Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Kamis, 09 Januari 2025

PESONA SUSUR SUNGAI WIRALAGA MESUJI

 

bahagia menikmati wisata susur sungai Wiralaga Mesuji.


Salah satu hal yang buat bahagia menjalani profesi Master of Ceremony itu adalah ketika mendapat pekerjaan memandu acara di luar kota. Selain menjalani tugas sudah tentu punya waktu untuk tandang langsung ke destinasi wisata yang letaknya tak jauh dari lokasi acara.

Maka rasa bahagia itu juga terjadi ketika mendapat tugas memandu acara Peringatan Hari Ibu di kabupaten Mesuji. Meski jarak ke kabupaten Mesuji terbilang jauh dari kota Bandar Lampung tapi setidaknya mendapatkan kesempatan tandang langsung menjadi pengalaman baru yang tentu berharga ketimbang sekedar dapat info dari orang lain.

 

Maka jadilah di siang yang cerah itu, saya bersama rekan, Rasyid  bergegas mengemudi menuju Mesuji dari pusat kabupaten Tulang Bawang Barat. Sebelumnya, saya juga bertugas memandu acara Peringatan Hari Ibu di kabupaten Tulang Bawang Barat. Maka jarak dari Tulang Bawang Barat ke Mesuji tidaklah terlampau jauh. Tinggal mengakses TOL semua jadi lancar. Sebenarnya, saya bersama 3 rekan sebelumnya, tetapi 2 rekan saya, Athar dan Reza kembali ke Bandar Lampung dulu untuk menjalani UTS offline di kampus mereka masing-masing sebelum nantinya akan kembali bergabung dengan kami di Mesuji (nasib anak kuliahan, hehehe).

 

TANAH GAMBUT, JALAN JELEKNYA  GABUT.

 

Lepas waktu Dzuhur, saya dan Rasyid tiba di rumah dinas penjabat Bupati Mesuji. Setelah beberapa menit sebelumnya di kawal Tim Patwal dari gerbang tol Mesuji hingga ke letak rumah dinas penjabat Bupati Mesuji. Istri penjabat Bupati Mesuji – mba Elis, begitu saya akrab menyapa beliau perkenankan kami bermalam di rumah dinas. Kami dipersilakan menikmati santap siang yang telah terhidang. Lauk pauk makan siang yang lengkap dan lezat buat saya dan Rasyid tak berfikir lama. Ayam goring Kampung, Ikan Bakar dan Udang Goreng langsung tersantap.  Usai menikmati hidangan siang nan lezat saya dan Rasyid di ajak oleh mba Elis tandang langsung ke sungai Wiralaga – sebuah destinasi wisata sungai andalan di kabupaten Mesuji.

 

Saya dan Rasyid menumpang pada kendaraan dinas terpisah dari mba Elis dan rekan. Beruntungnya cuaca siang itu tidak begitu terik. “Padahal dua hari sebelumnya hujan terus tiap siang ke sore...” ujar driver pada kami.  Sepanjang jalan menuju letak sungai Wiralaga, mata saya memperhatikan secara lekat setiap hal yang saya temui di sepanjang jalan yang kami lalui. Bentangan kawasan perkebunan dan lahan gambut bersanding dengan barisan hunian masyarakat setempat.  Bisa jadi karena kontur tanah gambut dan lembab itulah yang menyebabkan kondisi jalan yang semula di bangun kokoh permanen dengan mudah dapat rusak kembali. Sepertinya perlu strategi dan teknik khusus dalam perencanaan dan pembangunan jalan di kabupaten Mesuji.

 

Wujud Buah Nipah dalam 1 tandan.


SEJARAH WIRALAGA YANG ISTIMEWA.

 

Setelah melalui beragam kondisi jalan termasuk melewati komplek perkantoran Pemerintah Kabupaten Mesuji, kami tiba di dermaga wisata sungai Wiralaga. Sebenarnya, sejak awal masuk pada bagian depan perkampungan Wiralaga mata saya disuguhkan beragam aktivitas masyakarat nan khas. Wiralaga sendiri termasuk kampung tertua di kabupaten Mesuji. Dalam catatan sejarah, Wiralaga telah menjadi perkampungan sejak 1865 dan telah menjadi bagian dari perkembangan provinsi Lampung. Sebagai sebuah kabupaten di provinsi Lampung yang bertetanga dengan kawasan provinsi Sumatera Selatan, sebagian sungai yang melintasi Mesuji juga melintasi bagian dari provinsi Sumatera Selatan. Mesuji berada di pinggir sungai-sungai besar bersama 8 kampung tua lainnya. Diantaranya kampung Sungai Sidang, Sungai Cambai, Sungai Badak, Nipah Kuning, Sri Tanjung, Keagungan Dalam, Talang Batu dan Labuhan Batin.

