Dunia Inspirasi Penuh Warna by Indra Pradya

Rabu, 03 Mei 2017

MERAJUT KISAH PAGI DI JAKARTA MELALUI PELABUHAN SUNDA KELAPA




Kilatan cahaya yang berpendar di tugu Monumen Nasional belumlah hilang. Bahkan beberapa lampu sekitar masih terang benderang diantara ragam aktivitas masyarakat ibukota. Waktu subuh baru berlalu, ketika saya mengumpulkan semangat memulai pagi di Jakarta setelah melalui perjalanan dengan bis Damri sepanjang malam, melintasi selat sunda dan harus menikmati kenyataan berlayar bersama kapal besar yang hanya menyediakan kursi  penumpang sederhana. Pupuslah harapan saya sebagai penumpang untuk dapat tidur lelap dalam fasilitas lesehan. Meski begitu tetaplah berucap syukur atas kelancaran dalam pelayaran. Setidaknya nyawa ini masih terselamatkan.



Langkah kehidupan di kawasan Gambir justru telah dimulai jauh sebelum matahari bergaya di angkasa. Bahkan warga Jakarta telah memulai catatan kehidupan mereka jauh sebelum lampu lampu sekitar Monas padam.  Begitulah Ibukota. Meski diawal pekan tetap saja hiruk pikuknya terasa.   Pagi itu, seusai melepas lelah sesaat dan gosok gigi – tanpa mandi, saya bersiap bertemu dua sosok travel blogger ibukota yang berkenan menemui saya sebelum saya menghadiri acara resepsi pernikahan dimalam hari.



 KISAH PAGI DI  PELABUHAN SUNDA KELAPA

Suasana pagi terasa menyenangkan kala mas Salman – sosok travel blogger senior berkenan menemui saya di Gambir – sesuatu yang tidak saya tahu sebelumnya.  Setelah bersinggungan hanya melalui media sosial, akhirnya sosok  mas Salman yang seksi nan menggemaskan itu dapat saya lihat langsung sebelum akhirnya mba Donna dan suaminya - bang Agustinus, hadir menjemput kami berdua. Jangan tanyakan soal suasana saat bertemu. Hobah dan Chebooxx sudahlah tentu terjadi. Apa sih Hobbah dan Chebooxx itu ?, silakan ajak saya bertemu dulu nanti akan saya jelaskan, hehehe. Sok Iyess!!.

mas Salman - Blogger kece Bana Bana !!

Awalnya,  Mba Donna dan Suami nya yang rela jauh jauh menemui saya yang tak begitu penting ini,  membawa saya dan Salman menuju kawasan Menteng sebelum akhirnya beralih rencana ke kawasan pelabuhan Sunda Kelapa. Seru juga melihat suasana pelabuhan dan aktivitas masyarakat  di pagi hari.

Menjejakkan kaki di pelabuhan Sunda Kelapa di kecamatan Penjaringan – Jakarta Utara itu,  kita tak hanya sekedar melihat langsung suasana kehidupan di kawasan yang merupakan cikal bakal dari kota Jakarta , tetapi juga melihat aktivitas bongkar muat dan pekerja pelabuhan yang gigih . Jajaran kapal di bibir pelabuhan dan tampilan beberapa bangunan gedung tinggi yang kontras dengan areal pemukiman warga di sepanjang bibir pelabuhan Selat Sunda.

SUSUR PELABUHAN SUNDA KELAPA

Mulanya, mba Donna mengajak kami menyusuri kawasan pelabuhan dengan berjalan kaki usai mobil terletak rapih di parkiran yang jaraknya tak jauh dari kapal kapal besar yang berjajar di bibir pelabuhan.  Sampai seorang bapak tua menghampiri kami – yang kemudian kami kenal dengan sebutan pak Ochi, menawarkan kami untuk mengitari kawasan pelabuhan menggunakan kapal kayu yang ia tawarkan dengan harga Rp.50.000,-/PP.  Menarik juga keliling di pinggir pelabuhan dengan kapal kayu.  Agar perahu terisi seimbang, akhirnya mba Donna pun mengajakserta sang Suami yang sebelumnya memutuskan menunggu dalam mobil diparkiran.



Pak Ochi memegang kendali di bagian ujung kapal kayu bermesin, di hadapan pak  Ochi – mba Donna duduk bersama Suami, lalu mas Salman dan Saya. Bagai aktivitas susur sungai,  pak Ochi yang pandai berkisah itupun mulai menuturkan hal hal menarik disekitar kawasan yang kami lalui. Mulai dari jenis jenis kapal dalam kawasan pelabuhan,  spot menarik hingga tempat tinggalnya yang mengalami penggusuran. Kami pun mulai menggali beragam informasi seputar pelabuhan hingga hal hal yang berkenaan dengan aktivitas warga sekitar pelabuhan. 

suasana pelabuhan



Spot pertama yang pak Ochi hantarkan pada kami adalah menara pandang pelabuhan yang letaknya dekat dengan dermaga bebatuan. “tadinya, didekat menara itu ada lampu merah, tapi udah ketabrak kapal!.” tutur pak Ochi pada kami sembari terbahak.  Pak Ochi juga menawarkan kami untuk berhenti di dermaga batu yang beberapa bagian nampak kandas sebelum akhirnya kami sepakat mengajak pak Ochi untuk memutarkan arah kapal ke bagian semula karena kami tertarik tandang kebagian dalam dari kapal kapal yang ukuran besar di pinggir pelabuhan.

