Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Minggu, 25 Maret 2018

MENGENAL MAMAK WAYAK - PEMBUAT SEKURA DI LAMPUNG BARAT


paras Mamak Wayak - photo by Bang Eka


Sebagai salah satu bagian dari seni budaya nusantara, topeng tak sekedar benda  yang terpahat dari kayu pilihan. Topeng mewakili kisah panjang dibalik bentuk dan warnanya. Dari setiap bentuk Topeng memiliki kandungan filosofi yang telah terbentuk ratusan bahkan ribuan tahun silam.   Di Indonesia sendiri, ada puluhan jenis tari dan seni pertunjukkan yang menggunakan topeng sebagai daya tariknya. Tak terkecuali di Lampung. Provinsi yang terletak di paling ujung selatan dari pulau Sumatera ini memiliki bentuk kesenian topeng dengan nama ; SEKURA.

dari beranda Lamban Sekura - kediaman Mamak Wayak - kawasan pekon yang asri


Sekura adalah sebutan untuk topeng atau kerap disebut masyarakat Lampung ‘tuping’. Berkembang sejak lampau di masyarakat Lampung Pesisir.  Saat ini, Sekura mudah dijumpai di Lampung Barat mengingat masih terdapat seni pertunjukan hingga event tahunan daerah yang menggunakan Sekura tersebut. Tapi, tahu kah kamu pembuat Sekura di Lampung Barat ?. Okeh genks, mari simak uraian kisah saya berikut …

ragam ekspresi Sekura karya Mamak Wayak

saya dan Mamak Wayak dalam sebuah perbincangan di Kebun Raya Liwa - photo by bang Endang

 ASAL MULA SEKURA

Wajah sumringahnya menyambut kehadiran saya dan rekan-rekan sore itu.  “mari masuk…” ujar  Harun HS atau yang kerap disapa Mamak Wayak, empunya rumah, (Mamak, dalam masyarakat Lampung Barat berarti Paman). Suasana sore semakin berkesan kala kopi hangat tersaji. Sungguh baik ia menyambut tetamu yang datang.  Ragam rupa Sekura berjajar di sebuah dinding pada bagian dalam rumah panggung yang kami kunjungi. Tatapan saya terpaku pada setiap bentuk dari Sekura yang mewakili beragam ekspresi. “Setiap Sekura yang tercipta pasti punya cerita masing-masing, ya?” tanya saya pada Mamak Wayak. Ia mengangguk dengan senyuman mengembang diwajahnya.  “Sekura itu bagian dari budaya Lampung pesisir.  Telah ada sejak masa Skala Brak kuno…” Mamak Wayak mengawali kisahnya. Saya dan rekan rekan pun menyimak.

jajaran Sekura beragam ekspresi di dinding rumah Mamak Wayak

Mamak Wayak menuturkan beragam ekspresi dari Sekura karya nya - photo by bang Eka
 
Pada masa kejayaan Ratu Sekermong, dijaman Skala Brak kuno, Sekura jadi penutup wajah yang kerap dikenakan ketika terjadi perang saudara. “sebagai penganut animisme, perang saudara kerap terjadi dimasa itu.” ucap Mamak Wayak. Itulah mengapa masyarakat Lampung Pesisir yang mendiami kawasan Skala Brak Kuno menggunakan Sekura. Agar tidak terjadi keraguan ketika melakukan tindakan pembunuhan.
 “Mengapa terjadi perang antar saudara?” tanya saya penasaran. Mamak Wayak tersenyum tenang. “tentu ada runutan kisah panjang yang menyebabkan hal itu terjadi” ucap pria 2 anak ini berdiplomatis.  

