Sebagai kabupaten yang memiliki fokus
pada pembangunan kualitas manusia, Tulang Bawang Barat terus mengasah jiwa seni
dan berkesenian masyarakatnya melalui beragam kegiatan yang berdampak pada
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. Terkhusus SDM muda dan berbakat dibidang
seni. Itulah sebabnya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tubaba bekerjasama dengan Sekolah Seni Tubaba
(Yayasan Pendidikan Seni dan Ekologi) menggelar presentasi pelatihan kesenian
pada Sabtu, 23 April 2022.
flyer Event
Acara yang digelar sejak sore di
area Tiyuh-tiyuh Ulluan Nughik, Kelurahan Panaragan Jaya, Tubaba tersebut
menyajikan presentasi berupa karya hasil dari pelatihan yang digelar selama dua
bulan penuh sebelumnya. Adapun kesenian yang
ditampilkan adalah: pameran seni rupa, pemutaran film, pementasan tari nenemo,
musik perkusi, biola, kecapi, serdam,gamolan pekhing, teater anak, serta pembacaan puisi dan cerpen.
Pelatihan kesenian yang diberikan
tidak bermaksud mendorong peserta didik
menjadi seniman, melainkan mengajak peserta didik mengalami proses berkesenian
sebagai pengembangan diri. Sungguh pun penguasaan material, media dan metode
tetap dianggap penting.
Aktivitas Sekolah Seni TUBABA
proses berkesenian di kabupaten TUBABA.
Hal yang menarik dari presentasi
tahun ini adalah kontribusi seniman-seniman Tubaba, sebagian besar merupakan
“produk” dari Sekolah Seni Tubaba, kini telah menjadi tim pengajar
(fasilitator), di antaranya Mustofa, Kiki Windarti, Yoyon Gideon, dan Ismail.
Mereka berkolaborasi dengan sejumlah seniman yang telah terlebih dahulu
berpengalaman, di antaranya: Alexander Gebe, Andika Ananda, Suvi Wahyudianto,
Chandra P Purwakanti, Romi Jaya Saputra, Jhon Heryanto, Edythia Rio W., Aufaris
Opaw, dan Kim Komanders. Persilangan generasi, media, dan teritori menunjukan
program ini terus berkembang.
Pada edisi tahun ini setidaknya
melibatkan sekitar 300 peserta didik dari sejumlah sekolah dan tiyuh-tiyuh di
Tubaba. Lokus pelatihan digelar di tiga titik utama (dan area-area di
sekitarnya): Ulluan Nughik (Panaragan Jaya), Kecamatan Lambu Kibang dan
Kecamatan Gunung Agung. Selama dua bulan para pengajar blusukan ke lokus-lokus tersebut.
aktivitas berkesenian yang tak melulu harus di dalam ruangan.
Konsistensi pemerintah daerah Tubaba
yang menjadikan pengembangan sumber daya manusia (SDM) sebagai program
prioritas, salah satunya terwujud dalam program ini. Upaya menggunakan proses
kesenian sebagai media pengembangan diri dan secara konsisten melaksanakannya
dalam kurun waktu tujuh tahun, mungkin hanya satu-satunya yang dilakukan oleh
sebuah lembaga pemerintah daerah di Indonesia. (S.i/di).
Berkemah dengan gaya di Villa Bukit Cendana, Pesawaran - Lampung.
Selain
pesona wisata bahari, kabupaten Pesawaran di provinsi Lampung juga memiliki
beragam pesona alam yang memukau. Salah satunya Bukit Cendana. Awal tahun 2010,
Bumi Perkemahan Harapan Jaya banyak jadi sasaran komunitas atau organisasi
melaksanakan kegiatan perkemahan.Selain
kemudian hamparan kebun serai nan hijau menjadi daya pikat kunjungan wisata ke
Bukit Cendana yang letaknya begitu dekat dengan Bumi Perkemahan Harapan Jaya.
Apa ia tak tertarik tandang ke tempat asri seperti ini dan camping di hamparan rumpupt hijau?