menara

kapal besar

Pak Ochi pun dengan cekatan menghentikan kapal kayu bermesin yang ia kemudian tersebut kesalah satu kapal besar yang dapat kami masuki. Lumayan buat photo photo ala ala. Namanya juga mengisi pagi di pelabuhan Sunda Kelapa. Anggep aja sedang pemotretan buat di posting di medsos kan?, hehehe. Apalagi kapal kapal yang berjajar di pelabuhan Sunda Kelapa itu semuanya instagramable lho!. Hehehehe. Sayang kalo gak mengabadikan diri dengan suasana yang kece bana bana itu!. Wajib!.


pemotretan ala ala - photo by mba Donna


GORENGAN HANGAT DI PEMUKIMAN WARGA

Seusai puas mengabadikan diri dalam bagian kapal besar kami pun diajak pak Ochi ke perkampungan nelayan yang jaraknya tak jauh dari pinggir pelabuhan. Hanya saja kami harus melalui kawasan pemukiman dan jajaran perahu perahu kecil milik warga sekitar pelabuhan. Selain itu, kami juga menggunakan perahu yang berfungsi sebagai penghubung antar dua bagian kampung yang terbelah oleh aliran air laut. Unik juga, nyeberang dengan kapal meski jaraknya tak terlalu jauh.

pingin juga ikutan beli sayur mayur

karena mengabadikan diri itu keharusan dalam perjalanan. - yang Moto Suaminya mba Donna

Penjaja sayuran dan kebutuhan rumah tangga langsung terlihat ketika memasuki bagian dalam pemukiman warga.  Kami pun terhenti didepan penjaja gorengan dan memutuskan untuk membeli beberapa jenis gorengan sebagai sarapan pagi kami. Sembari menikmati gorengan yang masih hangat kami duduk santai digardu yang letaknya dekat dengan penjual sayur mayur. Naluri masak saya pun terusik ketika melihat ikan kembung segar dan beragam jenis sayur mayur dihadapan saya. Pingin beli trus masak ikan kembung rica rica plus tumis pare, tumis genjer atau tumis kacang panjang pake tauco gitu!! Huadduuhhh!!! Naluriah emak emak nya keluar dah!!!, hahahaha.  Suasana pagi yang menyenangkan. Terlebih kami melihat langsung aktivitas kehidupan masyarakat kampung nelayan di pelabuhan Sunda Kelapa pagi itu. Bagai hamparan kehidupan bersahaja disudut ibukota. 

suasana pemukiman warga

suasana pemukiman warga
 
MENCARI  KOPI  DAN  SOP KONRO

 Waktu semakin beranjak siang.  Kami pun memutuskan untuk berlalu dari kawasan pelabuhan Sunda Kelapa dan melanjutan kebersamaan. Meski perut telah terganjal gorengan tidaklah lengkap tanpa menyeruput kopi. Kami pun sepakat mendatangi kedai kopi yang ternyata baru buka di pukul 10. Kepagian Broohh!!. Hahahaha. Akhirnya ritual ngopi dituntaskan di Seven Eleven! Hahahaha. Jadilah Mang!!.

tampilan Sop Konro !!! Lezatoosssss......

Semakin beranjak siang, rasa lapar melanda. Berhubung suami mba Donna telah menetapkan Sop Konro sebagai menu makan siang, maka kami pun bersedia. Tidaklah menolak untuk hidangan Makasar yang terkenal lezat tersebut. Meski ternyata mas Salman tidak begitu menaruh minat pada citarasa kuah sop Konro yang kental akan rempah tersebut. Kalo gue sih, selagi makanan Indonesia gak ada yang nolak!! Hahahahaha.

Di traktir mba Donna Sop Konro Lezaaatttt.!!!

Usai makan siang, Salman, mba Donna dan suami mengantarkan saya ke hotel Shofyan Syariah – Tebet. Kami pun berpisah untuk urusan masing masing.  Sungguh berucap syukur atas kebaikan mba Donna dan Suami serta mas Salman yang berkenan mengisi pagi saya di ibukota dengan penuh kisah. Suasana pagi di pelabuhan Sunda Kelapa serta beragam cerita menarik di pemukiman warga hingga merek merek product yang terucap sebagai sponsor acara sepanjang perjalanan antara saya dan mas Salman. Hahahaha. Semoga dipertemukan dalam perjalanan selanjutnya.

5 komentar :

  1. Seneng bisa bersamamu, ndra meski hanya setengah hari. Gegara kalian,kemarin pas kami berdua ke Purwakarta, di Tol yang panjang dan membosankan itu tetiba kami ketawa ingat kalian, kata Abang, "kalau ada Indra sama Salman, pasti seluruh tulisan di jalan tol sudah di baca semua sampe ke merek2 mobil" hahahah

    BalasHapus
  2. Seru banget ya mengawali perjalanan di Jakarta. Apalagi pas acara kumpul-kumpul hobah dan hujan-hujanan ala India. Hehehehe

    BalasHapus
  3. Haduuuh, liat sop Konro-nya bikin perut laper nih.
    Kapan ngopi oom?

    BalasHapus
  4. kece nih perjalanannya bang Indra, bagus ya wisatanya.

    BalasHapus
  5. OMG you're so lucky ditemanin keliling sunda kelapa oleh dua blogger kece. Tempat ini jd spot foto favorite saya juga di wilayah kota tua dan sekitarnya. kapan ke Jakarta lagi? let's meet up :)

    BalasHapus

Scroll To Top