 

Mobil yang kami tumpangi berhenti persis di pinggir sebuah jembatan kokoh yang dekat dengan hunian warga. Begitu saya turun, terlihat jelas aktivitas warga pinggir sungai termasuk kegiatan harian khas masyarakat lokal. Mulai dari jual beli hingga kegiatan mencuci yang semuanya mengandalkan air pada aliran sungai. Saat itu, saya tak hanya bersama istri penjabat Bupati Mesuji saja.  Turut serta pula mba Els Warow, sosok selebgram dan influencer provinsi Lampung yang juga merupakan ASN pada Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata kabupaten Mesuji. Maka tak heran jika baru tiba, semangat  perkontenan begitu terasa, hahaha.  Turut pula membersamai jajaran ASN Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata kabupaten Mesuji. Maka usai urusan perkontenan singkat itu, kami semua bergegas menempati dua kapal kayu bermesin diesel dengan ukuran cukup besar yang telah menunggu di bibir sungai.


 

Serunya sore di bentangan sungai luar Wiralaga bersama mba Elis.



PESONA SUNGAI DALAM DAN BENTANGAN SUNGAI LUAR

 

Kapal yang membawa serta saya, mba Elis, Rasyid, Els Warow dan Mba Tika beriringan dengan kapal yang di tumpangi oleh rekan-rekan Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata kabupaten Mesuji. Rute yang kami tempuh terlebih dahulu adalah sungai bagian dalam – begitu masyarakat lokal menyebutnya. Aliran sungai Kaboeng adalah nama awal dari sungai Wiralaga. Sungai Wiralaga sendiri terbagi menjadi dua bagian. Bagian dalam yang berisikan ragam tumbuhan rimbun pada sisi kiri dan kanan badan sungai lalu ada pula bagian luar yang merupakan bentangan luas dengan panjang sungai mencapai 220 km dan luas daerah aliran sungai mencapai 2.053 km persegi. Pantas saja, masyarakat Mesuji dapat dengan mudah menyantap sajian ikan dan udang. Tentu bentangan sungai menghasilkan ikan dan udang air tawar yang banyak.

 

Saat menyusuri badan sungai yang di sebut sungai bagian dalam, kami dapat lebih dekat melihat aktivitas warga pada bagian belakang rumah hunian mereka termasuk melihat ragam tumbuhan yang berpadu dengan air sungai yang jernih dan tenang. Saking jernihnya saya dapat melihat dasar sungai yang dipenuhi rerumputan. Selain ragam tumbuhan, saya juga melihat beberapa spot yang di tata sebagai tempat kunjungan yang kini sudah berubah semeraut karena terhempas sungai yang deras dan tentu minim perawatan. Dalam rentang waktu menyusuri sungai bagian dalam, kami juga diperlihatkan buah Nipah yang ternyata bagian dalamnya dapat di makan. Bentuk buah Nipah berwujud gerombolan buah dalam satu tandan. Bagian luarnya berwarna coklat tua mirip bunga kuncup dan bertekstur keras.  Mengangkat satu tandan buah nipah lumayan butuh tenaga. Ketika satu persatu buah dalam tanda di belah terdapat daging buah yang mirip kelapa, berwarna putih bening. Selintas mirip daging buah rambutan. Untuk mengambilnya tinggal dicongkel untuk membuatnya terlepas dari kulit buahnya. 

Sungai Luar dan Sungai Dalam - dalam aktivitas Susur Sungai Wiralaga

 


Puas menyusuri bentangan sungai bagian dalam, kapal yang kami tumpangi beranjak menuju bentangan sungai bagian luar yang jauh lebih luas dengan pemandangan yang lebih luas. Hunian warga yang padat pada sisi kanan dan bentangan tumbuhan penyangga  sungai pada sisi kiri. Sepanjang kapal berlayar, mata saya tak henti mengagumi bentangan sungai yang memukau. Terlihat oleh saya potensi besar dari wujud sungai yang belum termaksimalkan. Kondisi sungai Wiralaga yang menurut saya punya suasana tenang dengan air sungai yang jernih. Jadilah sore yang syahdu bagi kami semua mengabadikan moment. Sangat berharap pula Kepala Daerah kabupaten Mesuji terpilih bersama segenap perangkat darah nantinya mampu mengoptimalkan potensi sungai Wiralaga hingga benar-benar menjadi Wisata Sungai yang potensial. Meski saya tahu ada Festival Sungai yang berlangsung di kabupaten Mesuji dan menjadi jadwal festival daerah unggulan kabupaten Mesuji, itu saja tak cukup. Gelaran tahunan tentu tak ada artinya jika tidak dilakukan maintenance secara berkala. Baiknya, segala komponen Pemerintah Daerah bersama segenap lapisan masyarakat Mesuji bergandengtangan dalam menjaga kebersihan dan keasrian lingkungan sungai untuk terus lestari, dan memesona. Tak hanya pihak yang penasaran, saya pribadi masih berminat kembali tandang dan eksplorasi lebih lanjut  sungai Wiralaga yang menurut saya Istimewa.


0 comments :

Posting Komentar

Scroll To Top