Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Senin, 08 Februari 2016

WEDDING TRIP ; PENGALAMAN JELAJAH PENUH KISAH (Part 1)




pemandangan belakang rumah Ryan - kecamatan Lemong - Pesisir Barat - Lampung

 


Saya langsung setuju kala mba Dewi mengajak saya ikut serta dalam perjalanan ke Pesisir Barat.
Terlebih, kunjungan ke Pesisir Barat kali ini dalam rangka gelaran pernikahan rekan kami – Ryan, selain menengok keindahan Pesisir Barat yang memesona.
Tak berlebihan kiranya, jika saya menyebut Pesisir Barat sebagai salah satu kabupaten di provinsi Lampung yang menawan hati saya dan selalu ada rasa rindu untuk kembali lagi dan lagi. Meski rute perjalanan menuju ke Pesisir Barat tidaklah singkat. Butuh waktu 6 jam dari kota Bandar Lampung. Tapi saya tetap bersemangat jika diajak serta menuju kawasan Pesisir Barat.

Mba Dewi dan Ryan adalah dua sosok yang pertama kali saya kenal dalam sebuah perjalanan menapaki Gunung Anak Krakatau bersama rombongan trip kala media 2014 silam. Sejak pertemuan perdana, kami langsung klik dan kemudian beberapa kali melakukan kopi darat hingga akhirnya merasa ada keseruan antara pertemanan yang terjalin. 

***
 
Narsis di gardu Ronda seusai makan di Warung Sederhana. photo by Ilham.


Jadilah pada Jum’at siang,, rencana keberangkatan menuju Pesisir Barat terwujud nyata. Pada lokasi yang telah disepakati, saya di jemput oleh mba Dewi. Tak hanya mbak Dewi, telah ada beberapa rekan mba Dewi yang juga turut serta dalam perjalanan tersebut yang merupakan rekan rekan mba Dewi dan Ryan di Kampus UTB. Seiring perjalanan  saya pun mengenal mereka – mba Rara (sosok periang yang telah saya kenal sebelumnya), Lucky, Ilham, bang Imron dan bang Decky,. Mengapa saya sebut mereka ‘Bang’ ? – selain sapaan baru kenal , secara tampilan mereka tampak lebih dewasa daripada saya....hahahah…. Ooopss.!!! (kampak saya!!). 

Ilham mengendalikan kemudi siang itu. Melaju dengan kecepatan cukup baik diantara cuaca cerah dan rute perjalanan yang lancar. Meski sempat berhenti dibeberapa titik perjalanan. Biasalah, ada yang kurang rasanya jika melakukan perjalanan tanpa berhenti di beberapa tempat – warung waralaba – belanja camilan hingga minuman penambah gairah dan semangat, berhenti di pom bensin – isi bensin dan  pipis, dan sebagainya.  Selama perjalanan terjadi ragam perbincangan diantara lantunan music yang berpendar apik sebagai pelengkap suasana. Tak perlu waktu lama untuk saya dapat akrab dengan beberapa personal yang belum pernah saya temui sebelumnya tersebut. Well. Untuk sebuah permulaan perjalanan, segalanya berlangsung  menyenangkan.

Jelang sore, kendaraan memasuki kabupaten Tanggamus. Sempat berputar cukup lama dalam upaya mencari mesin ATM yang rata rata mengalami error. Beruntung kami telah menyempatkan makan siang (yang kesorean) dengan hidangan lezat dan khas di rumah makan sederhana beberapa saat sebelumnya. Setidaknya kekesalan pencarian mesin ATM yang berfungsi tidaklah begitu membawa emosi karena perut telah terisi.
Sore terus beranjak. Kendaraan  melaju gagah menuju Pesisir Barat. Memasuki kawasan Taman Bukit Barisan Selatan selepas kabupaten Tanggamus jadi moment tersendiri. Mulai dari kisah kisah seru, lucu, pengalaman personal hingga cerita mistis yang konon pernah dialami sendiri, orang lain maupun fiksi agar gelak tawa tercipta. Aahhh… tidaklah asik jika suatu perjalanan terlalu dibawa serius. Beruntung saya dan seisi mobil tidak ada yang begitu serius. Hahaha.

karena Selpik adalah sebuah keharusan dalam perjalanan

Sore semakin beranjak ke peraduan. Kami beruntung dapat menikmati matahari terbenam di areal pantai Mandiri – kawasan pantai yang dekat dengan area Surfing Tanjung Setia – Pesisir Barat. Tak ada pengunjung lain, selain kami sore itu. Matahari boleh terbenam, tapi semangat kami tak pernah padam. Malah semakin menyala dan super lincah kala mengabadikan diri di sepanjang bibir pantai yang lengang dengan ombak besar.
Aktivitas photo photo narsis dan mencoba aplikasi video slow motion harus segera di sudahi mengingat malam segera datang. Kemudi bergegas menuju Hotel Janitra – hotel yang telah di booking sebelumnya oleh mba Dewi untuk melepas lelah kami serombongan malam ini.

Hotel janitra - recomended buat para pelancong bermalam di kawasan Krui Pesisir Barat


Bersantai malam di Food Court khas pasar Krui.


Setelah  aktivitas berbenah diri , mandi dan meluruskan tubuh di kamar hotel kami sepakat keluar hotel untuk mencari menu makan malam sebelum tidur pulas nantinya. Saya langsung menyarankan rekan rekan menuju area pasar Krui yang saat malam menjadi arena berkumpul muda mudi dan keluarga menghabiskan waktu malam sembari menikmati aneka pilihan hidangan. Nyaris setiap ke Krui, saya selalu menyempatkan bertandang makan malam di area Pasar kota Krui ini. Suasana ramai dengan interaksi masyarakat yang khas sungguh menarik minat pengamatan saya. Begitupun malam itu. Makan malam, menuturkan banyak kisah sembari menyusun rencana rencana esok hari.
Sebelum tidur, malam itu kami sepakat untuk siap pukul 06.00 WIB. Karena butuh 1,5 jam perjalanan dari pusat kota Krui menuju kediaman Ryan – sang pengantin yang berbahagia.


…. Berlanjut ke Part 2 …..


2 komentar :

  1. Paling aman memang ke ATM itu pas di Bandar Lampung, Pringsewu ada bbrp tapi tetep aja deg2an kalau kelupaan :D

    BalasHapus
  2. Benar oom.... Rata Rata ATM di kawasan Tanggamus ber masalah Kemarin. BRI dan BNI ... Bisa jadi Saldo dalam mesin HABIS Karena long weekend

    BalasHapus

Scroll To Top