdapat juga Wihara Bodhi Dharma yang telah berdiri sejak tahun 1804. Uniknya, Wihara ini terletak justru di dalam kawasan kampung Melayu yang didominasi oleh penganut agama Islam. Ampenan jadi kawasan yang saling menghormati antar pemeluk agama. Sejak dahulu, di Ampenan, kerukunan antar umat beragama dan saling menghargai perbedaan bukanlah sekedar teori.

Wihara Bhodi Darma - Kota Tua Ampenan


PESONA PANTAI AMPENAN  DAN HUNIAN WARGA DI KOTA TUA

Tak hanya kawasan pemukiman dengan bangunan masa lampau, kawasan kota tua Ampenan juga memiliki pantai yang indah meski bukan jenis pantai landai.  Sebagai kawasan pelabuhan perdagangan dimasa lampau, Ampenan seolah menyuguhkan kisah visual dari methamorphosa perdagangan pada masa hindia Belanda. Meski kini kawasan dermaga di kota tua Ampenan  tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya, tapi pengunjung masih dapat melihat puing puing dermaga yang dibangun pada masa Belanda, sekitar tahun 1948 – 1950. 

bagian depan Pantai Ampenan di dalam kawasan Kota Tua Ampenan
Aktivitas khas dermaga, termasuk bongkar muat barang dari kapal kapal yang bersandar tentu hal yang rutin terjadi di dermaga kala itu.  Meski kini, aktivitas pelabuhan di Ampenan tidak lagi terlihat, karena telah beralih ke dermaga Lembar.  Puing-puing dermaga di pantai Ampenan yang kini digunakan warga untuk aktivitas memancing itu adalah saksi bisu dari riuhnya suasana dermaga di Ampenan kala itu.

Sebuah miniatur kapal menandai puing puing dermaga di pantai Ampenan

 
A post shared by Delest (@deehati) on



Meski wujud dermaga dimasa Belanda hanya tinggal puing-puing dan kisah sejarah saja. Tetap kawasan Pantai Ampenan menjadi lokasi kunjungan yang menarik. Terlebih bersantai di sepanjang bibir pantai Ampenan kala senja. Menyaksikan mentari terbenam adalah hal menarik di pantai Ampenan.
Beberapa gerai makanan sederhana pun berjajar di dekat kawasan hunian warga. Menjadi sarana bersantai sembari bersantap jajanan dan kuliner khas Lombok. 

bagian bibir pantai yang di tata sebagai kawasan kuliner dan bersantai pengunjung pantai Ampenan
 
Berada dalam kawasan Ampenan, seperti terlempar ke masa lampau. Deretan rumah hunian dan bangunan dengan seni arsitek tahun 1800-an semakin menguatkan kisah kejayaan kawasan Ampenan dimasanya.  Pemeliharaan Kota Tua Ampenan merupakan bagian dari pemerintah daerah kota Mataram – Nusa Tenggara Barat. Meski masyarakat yang tinggal didalam kawasan wajib memelihara kebersihan lingkungan demi terciptanya lingkungan yang sehat dan berkelanjutan. Beberapa bangunan dalam kawasan kota tua Ampenan masih berfungsi sebagai hunian warga dengan cat tembok berwarna warni. Beberapa lainnya nampak usang tanpa pemeliharaan hingga kehilangan bentuk aslinya. Baiknya, upaya pelestarian terhadap kota tua Ampenan harus terus ditingkatkan. Mengingat kandungan nilai sejarah dari kawasan kota tua Ampenan itu sendiri.  Karena tak sedikit dari kunjungan wisatawan, baik wisatawan lokal maupun macanegara yang menaruh minat pada wisata warisan sejarah masa lampau.

salah satu sudut jalan dan toko toko dalam kawasan Kota Tua Ampenan
 
Mengakses kota tua Ampenan tidaklah sulit, karena jaraknya yang berada dalam kota Mataram. Beragam jenis kendaraan umum hingga ojek dapat mengantar siapapun yang ingin melihat kawasan kota tua Ampenan lebih dekat.  Bila kamu ke Lombok, ada baiknya tandang ke kawasan Kota Tua Ampenan yang merupakan bagian dari jalur Geowisata 1, Jejak Gunung Berapi Purba di Pesisir Barat Pulau Lombok.

8 komentar :

  1. Trimakasih sudah bantu mempromosikan NTB bang 🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama sama mas... kapan kapan bertemu lagi di Lombok yaaaa

      Hapus
  2. Keren banget deh pengalamannya k Lombok, jadi pngen juga ke Lombok.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yyoookkk mbaaa bareng jalan jalan ke Lombok..hehehe

      Hapus
  3. Aku baru tau kota Mataram di Lombok punya destinasi buat jelajah urban juga, mas. Aku pribadi memang lebih suka menjelajah kota kayak gini daripada ke alam, karena menurutku pantai pasir putih ya gitu-gitu aja sih. Hahaha.

    Tulisannya menarik, makasih mas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yes, mas.. kita punya ketertarikan yang sama. Saat berkesempatan tandang kesebuah tempat saya selalu tanya sama penduduk setempat kawasan tua atau bernilai sejarah gitu... selalu ada hal baru dan menarik untuk disimak.

      Hapus
  4. Kota tuanya menarik dikunjungi.
    Kelihatan sepi situasinya ya ?

    BalasHapus
  5. NAH! bahagia rasanya ketika membaca ulasan yang beginian. Soalnya kalo ada yang nulis lombok mentok2 pasti pantai Gili gili itu bang. Sedangkan aku lebih suka yang beginian dan budayanya. Alam itu keren sih, tapi klo alam tok kosong? kan nggak asyik hihihi

    BalasHapus

Scroll To Top