Tentu runutan kisah bernilai sejarah akan berhari-hari tersaji bila saja harus dijabarkan sebab musabab terjadinya peperangan antar saudara pada masa Skala Brak Kuno. Setidaknya, masa itu telah berlalu. Masa animisme pun berakhir, ketika Empat Kepaksian hadir dan membawa pengaruh Islam di Bumi Sekala Brak yang kemudian menjadi identitas khas kawasan Lampung Barat saat ini. Dan nilai sejarah serta filosofi kisah dibalik Sekura menambah pesona terhadap wujud Sekura itu sendiri.

proses awal pembuatan - pengolahan kayu hingga pemahatan bentuk Sekura - photo by bang Eka
 
“Saya merasa terpanggil untuk mengenalkan Sekura sekaligus melestarikan nilai-nilai budaya Lampung Pesisir melalui Sekura” jelas Mamak Wayak ketika saya tanya alasan ia menekuni pembuatan Sekura di tahun 2017.  “Sekura sering tampil di banyak acara, tapi tak diimbangi dengan pembuatan bentuk Sekura itu sendiri” ucap Mamak Wayak. Beragam bentuk dan ekspresi Sekura telah tercipta. Bahkan puluhan karya Sekura Mamak Wayak menghias sajian tari dan pertunjukan di Lampung Barat hingga jadi barang koleksi para penggemar seni topeng nusantara.

Soal pengerjaan, Mamak Wayak tidak terlalu memasang target. “kadang 1 topeng dapat dikerjakan 5 hari. Tapi ada pula yang proses pengerjaannya lebih lama dari 5 hari” jelas Mamak Wayak yang mayoritas menggunakan jenis kayu Randu dalam pembuatan Sekura. “Selain jenis kayu Randu, Sekura juga dapat menggunakan  bahan baku dari jenis kayu Cempaka dan kayu Suren – sejenis batang pohon durian” terang pria kelahiran Canggu, 19 Agustus 1977 tersebut. Meski Sekura Mamak Wayak mayoritas tercipta dari jenis kayu Randu, ternyata memiliki kendala dalam pembuatan bila bentuk kayu masih dalam keadaan basah. “mengolah kayu Randu menjadi Sekura, harus dalam kondisi benar-benar kering” terang Mamak Wayak. “bila masih basah atau lembab, Sekura nantinya akan pecah” lanjutnya.

Mamak Wayak melakukan Finishing bentuk dari setiap Sekura yang ia ciptakan.
JENIS SEKURA DALAM BERAGAM ACARA

Bagi masyarakat Lampung Barat, Sekura  kini menjadi salah satu sajian seni dalam sebuah pertujukan hingga manjadi bagian dari budaya. Wujud Sekura akan mudah sekali ditemui kala pesta budaya tahunan khas Lampung Barat berupa Festival Skala Bekhak. Pesta Sekura pun tersaji  dalam tradisi perayaan Idul Fitri yang dilakukan secara bergilir oleh beberapa desa (pekon) di Lampung Barat.

rupa sajian dari Sekura Kamak (kotor) dengan tampilan compang-camping

BACA JUGA ; FESTIVAL SKALA BRAK 2017


sajian Sekura Betik - tampilan yang lebih rapih dengan hiasan penunjang berupa kain dan kacamata.
 
Yang menarik, Sekura akan tersaji bersama hiasan kain-kain dan busana warna warni hingga ada pula Sekura yang berdampingan dengan dedaunan dan pakaian compang-camping. Nah, sesuai wujud sajiannya, Sekura yang tampil compang-camping tersebut disebut Sekura Kamak alias Sekura Kotor.  Beragam penggambaran beragam ekspresi dari setiap tuping Sekura pun dapat mudah kita jumpai. Bersanding dengan aksesories pelangkap tampilan, seperti kaca mata dan  kain batik beragam motif. Selain Sekura Kamak, ada pula Sekura Betik yang tampil lebih rapih dan bersahaja ketimbang Sekura Kamak. Baik Sekura Betik maupun Sekura Kamak kerap menyajikan gerakan gerakan yang atraktif sebagai penggambaran suka cita disetiap sajian acara yang berlangsung.


Bila tertarik untuk melihat secara langusng jajaran Sekura beragam ekspresi karya Mamak Wayak, jangan lewatkan bertandang ke Lamban Sekura Mamak Wayak yang berada di jalan Pekon Negeri Ratu – Pemangku II Pekon Negeri Ratu kecamatan Batu Brak. Persis kawasan asri jajaran rumah panggung sebelum memasuki kawasan Bukit Geredai Bawang Bakung.  Kamu dapat menjadikan Sekura sebagai buah tangan dengan harga mulai dari Rp.50.000,-  Rp.100.000,- per topeng tergantung dari bahan baku dan kerumitan pembuatan Sekura itu sendiri. “Semoga upaya yang saya dan pengerajin lain lakukan dalam pengembangan Sekura dapat diapresiasi oleh instansi terkait dan seluruh mayarakat, sebagai upaya melestarikan dan menjaga khasanah budaya” harap Mamak Wayak.