Menuju
ke desa Harapan Jaya tinggal mengakses jalan menuju Hanura, lalu tiba di
pertigaan Padang Cermin berbelok ke kanan ke arah pasar Way Ratai. Jalan menuju
desa Harapan Jaya tepat berada di samping pasar Way Ratai setelah SD Negeri 1
Way Ratai. Desa Harapan Jaya merupakan salah satu desa yang berada pada dataran
tinggi dalam kecamatan Way Ratai. Dalam kawasan desa Harapan Jaya juga terdapat
Air Terjun Sinar Tiga yang sangat mudah diakses. Selain Bumi Perkemahan yang
dapat menampung ratusan orang peserta kemah. Suasana desa Harapan Jaya juga
tergolong sejuk karena berada di lereng gunung Sukmailang dan dikelilingi
pepohonan rindang serta hamparan kebun kopi dan pala.
Tampilan Villa Bukit Cendana dari depan. Sederhana namun Bersahaja.
Sebenarnya
bukan kali pertama Saya tandang ke Villa Bukit Cendana. Sebuah Villa yang
berada tepat sebelum lokasi Bumi Perkemahan Harapan Jaya. Bangunan rumah kayu
sederhana bergaya arsitektur 80-an itu sudah memikat hati ketika kali pertama
Saya melihatnya. Bagunan sederhana itu menjadi mewah karena bersanding dengan
asrinya lingkungan sekitar. Barisan pohon cendana yang rimbun menambah keasrian
lingkungan Villa selain beberapa pohon pinus dan cemara yang menambah estetika
kawasan.
View dari letak Villa. Dari kejauhan terlihat pulau Legundi dan rimbunnya pohon cendana.
Yang
membuat hati kepincut pada Villa Bukit Cendana adalah halaman rumput yang
terbentang hijau dibagian belakang bangunan villa.Saya bertemu ibu Budi, sosok yang mendiami
bangunan villa lebih dari 20 tahun memberikan kesediaan pada Saya dan
rekan-rekan untuk melakukan camping di halaman rumput hijau dibagian belakang
bangunan villa yang memikat hati Saya dan teman-teman. “Siapapun yang mau
ngecamp wajib mengabari dulu. Telepon ibu biar nbanti disiapkan pekarangannya”
ujar ibu Budi menjelaskan pada kunjungan Saya sebelumnya.
Suasananya benar-benar asri. Sungguh menyenangkan camping di Lokasi ini.
Maka
tak heran bila Saya, Marzha, Fateh, Uno, Naufal dan sepasang Muli Mekhanai Bandar Lampung - Nuke dan Rizal begitu antusias ketika menggelar camping di
villa Bukit Cendana dengan tenda dan perlengkapan camping dari Rangrang Outdoor. Meski menggelar tenda
di pekarangan Villa tetap merasa istimewa. Semua karena suasana yang asri.
Lingkungan Villa yang bersih dan jauh dari hiruk pikuk perkotaan bikin suasana
jadi makin nyaman. Udara sepanjang hari pun tergolong sejuk. Dan yang juga
istimewa adalah bentangan pesona alam dari kejauhan dapat terlihat jelas dari
letak Villa Bukit Cendana.
Camping superb gaya bareng Rangrang Outdoor dan Muli Mekhanai Bandar Lampung @IMKOBAL
BERMALAM MEWAHCUACA CERAH.
Lepas
tengah siang Saya dan kawan-kawan tiba di Villa Bukit Cendana. Cuaca terbilang
bersahabat siang itu meski sisa hujan masih terasa lekat. Kendaraan roda empat
yang kami bawa terparkir pada rumah pak Azis yang berada di bagian bawah Villa.
Keputusan tersebut kami lakukan berdasarkan pengalaman kunjungan sebelumnya.
Mobil sempat sulit menanjak dan terjerembab di jalan tanah basah bercampur bebatuan
kecil. Sama sulitnya ketika rute kembali. Maka supaya tidak mengalami
kekhawatiran kembali Saya memutuskan menitipkan kendaraan setelah meminta izin
pada pak Azis sebelumnya.
Serius gak tertarik Foto berlatar bangunan Instagenic begini ?
Halaman
rumput hijau dibagian belakang Villa tersaji rapih dan telah siap kami tempati.
