Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Kamis, 12 Mei 2022

MENYIMAK PRESENTASI SEKOLAH SENI TUBABA 2022

Sebagai kabupaten yang memiliki fokus pada pembangunan kualitas manusia, Tulang Bawang Barat terus mengasah jiwa seni dan berkesenian masyarakatnya melalui beragam kegiatan yang berdampak pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. Terkhusus SDM muda dan berbakat dibidang seni. Itulah sebabnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tubaba  bekerjasama dengan Sekolah Seni Tubaba (Yayasan Pendidikan Seni dan Ekologi) menggelar presentasi pelatihan kesenian pada Sabtu, 23 April 2022.


flyer Event

Acara yang digelar sejak sore di area Tiyuh-tiyuh Ulluan Nughik, Kelurahan Panaragan Jaya, Tubaba tersebut menyajikan presentasi berupa karya hasil dari pelatihan yang digelar selama dua bulan penuh  sebelumnya.  Adapun kesenian yang ditampilkan adalah: pameran seni rupa, pemutaran film, pementasan tari nenemo, musik perkusi, biola, kecapi, serdam,  gamolan pekhing, teater anak, serta pembacaan puisi dan cerpen.

Pelatihan kesenian yang diberikan tidak bermaksud  mendorong peserta didik menjadi seniman, melainkan mengajak peserta didik mengalami proses berkesenian sebagai pengembangan diri. Sungguh pun penguasaan material, media dan metode tetap dianggap penting.

 

Aktivitas Sekolah Seni TUBABA

proses berkesenian di kabupaten TUBABA.

Hal yang menarik dari presentasi tahun ini adalah kontribusi seniman-seniman Tubaba, sebagian besar merupakan “produk” dari Sekolah Seni Tubaba, kini telah menjadi tim pengajar (fasilitator), di antaranya Mustofa, Kiki Windarti, Yoyon Gideon, dan Ismail. Mereka berkolaborasi dengan sejumlah seniman yang telah terlebih dahulu berpengalaman, di antaranya: Alexander Gebe, Andika Ananda, Suvi Wahyudianto, Chandra P Purwakanti, Romi Jaya Saputra, Jhon Heryanto, Edythia Rio W., Aufaris Opaw, dan Kim Komanders. Persilangan generasi, media, dan teritori menunjukan program ini terus berkembang.

Pada edisi tahun ini setidaknya melibatkan sekitar 300 peserta didik dari sejumlah sekolah dan tiyuh-tiyuh di Tubaba. Lokus pelatihan digelar di tiga titik utama (dan area-area di sekitarnya): Ulluan Nughik (Panaragan Jaya), Kecamatan Lambu Kibang dan Kecamatan Gunung Agung. Selama dua bulan para pengajar blusukan ke lokus-lokus tersebut.

 

aktivitas berkesenian yang tak melulu harus di dalam ruangan.

Konsistensi pemerintah daerah Tubaba yang menjadikan pengembangan sumber daya manusia (SDM) sebagai program prioritas, salah satunya terwujud dalam program ini. Upaya menggunakan proses kesenian sebagai media pengembangan diri dan secara konsisten melaksanakannya dalam kurun waktu tujuh tahun, mungkin hanya satu-satunya yang dilakukan oleh sebuah lembaga pemerintah daerah di Indonesia. (S.i/di).

0 comments :

Posting Komentar

Scroll To Top