Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Rabu, 10 Desember 2014

MEMASAK DAN WARISAN HIKMAH DARI MAMA

Gulai Pindang Ikan Gabus - salah satu Hasil masakan saya



Kamu punya sisi kurang sabar dan kerap ceroboh melakukan kegiatan dalam kehidupan sehari hari..? Jika Ia, berarti sama dengan Saya. Selamat Kita masuk dalam kelompok yang isinya orang orang kurang sabar dan kurang terliti. Hahaaha.

Seingat saya, sejak di Sekolah Menengah Pertama saya tergolong pribadi yang kurang sabar dan kurang teliti dalam mengerjakan apapun yang di tugas kan ke saya. Setiap Pekerjaan Rumah dari sekolah - khususnya pelajaran hitungan pasti Saya selalu salah mengerjakannya. Selalu ada selisih dalam penjumlahan. Begitupun dengan tugas prakarya, selalu saja ada bagian dari prakarya yang luput dari perhatian saya sehingga mengurangi nilai bahkan pernah tak di nilai sama sekali karena salah di satu bagian mempengaruhi bagian lainnya.

Beruntung, Mendiang Mama mengajarkan saya Memasak.
Awalnya, saya sempat menolak ketika Mama - kala itu, selalu melibatkan saya dalam kegiatan memasak di dapur. Setiap di mintai ikut serta Mama memasak saya selalu bergumam kesal. Uniknya, justru Mama tidak pernah peduli dengan gumaman kesal saya. Mama justru terus dan terus saja melibatkan saya dalam kegiatan masak memasak di dapur. Bahkan tak jarang Mama mengajak serta saya turut ke Pasar Tradisional untuk membeli beberapa kebutuhan dapur.
Mulai dengan tugas mengiris bawang, memotong sayur mayur hingga pada racikan bumbu semua di ajari Mama. Ia dengan telaten mengajari saya cara yang benar memeras santan untuk menu masakan bubur kacang hijau atau gulai santan. Salah dalam memeras akan menghasilkan kuah yang tidak menarik. Termasuk menjaga agar kondisi santan tidak pecah kala dimasak dengan cara harus di aduk aduk secara perlahan tanpa diperkenankan berlainan arah.! Mama so Perfect untuk urusan mengajari masak. 
Tapi pintarnya Mama, lama kelamaan saya justru menikmati kegiatan menemaninya masak di dapur. Karena saya di perbolehkan menikmati masakan atau kue yang baru selesai dimasak lebih dulu sebelum di hidangkan, plus ada rasa senang ketika hasil masakan ternyata bercitarasa lezat. Merasa jago masak sungguhan rasanya. Pernah satu ketika Mama melibatkan saya dalam membuat kue bolu karamel. Saya bertugas mengaduk adonan kala itu. Tak boleh pakai mixer buat mengaduk adonan bolu karamel. Mengaduk adonan harus secara manual dengan kecepatan yang sama tidak boleh terlalu pelan atau terlalu cepat.! bravo Mama.!

Beberapa contoh hasil Masakan SayaSaya

Kue tart darurat ciptaan saya - bahan ala kadarnya



Seiring berjalannya waktu, semakin saya beranjak dewasa. Mama menyampaikan pada saya bahwa dengan ia mengikutsertakan saya dalam kegiatan masak adalah cara ia untuk mengikis rasa kurang sabar dan kurang teliti saya. Dan kini, kala ada waktu luang terlebih saat ingin suatu makanan saya lebih cenderung suka memasak di dapur. Ada kesenangan sendiri dalam mencipta ragam rasa dan meracik bumbu masakan pendamping nasi. Terlebih saat masakan yang saya cipta di cicipi oleh orang lain dan kemudian dapat sambutan baik bahkan ada yang meminta khusus di masakkan di lain waktu. Bagai sebuah penghargaan istimewa pada juru masak biasa dan coba coba. 
Saat tugas di luar kota, tinggal di home stay, asrama atau di apartemen yang ada perlengkapan masak, maka sudah di pastikan saya lebih memilih berbelanja bahan makanan dan juga sayuran di pasar atau supermarket terdekat lantas memanutnya jadi hidangan lezat baik untuk di makan sendiri maupun untuk bersama sama satu Team. 

Saat melakukan aktivitas memasak, saya memang di tuntut untuk lebih sabar, mulai dari memilih bahan makanan hingga meracik bumbu sampai proses pembuatan diatas penjirangan. Butuh perhatian dan tenaga yang tak hanya sekedar menjadikan masakan, tetapi harus  ada unsur keikhlasan dan totalitas di dalamnya. "Kamu tak akan  menghasilkan masakan yang lezat, jika kamu masak sambil marah dan ngomel!." Begitu dulu Mama berkata. Pernah juga Mama sampaikan bahwa Memasaklah sambil tersenyum seolah sedang di saksikan peri peri cantik di sekitar mu. Aaahh .... Mama memang paling bisa meredakan gerutu kesal saya kala itu.

Tanpa di sadari, memang ada sisi sabar yang saya bawa saat proses masak. Sabar di mulai dari memotong bawang, cabe, meracik bumbu hingga memotong sayuran kangkung misalnya, sampai menghasilkan Cah kangkung yang lezat. Ada proses teliti dalam mengecap cita rasa yang pas terhadap masakan. Tidak boleh berlebih dalam satu komposisi hingga menghasilkan rasa yang enak di lidah. Unsur ketelitian dalam memasak memang di uji. Sama hal nya harus teliti terhadap bahan masakan yang hendak di masak. Sejak mulai memilih bahan panganan yang di beli di pasar hingga memasak bahkan sampai proses menghidangkannya. Saya tak lagi peduli dengan tanggapan orang bahwa memasak adalah wilayah kerja wanita. Yang membuat anggapan tentu sebagian awam. Toh kini bertebaran ahli masak Pria. Tak perlulah saya dengar celoteh yang menganggap remeh urusan masak.  Saya cukup bersyukur memiliki kemampuan memasak, meski hanya kesekedar membuat hidangan sederhana.  Memasak bagi saya bagai terapi yang bisa sedikit mengurai emosi sehingga bisa lebih sabar, rileks dan juga teliti karena proses sejak awal hingga akhir memasak. Terima kasih mendiang Mama tercinta atas banyaknya warisan ilmu yang  engkau sisipkan dalam diri ini. Jika saja dulu saya tak di libatkan dalam kegiatan memasak di dapur, tentulah saya hanya sosok pria yang cuma bisa makan saja dan akan sangat menderita ketika tugas luar kota yang karena kondisi mengharuskan saya masak sendiri. 



2 komentar :

  1. Sayang ya acara kita padat di Banjarmasin sehinnga kita-kita takan sempat menikmati hasil masakan Mas Indra :)

    BalasHapus
  2. Tenang mba nanti ada moment Dimana aku akan masak buat kalian... Kan Project kita masih buanyaaaakkkk

    BalasHapus

Scroll To Top