Itulah untungnya bila mengabari ibu Budi terlebih dahulu sebelum melakukan
camping. Terlebih saat ini beberapa tanggal mudah terisi oleh pemesanan
beberapa pihak yang ingin melakukan camping baik keluarga, rombongan
komunitas/organisasi hingga instansi. Secara hitungan tenda, halaman rumput belakang
Villa dapat menampung lebih kurang 15 tenda muatan 3-4 orang pertenda. Maka
ketika kami mendirikan 3 tenda, kami masih punya ruang yang cukup luas untuk
kami eksplorasi dan tempat berswafoto.
the genks
KLIK VLOG dibawah ini untuk melihat visual Villa Bukit Cendana dan serunya Camping Superb Gaya.
Tampilan Milky Way di langit Villa Cendana karya jepret-nya Fatih
Saat
malam datang, suasana halaman belakang yang jadi lokasi kami camping semakin
nyaman. Terlebih tak ada tamu lain selain kami. Jikapun ada pendatang yang
tertarik menggelar tenda maka oleh ibu Budi dialihkan ke lokasi lain. Jadi
jangan lupa hubungi ibu Budi untuk reservasi sebelum niat camping super gaya di
pekarangan belakang Villa Bukit Cendana. Dijamin suasana camping makin nyaman
dan bisa menggelar acara dengan privasi lebih terjaga. Buat api unggun,
barbeque, hidupkan musik dan bergoyang suka suka karena saat camping akan ada
aliran listrik dari Villa yang bisa buat charger ponsel. Bila cuaca bersahabat,
milk way akan menghias hamparan langit dan menambah suasana malam semakin
syahdu.
Karena
rasa penasaranlah yang membuat Saya dkk membulatkan tekat untuk tandang
langsung ke Temiangan Hill – sebuah kawasan puncak yang sedang santer
terdengar.Keingintahuan yang besar
itulah yang telah membuat Saya dkk rela menempuh berjam-jam perjalanan dari
Bandar Lampung hingga akhirnya tiba di bagian Barat provinsi Lampung.
IMKOBAL Explore adalah program besutan Ikatan
Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung (IMKOBAL) yang bertujuan memperkenalkan
segala potensi seni budaya dan pariwisata daerah dengan cara mendatangi
langsung beberapa kabupaten/kota di provinsi Lampung. Program IMKOBAL Explore
dimulai ketika gelaran bertajuk ‘Bandar Lampung – Kota Ragam Pesona’ pada 2015
silam.Lalu program MANJAU pada 2016
yang dibuat guna menggali potensi lokal daerah bersama Muli Mekhanai Kota Metro
kala itu. Selanjutnya 2017 rekan-rekan Muli Mekhanai mendapat kesempatan untuk
eksplorasi langsung ke Gunung Anak Krakatau. Tahun 2018, program IMKOBAL Explore
menjadi tajuk resmi aktivitas kunjungan wisata Muli Mekhanai kala tandang ke
Way Bekhak, Tanggamus atas inisiasi Kabid Pengembangan Destinasi Dinas Pariwisata
Kota Bandar Lampung – Eva Cahyarani dan diperkuat oleh ide Mekhanai Firly untuk
menjadikan program IMKOBAL Explore lebih banyak mengekspopse potensi
daerah/lokal.
Saya menyebutnya ‘bonus
perjalanan – suatu hal yang tak pernah direncanakan tapi terjadi dan justru
jadi bagian yang buat traveling semakin bahagia dan berkesan. Nah, salah satu
bonus perjalanan tersebut terjadi saat pelesiran ke Jepang pada akhir Januari hingga
Februari pada 2019 lalu. Menikmati Sapporo Snow Festival.
Nasi kuning dan tumpeng tentu bukan jenis
kuliner yang asing bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.Sejak kecil, saya terbiasa menyantap sepinggan
nasi kuning dalam acara keluarga.Begitupun
wujud tumpeng yang kerap terlihat pada ragam jenis perayaan hingga acara
kenegaraan.Sebagai masyarakat Indonesia
tentu pernah makan nasi kuning atau tumpeng kan?. Kalau belum pernah makan nasi kuning atau
tumpeng?, mari ikut saya menjajal rasa dan rupa dari Sedop Nasi Kuning dan Tumpeng,
yuk...