Lamban Sekura Mamak Wayak Lampung Barat – 082176434567

17 komentar :

  1. Pertama-tama, dan mamak yang artinya paman sama dengan di Minangkabau. Di sana secara spesifik Mamak adalah Kakak atau Adik lelaki dari ibu kita tapi juga berlanjut ke keluarga besar yang masih satu keturunan ibu yang disebut saudara seperut...

    Yang kedua topeng sebagai alat pelindung wajah rupanya sudah digunakan nenek moyang sejak ratusan tahun yang lalu yang. Pantesan lahir istilah memakai topeng bagi orang-orang yang suka berpura-pura, menyembunyikan yang asli dan menampilkan wajah yang berbeda sama sekali.

    Menarik mengkaji masalah topeng ini....

    BalasHapus
    Balasan
    1. yes mbaa..uniknya di beberapa kawasan di nusantara punya topeng khas masing masing dan kisah dibalik topeng topeng tersebut. dan ternyta Lampung punya SEKURA.

      Hapus
  2. Ekspresi topengnya gak ada yang sama. Kalau dipakai untuk pementasan teater, kayaknya keren yaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. beberapa pembeli memang mereka yang berkecimpung di dunia seni tari atau teater gitu

      Hapus
  3. aku kira mamak itu cewek.. pas sampe bawah ternyata cowok ya bang.. btw kok awal sebelum di pakai lucu pas di pakai atraksi jadi agak serem ya topengnya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe... saat atraksi. Sekura kan ada dua bagian ada yang tampil rapih ada yang tampil compang camping.

      Hapus
  4. Topengnya khas dan beda dengan topeng lainnya. Bisa tidak ya topeng dibuat dari kayu lain selain kayu randu

    BalasHapus
    Balasan
    1. kayu lain tentu bisa tapi ada kesulitan pada proses pengerjaan karena jenis kayu lain cenderung tebal dan lama keringnya

      Hapus
  5. Wah, mirip seperti adat karo ya. Dalam adat karo, mama (tanpa k), juga merupakan panggilan untuk paman.


    Sekura ini bentuknya cukup nakutin ya. Agak serem juga kayaknya buat dijadiin oleh-oleh *IMHO*

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehehe...jika anti mainstream, oleh oleh topeng jadi lucu yaa kakak..hehehe

      Hapus
  6. Rasanya pas ke Festival Tanggamus 2015 lalu ada tarian Sekura ini ya bang. Dan, kalau Jojo diajakin ke sini, bisa jadi dia ngeborong banyak topeng hehe. Menarik lihat proses pembuatannya. Dan, foto2nya yang B/W itu pas banget. Ketjeh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yess.... Jojo demen yaaa dengan jenis topeng gitu..kayaknya nanti aku bawain deh kalo ketemu Jojo lagi hehehe... Yayan kapan dong ke Lampung lagi...

      Hapus
  7. Jadi pembuatan topeng ini masih manual ya. Berarti gak ada bentuk topeng yang sama. Orang seperti Mamak Wayak ini memang harus diapresiasi nih. Dia melestarikan satu karya yang bersumber dari tradisi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul segala pembuatan denganc ara manual... tak ada yang sama dan tak bisa di ulang sama persis. limited editions.

      Hapus
  8. Sekura nya bagus-bagus. Itu emang warna sekura nya cenderung warna kayu mentah begitu ya? Atau bisa dihias pake warna lain?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mamak Wayak membuat SEKURA tanpa banyak color. Warna Sekura dihasilkan dari proses pengasapan dan pengeringan. jika pun di warnai biasanya dilakukan oleh pihak sanggar atau teater yang membeli produk mamak Wayak

      Hapus

Scroll To Top