Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Senin, 08 Februari 2016

WEDDING TRIP ; PENGALAMAN JELAJAH PENUH KISAH (Part 2)



Tugu Kayu Aro - Landscape menarik di tengah pasar Liwa - Lampung Barat



Rencana yang telah disusun untuk siap jam 6 pagi hanyalah sebuah wacana.
Nyatanya, saya dan semua rombongan baru meninggalkan hotel pada pukul 7.30 pagi. Itupun sudah bercampur komando ligat dari mba Dewi. Saya termasuk yang bangun kesiangan. Hahahah.  Sungguh saya mengalami tidur pulas sepanjang malam.

Pagi ini, giliran bang Decky yang mengendalikan kendaraan menuju lokasi perayaan pernikahan Ryan. Selama perjalanan kami mencari kue Serabi khas Krui yang pada akhirnya tidak juga kami dapatkan. Untunglah beberapa dari kami mengganjal perut dengan seduhan pop mie. Tidak dengan saya. Karena saya tidak suka mie instan dipagi hari.

Lokasi tujuan kami pagi itu adalah pekon (desa) Bandar Pugung kecamatan Lemong kabupaten Pesisir Barat. Sepanjang perjalanan pemandangan pedesaan yang khas, asri dan bersinggungan dengan garis pantai tampak indah di pelupuk mata. Sesekali kami melihat aktivitas masyarakat yang juga begitu khas. Meski hari Sabtu, beberapa masyarakat tampak menjalankan aktivitas berkebun mereka. Panjang lebar kami membahas ragam topik pembicaraan bukan hanya bertujuan mengisi suasana kebersamaan kala pagi tetapi lebih pada menghibur diri, mengingat tujuan yang hendak kami capai tak juga kunjung tiba. Setiap personal di dalam kendaraan mulai cemas,  apakah rute yang kami tempuh salah. Meski terkadang ada keyakinan bahwa jalan yang kami lalui adalah rute yang benar. Pekon atau desa Bandar Pugung merupakan desa yang cukup ujung dalam kecamatan Lemong – Pesisir Barat – Lampung. Dengan kondisi jalan berliku dan bersinggungan dengan kawasan hutan dan hamparan perkebunan selain desa desa yang berdekatan.
Sempat bertanya pada beberapa warga, bahkan sempat bertemu dengan suasana perayaan pernikahan pihak lain. Termasuk menduga jemuran selimut bermotif bunga merupakan papan bunga layaknya papan ucapan  pernikahan. Hah!!! Maklum efek mata masih ngantuk.
Akhirnya kami tiba di lokasi perayaan pernikahan Ryan.  Kami merasakan sambutan hangat dari segenap keluarga Ryan. Sebuah penyambutan masyarakat Lampung yang khas. Sesaat saya dibuat takjub dengan hiasan acara pernikahan yang begitu tradisional. Setelah mengabadikan bentuk bentuk dekorasi yang unik dan khas Lampung pesisir. Bertindak sebagai pembawa acara, saya kemudian bergegas berkoordinasi dengan beberapa pihak keluarga Ryan untuk susunan acara pernikahan yang sesaat lagi akan berlangsung.

Narsis Sesaat di belakang rumah Ryan - Pekon Pugung - Lemong - Pesisir Barat.



***
Suasana pernikahan yang berkesan. Khas Lampung Saibatin. Bercampur suasana meriah dan kehadiran tetamu yang tak bisa dibilang sedikit. Bahkan rekan rekan kampus UTB dimana Ryan berkuliah dan berkarier turut hadir dalam kebahagiaan Ryan dan Diar – istrinya. Bahkan jajaran mahasiswa Ryan pun turut hadir merayakan kebahagiaan sepanjang siang tersebut – wajarlah, jika mahasiswa bimbingan tidak hadir di moment berharga sang dosen jangan harap bisa dapat nilai memuaskan. Hahahahahhaa

Bersiap memandu resepsi pernikahan Ryan dan Diar.

Pelaminan khas dengan pengantin berbusana pengantin Lampung Pesisir.


Tugas saya memandu acara resepsi pernikahan Ryan dan Diar tuntas terlaksana. Berkenalan dengan biduan berbusana hijau nan aduhai  lengkap dengan ‘sumpalan’ seolah menggenapi kumpulan kisah seru sepanjang perjalanan. Sungguh sebuah perhelatan yang khas dan meriah.
Selesai santap siang dan photo photo, kami bergegas pamit pada sang pemilik acara. Beberapa pihak harus segera kembali ke Bandar Lampung – begitupun saya yang telah terikat pada jadwal pada minggu pagi esok.

Selama perjalanan pulang, kami sempat singgah di beberapa spot wisata menarik. Salah satunya kawasan pekon (desa) Kota Karang – sebuah desa yang bersinggungan langsung dengan garis pantai. Pesona Batu Tihang yang menjulang menjadi incaran pengambilan photo dan video kami siang itu.

Pemotretan sedang berlangsung di Batu Tihang - pekon Kota Karang - Lemong - Pesisir Barat.