…’Chan cuma punya waktu luang 20 menit. Mohon
jangan telat.’
‘see you 2 pm on location. Sharp!’. Begitu ujar
Marlina (Lina) lewat pesan singkatnya.
Saya lekas memastikan alamat yang diberikan
Lina melalui aplikasi Google Map dan menyesuaikan dengan rute kereta dari
posisi saya berada ke alamat yang diberitahu oleh Lina. Siapa sangka tujuan ke
Seoul untuk telisik seni budaya eh, malah dapat kesempatan bertemu dan mewawancarai artis Korea!. Lumayan kan
bisa mengulik rahasia jadi artis Korea?, hehehe. Ini yang disebut ; Bonus
ngTrip. Kemon Genks!!.
Senang rasanya ketika tahu Liberty dan Times
Square masuk dalam jadwal kunjungan di New York. Langsung teringat beberapa buku yang pernah saya baca
termasuk buku sejarah masa SMP dulu. Juga puluhan judul film yang menampilkan
wujud Liberty dan Times Square. Tuhan selalu punya cara untuk mewujudkan mimpi
hambanya. Siapa sangka anak kampung macam saya ini akhirnya bisa ke New York
beneran.
Saya dan seluruh rombongan bergegas masuk bus
usai sarapan dengan membawa serta seluruh perlengkapan yang telah dipersiapkan
sejak malam. Yup, sore hari saya dan rekan-rekan tim seni budaya Bandar Lampung
akan menuju kampus Universidad de Monterrey (UDEM) untuk melakukan gladi resik dan
melakoni pertunjukan pada malam harinya. Tapi sebelumnya, pagi hingga siang
hari kami akan mengunjungi sebuah kawasan wisata terkenal di kota Monterrey ;
Grutas de Garcia.
Saya menghela nafas lega saat pengeras suara
menyampaikan bahwa pesawat akan segera mendarat.Hamparan kota Monterrey terlihat menarik dari
balik jendela pesawat.Lega rasanya akan
segera mengakhiri perjalanan panjang di tempat tujuan utama. Setelah sebelumnya
mengarungi angkasa selama 22 jam dari tanah air hingga John F. Kennedy
International Airport. Lalu melanjutkanpenerbangan ke Idaho – Texas dari New Wark di New Jersey selama 3
jam.Dan terakhir melakoni penerbangan
selama 2 jam dari Texasuntuk tiba di
kota Monterrey. Lama ya?, namanya juga
traveling. Capek?. Diem dirumah aja juga capek!. Jadi mending jalan-jalan kan?
Yok, lets go Genks!.
hasil bidikan kamera dari balik kaca bus yang saya tumpangi.
Sepuluh
pagi waktu New York di akhir Oktober 2019 saya dan tim seni budaya Bandar Lampung tiba di John F. Kennedy International Airport.Kami sigap menuju bus usai urusan imigrasi
yang lumayan ketat dengan runutan pertanyaan yang begitu lengkap termasuk
mengurus koper barang diantara padatnya aktivitas manusia di salah satu bandara ternama
Amerika tersebut.Saya mengalihkan
pandangan ke jalan raya dari dalam bus yang akan membawa saya dan tim ke pusat
kota New York.Kami semua bersemangat untuk eksplorasi New York sehari penuh setelah lebih dari 22
jam penerbangan dari tanah air. Meski harus berjalan kaki dikeramaian kota New York tidaklah keberatan karena pasti bakal seru. Let's go Genks!!.
Saya perlu waktu khusus untuk menuliskan pengalaman berikut. Karena kisah pelesiran ini berkenaan dengan impian saya sejak mengenal buku pelajaran sejarah di Sekolah Dasar. Itulah mengapa saya begitu semangat keluar
dari bus ketika koh Daniel – sang tour guide mengumumkan bahwa kami telah tiba
di lokasi tujuan.Antusias telah
terkondisi sejak pagi karena jadwal kunjungan kami ke patung Liberty!. Tahu dong betapa berartinya bisa foto di
patung Liberty langsung di New York, Amerika Serikat. Meski ada banyak patung
Liberty kawe di beberapa taman dan pusat
permainan di nusantara, hwhw.