Ide mba Dewi lah yang kemudian mengubah laju kendaraan tidak melalui rute perjalanan pulang seperti rencana semula, tetapi malah melaju melalui rute kabupaten Lampung Barat.
Liwa adalah tujuan persinggahan kami selanjutnya.
Kondisi tempuh berkelok dari Krui ke Liwa di tambah kontur jalan yang bersinggungan langsung dengan jurang dan rimbunnya pepohonan tak menyurutkan semangat jiwa petualang kami, meski sepanjang perjalanan isi pembicaraan seputar berita artis artis ibukota merebak. Sosok mendesah gatal haus belaian – masuk setengah, hingga lantunan merdu nan khas dari sosok Patin yang menggemaskan. Semua adalah kelakar saya dan rekan rekan dalam kendaraan – membunuh sepi dalam perjalanan.

Pukul 15.30 WIB kami tiba di pasar Liwa dengan mendung menggulung tebal. Suasana lengang saat itu. Beberapa bangunan dan Tugu kayu Aro menghipnotis kami untuk berphoto.
Puas bernarsis diri di tengah pasar Liwa termasuk menunaikan Azhar di masjid depan Tugu Kayu Aro kami melanjutkan perjalanan ke Fajar Bulan. Kediaman bang Edward – sohib mba Dewi adalah tujuan persinggahan kami selanjutnya. Lumayan, bisa beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan sambil ngopi dan makan gratis. Hahahah.
Benar saja, sesampainya kami di kediaman bang Edward telah tersaji hidangan makan berat lengkap dengan lauk pauk lezat. Hhhmmm…. Tanpa banyak basa basi kami langsung menyerbu apa yang tersaji. Mba Dewi pun tampak lahap menyantap hidangan persembahan bang Edward. Makanan datang tepat disaat lapar melanda. Klop.!!!.

Bahagianya wajah kami di jamu oleh bang Edward. Terima kasih banyak bang Edward.


Seusai menyeruput kopi hangat persembahan bang Edward dan tak lupa menunaikan maghrib bersama, kami pun melanjutkan perjalanan. Jarak dari Fajar Bulan – Lampung Baret menuju Bandar Lampung masih lebih kurang 5 jam. Sungguh baik bang Edward. Mengerti betul ia akan para musafir yang lapar dan haus seperti kami, hahahha. Thanks Bang Edward.

Kondisi jalan yang berkelok sepanjang keluar wilayah Lampung Barat, disertai hujan lebat mengiringi rute kembali kami. Beberapa ruas jalan berlubang mengganggu perjalanan malam kami.  Bang Imron memegang kendali kendaraan malam itu. Beberapa kali mba Dewi kesal dengan kondisi jalan termasuk si pengatur laju kendaraan ketika mobil menghantam lubang lubang yang terasa rapat selepas kawasan Bukit Kemuning menuju Kota Bumi.  
Kami sempat singgah di Kota Bumi untuk menjajal kenikmatan bakso setelah mendatangi beberapa kedai bakso yang tutup. Hangat kuah bakso menyemarakkan perayaan malam minggu kami dalam perjalanan.

Suasana mobil dalam perjalana pulang.


Sungguh suatu perjalanan yang berkesan. Bertujuan menghadiri perayaan pernikahan Ryan dengan suasana pelesiran yang dominan. Maklum, rombongan satu mobil hobi jalan jalan semua. Tidaklah lelah dirasa, karena sepanjang perjalanan selalu ada saja yang bercerita dan kemudian memancing gelak tawa. Rute memutar khas petualang telah kami lakukan. Bermula dari Bandar Lampung melalui kabupaten Pesawaran – Pringsewu – Tanggamus – Pesisir Barat – Lampung Barat – Lampung Utara – Lampung Tengah – Lampung Selatan dan tiba dengan selamat kembali di Bandar Lampung. Alhamdulilah.

Terima kasih semua team satu mobil yang super kece – mba Dewi, mba Rara, bang Imron, bang Decky, Ilham dan Lucky. Salam Chebok, Cucuk, Mendesah-desah tanpa Kampak yaa.

5 komentar :

  1. terimakasih buat kesediaan teman2 semua yang sudah menyempatkan diri untuk mampir. lain kesempatan jangan sungkan utk mampir2 lagi yaa....

    BalasHapus
  2. Senang rasanya bisa menjamu teman2 semua, terimakasih juga sudah menyempatkan untuk mampir. lain kesempatan main2 lagi ke lampung barat ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yeeeyyyyy Terima kasih banyak Abang Edward atas kebaikan Abang menerima Kami. Jangan lupa Kalo wedding Nanti libatkan saya lagi yaaaa heheheheheh

      Hapus
  3. Seru banget, menghadiri resepsi pernikahan sambil jalan2 di Pesisir Barat.
    *Ngebayangin seruput kopi lampung hangat di Fajar Bulan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul oom Aku juga Masih kebayang Enaknya Kemarin itu... Kapan kapan Kita ke Lampung Barat Bareng yaa Oom heheeheh

      Hapus

Scroll To Top